Anda di halaman 1dari 5

Pewarnaan negatif yaitu pewarnaan yang ditujukan terhadap bakteri yang

sulit diwarnai, dimana bakterinya tidak diwarnai melainkan latar belakangnya,


metode pewarnaan negatif merupakan suatu metode perwarnaan umum, dimana
digunakan larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri
melainkan melatar belakangi sehingga kelihatan atau nampak sebagai bentukbentuk kosong tak berwarna(negatif) (Lay.1994).
Pewarnaan negatif ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran
sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang
keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk
agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode
ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina. Pewarnaan negatif atau pewarnaan
asam dapat terjadi karena senyawa pewarnaan berwarna negatif. Dalam kondisi
pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga
pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel bakteri. Oleh
karena itu dinding sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa
digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin. Teknik ini
berguna untuk menentukan moffologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan
tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan
kimia, maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar penentuan sel dapat
diperoleh denagan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta
cina (Hadiotomo,1990).
Pada dinding sel, banyak bakteri terdapat zat dengan kadar air tinggi,
beberapa lapisan-lapisan dengan berbagai ketebalan merupakan selubung lendir
dan kapsul. Bagi bakteri, selubung lendir dan kapsul ini tidak begitu penting
untuk hidup, akan tetapi dengan memiliki selubung, banyak bakteri patogen
menjadi resisten terhadap fagositosis, sehingga meningkatkan virulensinya untuk
hewan percobaan, sel dapat berfungsi sebagai cadangan makanan, erlindungan
terhadap kekeringan karena dehirasi. Kapsul tidak memiliki afinitas yang besar

terhadap bahan-bahan zat warna yang bersifat basa. Kapsul tampaknya tidak larut
dalam air.Beberapa kapsul tidak dirusak oleh gangguan mekanik atau larut bila
dicuci dengan air. Karena kapsul dari berbagai species bebeda dalam susunan zatzatnya, maka tidak semua kapsul dapat diperhatikan dalam proses pewarnaan
yang sama. Komposisi kimiawi kapsul berbeda-beada menurut organismenya, ada
yang

berupa

polimer

glukosa

contohnya:

dekstran

pada Leucunostoc

mesentroides, polmer gula-amino misalnya pada Staphilococcus sp. , Polipeptida


misalnya: Bacillus disentri,polimer asam D-glutamat, yaitu: Bacillus anthracis
Seringkali, pada beberapa spesies ditemukan mutan yang berkapsul,
disamping itu disamping yang tidak berkapsul. Hal ini, mempengaruhi bentuk
koloni pada medium pembiakkan. Sehingga bakteri dapat dibedakan menjadi: (1)
Koloni bakteri berkapsul disebut koloni smooth (S), (2) Koloni bakteri tidak
berkapsul disebut koloni rough (R). Pembentukkan kapsul berdasarkan zat-zat
makanan, yaitu apakah makanan yang dimakan bakteri mengandung kapsul atau
tidak. Ada saatnya bakteri pembentuk kapsul tidak membentuk kapsul.
Beberapa kerugian bakteri berlendir dapat mengganggu perindustrian
misalnya, pembuatan gula tebu, bakteri tersebut antara lainBetacrocus
dextranicus menempatkan

pipa-pipa

mesin

pembuat

gula.

Lalu, Bacillus

subtilis terrkadang mengganggu pembuatan roti. Bakteri tersebut membentk


lendir yang sangat kenyal yang disebabkan kotornya tepung dan pembakaran
yang kuranng panas. Kemudian, Acetobacter xylinium, membuat lendir dalam
milieu yang manis dan mengandung alkohol. Lendirnya dapat kering , lalu
menjadi keras dan dapat digunakan sebagai sol sepatu.
Beberapa keuntungan dari bakteri berlendir antara lain, dalam dunia
kedokteran kapsul dapat dipakai sebagai indikasi untuk menentukan patogenitas
bakteri. Bakteri yang patogen yang dapat membentuk kapsul menunjukkan bahwa
virulensinya semakin tinggia saat dibentuk kapsul. Jka tidak dibentuk kapsul,
maka virulensinya rendah atau bahkan hilang sama sekali. Contoh bakteri

berkapsul antara lain: Bacillus anthracis, Diplooccus pneumoniae, Klebsiella,


Acetobacter xylinium, Bacillus subtilis, Betacrocus dextranicus.
Tanpa pewarnaan, kapsul bakteri sangat sukar diamati dengan mikroskop
cahaya biasa karena tidak berwarna dan mempunyai ideks bias yang rendah.
Karena kapsul bersifat non-ionik, maka pewarnaanya tidak dapat dilakukan
menggunakan prosedur yang sederhana dan biasa. Masalah utama dalam
pewarnaan kapsul ialah bila olesan bakteri yang telah disiapkan difiksasi dengan
panas menurut metode yang biasa. Masalah utama dalam pewarnaan kapsul ialah
bila olean bakteri yang telah isiapkan itu difiksasi dengan panas menurut metode
yang biasa, maka kapsul tersebut akan rusak, namun apabila tidak difikasi dengan
panas, maka organisme tersebut akan meluncur pada waktu pencucian. Dalam
banyak

pekerjaan

bakteriologis,

yang

kita

perlukan

hanyalah

sekedar

memperagakan ada atau tidaknya kapsul. Tujuan ini dapat digunakan dengan cara
menggabungkan proses pewarnaan negatif dengan pewarnaan sederhana. Teknik
pewarnaan lain untuk melihat kapsul pada bakteri antara lai dengan
metoda pewarnaan Anthony, Pewarnaan Hiss, Pewarnaan Leifson, dan
pewarnaan Tyler.
Kapsul Klebsiella pneumoniae mempunyai berat molekul yang bervariasi
sesuai dengan serotipenya yaitu 32 Kda, 40 kDa, 64 kDa sampai 300 kDa (6).
Disini terdapat perbedaan yang kemungkinan disebabkan adanya perbedaan
lingkungan/environment yang mengakibatkan perbedaan ekspresi gene yang
selanjutnya berpengaruh pada sintesa protein dan akhirnya mempengaruhi
virulensi kumannya. Perbedaan bisa juga karena adanya variabilitas galur atau
strain dari kuman sehingga terdapat sifat maupun protein yang berbeda (Joko
Susilo*, Teguh R. Sartono**, Sumarno***)
Kapsul bakteri yang terdiri dari unsur polisakarida akan menentukan sifat
hidrofobisitas yang akan bertanggung jawab terhadap kemampuan adesi pada sel
epitel inang. Bakteri yang mempunyai kapsul akan besifat hidrofil.

Khusnan1 , Wahyu Prihtiyantoro2 , dan Mitra Slipranata


Bakteri yang berkapsul umumnya lebih patogen dibandingkan dengan
bakteri yang tidak berkapsul dan bersifat lebih virulen dan sebaliknya bakteri
yang tidak mempunyai kapsul kurang virulen. Sebaliknya bakteri-bakteri yang
bersifat hidrofob pada permukaan selnya tidak berkapsul, tetapi tersusun dari
molekul-molekul protein. Bakteri yang bersifat hidrofob, akan mudah melekat
pada sel epitel pada proses adesi akan mudah difagosit oleh sel-sel
polimorfonuklear leukosit
Ernin Hidayati1), Nuryati Juli2), dan Erly Marwani2)
Kemampan suatu bakteri menghasilkan kapsul dan slime ditentukan oleh
factor genetic dan lingkungan. Selain lingkungan dan genetic factor fisik seperti
temperature, pH dan ketersediaan oksigen, eksresi toksin mempengaruhi
pembentukan kapsul dan slime bakteri pathogen yang tumbuh . Kapsul dan slime
yang telah terbentuk dapat juga hilang karena mengalami difusi ke dalam medium
selama fase pertumbuhan stasioner.
Kapsul dan slime hanya bias dideteksi pada medium bila spesies penghasil
kapsul dan slime tersebut menghasilkan kapsul dan slime dalam jumlah banyak
pada kondisi alami, seperti K. Peneumoniaes

Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan


Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga
Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali
Sutedjo, Mul Mulyani.1991.Mikrobiologi Tanah.Jakarta : Rineka Cipta
Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press
Pewarnaan kapsul ialah metode pewarnaan diferensial yang dikhususkan untuk
melihat bagian kapsul dari suatu bakteri. Pewarnaan kapsul merupakan gabungan
antara pewarnaan sederhana dan pewarnaan negatif. Berdasarkan hasil
pengamatan kapsul bewarna merah, sedangkan bakteri tampak sebagai bagian yang
kosong.

Anda mungkin juga menyukai