Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Profil PT Pupuk Kujang


1.1.1 Sejarah Perusahaan

Pada tahun 60-an, pemerintah mencanangkan pelaksanaan program peningkatan


produksi pertanian di dalam usaha swasembada pangan, demi suksesnya program
pemerintah ini, maka kebutuhan akan pupuk mutlak harus dipenuhi mengingat produksi
PUSRI waktu itu tidak mencukupi .
Dengan ditemukannya beberapa sumber gas alam dan minyak bumi pada tahun
1969 di Jatibarang (Cirebon Selatan) dan lepas patai Cilamaya (Kabupaten Karawang),
bagian utara Jawa Barat, maka timbul gagasan untuk mendirikan pabrik pupuk urea di
Jawa Barat.
Tanggal 9 Juni 1975 lahirlah Pt Pupuk Kujang, sebuah BUMN di lingkungan
Departemen Perindustrian yang mengemban tugas untuk membangun pabrik urea di
Desa Dawuan, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat,
tetapi saat ini PT Pupuk Kujang adalah anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia
(persero).
Bulan Juli 1976, pembangunan pabrik mulai dilakukan dengan kontraktor utama
Kellog Overseas Coorporation (USA) dan Toyo Engineering Corp. (Jepang) sebagai
kontraktor pabrik urea. Pembangunan berjalan lancar sehingga pada tanggal 7
November 1978 pabrik sudah mulai berproduksi dengan kapasitas 570.000 ton/tahun
urea dan 330.000 ton/tahun amoniak. Pembangunan pabrik dapat diseleseikan 3 bulan
lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan. Pada tanggal 12 Desember 1978, Presiden
RI, Soeharto meresmikan pembukaan pabrik dan 1 April 1979, PT Pupuk Kujang mulai
beroperasi dengan komersial.
Sejalan dengan perkembangannya PT Pupuk Kujang berupaya meningkatkan
kemampuan dalam memasok kebutuhan di Jawa Barat, maka pada tahun 2002
dibangunlah pabrik Kujang 1B yang merupakan kelanjutan program pemerintah dalam
pemulihan ekonomi jangka menengah dan jangka panjang. Pelajsanaan peresmian tiang

pancang pertama oleh Presiden RI Megawati Soekarno Putri pada 3 Juli 2002.
Kontraktor utama pembangunan Pabrik Kujang 1B oleh Toyo Engineering Corporation
(TEC) Jepang dan Sub kontraktor dalam negeri Joint Operation antara PT Rekayasa
Industri dengan PT IPKT. Pada tanggal 3 April 2006, Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono meresmikan pembukaan pabrik. Dengan mulai beroprasinya pabrik Kujang
1B,maka kapasitas pabrik PT Pupuk Kujang menjadi 1.140.000 ton/tahun.
PT. Pupuk Kujang berlokasi di Kelurahan Dawuan, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat, pemilihan lokasi ini berdasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan:
- Dekat dengan sumber bahan baku gas alam di Cimalaya
- Dekat dengan sumber air tawar Sungai Citarum, Curug
- Dekat dengan sumber tenaga listrik Jatiluhur
- Tersedianya sarana transportasi darat
- Berada di tengah-tengah daerah pemasaran pupuk
Proses pembuatan pupuk urea di PT. Pupuk Kujang adalah proses continue
sehingga lay-out disusun sedemikian rupa dengan pertimbangan untuk memudahkan
jalannya proses produksi. Di samping itu juga untuk memudahkan keluar masuknya
kendaraan baik kendaraan berat ataupun kendaraan ringan sebab untuk perbaikan perlu
peralatan berat seperti derek fork lift dan sebagainya. Unit pengantongan diletakkan di
bagian depan. Hal ini dimaksudkan untuk pengolahan air buangan diatur sedemikian
rupa sehingga air yang keluar dari lingkungan pabrik dianggap tidak membahayakan.
Luas pabrik PT Pupuk Kujang yaitu kurang lebih 350 ha, yang terbagi menjadi:
1. Daerah pabrik seluas
2. Daerah perumahan seluas
3. Daerah penunjang dan lain-lain
Jumlah

:
:
:
:

60 ha
60 ha
230 ha
350 ha

Pemilihan tata letak pabrik lay-out pabrik dirancang dengan tujuan :

1.
2.
3.
4.

Pengolahan pabrik dapat efisien.


Memudahkan penanggulangan bahaya, ledakan, dan kebocoran gas.
Mencegah polusi udara dan suara.
Memudahkan jalan masuk dan keluar kendaraan di area pabrik.
Jalan Raya Karawang-Cikampek

Pabrik NPK

Biro
Pengamana
n

P
4
A

FAS

AMONIA

AS

UREA
K

AS

FS

Pabrik
Penganto
Pabrik
ng-an

Pabrik
Amonia
IB

Urea
IB

MO
LAB

BENGKEL

CO

Pusat K3
PPSD
M
PARK
IR
Ke perumahan

P1

Gedung Graha
Purna Bhakti

KANTOR
PUSAT PUPUK
KUJANG

Gambar 1.1 Tata letak PT Pupuk Kujang Cikampek

Keterangan gambar adalah sebagai berikut :


A

: Condenser dan Stripper

: Udara Instrumen

PabrikPabrik
Perusaha
an
Patungan

: Cooling Tower Untuk Pabrik Amonia

: Control Room Amonia dan Urea

: Anco Unit

: Cooling Tower untuk Prilling Tower

: Prilling Tower

:Cooling Tower Untuk Pabrik Urea

:Control Room Utilitas

:Generator

:Pretreatment dan Demin Area

: Perluasan Pretreatment dan Demin Area

:Hitachi Gas Turbin Generator

:Waste Heat Boiler

:Packed Boiler

: Gedung Serba Guna

AS

:Ammonia Storage

ASP

:Ammonia Separator

FAS

:Future Ammonia Separator

MO

:Maintenance Office

LAB

: Laboratorium

P1,P2 : Penjaga Pintu 1 dan 2


GMS :Gas Metering Station
CO

:Construction Office

Tabel Proses Pembangunan Kujang I B

Tanggal

Kegiatan

15 Maret 2001
3 Juli 2002
27 Desember 2002
Februari-juli 2003
Juli 2003-September 2004
Oktober 2003-September 2005
14 Oktober 2004
18 Desember 2004
31 Januari 2005
6 September 2005
17 Oktober 2005
24 Oktober 2005
17-31 Januari 2006
10 Februari 2006
1.1.2

Penandatangan kontrak
Pemancangan kontruksi pertama
Tanggal efektif kontrak
Dasar perancangan
Detail perancangan
Konstruksi
Tersedianya udara instrumen
Tersedianya air hasil filtrasi
Tersedianya kukus
Commisioning
Produksi amonia pertama
Produksi urea prill pertama
Tes performa (unjuk kerja)
Serah terima pabrik

Visi dan Misi Perusahaan


Visi PT. Pupuk Kujang adalah menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia yang
efisian dan kompetitif di pasar global. Sedangkan misi PT. Pupuk Kujang adalah:
a. Menciptakan laba yang memadai dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan
ekonomi,

khususnya

bidang

pertanian

serta

memperhatikan

pemegang

kepentingan lainnya.
b. Membangun Industri petrokimia nasional berbasis gas alam dan berwawasan

1.1.3

lingkungan.
c. Melakukan tanggung jawab sosial melalui kemitraan mutualistis.
Administrasi keuangan
Laporan keuangan perusahaan sebagai bahan untuk penilaian hasil kegiatan usaha
selalu dapat diterbitkan baik secara bulanan maupun tahunan. Demikian pula dengan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya PT Pupuk Kujang yang merupakan
pedoman bagi kegiatan operasional perusahaan selalu disampaikan kepada pemegang
saham dan kuasa pemegang saham tiga bulan sebelum kegiatan perusahaan ditahun
yang akan berjalan.

1.1.4

Pemasaran
Upaya-upaya PT Pupuk Kujang dalam memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi
antara lain dengan menyediakan gudang sebagai supply point di seluruh kabupaten
sehingga stok pupuk dapat tersedia di gudang distributor untuk mencukupi kebutuhan
2 (dua) minggu yang akan datang dan stok di gudang pengecer sebanyak kebutuhan
untuk 1 (satu) minggu yang akan datang. Selain itu, dilakukan berbagai upaya
kerjasama dengan pihak-pihak terkait langsung maupun tidak langsung seperti Dinas
Pertanian , Dinas Perdagangan, Kepolisian RI , BUMD, Pemerintah Daerah serta

