Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI IDS MENGGUNAKAN SNORT

PADA CLOUD SERVER DI JOGJA DIGITAL VALLEY

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Rian Adi Wibowo


10.11.4546

kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014

ii

ANALYSIS AND IMPLEMENTATION USING SNORT IDS ON THE CLOUD SERVER IN


JOGJA DIGITAL VALLEY
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI IDS MENGGUNAKAN SNORT PADA CLOUD
SERVER DI JOGJA DIGITAL KREATIF
Rian Adi Wibowo
Melwin Syafrizal
Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

The security of a network is often interrupted by the threat of intruders from within
and outside the network. The condition of the existing network infrastructure in Jogja
Digital Valley vulnerable to hacker attacks or crackers through open ports that can be
used with the aim to destroy the computer network connected to the Internet or steal
important information on cloud servers.
This research was conducted to establish monitoring and intruder detection
systems (IDS) on the cloud servers to reduce the threat or damage arising from hacking
activity. IDS using Snort, these sensors will sniff the traffic to the server and issue alerts if
there is an intruder in the form of logs. The results of the log will be saved and displayed
using a web -based Snorby.
Once the research is carried out, it was found that the Snort sensor is able to
detect any attempt DoS attacks and port scanning. Additional monitoring system using
Snorby would be for the administrator to do the documentation and analyzes to make
decisions based on the information obtained.
Keywords

Intrusion

Detection

System

(IDS),

Snort,

Network

Security

1.

Pendahuluan
Jaringan komputer terus mengalami kemajuan dan perkembangan yang pesat. Hal

ini memerlukan pengelolaan jaringan yang baik agar dapat menjamin ketersediaan
jaringan yang selalu tinggi. Tugas pengelolaan jaringan yang dilakukan oleh seorang
administrator memliki beberapa permasalahan, diantaranya berkaitan dengan keamanan
jaringan komputer. Semakin bertambahnya pengguna didalam sebuah jaringan semakin
besar pula resiko terjadinya kerusakan, kehilangan atau penyalahgunaan baik dari faktor
internal maupun pihak eksternal yang tidak diinginkan.
Menurut laporan terbaru dari Akamai Technologies pada kuartal pertama 2013
hingga akhir kuartal kedua 2013, tercatat jumlah serangan cyber terbesar berasal dari
Indonesia, meningkat hingga dua kali lipat dari periode sebelumnya. Berdasarkan
laporan keamanan tersebut, Indonesia menempati posisi teratas dengan prosentase
38%, naik 17% dari periode sebelumnya, disusul China dengan prosentase 33%.
Jogja Digital Valley (JDV) merupakan co-working space dan digital startup incubator
yang dikembangkan oleh Telkom di kota Yogyakarta tahun 2013. Sebagai co-working
space berbasis IT akan dikembangkan sebuah server sebagai cloud computing berbasis
layanan Software as a Service (SaaS) untuk melayani kebutuhan pengunjung atau
member. Seiring dengan meningkatnya jumlah member yang terdaftar dan rata-rata
pengunjung 35-50 per harinya serta keterbatasan administrator dalam monitoring
menjadi kendala untuk mengawasi aktifitas jaringannya jika muncul adanya penyusup
(intruder) atau ancaman. Belum adanya sistem yang mampu mengcapture atau merekam
segala aktivitas yang terjadi di server mengakibatkan integritas

sistem

bergantung

pada ketersediaan dan kecepatan administrator.


Intrusion Detection System (IDS) merupakan salah satu opsi untuk meningkatkan
keamanan jaringan dalam sebuah jaringan baik intranet maupun internet. Penerapan
Instrusion Detection System (IDS) digunakan sebagai salah satu solusi yang dapat
digunakan untuk membantu administrator dalam memantau dan menganalisa paketpaket berbahaya yang terdapat dalam sebuah jaringan. IDS diterapkan karena mampu
mendeteksi penyusup atau paket-paket berbahaya dalam jaringan dan memberikan
laporan berupa log kepada administrator tentang aktivitas dan kondisi jaringan secara
real-time. Sehingga segera dapat diambil tindakan terhadap gangguan atau serangan
yang terjadi.
2.

Landasan Teori

2.1. Tinjauan Pustaka


Referensi yang digunakan penulis untuk penulisan skripsi ini adalah diambil dari
beberapa buku cetak, skripsi dan jurnal ilmiah yang terdapat di STMIK AMIKOM dan
beberapa universitas atau perguruan tinggi lainnya. Salah satu jurnal ilmiah yang penulis

jadikan bahan sebagai tinjuan pustaka adalah jurnal ilmiah yang disusun oleh Bayu
Wicaksono, Periyadi,ST, Mohamad Idham Iskandar,SH dengan judul Perancangan dan
Implementasi IPS (Intrusion Prevention System) Berbasis Web Menggunakan Snort dan
Iptables yang diambil dari http://openjurnal.politekniktelkom.ac.id.
2.2. Konsep Dasar Keamanan Jaringan
Konsep dasar keamanan jaringan menjelaskan lebih banyak mengenai keterjaminan
(security) dari sebuah sistem jaringan komputer yang terhubung ke internet terhadap
ancaman dan gangguan yang ditujukan kepada sistem tersebut. (Jufriadif NaAm, 2003)

Keamanan suatu sistem berbanding terbalik dengan kemudahan, jika menginginkan


akses jaringan yang mudah maka keamanannya menjadi semakin rawan, begitupun
sebaliknya apabila menginginkan sistem yang lebih secure maka pengaksesan jaringan
akan semakin sulit. Namun dengan langkah-langkah pengendalian dan pencegahan
yang tepat, maka dapat mengurangi risiko pada jaringan komputer berupa dalam bentuk
ancaman fisik maupun logik baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun upaya meningkatkan keamanan jaringan sebuah sistem harus memenuhi
beberapa unsur, antara lain:
1.

Confidentiality (kerahasiaan). Pembatasan akses hanya kepada user yang berhak


atas suatu data atau informasi, dan mencegah akses dari user yang tidak memiliki
hak.

2.

Integrity (integritas). Keaslian data atau informasi yang dikirm melalui jaringan dari
sumber ke penerima secara lengkap, tanpa ada modifikasi atau manipulasi oleh
pihak yang tidak berwenang.

3.

Availabillity (ketersediaan). Ketersediaan data atau informasi ketika dibutuhkan saat


itu juga.

2.3. Kebijakan Keamanan


Sistem keamanan jaringan komputer yang terhubung ke internet harus direncanakan
dan dipahami dengan baik agar dapat melindungi investasi dan sumber daya di dalam
jaringan komputer tersebut secara efektif. (Onno W. Purbo dan Tony Wiharjito, 2000)

Perencanaan keamanan yang baik dapat membantu menentukan apa yang harus
dilindungi, seberapa besar nilai atau biayanya, dan siapa yang bertanggung jawab
terhadap data maupun aset-aset lain dalam jaringan komputer. Secara umum terdapat
tiga hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan kebijakan keamanan jaringan
komputer:

NaAm, J. 2003. Firewall Sebagai Pengaman Intranet. Universitas Putra Indonesia


YPTK Padang. Padang. hal 2
2
Purbo, O.W. Wiharjito, T. 2000. Keamanan Jaringan Internet. Elex Media Komputindo. Jakarta.
hal 1
1

1.

Risiko dan tingkat bahaya (risk)


Menyatakan seberapa besar kemungkinan dimana penyusup (intruder) berhasil
mengakses komputer dalam suatu jaringan.

2.

Ancaman (threat)
Menyatakan sebuah ancaman yang datang dari seseorang yang mempunyai
keinginan untuk memperoleh akses illegal ke dalam suatu jaringan komputer seolaholah mempunyai otoritas terhadap jaringan tersebut.

3.

Kerapuhan sistem (vulnerability)


Menyatakan seberapa kuat sistem keamanan suatu jaringan komputer yang dimiliki
dari seseorang dari luar sistem yang berusaha memperoleh akses illegal terhadap
jaringan komputer tersebut.

2.4. Instrusion Detection System (IDS)


Intrusion detection adalah proses mendeteksi penggunaan yang tidak sah, atau
serangan terhadap suatu jaringan komputer. Intrusion Detection Systems (IDS)
dirancang dan digunakan untuk membantu dalam menghalangi atau mengurangi
ancaman, kerusakan yang dapat ditimbulkan dari aktivitas hacking. IDS merupakan
kombinasi perangkat lunak atau perangkat keras yang dapat melakukan deteksi
penyusupan pada sebuah jaringan. IDS dapat mendeteksi adanya upaya yang
membahayakan menyangkut kerahasiaan, keaslian, dan ketersediaan data pada sebuah
jaringan komputer. Serangan bisa berasal dari luar sistem, orang dalam yang
menyalahgunakan hak akses yang diberikan, dan orang tidak berwenang yang mencoba
mendapatkan hak akses. IDS tidak bisa digunakan secara terpisah, tetapi harus menjadi
bagian dari perencanaan dan kerangka langkah-langkah keamanan IT.
2.4.1. Jenis-Jenis IDS
2.4.1.1. Network Intrusion Detection System (NIDS)
NIDS merupakan jenis IDS yang paling umum dan sering digunakan dalam
sebuah jaringan. Mekanisme ini mendeteksi serangan dengan menangkap dan
menganalisa paket-paket jaringan. NIDS biasanya ditempatkan pada sebuah titik central
atau tempat yang strategis didalam sebuah jaringan untuk melakukan pengawasan
terhadap traffic yang menuju dan berasal dari semua perangkat (devices) dalam jaringan.
2.4.1.2. Host Intrusion Detection System (HIDS)
HIDS menganalisa aktivitas pada komputer tertentu dan mencari tanda-tanda
serangan pada komputer tersebut. HIDS melakukan pengawasan terhadap paket-paket

atau aktivitas sebuah host apakah terjadi percobaan serangan atau penyusupan dalam
jaringan atau tidak.
2.4.2. Metode Analisis Event IDS
2.4.2.1. Signature Based
Signature based menggunakan pendekatan dengan cara pencocokan kejadian
(event) dengan jenis serangan yang telah dikenal pada database IDS. Teknik ini sangat
efektif dan merupakan metode utama yang digunakan pada beberapa perangkat atau
produk IDS untuk mendeteksi serangan.
2.4.2.2. Anomaly Based
Anomaly based menggunakan pendekatan dengan cara mengidentifikasi perilaku
atau aktivitas yang tidak biasa yang terjadi pada suatu host atau jaringan. Anomaly
based membentuk perilaku dasar pada sebuah kondisi jaringan normal dengan profil
pengguna tertentu kemudian mengukur dan membandingkannya ketika aktivitas jaringan
berjalan tidak normal.
2.4.3. Cara Kerja IDS/IPS
IDS dapat berupa perangkat lunak atau perangkat keras yang melakukan
otomatisasi proses monitoring kejadian yang terjadi pada sebuah jaringan. IDS dibuat
bukan untuk menggantikan fungsi firewall karena memiliki tugas yang berbeda. IDS
adalah pemberi sinyal pertama jika terjadi serangan atau adanya penysup dalam
jaringan. Kombinasi keduanya membentuk sebuah teknik Instrusion Prevention System
(IPS).
2.5. Perangkat Lunak Yang Digunakan
2.5.1. Snort
Snort (www.snort.org) adalah salah satu tool atau aplikasi open source Intrusion
Detection System (IDS) terbaik yang tersedia dan dikembangkan hingga saat ini. Snort
dirancang untuk beroperasi berbasis command line dan telah diintegrasikan ke beberapa
aplikasi pihak ketiga dan mendukung cross platform. Snort menganalisis semua lalu
lintas jaringan untuk mengendus (sniff) dan mencari beberapa jenis penyusupan dalam
sebuah jaringan.
Snort dapat berjalan pada tiga (3) mode antara lain:
1.

Sniffer mode, melihat paket yang melintasi jaringan komputer.

2.

Logger mode, untuk mencatat (log) semua paket yang lewat dijaringan untuk di
analisa dikemudian hari.

3.

Intrusion Detection Mode, pada mode ini snort akan berfungsi untuk mendeteksi
serangan yang dilakukan melalui jaringan komputer. (Ellysabeth Januar C., Moch.
Zen Samsono Hadi, Entin Martiana K., 2011)

2.5.2. LAMP Server


LAMP (Linux, Apache, MySQL, PHP) adalah sebuah bundle software untuk
webserver

yang

terdiri

atas

Linux,

Apache

HTTPD

Server,

MySQL,

serta

PHP/Python/Perl. Paket yang terdapat pada LAMP dapat bervariasi, sehingga compiler
PHP dapat juga diintegrasikan dengan Python atau Perl sesuai dengan kebutuhan. (Nur
Arifin Akbar, Maman Somantri, dan R. Rizal Isnanto, 2013)

2.5.3. Barnyard2
Barnyard2 adalah tool open source sebagai penerjemah alert unified dan log dari
Snort. Barnyard2 dapat meningkatkan efisiensi Snort dengan cara mengurangi beban
pada sensor deteksi. Barnyard2 bekerja dengan membaca Snort's unified logging output
files dan memasukannya kedalam database. Jika database tidak tersedia maka
Barnyard2 akan memasukan semua data ketika database tersedia kembali sehingga
tidak ada alert atau log yang hilang.
Barnyard2 dapat berjalan pada tiga (3) mode antara lain:
1.

Batch (or one-shot), Barnyard2 akan memproses secara eksplisit file yang telah
ditentukan.

2.

Continual, Barnyard2 akan mulai memproses dari lokasi file dan file tertentu dan
terus memproses data baru (new spool file).

3.

Continual w/ bookmark, Barnyard2 akan memproses menggunakan file checkpoint


(waldo file) untuk melacak dimana lokasi berada.

2.5.4. Snorby
Snorby adalah salah satu aplikasi web (front-end) berbasis ruby on rails untuk
memantau sistem keamanan jaringan komputer dengan tampilan antarmuka berbasis
GUI (Graphical User Interface). Snorby telah terintegrasi dengan beberapa aplikasi IDS,
seperti Snort, Suricata, dan Sagan. Beberapa fitur dan kelebihan snorby antara lain:
1.

Metrics dan Reports. Menampilkan data-data dan kejadian (event) IDS dengan
tampilan grafis dan relevan.

2.

Classifications. Menganalisa dan mengklasifikasikan setiap kejadian (event) secara


cepat berdasarkan kategori.

Christine E.J. 2011, Aplikasi Hierarchical Clustering pada Intrusion Detection System Berbasis
Snort, ITS, Surabaya, hal 2
4
Akbar, N.A. Somantri, M. Isnanto, R. Rizal. 2013. Implementasi Penutupan Celah Keamanan
pada Aplikasi Web Berbasis Joomla 1.5.5 Serta Server Berbasis Ubuntu 8.04 dengan Kernel
2.6.24. Universitas Diponegoro Semarang. Semarang. hal 2

3.

Full Packet. Snorby terintegrasi dengan OpenFPC, Solera DS Appliances, dan


instalasi Soleras DeepSee untuk memberikan semua analisis paket dan data.

4.

Custom Settings. Menggunakan menu administrasi yang intuitif untuk melakukan


konfigurasi, klasifikasi, serta pengelolaan pemberitahuan email.

5.

