Anda di halaman 1dari 16

Informed Consent

dr. M. Tauhid Rafii, SpM

Informed Consent
Dasar kebijakan informed consent :
1. UU no.29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
2. Permenkes no
290/MenKes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran

Informed Consent
Informed

Informed Consent
persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau
keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai
tindakan kedokteran atau kedokteran
gigi yang akan dilakukan terhadap
pasien

Informed Consent
Bertujuan untuk :
1.

Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan


dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik
tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan pasiennya.

2.

Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu


kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik
modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik
ada melekat suatu resiko
( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 )

Informed Consent
Diberikan setelah dokter menyampaikan
informasi yang wajib diketahui pasien, antara
lain :
1.
2.
3.
4.

Diagnosis dan tata cara tindakan


kedokteran;
Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;
Alternatif tindakan lain, dan risikonya;
Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
dan

Informed Consent
Pengecualian terhadap keharusan pemberian
informasi sebelum dimintakan persetujuan tindakan
kedokteran adalah:
1.

2.

Dalam keadaan gawat darurat ( emergensi ),


dimana dokter harus segera bertindak untuk
menyelamatkan jiwa.
Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga
ia tidak bisa menghadapi situasi dirinya.

Informed Consent
Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung
kepada pasien dan/atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak
diminta.
Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar,
penjelasan diberikan kepada keluarganya atau yang mengantar.
Persetujuan oleh anak di bawah umur
Tindakan medis yang sifatnya tidak darurat terhadap anak dibawah
umur harus atas persetujuan orangtua atau walinya. Sebagai
pengecualian yang membolehkan anak di bawah umur untuk
mengambil keputusan tanpa persetujuan orangtua adalah:
1. Anak sudah menikah
2. Sudah menjadi orangtua walaupun tidak menikah

Informed Consent
Hak pasien yang berhubungan dengan informed consent :
1. Hak atas informasi
2. Hak memberi persetujuan
3. Hak menolak pengobatan/ perawatan.
4. Hak menolak suatu tindakan.
5. Hak untuk menghentikan pengobatan
Kewajiban pasien :
6. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur,tentang
masalah kesehatannya,
7. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter.
8. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan
kesehatan.

Informed Consent
Hak Dokter :
1.
Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
2.
Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
3.
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan
4.
Menerima imbalan jasa.
Kewajiban Dokter :
5.
Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
6.
Merujuk pasien ke dokter atau kedokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kamampuan
yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
7.
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien
itu meninggal dunia;
8.
Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
9.
Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan.

Mal Praktek = Sengketa


Medik ?
Banyak

kasus dilaporkan sebagai 'malpraktek' yang


sebenarnya bukan

Malpraktek

merupakan suatu praduga bersalah terhadap profesi


kedokteran. Masalah ketidakpuasan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan oleh dokter atau RS yang ada, bukan
merupakan malpraktek tetapi masalah miskomunikasi antara
pasien dan dokter, sehingga yang tepat adalah istilah "Sengketa
Medik".

Untuk

disebut malpraktek ,diperlukan analisis pada setiap


peristiwa buruk ( adverse event ) yang terjadi, sebab tidak semua
adverse event identik dengan malpraktik kedokteran. Setelah
dianalisis, baru dapat diketahui apakah masuk katagori pidana
atau kecelakaan ( misadventure ). Sengketa Medik yang ada
harus diselesaikan melalui peradilan profesi terlebih dahulu.

Mal Praktek = Sengketa


Medik ?
Perlu disadari bahwa suatu kesembuhan penyakit tidak semata
berdasarkan tindakan petugas kesehatan, namun juga dipengaruhi
faktor lain seperti kemungkinan adanya komplikasi, daya tahan tubuh
yang tidak sama, kepatuhan dalam penatalaksanaan regiment
therapeutic. Kecenderungan masyarakat lebih melihat hasil
pengobatan dan perawatan, padahal hasil tersebut tidak dapat
diprediksi secara pasti. Petugas kesehatan dalam praktiknya hanya
memberi jaminan proses yang sebaik mungkin, sama sekali tidak
menjanjikan hasil. Kesalahpahaman semacam ini seringkali berujung
pada gugatan mal praktek.
Jika memang dalam suatu kasus ditemukan unsur kelalaian dari pihak
dokter, maka dokter tersebut harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya . Dalam hal ini harus dibedakan antara kelalaian dan
kegagalan. Apabila hal tersebut merupakan risiko dari tindakan yang
telah disebutkan dalam persetujuan tertulis ( Informed Consent ),
maka pasien tidak bisa menuntut. Oleh karena itu, untuk memperoleh
persetujuan dari pasien dan untuk menghindari adanya salah satu

Penyebab Tuntutan
Hukum
Hubungan

yang tidak harmonis


antara dokter dan pasien
Komunikasi yang tidak berjalan
seperti yang diharapkan pasien
(komunikasi yang kurang terjalin
baik antara dokter dengan pasien
dan keluarga pasien)
Kurangny rasa empati dokter.

UPAYA PENCEGAHAN MASALAH HUKUM


DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

Pencegahan Resiko.
SOP
Risk Management
Peningkatan Pengetahuan Hukum ( Kliniko Mediko Legal )
Taat dan Patuh pada Hukum, Peraturan, Norma, Susila, Etika Profesi, dll
Pintar berkomunikasi dan berempati dengan pasien dan keluarganya.
Kepekaan sosial

Menyiapkan Legal Defence


STR dan SIP yang valid dan relevan
Rekam Medis yang baik, benar dan lengkap

Informed Consent

Advokasi bagi Dokter Terlapor dari Organisasi Profesinya / Legal Aid /


Penasehat Hukum.

Asuransi Anggota Profesi


Langkah mana yang akan menempati urutan awal dalam pencegahan resiko ini, tergantung
kepada pribadi para dokter dan kebijaksanaan RS, yang terpenting adalah kemauan dan usaha
untuk mencegah terjadinya tuntutan hukum.

RSUD
SIDOARJO

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

LRM . IC

Nomor : . . . . . . . . . . .
Yang bertandatangan dibawah ini suami / istri / ayah / ibu / anak dari penderita / penderita sendiri :
N am a
:............................................
Umur / kelamin
:...............(L/P)
Alamat
:............................................
No RM / Ruang
:............................................
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan
PERSETUJUAN / MENOLAK
Untuk dilakukan tindakan medik : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Terhadap suami / istri / ayah / ibu / anak dari penderita / penderita sendiri :
N am a
:............................................
Umur / kelamin
:...............(L/P)
Alamat
:............................................
No RM / Ruang
:............................................
Yang sifat dan tujuan medik serta kemungkinan timbul akibat-akibatnya telah dijelaskan sepenuhnya oleh dokter dan
telah saya mengerti seluruhnya.
Saya juga menyatakan telah memberikan persetujuan saya untuk dilakukan pemberian pembiusan dan atau obat /
bahan medik lainnya yang diperlukan untuk dapat dilakukan tindakan medik tersebut
Sidoarjo, . . . . . . . . . . . . . .
Dokter yang memeriksa

Yang memberi pernyataan

( . . . . . . . . . . . . . .. . . )

( . . . . . . . . . . . . .. . . . . )

Saksi
( . . . . . . . . . . . . . .. . . )

Saksi
( . . . . . . . . . . . . .. . . . . )
D.W.Form RM.Inf Con

SEKIAN

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai