Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT COMPUTER VISIOAN SYNDROM (CVS)

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas harian mata kuliah
kesehatan dan keselamatan kerja semester II

Disusun Oleh :
KELOMPOK
NAMA :
1.
2.
3.
4.

NIM :

INDAH WULAN ANGGRIANI


NICO DELTA GINTING
ASMARODHI
IRMA YULIANA PANJAITAN

133313010014
133313010015
133313010013
133313010016

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

2014

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat
lim pahan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang ini .
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Prima Indonesia khususnya mata kuliah kesehatan dan
keselamatan kerja.
Dengan selesainya makalah ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang turut memberikan pemikiran dan motivasi sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya..
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk
itu penulis berharap masukan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
makalah ini dan menjadi pelajaran bagi penulis sehingga mampu menyajikan yang lebih
baik untuk masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini ada manfaatnya baik itu bagi
penulis dan para mahasiswa/i yang membaca serta membutuhkan informasi tentang judul
makalah ini.

DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR .i
2. DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATARBELAKANG 1
1.2 TUJUAN..1
1.3 MANFAAT.2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 LANDASAN TEORY TENTANG K33
2.2 LANDASAN TEORY PAK5
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN COMPUTER VISIOAN SYNDROM (CVS).7
3.2 GEJALA CVS8
3.3 PENCEGAHAN CVS.9
3.4 ORANG YANG RENTANG TERKENA CVS.9
3.5 DIAGNOSIS9
3.6 PENYEBAB TERKENA CVS.11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN .13
4.2 SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA .14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung pada tanggal 27 Oktober tercatat ada
24.993 penderita Computer vision Syndrom, atau iritasi mata akibat sering menggunakan
computer. Gejala yang timbul adalah mata merah, berair, atau mata kering, yang
kemudian akan terjadi kelelahan mata, yaitu mata terasa letih, kelopak mata atau dahi
terasa berat, selain itu sulit focus, dan diiringi dengan sakit kepala.
Iritasi tersebut disebabkan karena frekuensi berkedip yang menurun akibat
menggunakan computer dalam waktu yang sangat lama, dan pengaturan cahaya pada
computer yang salah.Selain itu juga dipengaruhi oleh sinar yang berbahaya untuk mata
pada cahaya computer. Penyakit akibat kerja ini banyak diderita pada pekerja yang selalu
berinteraksi dengan computer.
Oleh karena itu dengan tema penyakit akibat kerja, penulis membahas tentang
iritasi mata yang di sebabkan selalu mengoperasikan computer, terutama pekerja yang
berinteraksi dengan computer.
1.2 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui definisi dari Penyakit Akibat Kerja
2.

Untuk mengetahui gejala gejala CVS

3.

Untuk mengetahiu siapa saja dapat terjadi penyakit akibat kerja.

4.

Untuk Mengetahui Tindakan yang harus dilakukan pada pencegahan,


pengobatan,

5. pemulihan pada penyakit akibat kerja.

1.3 MANFAAT PENYAKIT AKIBAT KERJA


Dapat memberikan penjelasan yang lebih jelas kepada pekerja di sector mana
saja, apa yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja.
Pekerja atau kariyawan di perusaah atau instansi lain dapat melakukan pencegahan,
pengobatan, dan pemulihan pada penyakit akibat kerja.
Pekerja atau kariyawan lebih mengetahui tentang apa saja yang haus dipakai saat bekerja
dimulai, sebagai alat pelindung diri
Pekerja atau kariyawan lebih tau apakah pekerjaannya dapat menimbulkan sebuah
penyakit akibat kerja,

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Secara Umum

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia
merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan
pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri

Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu


kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau
mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-

penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan


dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan.
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerjab.
b. Bersifat teknik.
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacammacam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes)
dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety
and Health.
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumahsakit dan fasilitas medis
lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang
ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja
disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi
maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga concern keselamatan dan hakhak pasien, yang masuk kedalam program patient safety.

2.2 LANDASAN TEORI PENYAKIT AKIBAT KERJA


Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja
merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.
Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23). WHO
membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja:
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma
Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor
penyebab

lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.

4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya,
misalnya asma.

Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan


yang diselenggarakan oleh ILO (International Labour Organization) di Linz, Austria,
dihasilkan definisi menyangkut Penyakit Akibat Kerja sebagai berikut:
Penyakit Akibat Kerja Occupational Disease

Adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat
dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah
diakui.
Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan Work Related Diseas
Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor
pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam
berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks
Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja Disease of Fecting Working Populations
Adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab
ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan
Keberhasilan identifikasi Penyakit Akibat Kerja diberbagai kelompok pekerjaan
tergantung dari riwayat pasien secara keseluruhan. Untuk mempertegas diperlukan
pemeriksaan laboratorium (bio monitoring dan tes klinik), penilaian paparan lingkungan
secara tepat dengan memperhatikan legalitas, etika dan faktor sosioekonomi.
Beberapa penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut :
1. Penyakit Saluran Pernafasan
2. Penyakit Kulit
3. Kerusakan Pendengaran
4. Gejala pada Punggung dan Sendi.
5. Kanker
6. Coronary Artery Disease
7. Penyakit Liver
8. Masalah Neuropsikiatrik
Penyebab beberapa penyakit tersebut timbul karena suatu faktor, tergantung pada
bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga

tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat
dikelompokkan dalam 5 golongan:
1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat
tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun
yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan,
awan atau kabut.
3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara
kerja

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Computer Vision Syndrome (CVS)
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Epidemiology and
Community Health mengambil sample basil pemeriksaan mata 10.000 pekerja. Pekerjaan
ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu yang dihabiskan didepan
komputer pada saat bekerja maupun pada saat berada di rumah. Hal lain yang juga
dipertimbangkan adalah lamanya pemakaian komputer dalam tahun. Hasilnya adalah
pengguna berat komputer memiliki kelainan penglihatan, termasuk didalamnya miopi dan
glaucoma, sehingga dapat diketahui penggunaan komputer yang berat memiliki hubungan
langsung dengan timbulnya miopi dan glaucoma.
Saat komputer beroperasi, terdapat sinar biru yang memancar bersama cahaya
dari monitor computer. Sinar tersebut adalah sinar biru. Sinar biru adalah sinar dengan
panjang gelombang 400-500 nm (nanometer). Sumber terdekatnya adalah lampu neon,
layar televisi serta computer. Jika seorang pekerja yang tempat kerjanya di bagian yang
selalu berinteraksi dengan computer, maka secara tidak langsung pekerja tersebut selalu
terkontaminasi dengan sinar biru dari pancaran cahaya layar computer. Dan bagian tubuh
pekerja yang pertama terkena sinar biru tersebut adalah mata pekerja. Bagian mata, yaitu
pupil.Yang bertugas untuk mengatur ketajaman cahaya yang masuk ke mata, jika secara
terus- menerus pupil tidak akan mampu untuk mengatur cahaya yang masuk. Jika sudah
terjadi seperti itu, maka cahaya yang masuk ke dalam mata mengandung sinar biru, yang
sangat membahayakan mata.
Jika mata pekerja secara terus-menerus terkontaminasi sinar biru , maka pekerja akan
merasa panas, kerning, sakit punggu. Keluhan itu merupakan keluhan dari penyakit
radiasi yang berefek pada mata.radiasi sendiri adalah salah satu aspek dari pencemaran

fisik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan mahkluk hidup lainnya.

COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) adalah dampak negatif akibat


pemakaian komputer yang berlebihan. 75% pengguna komputer (rata-rata 6-9 jam sehari)
mengalami CVS (America Optometric Association)
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Epidemiology and
Community Health mengambil sample basil pemeriksaan mata 10.000 pekerja. Pekerjaan
ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu yang dihabiskan didepan
komputer pada saat bekerja maupun pada saat berada di rumah. Hal lain yang juga
dipertimbangkan adalah lamanya pemakaian komputer dalam tahun. Hasilnya adalah
pengguna berat komputer memiliki kelainan penglihatan, termasuk didalamnya miopi dan
glaucoma, sehingga dapat diketahui penggunaan komputer yang berat memiliki hubungan
langsung dengan timbulnya miopi dan glaucoma.
3.2 Gejala :

Gejala ComputerVision Syndrome


1. Gangguan Mata (terasa panas, penglihatan buram, lambat perubahan fokus mata,
sensitif karena silau, mata gatal, mata kering, mata merah, iritasi mata, mata
lelah/astenopia)
2. Sakit Kepala (terutama dahi dan kiri/kanan kepala)
3. Nyeri otot punggung, leher, bahu atas, dan lengan atas
4. Kehilangan keseimbangan

5. Jari tangan terasa kaku

3.3 Pencegahan :

Istirahat berkala (max tiap 4 jam) guna merelaksasi akomodasi mata

Lakukan lubrikasi saat mata terasa kering

Penderita kelainan refraksi (pengguna kacamata) pilih ukuran dan bentuk


kacamata yang sesuai

Atur cahaya ruangan untuk memperjelas tampilan pada layar komputer

Posisi monitor komputer ditata secara ergonomis (Posisi atas monitor sejajar /
horizontal dengan pandangan mata)

Jarak layar dengan mata 30-70 cm

Letak bagian tengah layar 10-20 derajat (5-6 inci) di bawah garis pandang mata

Duduk tegak dan nyaman

3.4 Orang yang rentan terkena CVS

CVS biasanya dialami oleh pekerjaan (profesi) yang tidak terlepas dari
penggunaan komputer misalnya sekretaris, operator (termasuk Admin Kompasiana
nih) dan programmer komputer. Selain itu penggemar internet (blogger/netizen), dan
kalangan pelajar atau mahasiswa juga rentan mengalami sindrom ini.
3.5 Diagnosis
Computer Vision Syndrome dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang
komprehensif. Pengujian, dengan penekanan khusus pada persyaratan visual pada jarak
komputer bekerja, mungkin termasuk:

Riwayat Pasien untuk menentukan gejala pasien mengalami dan adanya masalah
kesehatan umum, obat-obatan yang diambil, atau faktor lingkungan yang
mungkin berkontribusi terhadap gejala yang berhubungan dengan penggunaan
komputer.

Pengukuran ketajaman visual untuk menilai sejauh mana visi mungkin akan
terpengaruh.

Kelainan refraksi untuk menentukan kekuatan lensa yang sesuai yang diperlukan
untuk mengkompensasi kesalahan bias (rabun jauh, rabun dekat atau
astigmatisme).

Pemeriksaan fokus mata, bergerak dan bekerja sama. Dalam rangka untuk
mendapatkan gambar, jelas tunggal apa yang sedang dilihat, mata efektif harus
mengubah fokus, bergerak dan bekerja bersama-sama. Tes ini akan mencari
masalah yang menjaga mata Anda dari fokus secara efektif atau membuat sulit
untuk menggunakan kedua mata bersama-sama. Tes ini dapat dilakukan tanpa
menggunakan obat tetes mata untuk menentukan bagaimana mata merespon
dalam kondisi melihat normal. Dalam beberapa kasus, seperti ketika beberapa
kekuatan mata fokus mungkin tersembunyi, tetes mata dapat digunakan. Mereka
sementara menjaga mata dari mengubah fokus saat uji coba dilakukan.
Menggunakan informasi yang diperoleh dari tes ini, bersama dengan hasil tes lain,

dokter mata Anda dapat menentukan apakah Anda memiliki gejala Computer
Vision Syndrome dan memberitahu Anda tentang pilihan pengobatan.

Radiasi dari sinar biru computer. yang berefek pada mata salah satunya adalah,
gejala Computer Vision Syndrome (CVS). CVS adalah keluhan-keluan atau gejala pada
mata, kepala, dan tulang punggung yang disebabkan oleh efek penyinaran pada aktivitas
computer empat sampai enam jam setiap harinya. Sudut pandangan kearah computer
yang tidak pas, bagian atas layar computer yang tidak sejajar dengan mata, tidak
sesuainya tingkat terang gelap layar, dan biasanya ada pantulan yang menyilaukan dari
sumber cahaya lain, merupakan hal lain yang juga mengontribusi adanya CVS.
Lingkungan kerja juga sangat memicu gejala CVS. Misalnya, posisi layar computer yang
terlalu tinggi, kursi kerja yang tidak ergonomis.
Pekerja yang mengharuskan untuk selalu bernteraksi dengan computer, dapat
mencegah terjadinya CVS, salah satunya adalah menggunakan alat pelindung diri saat
bekerja. Alat dari pelindung diri untuk pekerja yang menghadapi layar computer, bisa
dengan menggunakan kacamata anti radiasi, atau kacamata biasa, yang dapat mencega
banyak sinar biru yang masyk ke mata. Selalin itu masih ada beberapa langkah, yaitu :
Istirahat 10 menit setiap jam
Mengalahkan pandangan dari monitor setiap 15 menit dengan melihat objek yang jauh
kurang lebih 10 menit.
Melakukan variasi kegiatan untuk menghindari melihat buyar Mengatur pencahayaan
ruangan
Menggunakan lampu pijar yang tidak terlalu terang
computer terus- menerus
Memasang filter pada layar computer
Menggunakan kursi yang dapat diatur posisisnya dan disertai sandaran
Duduk tegak dengan posisi keyboard sedekit lebih rendah pada siku dan lengan

Layar computer sebaiknya berjarak 50-57 cm


Posisi miring kebelakan 5-20 derajat dari posisi tegak.