Hotkeys. Terdiri dari 20 tombol pintar (shortcut) untuk memudahkan pencarian,


analisa, klasifkasi kejadian serangan (security event).

6.

Open Source. Sumber kode Snorby berlisensi GNU GPL 3.

2.5.5. Iptables
Iptables adalah modul di Linux, yang memberikan dukungan langsung terhadap
kernel Linux mulai versi 2.4, Untuk keamanan sistem serta beberapa keperluan jaringan
lainnya. Didalam konsep jaringan, semua service (seperti web, ftp, mail, dns, dll) berjalan
melalui jalur yang dinamakan port. Sehingga dengan firewall ini dapat dilakukan proses
penyaringan traffic network apa dan bagaimana yang diperbolehkan atau dilarang.
Iptables dapat digunakan untuk melakukan seleksi terhadap paket-paket yang
datang baik input, output maupun forward berdasarkan Ip address, identitas jaringan,
nomor port, source (asal), destination (tujuan), protokol yang digunakan bahkan
berdasarkan tipe koneksi terhadap setiap paket (data) yang dinginkan.
Konfigurasi Iptables paling sederhana setidaknya menangani 3 kumpulan aturan
yang disebut chain. Paket-paket yang diarahkan ke mesin firewall dinamakan chain
INPUT, paket-paket yang diteruskan melewati firewall dinamakan FORWARD dan paketpaket yang menuju jaringan eksternal meniggalkan mesin firewall disebut OUTPUT.
Keputusan yang diambil untuk suatu paket dapat berupa:
a.

ACCEPT, Menerima paket dan diproses lebih lanjut oleh kernel.

b.

DROP, Menolak paket tanpa pemberitahuan sama sekali.

c.

REJECT, Mengembalikan paket ke asalnya dengan pesan kesalahan ICMP.

d.

LOG, Melakukan log (pencatatan) terhadap paket yang bersesuaian. (Sujito,


Mukhamad Fatkhur Roji, 2010)

3. Analisis
3.1. Analisis Kelemahan Sistem
Kondisi saat ini server-server di Jogja Digital Valley dipasangkan IP public yang
menyebabkan kemungkinan terpublikasikan atau dapat diaksesnya informasi tersebut
dari Internet. Informasi yang penulis dapat dari Network Administrator bahwa terdapat 6
blok ip public yang digunakan.
5

Sujito. Roji, M.F. 2010. Sistem Keamanan Internet Dengan Menggunakan IPtables Sebagai
Firewall. STMIK Pradnya Paramita Malang. Malang. hal 67

Penulis melakukan percobaan dengan metode port scanning melalui jaringan LAN
menggunakan range ip tertentu untuk mengetahui ip mana yang up dan down.
Penulis kemudian mencoba mengirimkan sejumlah paket icmp berukuran besar
(ping flood) ke salah satu ip server dan server membalas, tetapi jika dibiarkan dalam
kondisi seperti ini lama kelamaan server pun bisa menjadi lambat (down).
Hasil uji coba port scanning pada server juga menunjukan bahwa terdapat 5 service
yang terbuka dan menggunakan default port, yaitu Domain (53), SMTP (25), SSH (22),
WWW-HTTP (80), dan POP3 (110). Sehingga mengindikasikan sistem keamanan
jaringan internet Jogja Digital Valley rentan dan vulnerable.

Gambar 3.1 Uji Coba Menggunakan Advanced Port Scanner


3.2. Gambaran Umum Solusi

Gambar 3.2 Solusi Keamanan Jaringan

3.3. Analisis Kebutuhan Sistem


Analisis

kebutuhan

sistem

merupakan

proses

identifikasi

dan

evaluasi

permasalahan-permasalahan yang ada sehingga dapat dibangun sebuah sistem yang


sesuai dengan yang diharapkan.
3.3.1. Kebutuhan Fungsional
Sistem pendeteksi penyusupan pada Jogja Digital Valley ini dibuat untuk
kebutuhan sebagai berikut :
1.