Lembaga Swadaya Masyarakat di bidang pertanian, serta membentuk Tim Pemasaran


Bersama (TPB) di masing-masing kabupaten untuk memperoleh kepastian jumlah
kebutuhan, jadwal pemupukan, serta wilayah yang membutuhkan sehingga dapat
diketahui kebutuhan pupuk bersubsidi secara rinci hingga tingkat kecamatan.
1.1.5

Struktur Organisasi
Kelancaran dan kontinuitas suatu perusahaan merupakan hal penting dan menjadi
tujuan utama setiap perusahaan. Hal ini ditunjang dengan adanya struktur organisasi
yang handal. Struktur organisasi memberikan wewenang kepada setiap bagian
perusahaan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, juga engatur
sistem dan hubungan structural antar fungsi atau orang orang dalam hubungan satu
dengan lainnya pada pelaksanaan fungsi mereka.
PT Pupuk Kujang mempunyai struktur organisasi yang berbentuk lini dan staf.
Tugas kelompok lini adalah melaksanakan tugas pokok, sedangkan kelompok staf
melaksanakan tugas penunjang.
Struktur organisasi PT. Pupuk Kujang secara garis besar sesuai dengan Surat
Keputusan Direksi terbaru yaitu berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
023/SK/DU/X/2014 tanggal 13 Oktober 2014. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi
tersebut,PT. Pupuk Kujang dipimpin oleh Dewan Direksi yang terdiri dari :
a. Direktur Utama
b. Direktur Produksi,Teknik dan Pengembangan,
c. Direktur Komersil,
d. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum.
Dewan Direksi bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris yang mewakili
Pemerintah sebagai pemegang saham melalui Departemen Pertanian, dan Departemen
Keuangan. Dewan Direksi membawahi lima komponen (Direktur Muda) dan Staf,
serta selanjutnya membawahi Kepala Biro dan Kepala Divisi.Bentuk organisasi yang
ditetapkan PT. Pupuk Kujang adalah struktur organisasi garis dan staf. Perusahaan PT.
Pupuk Kujang mempunyai tugas yang beraneka ragam dan sangat kompleks, maka
tidak mungkin bagi seorang pimpinan perusahaan disamping membuat keputusan juga
memberikan perintah kerja untuk kelancaran tugasnya. Oleh karena itu, perlu
diadakan pendelegasian wewenang kepada para staf sesuai dengan

Tugas-tugas

dimasing-masing bagian berdasarkan Keputusan Direksi No. 023/SK/DU/X/2014


tanggal 13 Oktober 2014.
a. Direktur Utama
Unsur pimpinan ini disamping bertugas mengatur dan mengkoordinir
direktur-direktur lainnya, juga bertugas dan mengkoordinir Sekertariat

Perusahaan

dan

Satuan

Pengawasan

Intern.

Sekertariat

Perusahaan

membawahi Departemen Hubungan Masyarakat, Departemen Hukum dan


Administrasi Perusahaan, Departemen Pengamanan, Departemen Tata Kelola
Perusahaan dan Manajemen Resiko, Kantor Perwakilan Pupuk Kujang Jakarta
dan Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, khusus untuk
Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bertanggung jawab
kepada Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum.
Sedangkan Satuan Pengawasan Interen membawahi Departemen Pengawasan
Operasional dan Departemen Pengawasan Keuangan serta bertanggung jawab
kepada Direktur Utama.
b. Direktur Produksi Teknik dan Pengembangan
Bertugas mengatur dan mengkoordinir unit-unit kerja atau
fungsi-fungsi

yang

berada

dibawah

Kompartemen

Kompartemen Teknik dan Pengembangan

Produksi,

serta Kompartemen

Pemeliharaan dan Staf serta bertanggung jawab kepada Direktur


Utama.

c. Direktur Komersil
Bertugas mengatur dan mengkoordinir unit-unit kerja atau fungsifungsi yang berada dibawah Kompartemen Administrasi dan Keuangan dan
Kompartemen Pemasaran beserta Staf serta bertanggung jawab kepada
Direktur Utama.
d. Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia
Bertugas mengatur dan mengkoordinir unit-unit kerja atau fungsifungsi yang berada dibawah Kompartemen Logistik dan Umum dan
Kompartemen Sumber Daya Manusia beserta Staf serta bertanggung jawab
kepada Direktur Utama.
1.2 Unit Unit Produksi
1. Unit Pembangkit Uap
Unit pembangkit uap di pabrik Kujang 1B terdiri dari satu unit Waste Heat
Boiler dengan kapasitas 30 ton/jam dan satu unit Package Boiler dengan kapasitas
100 ton/jam.
2.