3.5 PENYEBAB TERKENA CVS


Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan munculnya CVS, antara lain jenis
atau karakteristik monitor komputer dan adanya kelainan refraksi atau pembiasan pada
pengguna. Karekteristik monitor dengan resolusi rendah termasuk yang menyebabkan
gangguan ini. Selain itu, pemakaian kacamata yang tidak pas atau melepas kacamata saat
di hadapan monitor baik minus, plus, maupun silindris akan memperburuk CVS yang
terjadi. Sudut pandang ke komputer yang tidak pas, misalnya bagian atas layar komputer
yang tidak sejajar dengan mata, tidak sesuainya tingkat terang gelap layar, dan adanya
pantulan yang menyilaukan dari sumber cahaya lain, merupakan hal lain yang juga
berkontribusi terhadap timbulnya CVS.
Tak hanya itu, lingkungan kerja juga dapat memicu gejala CVS. Misalnya, posisi
layar komputer yang terlalu tinggi, kursi kerja yang tidak ergonomis (desain suatu produk
yang disesuaikan dengan ortopedi tubuh), bisa memunculkan gejala CVS. Kebiasaan
yang sering dilakukan oleh pengguna komputer adalah jika layar komputer terlalu tinggi,
subjek harus mendongakkan kepala untuk mendapatkan sudut pandang yang nyaman.
Sebaliknya, jika layar komputer terlalu rendah, kepala dan leher harus lebih fleksibel. Hal
ini menyebabkan sakit kepala dan punggung, serta masalah pada pergelangan tangan.
Letak layar komputer yang baik adalah 10 derajat di bawah sudut pandang mata.
Saat seseorang melihat suatu objek, maka melibatkan enam otot penggerak pada
setiap mata. Bukan hanya otot bagian luar saja, tetapi juga otot bagian dalam. Keenam
otot tersebut terdiri dari empat otot rektus dan dua otot obliqus yang berperan dalam
memfokuskan bayangan benda, serta mencapai stereokopis atau binokularitas. Otot-otot
ini juga menjadi penyebab kelelahan mata (astenopia) bila orang dengan kelainan refraksi
tidak menggunakan kacamata. Apabila matanya minus sekaligus silindris, maka

kemungkinan pertambahan jumlah minus-nya lebih besar. Namun, bila kacamata dipakai,
mata akan lebih rileks dan fokusnya tidak terlalu kuat, sehingga keenam otot tadi tidak
terlalu berat untuk melihat layar komputer yang rata-rata hurufnya kecil-kecil.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Penyakit akibat kerja yang terjadi pada pekerja kantor, atau yang lebih umum pada
pekerja atau karyawan yang selalu berinteraksi dengan computer adalah Computer Vision
Syndrome. Atau sering disebut sebagai CVS, yang disebabkan karena radiasi oleh sinar
biru yang ada pada cahaya computer, saat computer sedang dijalankan oleh pekerja
tersebut.Adapun salah satu pencegahan CVS adalah selalu beristirahat atau mengalihkan
pandangan dari computer setiap satu jam sekali selama sepuluh menit.
4.2 SARAN

Selain yang ada pada landasan teori atau pada pembahasan, pencegahan
Computer Vision Syndrome yang paling mudah dilakukan oleh pekerja adalah selalu
mengkonsumsi buah dan sayur yang alami, karena mengandung banyak vitamin yang
dapat mennyehatkan mata, sehingga mata lebih kebal dengan sinar biru yang ada pada

cahaya computer. Tak tertinggal pula untuk selalu menggunakan alat pelindung diri, saat
berinteraksi dengan computer.

DAFTAR PUSTAKA
http://anggaswangi.blogspot.com/2009/06/computer-vision-syndrome-cvs.html
http://anysundari.wordpress.com/artikel/
http://jabar.tribunnews.com/read/artikel/114391/hati-hati-kelelahan-mata-di-depankomputer
http://jefrigc.blogspot.com/2011/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://kellyanggoro.wordpress.com/2010/06/27/penyakit-akibat-kerja-di-rumah-sakit-danpencegahannya/
http://republika.co.id:8080/koran/106/23021/Penyakit_Akibat_Kerja
http://www.surabaya-ehealth.org/artikel/penyakit-akibat-kerja
Mukono. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya : Airlangga University Press
Mukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Airlangga University

Press
http://iptek-4u.blogspot.com/2012/08/penyakit-yang-disebabkan-olehkomputer.html#ixzz31x4bCqZ2

Anda mungkin juga menyukai