Sistem mampu mengidentifikasi adanya usaha-usaha penyusupan pada jaringan


server.

2.

Sistem mampu mengeluarkan alert dan menyimpan log kedalam database.

3.

Sistem mampu menampilkan log dari database melalui web interface.

4.

Sistem mampu melakukan pencegahan ketika terjadi serangan.

3.3.2. Kebutuhan Non Fungsional


Sistem pendeteksi penyusupan pada Jogja Digital Valley ini dibuat untuk
kebutuhan sebagai berikut :
3.3.2.1. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
1.

Cisco SF200-24 Smart Switch

2.

PC Server

3.3.2.2. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)


1.

Sistem Operasi Linux Ubuntu 12.04 LTS sebagai Server

2.

Snort 2.9.6.0 sebagai IDS

3.

Barnyard2 2.1.12 sebagai interpreter Snort unified2 binary output files

4.

LAMP Server (Linux Apache MYSQL PHP)

5.

Ruby 1.9.3 sebagai bahasa pemrograman

6.

Ruby on Rails sebagai framework

7.

Snorby sebagai Snort front-end

8.

Tools PenTest
a.

Advanced Port Scanner dan Nmap, tools untuk melakukan scanning port

b.

LOIC, tools untuk menflood jaringan

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1. Pengujian Pada Sisi Server
Pengujian pada server dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen IDS
server berfungsi dan siap digunakan untuk capture paket data yang mencurigakan sesuai
rules yang telah ditentukan.
4.1.1. Indikator Pengujian Server

Tabel 4.1 Pengujian Pada Sisi Server


No

Indikator

Nama Pengujian
Komputer server

Manfaat Pengujian

Pengujian
Service berjalan OK

Booting dengan

Status

Mengetahui server

Muncul halaman

berjalan dengan baik

login

normal

Komputer server

Menambahkan

Menjalankan Snort

Muncul status

dapat menjalankan

command D

dan Barnyard2 pada

pada terminal

daemon mode

(daemon mode)

background process

console

Komputer server

Mengetikan sudo

Mengetahui Snorby

Muncul halaman

dapat menjalankan

bundle exec rails

siap digunakan untuk

login user dan

dan membuka

server -e production

menampilkan hasil

masuk ke

log file Snort

halaman utama

halaman Snorby

4.2. Pengujian Pada Sisi Client


Pengujian pada sisi client dilakukan untuk mengetahui apakah sensor IDS mampu
membaca serangan dari client atau attacker, kemudian menyimpan dan menampilkannya
dalam bentuk web based.
4.2.1. Skenario Pengujian
Tabel 4.2 Pengujian Pada Sisi Client
Jenis
serangan
DoS

Tools

Jaringan

Pengujian

Hasil

yang

diharapkan

LOIC

Attacker melakukan

IDS server mampu

Advanced

peneterasi test ke

membaca trafik

cloud server

dan jenis serangan

Port

Port

Scanning

Scanner

LAN

Status

Berhasil

yang menuju cloud


server

Nmap
DoS

LOIC

WAN

Attacker melakukan

IDS server mampu

peneterasi test ke

membaca trafik

cloud server

dan jenis serangan


yang menuju cloud
server

Berhasil

Pengujian dilakukan dengan cara attacker melakukan penetrasi melalui jaringan


lokal maupun internet JDV menggunakan sistem operasi windows 7 dengan beberapa
tools yaitu:
a.

Advanced Port Scanner

Gambar 4.1 Test Scanning Menggunakan Advanced Port Scanner


Dari hasil gambar 4.1 diatas diketahui bahwa attacker berhasil menemukan service dan
port mana saja yang terbuka pada server.
b.

LOIC

Gambar 4.2 Test DOS Menggunakan LOIC

10

c.