Unit Pembangkit Listrik

Baik Kujang 1A maupun Kujang 1B masing-masing memiliki unit pembangkit


listrik tersendiri. Unit pembangkit listrik di Kujang 1A terdiri dari satu unit Gas
Turbin Generator kapasitas 15 MW. Tiga unit Diesel Standby Generator kapasitas
750 KW/unit dan satu unit Diesel Emergency Generator kapasitas 375 KW.
Unit pembangkit listrik Kujang 1B terdiri dari satu unit Gas Turbin Generator
kapasitas 11 MW dan satu unit Diesel Emergency Generator dengan kapasitas 1300
KW.
3.

Unit Penjernihan Air


Unit pengolahan air di Kujang 1B memiliki kapasitas terpasang sebesar 650
m3/jam. Air yang sudah diolah kemudian dimanfaatkan atau diproses lebih lanjut
antara lain untuk Air Pendingin kapasitas 360 m3/jam; Air Bebas Mineral kapasitas
180 ton/jam.
Selain keperluan di atas, unit pengolah air juga memasok kebutuhan air hydran
di area Pupuk Kujang.

4.

Unit Amonia
Unit Amonia Kujang 1A dan Kujang 1B menghasilkan Amonia dengan kapasitas
terpasang masing-masing sebesar 1000 MT/hari. Selain itu dihasilkan juga produk
samping berupa gas Karbondioksida yang digunakan untuk bahan baku pembuatan
Urea.

5.

Unit Urea
Amonia dan Karbondioksida yang diperoleh dari unit Amonia kemudian
diproses di unit Urea. Pabrik Urea Kujang 1A dan 1B memiliki kapasitas terpasang
yang sama yaitu masing-masing 1.725 MT/hari atau sebesar 570.000 MT/tahun
sehingga kapasitas total produksi Urea Pupuk Kujang sebesar 1.140.000 MT/tahun.

1.2.1 Bahan Baku


PT. Pupuk Kujang Cikampek sebagai suatu pabrik yang memproduksi pupuk
urea membutuhkan bahan baku utama, yakni gas alam, air, dan udara. Bahan baku
tersebut akan dimanfaatkan oleh unit utilitas, unit ammonia, dan unit urea. Unit
ammonia menghasilkan ammonia dan karbon dioksida yang memerlukan bahan
baku berupa gas alam, udara, dan air. Unit Urea menghasilkan urea dalam bentuk
butiran (prill) yang memerlukan bahan baku berupa ammonia dan karbon dioksida
yang dihasilkan dari unit ammonia.
1.2.1.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku yang digunakan di PT. Pupuk Kujang dalam proses produksi amonia
dan urea adalah gas alam, uap air, dan udara.
1.

Gas Alam
Melalui pertamina gas alam diperoleh dari tiga sumber, yaitu Offshore Arco,

Laut Paragi di lepas pantai Cilamaya sekitar 70 km dari kawasan pabrik dan sumber
gas alam di Mundu Kabupaten Indramayu.

Tabel I. 1 Komposisi Sumber Gas Alam Untuk Bahan Baku

Komponen
N2
CO2
CH4
C2H6
C3H8
i-C4H10
n-C4H10
i-C5H12
n-C5H12
C6H14
C7H16
S (organik)
S (sebagaiH2S)

Komposisi
Minimal
(% mol)
1,00
1,00
70,00
1,00
0,75
0,10
0,10
0,02
0,01
0,01
0,01
-

Maksimal
(% mol)
1,50
5,00
90,00
12,00
1,2
2,00
2,20
0,60
0,30
0,1
0,1
5.10-4
30.10-4

Normal
(% mol)
1,25
3,00
88,36
5,00
2,00
0,24
0,20
0,07
0,04
0,03
0,06
5.10-4
30.10-4

Hg
2,5.10-7
Sumber : Proses Engineering, PT. Pupuk Kujang, 2010

2,5.10-7

Untuk penyediaan gas alam telah dipasang pipa bawah tanah sepanjang 114
km dengan diameter 24 inch, serta digunakan kompresor, sedangkan stasiun
meterannya dibangun di dekat kawasan pabrik, yang berfungsi sebagai pencatat gas
alam yang dipakai oleh PT. Pupuk Kujang. Komposisi sumber-sumber gas alam
sebagai bahan baku dapat dilihat pada Tabel I.1.
2.

Udara
Udara yang digunakan diambil dari lingkungan sekitar pabrik, yang telah

dimurnikan terlebih dahulu dari impuritas-impuritasnya yang terkandung di


dalamnya. Jumlah udara yang dibutuhkan oleh PT. Pupuk Kujang untuk menunjang
proses produksi yaitu sebesar 40.635 Nm2/Jam. Komponen utama yang diambil
adalah gas nitrogen (N2) yang digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan
amonia. Udara yang digunakan harus bebas dari debu, bebas minyak, dan
mempunyai tekanan 7 kg/cm2. Karakteristik udara adalah sebagai berikut:
-

Temperatur Kritis (Tc):


Tekanan Kritis (Pc)
Densitas
Enthalpi (H1200 K)

-140,7 C
:
37,2 atm
:
350 kg/m3
:
1278 kJ/kg

Spesifikasi minimal sebagai instrument air yang harus dipenuhi adalah


sebagai berikut :

- Karakteristik
:
bebas minyak, tidak berdebu dan kering
- Titik Embun
:
-40 C pada tekanan atmosfer
- Tekanan
:
7 kg/cm2G
- Temperatur
:
sama dengan temperatur lingkungan
Sedangkan spesifikasi minimal plant air yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
- Karakteristik
:
udara bersih bertekanan
- Tekanan
:
7 kg/cm2G
Untuk memproduksi 1 ton urea, dibutuhkan udara total sebanyak 473,03
Nm3.

3.

Air
Air yang diperoleh berasal dari sungai Citarum yang berada di daerah

Parungkadali (Curug) dan di daerah Cikao sebelah hilir Bendungan Jatiluhur yang

berjarak kurang lebih 10 km. Sebelum dimanfaatkan lebih lanjut air dialirkan ke unit
utility untuk mendapatkan perlakuan terlebih dahulu. Pengaliran air dari
Parungkadali ke pabrik menggunakan dua buah pompa dengan kapasitas masingmasing 5.500 gpm, dimana 10.000 gpm dipompakan dan dialirkan ke lokasi pabrik,
sedangkan sisanya ditampung pada penampungan untuk persediaan jika suplai air
tidak mencukupi. Jumlah air yang dibutuhkan adalah 9.000 m3/jam. Air untuk bahan
baku harus diolah agar memenuhi syarat sebagai air pendingin, air umpan boiler, dan
untuk lingkungan pabrik dan pemukiman. Kebutuhan bahan baku dan utilitas untuk
operasi kapasitas penuh, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Amonia cair 40.000 kg/jam


Gas Karbondioksida 27.000 kg/jam
Uap air pada 42 kg/cm2.G ; 106 ton/jam
Make up air pendingin 3 metrik ton
Tenaga listrik kecuali instrumen dan penerangan 60,1 KWh
Udara instrument 5,6 Nm3
Udara pabrik 1,12 Nm3

Air yang digunakan dalam proses dibedakan menjadi dua yaitu air umpan ketel
dan air pendingin. Kebutuhan air umpan ketel adalah 2,4 m3/ton urea sementara
kebutuhan air pendingin adalah 272,4 ton/ton urea.
Kukus (steam) yang dihasilkan dari ketel (boiler) dibagi menjadi 3 jenis:
a. Kukus bertekanan tinggi (HPS) dengan P = 105 kg/cm2, T = 440 C
b. Kukus bertekanan sedang (MPS) dengan P = 42 kg/cm2, T = 371 C
c. Kukus bertekanan rendah (LPS) dengan P = 3,5 kg/cm2
Kebutuhan steam tekanan tinggi adalah 3,5 ton/ton urea dan kebutuhan steam
tekanan rendah adalah 1,4 ton/ton urea. Selain itu diperlukan amonia panas sebanyak
0,5 ton untuk membangkitkan steam tersebut.
Di samping itu, penggunaan air di pabrik adalah sebagai air pendingin. Unit air
pendingin ini mengelola air dari proses pendinginan yang suhunya 46 C menjadi
32C agar dapat digunakan lagi sebagai air proses pendingin pada cooler (penukar
panas) di peralatan yang membutuhkan pendingin. Bahan kimia yang diinjeksikan
pada air pendingin adalah :
a. Senyawa fosfat, untuk mencegah timbulnya kerak dan korosi pada pipa
heatexchanger.

b. Senyawa klor, untuk membunuh bakteri dan mencegah timbulnya lumut


pada menara pendingin.
c. Asam sulfat dan basa, untuk mengatur pH air pendingin.
d. Dispersant, untuk mencegah penggumpalan dan pengendapan kotorankotoran yang terdapat pda air pendingin dan mencegah terjadinya fouling
pada pipa heat exchanger.

Penggunaan air baku yang utama di dalam pabrik adalah sebagai air
pendinginmempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a. Turbiditas
b. pH
c. Total hardness
d. Warna
e. Besi
f. Klorida
g. Sulfat
h. Minyak
i. Permanganat
j. Nitrogen
k. P-alkalinity
l. M-alkalinity
m. Padatan terlarut
n. Tekanan
o. Temperatur

4.

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

< 3 NTU
6,5 7,5
< 25 ppm sebagai CaCO3
< 10 ppm sebagai unit harzen
< 0,1 ppm sebagai Fe
< 8 ppm sebagai Cl
< 10 ppm sebagai SO4
bersih
< 3 ppm sebagai O
0 ppm seagai NH3 dan urea
0 ppm sebagai CaCO3
12 ppm sebagai CaCO3
< 80 ppm
min. 1,5 kg/cm2G
temperatur lingkungan

Amonia Cair
Amonia cair yang digunakan pada unit produksi urea berasal dari unit produksi

amonia yang pada umumnya mempunyai spesifikasi :


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kadar ammonia :
Kadar air
:
Kadar minyak :
Tekanan
:
Temperatur
:
Jumlah Normal :

g. Jumlah Rancang:

99,5% berat minimum


0,5% berat minimum
5 ppm (b/b) maksimum
18 kg/cm2
25 30 C
40.983 kg/jam
49.180 kg/jam

5.

Gas Karbondioksida
Karbondioksida merupakan salah satu produk unit ammonia sekaligus

juga merupakan bahan baku utama dalam pembuatan urea. Karbondioksida yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea mempunyai spesifikasi sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kadar CO2
Kadar air
Kadar sulfur
Tekanan
Temperatur
Jumlah Normal

:
:
:
:
:
:

g. Jumlah Rancang:
6.

98,5% basis kering


jenuh
1 ppm (b/b) maksimum
0,6 kg/cm2
38 C
27.450 kg/jam
32.940 kg/jam

Listrik
Untuk memenuhi kebutuhan listrik digunakan sebuah turbin gas merek Hitachi

dengan bahan bakar gas alam dan kapasitas 15 MW. Listrik yang dihasilkan oleh
turbin gas tersebut digunakan untuk pabrik, perumahan, dan perkantoran. Kebutuhan
listrik yang diperlukan untuk pembuatan 1 ton urea adalah 78 KWh.
1.2.1.2 Bahan Baku Penunjang
Bahan baku penunjang berfungsi untuk membantu poses namun tidak
terkonversisebagai produk. Bahan baku penunjang diantaranya adalah asam sulfat,
soda kaustik, klorin, hidrazin, dan orthophosphat. Semua bahan ini adalah bahan
kimia tambahan untuk pembuatan air proses, air umpan ketel (BFW), dan air
minum. Selain itu bahan baku penunjang untuk produksinya adalah katalis cobaltmolybdenum, nikel, Fe-Cr, dan campuran Cu-ZnO-Alumina.

1.2.2 Produk
PT. Pupuk Kujang merupakan industri yang menghasilkan pupuk urea sebagai hasil
utama, selain itu juga menghasilkan amonia dan CO sebagai produk samping untuk
memenuhi kebutuhan anak perusahaan PT. Pupuk Kujang.
PT.Pupuk Kujang mulai berproduksi dengan kapasitas terpasang sebagai berikut :
-

1000 ton/hari (330.000 ton/tahun) pabrik amonia untuk masing masing Plan.
1725 ton/hari (570.000 ton/tahun) pabrik urea untuk masing masing Plan.

Anda mungkin juga menyukai