Laporan Gelombang Tsunami
Laporan Gelombang Tsunami
1. Latar Belakang
Tanah longsor merupakan potensi bencana geologis berupa
pergerakan longsoran ke bawah berupa tanah, batuan, dan atau material
yang terkena cuaca karena gravitasi. Tanah longsor merupakan salah satu
fenomena alam yang tidak terkontrol yang menarik perhatian manusia
karena berpotensi membahayakan keselamatan manusia.
Tanah longsor berhubungan dengan masalah kemiringan, ketika
stabilitas kemiringan terganggu, pergerakan menurun dengan banyak
karakter memindahkan tempat. Tanah longsor sering sekali terjadi karena
penebangan hutan dan aktifitas manusia lainnya.
Fenomena tanah lonsor ini biasanya dipelajari dari dua titik yang
berbeda. Fenomena ini dipandang sebagai proses aksi gerak permukaan
tanah yang menjadi subyek studi geologi. Geologi mempelajari fenomena
longsoran sebagai satu proses exogenic denudation yang signifikan, mulai
penyebab, aktifitas dan hasilnya. Sedangkan menurut studi teknik sipil
meneliti kemiringan dari sudut pandang keamanan bangunan.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan tanah longsor ?
b. Apa yang menyebabkan tanah longsor itu terjadi?
c. sebutkan beberapa jenis tanah longsor !
PEMBAHASAN
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal
terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng
yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang
longsorannya mendatar.
3. Tanah yang kurang padat dan teba
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan
lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya
tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap
pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
4. Batuan yang kurang kuat
Pada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan
campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah
menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor
apabila terdapat pada lereng yang terjal.
5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan
adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk
mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga
mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar
pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di
daerah longsoran lama.
6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin,
dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan,
lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi
hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah
yang biasanya diikuti oleh retakan.
9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat
penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan
kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air,
beban serta berat jenis tanah batuan.
Ketika tanah, batu, dan puing Bumi lainnya tak dapat bertahan bersama, tanah longsor
pun terjadi. Gaya ke bawah tanah longsor bisa bergerak lambat (satu milimeter per tahun)
atau bergerak cepat dengan efek berbahaya.
Bahkan, tanah longsor bisa terjadi di bawah air dan menyebabkan gelombang air
pasang dan merusak wilayah pesisir. Tanah longsor ini disebut tanah longsor bawah laut.
Tanah longsor bisa dipicu gempa, aktivitas volkanik, perubahan air tanah, dan gangguan
atau perubahan landaian.
Hujan terus menerus dalam waktu singkat cenderung memicu aliran lumpur dan
puing dangkal yang bergerak cepat. Hujan pelan dan konstan dalam waktu lama bisa
memicu tanah longsor lebih dalam dan bergerak lambat.
Perbedaan material yang ada membuat tanah longsor memiliki perilaku yang berbeda
pula. Tiap tahun, kerusakan senilai US$2 miliar (Rp17,4 triliun) terjadi di Amerika Serikat
(AS) akibat tanah longsor.
Pada Januari 1982, 18.000 puing mengalir terpicu hujan semalam. Kerugian properti yang
timbul US$66 juta (Rp 575 miliar) dan 25 orang tewas
3. Pencegahan terjadinya tanah longsor
Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat
pemukiman (gb. Kiri) Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila
membangun permukiman (gb. kanan)
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah
melalui retakan. (gb. kiri) Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal. (gb. kanan)
Jangan menebang pohon di lereng (gb. kiri) Jangan membangun rumah di bawah
tebing. (gb. kanan)
Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal (gb.kiri) Pembangunan rumah
yang benar di lereng bukit. (gb.kanan)
Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal. (gb.kiri) Pembangunan
rumah yang salah di lereng bukit. (gb.kanan)
Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak. (gb.kiri) Jangan mendirikan rumah di tepi
sungai rawan erosi.
1.Longsoran Translasi
Tampak bahwa kejadian bencana dan jumlah korban bencana tanah longsor di Propinsi
Jawa Barat lebih besar dibandingkan dengan propinsi lainnya. Hal demikian disebabkan
oleh faktor geologi, morfologi, curah hujan, dan jumlah penduduk serta kegiatannya.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
TUGAS IPA
LAPORAN
GETARAN
(TANAH LONGSOR)
ZULFIKAR FAISAL
KELAS VIII RMBI
MTsN WATAMPONE
TAHUN 2011/2012