Nmap Znmap GUI


Pada tools Zenmap menyediakan beberapa fitur yang lengkap untuk mengetahui

host, service atau sistem operasi yang digunakan target. Cara paling mudah adalah
penulis memasukan ip server (cloud) pada kolom target, kemudian lakukan scan.

Gambar 4.2 Test Scanning Menggunakan Znmap

11

4.3. Hasil Pengujian


Hasil pengujian adalah berupa log file jenis serangan yang disimpan dan disajikan
dalam bentuk web base menggunakan Snorby.
4.3.1. Tampilan Log File
Penulis mengambil salah satu isi dari log file hasil pengujian serangan pada server yaitu
DoS.
04/16-16:20:44.228314

[**]

[1:28810:1]

COMMUNITY

SIP

TCP/IP

message

flooding directed to SIP proxy [**] [Classification: Attempted Denial of


Service] [Priority: 2] {TCP} 220.x.x.x:2287 -> 180.x.x.x:80

Keterangan :
Kolom 1 : informasi waktu dan tanggal serangan
Kolom 2 : informasi [GID:SID:RevID) Generator ID, Snort ID, dan Revision ID
Kolom 3 : informasi pesan yang ingin ditampilkan
Kolom 4 : informasi jenis klasifikasi jenis serangan
Kolom 5 : informasi prioritas jenis serangan
Kolom 6 : informasi jenis protokol yang digunakan
Kolom 7 : informasi source ip address dan port (ip attacker)
Kolom 8 : informasi destination ip address dan port (ip cloud server)
4.3.2. Tampilan Snorby GUI

Gambar 4.3 Hasil Pengujian Pada Jaringan LAN dan WAN

12

Dari hasil Gambar 4.3 terlihat bahwa telah terjadi perubahan grafik dan peningkatan
jumlah serangan dari sebelumnya, hal ini menunjukan serangan dari dalam (local) dan
luar (internet) yang penulis lakukan dapat dideteksi oleh sensor IDS dengan baik.
Pada kolom disebelah kanan Last 5 Unique Events juga teridentifikasi beberapa
jenis serangan sesuai dengan yang penulis lakukan antara lain LOIC DoS, Protocol ICMP
PING, Scan Nmap, Indicator Shell-Code, dan Protocol SNMP request tcp.
Pada menu tab events akan menampilkan detail jenis serangan, ip source (attacker)
dan ip destination (server) dengan label merah (1), kuning (2), hijau (3) yang menunjukan
level prioritas serangan.

Gambar 4.4 Menu Events Snorby


Snorby menyajikan data-data dalam bentuk line chart dan pie chart pada protocol
yang digunakan dan nama-nama jenis serangan.

Gambar 4.5 Tampilan Line Chart Jenis Protocol Pada Snorby

13

Gambar 4.6 Tampilan Pie Chart Jenis Serangan Pada Snorby


4.4. Tindak Pencegahan
Sebagai upaya tindak pencegahan, penulis menggunakan Iptables untuk melakukan
filtering terhadap ip source (attacker). Penulis mengambil salah satu ip source pada data
events Snorby dan mencoba melakukan filtering pada ip address 202.67.41.2 dengan
cara menginputkan ip yang akan di filter pada rc.local
$ sudo nano /etc/rc/local
iptables A INPUT s 202.67.41.2 j REJECT
Keterangan:
iptables A

: menambahkan rules ke baris paling bawah

INPUT

: mengatur paket data yang memasuki firewall

-s 202.67.41.2

: ip source address yang akan difilter

-j REJECT

: (jump) akses ditolak memasuki firewall

Aktifkan iptables pada rc.local dengan perintah


$ sudo service rc.local start
Untuk menonaktifkan rc.local dan menghapus iptables ketikan
$ sudo service rc.local stop
$ sudo iptables -F

14

Kemudian penulis mencoba melakukan ping flood melalui jaringan internet dengan
mengirimkan buffer size dalam jumlah besar (2000) pada target (server).
Ping 180.x.x.x l 2000

Gambar 4.6 Test Ping Flood Akses Ditolak


Dari hasil gambar 4.6 diatas diketahui bahwa percobaan serangan pada server
dengan ping flood akses berhasil ditolak oleh iptables untuk memasuki firewall.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pengujian yang telah dilakukan dengan judul penelitian
Analisis Dan Implementasi IDS Menggunakan Snort Pada Cloud Server Di Jogja Digital
Valley dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.

Distribusi IP Public pada infrastruktur dan jaringan cloud server JDV memberikan
kemudahan untuk diakses kapan saja dan dimana saja. Sedangkan kondisi saat ini
masih terdapat beberapa default port yang terbuka, hal inilah yang rentan
dimanfaatkan oleh attacker.

2.

Cara mengembangkan infrastruktur jaringan Jogja Digital Valley saat ini adalah
dengan membangun IDS server sehingga dapat mengirim alert berupa log ketika
terjadi serangan kepada administrator.

3.

Sistem deteksi penyusup yang digunakan adalah Snort dan dapat mendeteksi pola
serangan baik dari dalam (local) atau luar (internet) sesuai dengan rules yang telah
dibuat sebelumnya.

4.

Data dan log dari Snort disajikan dalam bentuk Graphical User Interface (GUI)
menggunakan aplikasi Snorby sebagai sistem monitoring.

5.

Secara umum Snort bekerja hanya sebagai sistem deteksi dan tidak mampu
menahan serangan, sehingga memerlukan kombinasi menggunakan Iptables
firewall sebagai tindak pencegahan serangan.

15

5.2. Saran
Pada penelitian ini tentu masih terdapat banyak kekurangan, yang mungkin dapat
dikembangkan lagi pada penelitian berikutnya, adapun saran yang dapat dipergunakan
kedepannya, antara lain :
1. Jenis IDS yang digunakan sekarang (NIDS) hendaknya dapat dikembangkan ke arah
sistem Hybrid Intrusion Detection System, yaitu penggabungan kemampuan antara
jenis NIDS dan HIDS.
2. Diharapkan dapat dikembangkan Snort untuk dapat mencegah serangan (IPS)
secara otomatis.
3. Penambahan modul lain yang mendukung kinerja IDS untuk membantu efisiensi
kerja seperti melakukan update rules Snort otomatis menggunakan pulledpork.
4. Penambahan modul seperti Phusion Passenger untuk melakukan deploy aplikasi
Ruby on Rails (Snorby).

16

Daftar Pustaka
Arief, Rudyanto. 2009. Penggunaan Sistem IDS (Intrusion Detection System) untuk
Pengamanan Jaringan dan Komputer. STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Dwiyono, Aswin. 2008. Pengenalan Firewall dan Iptables Pada Jaringan Komputer.
Universitas Sriwijaya.
Hariwan, Panca. 2012. Pengembangan dan Analisa Kinerja Instrusion Detection
Prevention System (IDPS) pada Web Server. Universitas Indonesia.
Herrmann, D.S. 2002. Security Engineering and Information Assurance. Auerbach.
Holland, Ted. 2004. Understanding IPS and IDS: Using IPS and IDS together for Defense
in Depth. SANS Institute.
Kadir, Abdul, 2002. Penuntun Praktis Belajar SQL. Andi Publisher. Yogyakarta.
Lawton, George. 2005. LAMP Lights Enterprise Development Efforts. IEEE Computer.
Mell, Peter. 2001. Understanding Intrusion Detection System. Auerbach.
Mrdovi, S. Zajko, E. 2005. Secured Intrusion Detection System Infrastructure. University
of Sarajevo.
Roesch, Martin. 1999. Snort Lightweight Intrusion Detection for Networks. LISA.
Wicaksono, Bayu, dkk. 2010. Perancangan dan Implementasi IPS (Intrusion Prevention
System) Berbasis Web Menggunakan Snort dan Iptables. Politeknik Telkom
Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai