Anda di halaman 1dari 76

MENTERI SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

- 225 Pasal 687


Bagian Pengangkatan, Pemberhentian, dan Pensiun Pejabat
Negara mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi
pengangkatan, pemberhentian dan pensiun pejabat negara dan
pejabat yang kedudukannya disetarakan dengan Menteri Negara
serta pejabat lainnya yang dalam proses penetapannya
memerlukan pertimbangan DPR, yang dilakukan oleh Presiden.
Pasal 688
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
687, Bagian Pengangkatan, Pemberhentian, dan Pensiun Pejabat
Negara menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan administrasi pengangkatan, pemberhentian, dan pensiun pejabat negara eksekutif;
b. pelaksanaan urusan administrasi pengangkatan, pemberhentian, dan pensiun pejabat negara non eksekutif;
c. pelaksanaan urusan administrasi pengangkatan dan pemberhentian pejabat yang kedudukannya dan/atau hak keuangan
dan fasilitas lainnya disetarakan dengan Menteri Negara; dan
d. pelaksanaan urusan administrasi pengangkatan dan pemberhentian pejabat lainnya yang dalam proses penetapannya
memerlukan pertimbangan DPR yang wewenangnya berada
pada Presiden.
Pasal 689
Bagian Pengangkatan, Pemberhentian, dan Pensiun Pejabat
Negara terdiri atas:
a. Subbagian Pejabat Negara Eksekutif; dan
b. Subbagian Pejabat Negara Non Eksekutif.
Pasal 690
(1) Subbagian Pejabat Negara Eksekutif mempunyai tugas
melakukan urusan administrasi pengangkatan, pemberhentian,
dan pensiun pejabat negara eksekutif dan pejabat yang
kedudukannya dan/atau hak keuangan dan fasilitas lainnya
disetarakan dengan Menteri Negara, serta pejabat yang dalam
proses penetapannya memerlukan pertimbangan DPR yang
wewenangnya berada pada Presiden.

(2) Subbagian

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 226 (2) Subbagian Pejabat Negara Non Eksekutif mempunyai tugas


melakukan urusan administrasi pengangkatan, pemberhentian
dan pensiun pejabat negara non eksekutif yang wewenangnya
berada pada Presiden.
Pasal 691
Bagian Informasi Pejabat Negara mempunyai tugas melaksanakan
urusan administrasi dan penyelenggaraan informasi pejabat
negara.
Pasal 692
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
691, Bagian Informasi Pejabat Negara menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Biro Pejabat Negara;
b. penyiapan naskah-naskah dan laporan pelantikan pejabat
negara dan pejabat yang kedudukannya dan/atau hak
keuangan dan fasilitas lainnya disetarakan dengan Menteri
Negara dan pejabat lainnya yang dalam proses penetapannya
memerlukan pertimbangan DPR yang dilakukan oleh Presiden,
serta pejabat negara lainnya yang disahkan pengangkatan dan
pemberhentiannya atas nama Presiden;
c. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data yang berkaitan
dengan pengangkatan dan pemberhentian pejabat negara dan
pejabat lainnya yang dalam proses penetapannya memerlukan
pertimbangan DPR, atau pejabat yang kedudukannya
disetarakan dengan Menteri Negara yang wewenangnya
berada pada Presiden, serta pejabat negara lainnya yang
disahkan pengangkatan dan pemberhentiannya atas nama
Presiden; dan
d. pengarsipan dan
pendokumentasian data yang berkaitan
dengan pengangkatan dan pemberhentian pejabat negara dan
pejabat lainnya yang dalam proses penetapannya memerlukan
pertimbangan DPR, atau pejabat yang kedudukannya
disetarakan dengan Menteri Negara yang wewenangnya
berada pada Presiden, serta pejabat negara lainnya yang
disahkan pengangkatan dan pemberhentiannya atas nama
Presiden.

Pasal 693

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 227 -

Pasal 693
Bagian Informasi Pejabat Negara terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha Pejabat Negara;
b. Subbagian Pengumpulan dan Pengolahan Data Pejabat
Negara; dan
c. Subbagian Arsip dan Dokumentasi Pejabat Negara.
Pasal 694
(1) Subbagian Tata Usaha Pejabat Negara mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan, serta penyiapan naskahnaskah dan laporan pelantikan pejabat negara, pejabat yang
kedudukannya dan/atau hak keuangan dan fasilitas lainnya
disetarakan dengan Menteri Negara, dan pejabat yang dalam
proses penetapannya memerlukan pertimbangan DPR yang
wewenangnya berada pada Presiden, serta pejabat negara
lainnya yang disahkan pengangkatan dan pemberhentiannya
atas nama Presiden.
(2) Subbagian Pengumpulan dan Pengolahan Data Pejabat Negara
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan
penyajian data yang berkaitan dengan pengangkatan dan
pemberhentian pejabat negara dan pejabat lainnya yang dalam
proses penetapannya memerlukan pertimbangan DPR, atau
pejabat yang kedudukannya disetarakan dengan Menteri
Negara yang wewenangnya berada pada Presiden, serta
pejabat negara lainnya yang disahkan pengangkatan dan
pemberhentiannya atas nama Presiden.
(3) Subbagian Arsip dan Dokumentasi Pejabat Negara mempunyai
tugas melakukan pengarsipan dan pendokumentasian data
yang berkaitan dengan pengangkatan dan pemberhentian
pejabat negara dan pejabat lainnya yang dalam proses
penetapannya memerlukan pertimbangan DPR, atau pejabat
yang kedudukannya disetarakan dengan Menteri Negara yang
wewenangnya berada pada Presiden, serta pejabat negara
lainnya yang disahkan pengangkatan dan pemberhentiannya
atas nama Presiden.

Pasal 695

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 228 Pasal 695


Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan administrasi
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil yang wewenangnya berada pada Menteri Sekretaris Negara,
serta penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian lainnya di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 696
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
695, Biro Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan formasi, perencanaan program pembinaan karir
pegawai, pengumpulan, pengolahan data, dan penyajian
informasi kepegawaian, serta pendokumentasian data
kepegawaian di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
b. penyelenggaraan pengadaan dan pengangkatan Calon
Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak
Tetap Kementerian Sekretariat Negara;
c. penyelenggaraan
urusan
administrasi
pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawai dalam dan dari
jabatan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara;
d. penyelenggaraan urusan administrasi pengangkatan dalam
pangkat dan kenaikan gaji berkala Pegawai Negeri Sipil
Kementerian Sekretariat Negara;
e. penyelenggaraan urusan administrasi pemberhentian dan
pensiun Pegawai Negeri Sipil Kementerian Sekretariat Negara;
f. pembinaan disiplin dan kesejahteraan pegawai di lingkungan
Kementerian Sekretariat Negara;
g. pengkoordinasian, pembinaan, dan pelayanan administrasi
pejabat fungsional analis kepegawaian dan pembinaan karir
pejabat fungsional lainnya;
h. penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian lainnya di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Sumber Daya Manusia.
Pasal 697
Biro Kepegawaian terdiri atas:
a. Bagian Perencanaan dan Informasi Kepegawaian;
b. Bagian Mutasi Kepegawaian;
c. Bagian Disiplin, Kesejahteraan, dan Tata Usaha Kepegawaian;
dan
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 698

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 229 Pasal 698


Bagian Perencanaan dan Informasi Kepegawaian mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan formasi, perencanaan program
pembinaan karir pegawai, pengumpulan, pengolahan data, dan
penyajian informasi kepegawaian, serta pendokumentasian data
kepegawaian di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 699
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
698, Bagian Perencanaan dan Informasi Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan formasi pegawai;
b. perencanaan program pembinaan karir pegawai;
c. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi
kepegawaian;
d. penyusunan,
penyimpanan,
dan
pemeliharaan
arsip/
dokumentasi kepegawaian; dan
e. penyusunan laporan kegiatan Biro Kepegawaian.
Pasal 700
Bagian Perencanaan dan Informasi Kepegawaian terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan Kepegawaian; dan
b. Subbagian Informasi dan Dokumentasi Kepegawaian.
Pasal 701
(1) Subbagian Perencanaan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan urusan penyusunan formasi pegawai, perencanaan
program pembinaan karir pegawai, dan penyusunan laporan
kegiatan Biro Kepegawaian.
(2) Subbagian
Informasi
dan
Dokumentasi
Kepegawaian
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan pendokumentasian data dan informasi
kepegawaian, serta pengumpulan, pencatatan, penyimpanan,
pemeliharaan, dan pelayanan arsip/ dokumentasi kepegawaian
di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 702

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 230 Pasal 702


Bagian Mutasi Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
pengadaan dan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil,
Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap, serta pengurusan
administrasi pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dalam
dan dari jabatan, kepangkatan, kenaikan gaji berkala, pemberhentian dan pensiun pegawai di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara.
Pasal 703
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
702, Bagian Mutasi Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS);
b. pelaksanaan pengangkatan Calon PNS, PNS, dan Pegawai
Tidak Tetap;
c. pelaksanaan urusan administrasi pengangkatan, pemindahan,
dan pemberhentian dalam dan dari jabatan;
d. pelaksanaan urusan administrasi kepangkatan dan kenaikan
gaji berkala PNS;
e. pelaksanaan urusan pemberhentian dan pensiun PNS; dan
f. pelaksanaan urusan pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil
dan pelantikan jabatan.
Pasal 704
Bagian Mutasi Kepegawaian terdiri atas:
a. Subbagian Mutasi Jabatan; dan
b. Subbagian Pangkat, Gaji, dan Pensiun.
Pasal 705
(1) Subbagian Mutasi Jabatan mempunyai tugas melakukan
urusan administrasi pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil,
Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap, serta
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan
dari jabatan struktural dan jabatan fungsional umum di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
(2) Subbagian Pangkat, Gaji, dan Pensiun mempunyai tugas
melakukan urusan administrasi kepangkatan, kenaikan gaji
berkala, pemberhentian dan pensiun Pegawai Negeri Sipil,
serta pelayanan administrasi pejabat fungsional tertentu di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.

Pasal 706

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 231 Pasal 706


Bagian
Disiplin, Kesejahteraan, dan Tata Usaha Kepegawaian
mempunyai tugas melaksanakan urusan pembinaan disiplin, dan
kesejahteraan pegawai, serta administrasi kepegawaian lainnya, di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 707
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
706, Bagian Disiplin, Kesejahteraan, dan Tata Usaha Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan kehadiran kerja;
b. pelaksanaan urusan pembinaan disiplin pegawai;
c. pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai;
d. pelaksanaan urusan cuti pegawai;
e. pelaksanaan urusan tanda-tanda jasa/kehormatan;
f. pelaksanaan urusan Laporan Pajak-pajak Pribadi dan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara;
g. pelaksanaan urusan asuransi kesehatan pegawai, kartu
pegawai, kartu isteri/suami pegawai, dan Bapertarum;
h. pelaksanaan urusan kartu tanda pengenal pegawai; dan
i. pelaksanaan urusan ketatausahaan kepegawaian lainnya.
Pasal 708
Bagian Disiplin, Kesejahteraan, dan Tata Usaha Kepegawaian
terdiri atas:
a. Subbagian Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai; dan
b. Subbagian Tata Usaha Kepegawaian.
Pasal 709
(1) Subbagian Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai
tugas melakukan urusan pembinaan disiplin, mental, dan
kerohanian pegawai, pencatatan kehadiran kerja,
serta
pengurusan kesejahteraan dan tanda-tanda jasa/kehormatan di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
(2) Subbagian Tata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan pengurusan cuti pegawai, laporan pajak-pajak
pribadi, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara,
asuransi kesehatan pegawai, kartu tanda pengenal pegawai,
kartu isteri/suami pegawai, dan Bapertarum, serta tata usaha
kepegawaian lainnya di lingkungan Kementerian Sekretariat
Negara.
Pasal 710

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 232 Pasal 710


Biro Organisasi, Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja
mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penataan
organisasi dan tata laksana, pengembangan sistem akuntabilitas
kinerja, serta penilaian, evaluasi dan pelaporan kinerja organisasi
dan individu di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 711
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
710, Biro Organisasi, Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis, evaluasi, penyusunan, dan penyempurnaan organisasi;
b. pelaksanaan analisis, evaluasi, penyusunan, dan penyempurnaan tata laksana;
c. pelaksanaan analisis jabatan dan evaluasi jabatan, serta
penyusunan standar kompetensi jabatan;
d. pengembangan
pemerintah;

sistem

akuntabilitas

kinerja

instansi

e. pelaksanaan koordinasi penyusunan Laporan Akuntabilitas


Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Sekretariat
Negara dan evaluasi LAKIP satuan organisasi/satuan kerja di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, serta Sekretariat
Dewan Pertimbangan Presiden, dan Sekretariat UPK-PPP;
f. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana kinerja dan
penetapan kinerja, serta penilaian, evaluasi, dan pelaporan
kinerja organisasi dan individu di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara, Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden,
dan Sekretariat Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP).
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Sumber Daya Manusia.

Pasal 712

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 233 Pasal 712


Biro Organisasi, Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja terdiri
atas:
a. Bagian Organisasi;
b. Bagian Tata Laksana;
c. Bagian Akuntabilitas Kinerja I;
d. Bagian Akuntabilitas Kinerja II; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 713
Bagian Organisasi mempunyai tugas melaksanakan pengkajian,
evaluasi, penyusunan, dan penyempurnaan organisasi, analisis
jabatan, evaluasi jabatan, dan penyusunan standar kompetensi
jabatan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 714
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
713, Bagian Organisasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dan evaluasi organisasi dan tata kerja di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dan unit organisasi
lain yang pembentukan organisasi dan tata kerjanya ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Sekretaris Negara;
b. penyiapan dan penyampaian saran dan masukan tentang
penyusunan dan penyempurnaan organisasi dan tata kerja di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; dan
c. pelaksanaan analisis jabatan, evaluasi
penyusunan standar kompetensi jabatan
Kementerian Sekretariat Negara.

jabatan, dan
di lingkungan

Pasal 715
Bagian Organisasi terdiri atas:
a. Subbagian Analisis Organisasi; dan
b. Subbagian Analisis Jabatan.

Pasal 716

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 234 Pasal 716


(1) Subbagian Analisis Organisasi mempunyai tugas melakukan
analisis dan evaluasi organisasi dan tata kerja, serta penyiapan
saran dan masukan tentang penyusunan dan penyempurnaan
organisasi dan tata kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat
Negara dan unit organisasi lain yang pembentukan organisasi
dan tata kerjanya ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Sekretaris Negara.
(2) Subbagian Analisis Jabatan mempunyai tugas melakukan
analisis jabatan, evaluasi jabatan, dan penyusunan standar
kompetensi jabatan di lingkungan Kementerian Sekretariat
Negara.
Pasal 717
Bagian Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan pengkajian,
evaluasi, penyusunan, dan penyempurnaan ketatalaksanaan di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 718
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
717, Bagian Tata Laksana menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dan evaluasi sistem dan prosedur kerja;
b. penyiapan dan penyampaian saran dan masukan tentang
penyusunan dan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
c. pelaksanaan analisis dan evaluasi standar pelayanan; dan
d. penyiapan dan penyampaian saran dan masukan tentang
penyusunan dan penyempurnaan standardisasi pelayanan.
Pasal 719
Bagian Tata Laksana terdiri atas:
a. Subbagian Sistem dan Prosedur Kerja; dan
b. Subbagian Standardisasi Pelayanan.

Pasal 720

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 235 Pasal 720


(1) Subbagian Sistem dan Prosedur Kerja mempunyai tugas
melakukan analisis, evaluasi, dan penyiapan saran dan
masukan tentang penyusunan rancangan sistem dan prosedur
kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
(2) Subbagian Standardisasi Pelayanan mempunyai tugas
melakukan analisis, evaluasi, dan penyiapan saran dan
masukan tentang penyusunan rancangan standardisasi
pelayanan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 721
Bagian Akuntabilitas Kinerja I mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan sistem akuntabilitas kinerja, penyiapan koordinasi
penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Kementerian Sekretariat Negara, evaluasi LAKIP satuan
organisasi/satuan kerja, penyiapan koordinasi penyusunan
rencana kinerja dan penetapan kinerja, serta penilaian, evaluasi,
dan pelaporan kinerja organisasi dan individu pada satuan
organisasi Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil Presiden,
Sekretariat Militer Presiden.
Pasal 722
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
721, Bagian Akuntabilitas Kinerja I menyelenggarakan fungsi:
a. pemantauan, evaluasi, dan pengembangan sistem akuntabilitas
kinerja pada satuan organisasi Sekretariat Presiden, Sekretariat
Wakil Presiden, Sekretariat Militer Presiden.
b. penyiapan bahan koordinasi penyusunan LAKIP Kementerian
Sekretariat Negara;
c. pelaksanaan evaluasi LAKIP pada satuan organisasi
Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, dan
Sekretariat Militer Presiden;
d. pengumpulan data dan analisis, serta penyiapan bahan
koordinasi penyusunan rencana kinerja dan penetapan kinerja
pada satuan organisasi Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil
Presiden, dan Sekretariat Militer Presiden.

e. pengumpulan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 236 -

e. pengumpulan data dan analisis, serta penyiapan bahan


koordinasi penilaian kinerja organisasi dan individu pada satuan
organisasi Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil Presiden,
dan Sekretariat Militer Presiden.
Pasal 723
Bagian Akuntabilitas Kinerja I terdiri dari:
a. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan Kinerja I; dan
b. Subbagian Pemantauan, Penilaian, dan Evaluasi Kinerja I.
Pasal 724
(1) Subbagian Perencanaan dan Pelaporan Kinerja I mempunyai
tugas melakukan pengumpulan data dan analisis, serta
penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana kinerja,
penetapan kinerja, serta LAKIP Kementerian Sekretariat
Negara dan satuan organisasi Sekretariat Presiden, Sekretariat
Wakil Presiden, dan Sekretariat Militer Presiden.
(2) Subbagian Pemantauan, Penilaian, dan Evaluasi Kinerja I
mempunyai
tugas
melakukan
pengembangan
sistem
akuntabilitas kinerja, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
LAKIP satuan organisasi, serta penyiapan bahan koordinasi
penilaian, evaluasi, dan pelaporan kinerja organisasi dan
kinerja individu pada satuan organisasi Sekretariat Presiden,
Sekretariat Wakil Presiden, dan Sekretariat Militer Presiden.
Pasal 725
Bagian Akuntabilitas Kinerja II mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan sistem akuntabilitas kinerja, evaluasi LAKIP,
penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana kinerja dan
penetapan kinerja, penilaian, evaluasi, serta pelaporan kinerja
organisasi dan individu pada satuan organisasi Sekretariat
Kementerian, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Deputi Bidang
Sumber Daya Manusia, Deputi Bidang Perundang-undangan,
Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasya-rakatan,
Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara, Inspektorat, dan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan, serta Sekretariat Dewan Pertimbangan
Presiden, dan Sekretariat UKP-PPP.

Pasal
214214214

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 237 Pasal 726


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
725, Bagian Akuntabilitas Kinerja II menyelenggarakan fungsi:
a. pemantauan, evaluasi, dan pengembangan sistem akuntabilitas
kinerja pada satuan organisasi Sekretariat Kementerian, Deputi
Bidang Dukungan Kebijakan, Deputi Bidang Sumber Daya
Manusia, Deputi Bidang Perundang-undangan, Deputi Bidang
Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Staf Ahli
Menteri Sekretaris Negara, Inspektorat, dan Pusat Pendidikan
dan Pelatihan, serta Sekretariat Dewan Pertimbangan
Presiden, dan Sekretariat UKP-PPP;
b. pelaksanaan evaluasi LAKIP pada satuan organisasi
Sekretariat Kementerian, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Deputi Bidang
Perundang-Undangan, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan
dan Kemasyarakatan, Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara,
Inspektorat, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan, serta
Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, dan Sekretariat
UKP-PPP;
c. pengumpulan data dan analisis, serta penyiapan bahan
koordinasi penyusunan rencana kinerja dan penetapan kinerja
pada satuan organisasi Sekretariat Kementerian, Deputi Bidang
Dukungan Kebijakan, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia,
Deputi Bidang Perundang-Undangan, Deputi Bidang Hubungan
Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Staf Ahli Menteri
Sekretaris Negara, Inspektorat, dan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, serta Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden,
dan Sekretariat UKP-PPP;
d. pengumpulan data dan analisis, serta penyiapan bahan
koordinasi penilaian kinerja organisasi dan individu pada satuan
organisasi Sekretariat Kementerian, Deputi Bidang Dukungan
Kebijakan, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Deputi
Bidang Perundang-Undangan, Deputi Bidang Hubungan
Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Staf Ahli Menteri
Sekretaris Negara, Inspektorat, dan Pusat Pusat Pendidikan
dan Pelatihan, serta serta Sekretariat Dewan Pertimbangan
Presiden, dan Sekretariat UKP-PPP.

Pasal
215215215

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 238 -

Pasal 727
Bagian Akuntabilitas Kinerja II terdiri dari:
a. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan Kinerja II; dan
b. Subbagian Pemantauan, Penilaian, dan Evaluasi Kinerja II.
Pasal 728
(1) Subbagian Perencanaan dan Pelaporan Kinerja II mempunyai
tugas melakukan pengumpulan data dan analisis, serta
penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana kinerja,
penetapan kinerja, serta laporan akuntabilitas kinerja pada
satuan organisasi Sekretariat Kementerian, Deputi Bidang
Dukungan Kebijakan, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia,
Deputi Bidang Perundang-Undangan, Deputi Bidang Hubungan
Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Staf Ahli Menteri
Sekretaris Negara, Inspektorat, dan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, serta serta Sekretariat Dewan Pertimbangan
Presiden, dan Sekretariat UKP-PPP.
(2) Subbagian Pemantauan, Penilaian, dan Evaluasi Kinerja II
mempunyai
tugas
melakukan
pengembangan
sistem
akuntabilitas kinerja, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
LAKIP satuan organisasi, serta penyiapan bahan koordinasi
penilaian, evaluasi, dan pelaporan kinerja organisasi dan
kinerja
individu
pada
satuan
organisasi Sekretariat
Kementerian, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Deputi
Bidang Sumber Daya Manusia, Deputi Bidang PerundangUndangan, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan
Kemasyarakatan, Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara,
Inspektorat, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan, serta
Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, dan Sekretariat
UKP-PPP.

Bagian Ketujuh

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 239 Bagian Ketujuh


Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan
dan Kemasyarakatan
Pasal 729
(1) Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Sekretaris Negara.
(2) Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan
dipimpin oleh Deputi.
Pasal 730
Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan
mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam
pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis
kepada Presiden/Wakil Presiden dalam rangka menyelenggarakan hubungan dengan lembaga-lembaga negara, lembaga
daerah, lembaga non struktural, organisasi politik, lembaga
swadaya masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, serta
penanganan pengaduan masyarakat.
Pasal 731
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada
Pasal 730, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan
Kemasyarakatan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan, pengolahan, dan analisis data dan informasi dalam
rangka mendukung penyelenggaraan hubungan Presiden/
Wakil Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan
lembaga negara, lembaga daerah, lembaga non struktural,
organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat, serta
organisasi kemasyarakatan;
b. penyampaian saran dan masukan dalam rangka membina
hubungan antara Kementerian Sekretariat Negara dan/atau
Presiden dengan lembaga negara, lembaga daerah, lembaga
non struktural, organisasi politik dan
lembaga swadaya
masyarakat serta organisasi kemasyarakatan;
c. pemantauan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 240 c. pemantauan kegiatan-kegiatan lembaga negara, lembaga


daerah, lembaga non struktural, organisasi politik dan
lembaga swadaya masyarakat serta organisasi kemasyarakatan;
d. penanganan pengaduan masyarakat yang disampaikan
kepada Presiden, Wakil Presiden,
dan Menteri Sekretaris
Negara; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Sekretaris
Negara.
Pasal 732
Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan
terdiri atas:
a. Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan Lembaga Non
Struktural;
b. Asisten Deputi Hubungan Lembaga Daerah dan Organisasi
Politik;
c. Asisten Deputi Hubungan Organisasi Kemasyarakatan dan
Lembaga Swadaya Masyarakat; dan
d. Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat.
Pasal 733
Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan Lembaga Non
Struktural
mempunyai
tugas
melaksanakan penyiapan,
pengolahan, analisis data dan informasi, penyampaian saran dan
masukan, serta pemantauan kegiatan dalam rangka mendukung
hubungan Presiden/Wakil Presiden dan/atau Menteri Sekretaris
Negara dengan lembaga negara dan lembaga non struktural.
Pasal 734
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 733, Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan
Lembaga Non Struktural menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan, penyusunan, dan penyiapan bahan data dan
informasi yang berkaitan dengan MPR, DPR, DPD, MA, MK,
KY, BPK, BI, dan Lembaga Non Struktural;
b. pemantauan kegiatan-kegiatan MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY,
BPK, BI, dan Lembaga Non Struktural;
c. pelaksanaan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 241 c. pelaksanaan analisis terhadap dinamika kelembagaan di MPR,


DPR, DPD, MA, MK, KY, BPK, BI, dan Lembaga Non Struktural
yang memerlukan perhatian Menteri Sekretaris Negara dan/
atau Presiden;
d. penyiapan koordinasi dukungan kelancaran hubungan antara
Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan
MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY, BPK, BI, dan Lembaga Non
Struktural; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan.
Pasal 735
Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan Lembaga Non
Struktural terdiri atas:
a. Bidang Hubungan MPR, DPR, dan DPD;
b. Bidang Hubungan MA, MK, KY, BPK, dan BI; dan
c. Bidang Hubungan Lembaga Non Struktural.
Pasal 736
Bidang Hubungan MPR, DPR, dan DPD mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, pengolahan dan analisis data dan
informasi, penyampaian saran dan masukan, serta pemantauan
kegiatan dalam rangka mendukung hubungan Presiden/Wakil
Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan MPR, DPR,
dan DPD.
Pasal 737
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 736 Bidang Hubungan MPR, DPR, dan DPD
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan, dan penyiapan,
bahan, data, dan informasi yang berkaitan dengan MPR, DPR,
dan DPD;
b. pelaksanaan pemantauan kegiatan-kegiatan MPR, DPR, dan
DPD;
c. pelaksanaan analisis terhadap dinamika kelembagaan di MPR,
DPR, dan DPD yang memerlukan perhatian Menteri Sekretaris
Negara dan/atau Presiden; dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan antara
Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan
MPR, DPR, dan DPD.
Pasal 738

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 242 Pasal 738


Bidang Hubungan MPR, DPR, dan DPD terdiri atas:
a. Subbidang Hubungan MPR dan DPD; dan
b. Subbidang Hubungan DPR.
Pasal 739
(1) Subbidang Hubungan MPR dan DPD mempunyai tugas
melakukan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan
informasi, pemantauan, analisis, serta dukungan kelancaran
penyelenggaraan hubungan dengan alat-alat kelengkapan
MPR dan DPD.
(2) Subbidang Hubungan DPR mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan informasi,
pemantauan,
analisis,
serta
dukungan
kelancaran
penyelenggaraan hubungan dengan alat-alat kelengkapan
DPR.
Pasal 740
Bidang Hubungan MA, MK, KY, BPK, dan BI mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, pengolahan dan analisis data dan
informasi, penyampaian saran dan masukan, serta pemantauan
kegiatan dalam rangka mendukung hubungan Presiden/Wakil
Presiden dan atau Menteri Sekretaris Negara dengan MA, MK, KY,
BPK, dan BI.
Pasal 741
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 740, Bidang Hubungan MA, MK, KY, BPK, dan BI
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan bahan,
data, dan informasi yang berkaitan dengan MA, MK, KY, BPK,
dan BI;
b. pelaksanaan pemantauan kegiatan-kegiatan MA, MK, KY, BPK,
dan BI;
c. pelaksanaan analisis terhadap dinamika kelembagaan di MA,
MK, KY, BPK, dan BI yang memerlukan perhatian Menteri
Sekretaris Negara dan/atau Presiden; dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan antara
Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan MA, MK, KY,
BPK, dan BI.
Pasal 742

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 243 Pasal 742


Bidang Hubungan MA, MK, KY, BPK, dan BI terdiri atas:
a. Subbidang Hubungan MA, MK, dan KY; dan
b. Subbidang Hubungan BPK dan BI.
Pasal 743
(1) Subbidang MA, MK, dan KY mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan informasi,
pemantauan,
analisis
serta
dukungan
kelancaran
penyelenggaraan hubungan dengan MA, MK, dan KY.
(2) Subbidang Hubungan BPK dan BI mempunyai tugas
melakukan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan
informasi, pemantauan, analisis serta dukungan kelancaran
penyelenggaraan hubungan dengan BPK dan BI.
Pasal 744
Bidang Hubungan Lembaga Non Struktural mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, pengolahan dan analisis data dan
informasi, penyampaian saran dan masukan, serta pemantauan
kegiatan dalam rangka mendukung hubungan Presiden/Wakil
Presiden dan atau Menteri Sekretaris Negara dengan lembaga non
struktural.
Pasal 745
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 744, Bidang Hubungan Lembaga Non Struktural menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan bahan,
data maupun informasi yang berkaitan dengan lembaga non
struktural;
b. pelaksanaan pemantauan kegiatan-kegiatan lembaga non
struktural;
c. pelaksanaan analisis terhadap dinamika kelembagaan di
lembaga non struktural yang memerlukan perhatian Menteri
Sekretaris Negara dan/atau Presiden; dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan antara
Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan
lembaga non struktural.

Pasal 746

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 244 Pasal 746


Bidang Hubungan Lembaga Non Struktural terdiri atas:
a. Subbidang Hubungan Lembaga Non Struktural Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan; dan
b. Subbidang Hubungan Lembaga Non Struktural Bidang
Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat.
Pasal 747
(1) Subbidang Hubungan Lembaga Non Struktural Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan informasi,
pemantauan,
analisis,
serta
dukungan
kelancaran
penyelenggaraan hubungan dengan lembaga non struktural di
bidang politik, hukum, dan keamanan.
(2) Subbidang Hubungan Lembaga Non Struktural Bidang
Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas
melakukan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan
informasi, pemantauan, analisis serta dukungan kelancaran
penyelenggaraan hubungan dengan lembaga non struktural di
bidang perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Pasal 748
Asisten Deputi Hubungan Lembaga Daerah dan Organisasi Politik
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, pengolahan dan
analisis data dan informasi, penyampaian saran dan masukan,
serta pemantauan kegiatan dalam rangka mendukung hubungan
Presiden/Wakil Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara
dengan lembaga daerah dan organisasi politik.
Pasal 749
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 748, Asisten Deputi Hubungan Lembaga Daerah dan
Organisasi Politik menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan, penyusunan, dan penyiapan bahan, data, dan
informasi yang berkaitan dengan lembaga daerah dan
organisasi politik;
b. pemantauan kegiatan-kegiatan lembaga daerah dan organisasi
politik;
c. penyiapan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 245 -

c. penyiapan analisis terhadap permohonan dan/atau aspirasi


yang disampaikan oleh lembaga daerah dan organisasi politik
kepada Menteri Sekretaris Negara dan/atau Presiden;
d. koordinasi dukungan kelancaran hubungan antara Kementerian
Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan lembaga daerah
dan organisasi politik;
e. pelaksanaan koordinasi dan penyiapan bahan untuk Deputi
Menteri Sekretaris Negara Bidang Hubungan Kelembagaan dan
Kemasyarakatan dalam mendukung tugas Menteri Sekretaris
Negara selaku Anggota Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah;
dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan.
Pasal 750
Asisten Deputi Bidang Hubungan Lembaga Daerah dan Organisasi
Politik terdiri atas:
a. Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah I;
b. Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah II;
c. Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah III; dan
d. Bidang Hubungan Organisasi Politik.
Pasal 751
Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah I mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, pengolahan dan analisis data dan
informasi, penyampaian saran dan masukan, serta pemantauan
kegiatan dalam rangka mendukung hubungan Presiden/Wakil
Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan lembagalembaga daerah di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan
Maluku Utara, serta melaksanakan koordinasi dan penyiapan
bahan untuk Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Hubungan
Kelembagaan dan Kemasyarakatan dalam mendukung tugas
Menteri Sekretaris Negara selaku Anggota Dewan Pertimbangan
Otonomi Daerah.

Pasal 752

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 246 Pasal 752


Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 751, Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah I
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan
bahan, data, dan informasi yang berkaitan dengan lembaga
daerah di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo,
dan Maluku Utara;
b. pelaksanaan pemantauan kegiatan-kegiatan lembaga daerah
di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera
Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan
Maluku Utara;
c.

pelaksanaan analisis terhadap permohonan dan/atau aspirasi


yang disampaikan oleh lembaga daerah di wilayah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara kepada
Menteri Sekretaris Negara dan/atau Presiden;

d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan


antara Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden
dengan lembaga daerah di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Utara,
Gorontalo, dan Maluku Utara; dan
e. penyiapan bahan untuk Deputi Menteri Sekretaris Negara
Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan dalam
mendukung tugas Menteri Sekretaris Negara selaku Anggota
Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.
Pasal 753
Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah I terdiri atas:
a. Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah I A; dan
b. Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah I B.

Pasal 754

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 247 Pasal 754


(1) Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah I A
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, penyusunan dan
penyiapan data dan informasi, pemantauan, analisis, serta
dukungan kelancaran penyelenggaraan hubungan dengan
lembaga-lembaga daerah di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,
dan Bali, serta penyiapan bahan untuk Deputi Menteri
Sekretaris Negara Bidang Hubungan Kelembagaan dan
Kemasyarakatan dalam mendukung tugas Menteri Sekretaris
Negara selaku Anggota Dewan Pertimbangan Otonomi
Daerah.
(2) Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah I B
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, penyusunan dan
penyiapan data dan informasi, pemantauan, analisis, serta
dukungan kelancaran penyelenggaraan hubungan dengan
lembaga-lembaga daerah di wilayah Provinsi Sumatera Utara,
Riau, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Gorontalo, dan Maluku
Utara.
Pasal 755
Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah II mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, pengolahan dan analisis data dan
informasi, penyampaian saran dan masukan, serta pemantauan
kegiatan dalam rangka mendukung hubungan Presiden/Wakil
Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan lembagalembaga daerah di wilayah Provinsi Sumatera Barat, Kepulauan
Riau, Jambi, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua
Barat, dan Maluku.
Pasal 756
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 755, Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah II
menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 248 a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan bahan,


data, dan informasi yang berkaitan dengan lembaga daerah di
wilayah Provinsi Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi,
Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, dan
Maluku;
b. pelaksanaan pemantauan kegiatan-kegiatan lembaga daerah di
wilayah Provinsi Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi,
Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, NTB, Papua Barat, dan Maluku;
c. pelaksanaan analisis terhadap permohonan dan/atau aspirasi
yang disampaikan oleh lembaga daerah di wilayah Provinsi
Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Banten, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa
Tenggara Barat, Papua Barat, dan Maluku kepada Menteri
Sekretaris Negara dan/atau Presiden; dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan antara
Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan
lembaga daerah di wilayah Provinsi Sumatera Barat, Kepulauan
Riau, Jambi, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, NTB, Papua Barat, dan Maluku.
Pasal 757
Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah II terdiri atas:
a. Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah II A; dan
b. Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah II B.
Pasal 758
(1) Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah II A
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, penyusunan dan
penyiapan data dan informasi,
pemantauan, analisis, serta
dukungan kelancaran penyelenggaraan hubungan dengan
lembaga-lembaga daerah di wilayah Propinsi Sumatera Barat,
Banten, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat.
(2) Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah II B
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, penyusunan dan
penyiapan data dan informasi, pemantauan, analisis, serta
dukungan kelancaran penyelenggaraan hubungan dengan
lembaga-lembaga daerah di wilayah Propinsi Kepulauan Riau,
Jambi, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan NTB.
Pasal 759

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 249 Pasal 759


Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah III mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, pengolahan dan analisis data dan
informasi, penyampaian saran dan masukan, serta pemantauan
kegiatan dalam rangka mendukung hubungan Presiden/Wakil
Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan lembagalembaga daerah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu,
Lampung, Bangka Belitung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat,
Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
Pasal 760
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 759, Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah III
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan bahan,
data, dan informasi yang berkaitan dengan lembaga daerah di
wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung,
Bangka Belitung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, NTT, dan
Papua;
b. pelaksanaan pemantauan kegiatan-kegiatan lembaga daerah di
wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung,
Bangka Belitung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, NTT, dan
Papua;
c. pelaksanaan analisis terhadap permohonan dan/atau aspirasi
yang disampaikan oleh lembaga daerah di wilayah Provinsi
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Timur,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, NTT, dan Papua kepada
Menteri Sekretaris Negara dan/atau Presiden; dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan antara
Kementerian
Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan
lembaga daerah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Barat, NTT, dan Papua.

Pasal 761

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 250 Pasal 761


Bidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah III terdiri atas:
a. Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah III A; dan
b. Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah III B.
Pasal 762
(1) Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah III A
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, penyusunan dan
penyiapan data dan informasi,
pemantauan, analisis, serta
dukungan kelancaran penyelenggaraan hubungan dengan
lembaga-lembaga daerah di wilayah Provinsi Sumatera
Selatan, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Sulawesi Barat, dan
NTT.
(2) Subbidang Hubungan Lembaga Daerah Wilayah III B
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, penyusunan dan
penyiapan data dan informasi,
pemantauan, analisis, serta
dukungan kelancaran penyelenggaraan hubungan dengan
lembaga-lembaga daerah di wilayah Provinsi Bengkulu,
Lampung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan Timur,
Sulawesi Tengah, dan Papua.
Pasal 763
Bidang Hubungan Organisasi Politik mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, pengolahan dan analisis data dan
informasi, penyampaian saran dan masukan, dan pemantauan
kegiatan dalam rangka mendukung hubungan Presiden/Wakil
Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan organisasiorganisasi politik, serta melaksanakan penyiapan dukungan
administrasi kepada Menteri Sekretaris Negara selaku Anggota
Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.
Pasal 764
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 763, Bidang Hubungan Organisasi Politik
menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 251 a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan bahan,


data, dan informasi yang berkaitan dengan organisasi politik;
b. pelaksanaan pemantauan kegiatan-kegiatan organisasi politik;
c. pelaksanaan analisis terhadap permohonan dan/atau aspirasi
yang disampaikan oleh organisasi politik kepada Menteri
Sekretaris Negara dan/atau Presiden; dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan antara
Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan
organisasi politik.
Pasal 765
Bidang Hubungan Organisasi Politik terdiri atas:
a. Subbidang Organisasi Politik I; dan
b. Subbidang Organisasi Politik II.
Pasal 766
(1) Subbidang Organisasi Politik I mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan informasi,
pemantauan,
analisis serta dukungan kelancaran
penyelenggaraan hubungan kelembagaan dengan organisasi
politik yang memiliki perwakilan di lembaga legislatif.
(2) Subbidang Organisasi Politik II tugas melakukan pengumpulan,
penyusunan dan penyiapan data dan informasi, pemantauan,
analisis serta dukungan kelancaran penyelenggaraan hubungan
kelembagaan dengan organisasi politik yang tidak memiliki
perwakilan di lembaga legislatif.
Pasal 767
Asisten Deputi Hubungan Organisasi Kemasyarakatan dan
Lembaga Swadaya Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan, pengolahan dan analisis data dan informasi,
penyampaian saran dan masukan, serta pemantauan kegiatan
dalam rangka mendukung hubungan Presiden/Wakil Presiden dan
atau
Menteri Sekretaris
Negara
dengan
organisasi
kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Pasal 768

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 252 Pasal 768


Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 767, Asisten Deputi Hubungan Organisasi Kemasyarakatan
dan Lembaga Swadaya Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan, penyusunan dan penyiapan bahan, data, dan
informasi yang berkaitan dengan organisasi kemasyarakatan
dan Lembaga Swadaya Masyarakat;
b. pemantauan kegiatan-kegiatan organisasi kemasyarakatan dan
Lembaga Swadaya Masyarakat;
c. penyiapan analisis terhadap permohonan dan/atau aspirasi
yang disampaikan oleh organisasi kemasyarakatan dan
Lembaga Swadaya Masyarakat kepada Menteri Sekretaris
Negara dan/atau Presiden;
d. pengkoordinasian dukungan kelancaran hubungan antara
Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan
organisasi kemasyarakatan
dan
Lembaga
Swadaya
Masyarakat; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan.
Pasal 769
Asisten Deputi Hubungan Organisasi Kemasyarakatan dan
Lembaga Swadaya Masyarakat terdiri atas:
a. Bidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan
Agama dan Fungsi;
b. Bidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan
Kegiatan dan Profesi;
c. Bidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat Advokasi;
d. Bidang
Hubungan
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
Pemberdayaan; dan.
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 770
Bidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan Agama
dan Fungsi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,
pengolahan dan analisis data dan informasi, penyampaian saran
dan masukan, serta pemantauan kegiatan dalam rangka
mendukung hubungan Presiden/Wakil Presiden dan/atau Menteri
Sekretaris Negara dengan organisasi kemasyarakatan kesamaan
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan fungsi.
Pasal 771

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 253 Pasal 771


Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 770, Bidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan
Kesamaan Agama dan Fungsi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan bahan,
data, dan informasi yang berkaitan dengan organisasi
masyarakat kesamaan agama/kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan fungsi;
b. pelaksanaan
pemantauan
kegiatan-kegiatan
organisasi
masyarakat kesamaan agama/kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan fungsi;
c. pelaksanaan analisis terhadap permohonan dan/atau aspirasi
yang disampaikan
oleh organisasi masyarakat kesamaan
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
fungsi kepada Menteri Sekretaris Negara dan/atau Presiden;
dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan antara
Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden dengan
organisasi masyarakat kesamaan agama/ kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan fungsi.
Pasal 772
Bidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan Agama
dan Fungsi terdiri atas:
a. Subbidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan
Agama/Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa; dan
b. Subbidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan
Fungsi.
Pasal 773
(1) Subbidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan
Agama/Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, penyusunan dan
penyiapan data dan informasi, pemantauan, analisis, serta
dukungan kelancaran penyelenggaran hubungan dengan
organisasi kemasyarakatan kesamaan agama/kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Subbidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan
Fungsi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan informasi, pemantauan, analisis,
serta dukungan kelancaran penyelenggaran hubungan dengan
organisasi kemasyarakatan kesamaan fungsi.

Pasal 774

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 254 Pasal 774


Bidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan
Kegiatan
dan Profesi mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan, pengolahan dan analisis data dan informasi,
penyampaian saran dan masukan, serta pemantauan kegiatan
dalam rangka mendukung hubungan Presiden/Wakil Presiden
dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan organisasi kemasyarakatan kesamaan kegiatan dan profesi.
Pasal 775
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 774, Bidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan
Kesamaan Kegiatan dan Profesi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan
bahan, data, dan informasi yang berkaitan dengan organisasi
kemasyarakatan kesamaan kegiatan dan profesi;
b. pelaksanaan
pemantauan
kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan kesamaan kegiatan dan profesi;

organisasi

c. pelaksanaan analisis terhadap permohonan dan/atau aspirasi


yang disampaikan oleh organisasi kemasyarakatan kesamaan
kegiatan dan profesi kepada Menteri Sekretaris Negara
dan/atau Presiden; dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan
antara Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden
dengan organisasi kemasyarakatan kesamaan kegiatan dan
profesi.
Pasal 776
Bidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan Kesamaan
Kegiatan dan Profesi terdiri atas:
a. Subbidang
Hubungan
Organisasi
Kemasyarakatan
Kesamaan Kegiatan; dan
b. Subbidang
Hubungan
Organisasi
Kemasyarakatan
Kesamaan Profesi.

Pasal 777

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 255 Pasal 777


(1) Subbidang
Hubungan
Organisasi
Kemasyarakatan
Kesamaan
Kegiatan
mempunyai
tugas
melakukan
pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan
informasi, pemantauan, analisis serta dukungan kelancaran
penyelenggaran hubungan dengan organisasi kemasyarakatan kesamaan kegiatan.
(2) Subbidang
Hubungan
Organisasi
Kemasyarakatan
Kesamaan Profesi
mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan
informasi, pemantauan, analisis serta dukungan kelancaran
penyelenggaran
hubungan
dengan
organisasi
kemasyarakatan kesamaan profesi.
Pasal 778
Bidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat Advokasi
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, pengolahan dan
analisis data dan informasi, penyampaian, saran dan masukan,
serta pemantauan kegiatan dalam rangka mendukung
hubungan Presiden/Wakil Presiden dan atau Menteri Sekretaris
Negara dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak
di bidang advokasi.
Pasal 779
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 778, Bidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat
Advokasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan
bahan, data, dan informasi yang berkaitan dengan Lembaga
Swadaya Masyarakat advokasi;
b. pelaksanaan pemantauan kegiatan-kegiatan Lembaga
Swadaya Masyarakat advokasi;
c. pelaksanaan analisis terhadap permohonan dan/atau
aspirasi yang disampaikan oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat bidang advokasi kepada Menteri Sekretaris
Negara dan/atau Presiden; dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan
antara Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat advokasi.
Pasal 780

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 256 Pasal 780


Bidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat Advokasi
terdiri atas:
a. Subbidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat Hak
Asasi Manusia dan Lingkungan; dan
b. Subbidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat
Perlindungan Masyarakat.
Pasal 781
(1) Subbidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat Hak
Asasi Manusia dan Lingkungan mempunyai tugas
melakukan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data
dan informasi, pemantauan, analisis serta dukungan
kelancaran penyelenggaraan hubungan dengan Lembaga
Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam bidang advokasi
hak asasi manusia dan lingkungan.
(2) Subbidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat
Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan
informasi, pemantauan, analisis serta dukungan kelancaran
penyelenggaraan hubungan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat yang bergerak di bidang perlindungan
masyarakat.
Pasal 782
Bidang
Hubungan
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
Pemberdayaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,
pengolahan dan analisis data dan informasi, penyampaian,
saran dan masukan, serta pemantauan kegiatan dalam rangka
mendukung hubungan Presiden/Wakil Presiden dan/atau
Menteri Sekretaris Negara dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan.
Pasal 783
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 782, Bidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat
Pemberdayaan menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 257 -

a. pelaksanaan pengumpulan, penyusunan dan penyiapan


bahan, data, dan
informasi
yang berkaitan dengan
Lembaga Swadaya Masyarakat pemberdayaan;
b. pelaksanaan pemantauan kegiatan-kegiatan
Swadaya Masyarakat pemberdayaan;

Lembaga

c. pelaksanaan analisis terhadap permohonan dan/atau


aspirasi yang disampaikan oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat bidang pemberdayaan kepada Menteri
Sekretaris Negara dan/atau Presiden; dan
d. pelaksanaan koordinasi dukungan kelancaran hubungan
antara Kementerian Sekretariat Negara dan/atau Presiden
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat pemberdayaan.
Pasal 784
Bidang
Hubungan
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
Pemberdayaan terdiri atas:
a. Subbidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat
Ekonomi dan Kesejahteraan; dan
b. Subbidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat
Sosial Budaya.
Pasal 785
(1) Subbidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat
Ekonomi dan Kesejahteraan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, penyusunan dan penyiapan data dan
informasi, pemantauan, analisis, serta dukungan kelancaran
penyelenggaraan hubungan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat yang bergerak dalam bidang ekonomi dan
kesejahteraan.
(2) Subbidang Hubungan Lembaga Swadaya Masyarakat Sosial
Budaya mempunyai tugas melakukan pengumpulan,
penyusunan
dan penyiapan
data
dan
informasi,
pemantauan,
analisis,
serta
dukungan
kelancaran
penyelenggaraan hubungan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat yang bergerak dalam bidang sosial budaya.

Pasal 786

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 258 Pasal 786


Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat mempunyai tugas
menyelenggarakan penanganan pengaduan masyarakat yang
disampaikan kepada Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri
Sekretaris Negara.
Pasal 787
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
786,
Asisten
Deputi
Pengaduan
Masyarakat
menyelenggarakan fungsi:
a. pengolahan data dan informasi, analisis, dan penyampaian
rekomendasi tindak lanjut pengaduan masyarakat;
b. pemantauan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut
pengaduan masyarakat;
c. koordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan
pengaduan masyarakat;
d. penyusunan laporan penanganan pengaduan masyarakat;
dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan.
Pasal 788
Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat terdiri atas:
a. Bidang Korupsi, Hukum dan Hak Asasi Manusia;
b. Bidang Aparatur, Ketenagakerjaan, dan Kewaspadaan
Nasional; dan
c. Bidang Pertanahan, Perumahan, dan Lingkungan Hidup.
Pasal 789
Bidang Korupsi, Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai
tugas melaksanakan pengolahan data dan informasi, analisis,
dan penyampaian rekomendasi, serta
pemantauan
perkembangan
pelaksanaan
tindak lanjut pengaduan
masyarakat di bidang korupsi, hukum, dan hak asasi manusia
yang disampaikan kepada Presiden, Wakil Presiden,
dan
Menteri Sekretaris Negara.

Pasal 790

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 259 Pasal 790


Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 789, Bidang Korupsi, Hukum dan Hak Asasi Manusia
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengolahan data, informasi, dan laporan
mengenai pengaduan masyarakat masalah korupsi, hukum
dan hak asasi manusia;
b. pelaksanaan analisis dan tindak lanjut pengaduan
masyarakat masalah korupsi, hukum, dan hak asasi
manusia;
c. pelaksanaan pemantauan perkembangan pelaksanaan
tindak lanjut pengaduan masyarakat masalah korupsi, hukum
dan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam
penanganan pengaduan masyarakat masalah korupsi,
hukum dan hak asasi manusia.
Pasal 791
Bidang Korupsi, Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:
a. Subbidang Korupsi; dan
b. Subbidang Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal 792
(1) Subbidang Korupsi mempunyai tugas melakukan pengolahan
data, analisis, koordinasi, dan pemantauan tindak lanjut
pengaduan masyarakat yang menyangkut masalah korupsi.
(2) Subbidang Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas
melakukan pengolahan data, analisis, koordinasi, dan
pemantauan tindak lanjut pengaduan masyarakat yang
menyangkut masalah hukum dan hak asasi manusia.
Pasal 793
Bidang Aparatur, Ketenagakerjaan, dan Kewaspadaan Nasional
mempunyai tugas melaksanakan pengolahan data dan
informasi, analisis, dan penyampaian rekomendasi, serta
pemantauan
perkembangan pelaksanaan tindak lanjut
pengaduan masyarakat di bidang aparatur, ketenagakerjaan,
dan kewaspadaan nasional yang disampaikan kepada Presiden,
Wakil Presiden, dan Menteri Sekretaris Negara.
Pasal 794

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 260 Pasal 794


Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
793,
Bidang
Aparatur,
Ketenagakerjaan,
dan
Kewaspadaan Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengolahan data, informasi, dan laporan
mengenai pengaduan masyarakat masalah aparatur,
ketenagakerjaan, dan kewaspadaan nasional;
b. pelaksanaan analisis dan tindak lanjut pengaduan
masyarakat masalah aparatur, ketenagakerjaan, dan
kewaspadaan nasional;
c. pelaksanaan pemantauan perkembangan pelaksanaan
tindak lanjut pengaduan masyarakat masalah aparatur,
ketenagakerjaan, dan kewaspadaan nasional; dan
d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam
penanganan pengaduan masyarakat masalah aparatur,
ketenagakerjaan, dan kewaspadaan nasional.
Pasal 795
Bidang Aparatur, Ketenagakerjaan, dan Kewaspadaan Nasional
terdiri atas:
a. Subbidang Aparatur; dan
b. Subbidang Ketenagakerjaan dan Kewaspadaan Nasional.
Pasal 796
(1) Subbidang Aparatur mempunyai tugas
melakukan
pengolahan data,
analisis, koordinasi, dan pemantauan
tindak lanjut pengaduan masyarakat yang menyangkut
masalah aparatur.
(2) Subbidang Ketenagakerjaan dan Kewaspadaan Nasional
mempunyai tugas melakukan pengolahan data, analisis,
koordinasi, dan pemantauan tindak lanjut pengaduan
masyarakat yang menyangkut masalah ketenagakerjaan dan
kewaspadaan nasional.

Pasal 797

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 261 Pasal 797


Bidang Pertanahan, Perumahan, dan Lingkungan Hidup
mempunyai tugas melaksanakan pengolahan data dan
informasi, analisis, dan penyampaian rekomendasi, serta
pemantauan
perkembangan pelaksanaan tindak lanjut
pengaduan masyarakat di bidang pertanahan, perumahan, dan
lingkungan hidup yang disampaikan kepada Presiden, Wakil
Presiden, dan Menteri Sekretaris Negara.
Pasal 798
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 797, Bidang Pertanahan, Perumahan, dan Lingkungan
Hidup menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengolahan data, informasi dan laporan
mengenai pengaduan masyarakat masalah pertanahan,
perumahan, dan lingkungan hidup pelaksanaan analisis dan
tindak lanjut pengaduan masyarakat masalah pertanahan,
perumahan, dan lingkungan hidup;
b. pelaksanaan pemantauan perkembangan pelaksanaan tindak
lanjut
pengaduan
masyarakat
masalah
pertanahan,
perumahan, dan lingkungan hidup; dan
c. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam
penanganan pengaduan masyarakat masalah pertanahan,
perumahan, dan lingkungan hidup.
Pasal 799
Bidang Pertanahan, Perumahan, dan Lingkungan Hidup terdiri
atas:
a. Subbidang Pertanahan; dan
b. Subbidang Perumahan dan Lingkungan Hidup.
Pasal 800
(1) Subbidang Pertanahan mempunyai tugas melakukan
pengolahan data, analisis, koordinasi, dan pemantauan
tindak lanjut pengaduan masyarakat yang menyangkut
masalah pertanahan.
(2) Subbidang Perumahan dan Lingkungan Hidup mempunyai
tugas melakukan pengolahan data, analisis, koordinasi, dan
pemantauan tindak lanjut pengaduan masyarakat yang
menyangkut masalah perumahan, dan lingkungan hidup.

Bagian Kedelapan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 262 Bagian Kedelapan


Deputi Bidang Perundang-undangan
Pasal 801
(1) Deputi Bidang Perundang-undangan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Sekretaris Negara.
(2) Deputi Bidang Perundang-undangan dipimpin oleh Deputi.
Pasal 802
Deputi Bidang Perundang-undangan mempunyai tugas membantu
Menteri Sekretaris Negara dalam menyelenggarakan pemberian
dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam rangka
penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian Rancangan UndangUndangan, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah, pemberian
pertimbangan kepada Sekretaris Kabinet dalam penyusunan
Rancangan Peraturan Presiden, penyiapan pendapat hukum, serta
penyelesaian Rancangan Keputusan Presiden tentang pemberian
grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, ekstradisi, remisi perubahan
dari pidana penjara seumur hidup menjadi pidana sementara, dan
naturalisasi.
Pasal 803
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
802, Deputi Bidang Perundang-undangan menyelenggarakan
fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa
penyusunan Rancangan Undang-Undang;
b. pelaksanaan analisis dan penyelesaian Rancangan UndangUndangan, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah;
c. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan Rancangan
Undang-Undangan,
Rancangan
Peraturan
Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan
Pemerintah;

d. penyusunan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 263 d. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap


substansi permasalahan yang berkaitan dengan Rancangan
Undang-Undangan,
Rancangan
Peraturan
Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan
Pemerintah;
e. pelaksanaan analisis dan penyelesaian di bidang prerogatif
yang meliputi grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, dan remisi
perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana
sementara, serta naturalisasi;
f. pelaksanaan analisis dan penyelesaian permasalahan di bidang
perjanjian internasional dan ekstradisi;
g. penyiapan pertimbangan Menteri Sekretaris Negara kepada
Sekretaris Kabinet dalam penyusunan Rancangan Peraturan
Presiden;
h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas
pelaksanaan
Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah;
i. pelaksanaan analisis dan penyusunan pendapat hukum atas
permasalahan hukum;
j. penyusunan pendapat hukum atas gugatan Perdata dan Tata
Usaha Negara terhadap Presiden dan/atau Menteri Sekretaris
Negara serta permohonan hak uji materiil;
k. pemberian nomor Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah yang
telah ditandatangani oleh Presiden;
l. pendistribusian produk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah;
m. publikasi dan pendokumentasian peraturan perundangundangan; dan
n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Sekretaris
Negara.
Pasal 804
Deputi Bidang Perundang-undangan terdiri atas:
a. Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Perekonomian;
b. Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan
Kesejahteraan Rakyat; dan
c. Asisten Deputi Hukum.

Pasal 805

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 264 Pasal 805


Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Perekonomian
mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam rangka penyiapan
izin prakarsa serta penyelesaian RUU (RUU), Rancangan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (RPERPU), dan
Rancangan Peratuan Pemerintah (RPP), penyiapan pertimbangan
terhadap Rancangan Peraturan Presiden, otentifikasi UndangUndang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan
Peraturan Pemerintah, evaluasi pelaksanaan Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan Peraturan
Pemerintah, serta penyusunan pendapat hukum di bidang
ekonomi, keuangan, dan industri.
Pasal 806
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
805, Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Perekonomian
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa
penyusunan RUU di bidang ekonomi, keuangan, dan industri;
b. pelaksanaan analisis dan penyelesaian RUU, RPERPU, dan
RPP di bidang ekonomi, keuangan, dan industri;
c. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang ekonomi, keuangan, dan industri;
d. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang ekonomi, keuangan, dan industri;
e. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan
Presiden di bidang ekonomi, keuangan, dan industri;
f. otentifikasi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah di bidang ekonomi,
keuangan, dan industri;
g. evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas pelaksanaan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang, dan Peraturan Pemerintah di bidang ekonomi,
keuangan, dan industri; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Perundang-undangan.

Pasal 807

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 265 Pasal 807


Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Perekonomian terdiri
atas:
a. Bidang Moneter dan Jasa Keuangan;
b. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;
c. Bidang Prasarana dan Tata Ruang;
d. Bidang Perindustrian, Perdagangan, dan Badan Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 808
Bidang Moneter dan Jasa Keuangan mempunyai tugas
melaksanakan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa serta
penyelesaian RUU, RPERPU, dan RPP, penyiapan pertimbangan
terhadap Rancangan Peraturan Presiden, evaluasi pelaksanaan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang, dan Peraturan Pemerintah, serta penyusunan pendapat
hukum di bidang anggaran negara, perbankan, dan lembaga
keuangan non bank.
Pasal 809
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
808, Bidang Moneter dan Jasa Keuangan menyelenggarakan
fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan penyelesaian
izin prakarsa penyusunan RUU di bidang anggaran negara,
perbankan, dan lembaga keuangan non bank;
b. pelaksanaan analisis dalam rangka penyelesaian RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang anggaran negara, perbankan,
dan lembaga keuangan non bank;
c. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang anggaran negara, perbankan,
dan lembaga keuangan non bank;
d. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan
Presiden di bidang anggaran negara, perbankan, dan lembaga
keuangan non bank;
e. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang anggaran negara, perbankan,
dan lembaga keuangan non bank; dan

f. pelaksanaan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 266 f. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas


pelaksanaan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang,dan Peraturan Pemerintah di bidang anggaran
negara, perbankan, dan lembaga keuangan non bank.
Pasal 810
Bidang Moneter dan Jasa Keuangan terdiri atas:
a. Subbidang Moneter; dan
b. Subbidang Jasa Keuangan.
Pasal 811
(1) Subbidang Moneter mempunyai tugas melakukan analisis,
pemantauan, dan penyiapan penyelesaian serta penyusunan
pendapat hukum atas izin prakarsa dan RUU, RPERPU, dan
RPP, serta penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan
Peraturan Presiden di bidang anggaran pendapatan dan
belanja negara, perbendaharaan negara, pertanggungjawaban
dan pemeriksaan keuangan negara, perimbangan keuangan
pusat dan daerah, perpajakan, tarif, cukai, dan penerimaan
negara bukan pajak.
(2) Subbidang Jasa Keuangan mempunyai tugas melakukan
analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian serta
penyusunan pendapat hukum atas izin prakarsa dan RUU,
RPERPU, dan RPP, serta penyiapan pertimbangan terhadap
Rancangan Peraturan Presiden di bidang penyelenggaraan dan
pengawasan perbankan, perasuransian, modal ventura, dana
pensiun, reksadana, dan lembaga keuangan non bank.
Pasal 812
Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai
tugas melaksanakan analisis dalam rangka penyiapan izin
prakarsa serta penyelesaian RUU, RPERPU, dan RPP, penyiapan
pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan Presiden, evaluasi
pelaksanaan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah, serta penyusunan
pendapat hukum di bidang sumber daya alam dan lingkungan
hidup.

Pasal 813

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 267 Pasal 813


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
812, Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa
penyusunan RUU di bidang sumber daya alam dan lingkungan
hidup;
b. pelaksanaan analisis dalam rangka penyelesaian RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang sumber daya alam dan
lingkungan hidup;
c. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang sumber daya alam dan
lingkungan hidup;
d. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan
Presiden di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup;
e. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang sumber daya alam dan
lingkungan hidup; dan
f. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas
pelaksanaan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah di bidang sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
Pasal 814
Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup terdiri atas:
a. Subbidang Sumber Daya Alam; dan
b. Subbidang Lingkungan Hidup.
Pasal 815
(1) Subbidang Sumber Daya Alam mempunyai tugas melakukan
analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian serta
penyusunan pendapat hukum atas izin prakarsa dan RUU,
RPERPU, dan RPP, serta penyiapan pertimbangan terhadap
Rancangan Peraturan Presiden di bidang sumber daya alam.

(2) Subbidang

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 268 (2) Subbidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas melakukan


analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian serta
penyusunan pendapat hukum atas izin prakarsa dan RUU,
RPERPU, dan RPP, serta penyiapan pertimbangan terhadap
Rancangan Peraturan Presiden di bidang lingkungan hidup.
Pasal 816
Bidang Prasarana dan Tata Ruang mempunyai tugas
melaksanakan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa serta
penyelesaian RUU, RPERPU, dan RPP, penyiapan pertimbangan
terhadap Rancangan Peraturan Presiden, evaluasi pelaksanaan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang, dan Peraturan Pemerintah, serta penyusunan pendapat
hukum di bidang prasarana dan tata ruang.
Pasal 817
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
816, Bidang Prasarana dan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan penyelesaian
izin prakarsa penyusunan RUU di bidang prasarana dan tata
ruang;
b. pelaksanaan analisis dan penyiapan penyelesaian RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang prasarana dan tata ruang;
c. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang prasarana dan tata ruang;
d. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan
Presiden di bidang prasarana dan tata ruang;
e. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang prasarana dan tata ruang; dan
f. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas
pelaksanaan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah di bidang
prasarana dan tata ruang.
Pasal 818
Bidang Prasarana dan Tata Ruang terdiri atas:
a. Subbidang Prasarana; dan
b. Subbidang Tata Ruang.

Pasal 819

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 269 Pasal 819


(1) Subbidang Prasarana mempunyai tugas melakukan analisis,
pemantauan, dan penyiapan penyelesaian serta penyusunan
pendapat hukum atas izin prakarsa dan RUU, RPERPU, dan
RPP, serta penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan
Peraturan Presiden di bidang prasarana.
(2) Subbidang Tata Ruang mempunyai tugas melakukan analisis,
pemantauan, dan penyiapan penyelesaian serta penyusunan
pendapat hukum atas izin prakarsa dan RUU, RPERPU, dan
RPP, serta penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan
Peraturan Presiden di bidang tata ruang.
Pasal 820
Bidang Perindustrian, Perdagangan, dan Badan Usaha mempunyai
tugas melaksanakan analisis dalam rangka penyiapan izin
prakarsa serta penyelesaian RUU, RPERPU, penyiapan
pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan Presiden, evaluasi
pelaksanaan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah serta penyusunan
pendapat hukum di bidang perindustrian, perdagangan, dan badan
usaha.
Pasal 821
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
820, Bidang Perindustrian, Perdagangan, dan Badan Usaha
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa
penyusunan RUU di bidang perindustrian, perdagangan, hak
kekayaan intelektual, dan badan usaha;
b. pelaksanaan analisis dalam rangka penyelesaian RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang perindustrian, perdagangan, hak
kekayaan intelektual, dan badan usaha;
c. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang perindustrian, perdagangan, hak
kekayaan intelektual, dan badan usaha;

d. penyiapan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 270 d. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan


Presiden di bidang perindustrian, perdagangan, hak kekayaan
intelektual, dan badan usaha;
e. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang perindustrian, perdagangan, hak
kekayaan intelektual, dan badan usaha; dan
f. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas
pelaksanaan Undang-Undang,Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah di bidang
perindustrian, perdagangan, hak kekayaan intelektual, dan
badan usaha.
Pasal 822
Bidang Perindustrian, Perdagangan, dan Badan Usaha terdiri atas:
a. Subbidang Perindustrian dan Perdagangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha.
Pasal 823
(1) Subbidang Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas
melakukan analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian
serta penyusunan pendapat hukum atas izin prakarsa dan RUU,
RPERPU, dan RPP, serta penyiapan pertimbangan terhadap
Rancangan Peraturan Presiden di bidang perindustrian,
perdagangan, penanaman modal, dan pasar modal, hak cipta,
paten, merek, lisensi, desain industri, dan hak kekayaan
intelektual lainnya.
(2) Subbidang Badan Usaha mempunyai tugas melakukan analisis,
pemantauan, dan penyiapan penyelesaian serta penyusunan
pendapat hukum atas izin prakarsa dan RUU, RPERPU, dan
RPP, serta
penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan
Peraturan Presiden di bidang koperasi, badan usaha milik
negara, perseroan terbatas, firma, komanditer dan badan usaha
lainnya, yayasan, badan hukum milik negara serta kelembagaan
usaha perasuransian, perbankan, modal ventura, dana pensiun,
reksadana serta sektor usaha lainnya.

Pasal 824

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 271 Pasal 824


Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan
Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan analisis
dalam rangka penyiapan izin prakarsa serta penyelesaian RUU,
RPERPU,
dan
RPP, penyiapan pertimbangan terhadap
Rancangan Peraturan Presiden, otentifikasi Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah, evaluasi pelaksanaan Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah,
serta penyusunan pendapat hukum di bidang politik, pemerintahan
daerah, pertahanan, keamanan, hukum, hak asasi manusia,
aparatur negara, dan kesejahteraan rakyat.
Pasal 825
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
824, Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan
Kesejahteran Rakyat menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa
penyusunan dalam RUU di bidang politik, pemerintahan
daerah, pertahanan, keamanan, hukum, hak asasi manusia,
aparatur negara, dan kesejahteraan rakyat;
b. pelaksanaan analisis dan penyelesaian RUU, RPERPU, dan
RPP di bidang politik, pemerintahan daerah, pertahanan,
keamanan, hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, dan
kesejahteraan rakyat;
c. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang politik, pemerintahan daerah,
pertahanan, keamanan, hukum, hak asasi manusia, aparatur
negara, dan kesejahteraan rakyat;
d. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan
Presiden di bidang politik, pemerintahan daerah, pertahanan,
keamanan, hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, dan
kesejahteraan rakyat;
e. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang politik, pemerintahan daerah,
pertahanan, keamanan, hukum, hak asasi manusia, aparatur
negara, dan kesejahteraan rakyat;
f. otentifikasi ...

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 272 -

f. otentifikasi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti


Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah di bidang politik,
pemerintahan daerah, pertahanan, keamanan, hukum, hak
asasi manusia, aparatur negara, dan kesejahteraan rakyat;
g. evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas pelaksanaan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang dan Peraturan Pemerintah di bidang politik,
pemerintahan daerah, pertahanan, keamanan, hukum, hak
asasi manusia, aparatur negara, dan kesejahteraan rakyat; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Perundang-undangan.
Pasal 826
Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan
Kesejahteraan Rakyat terdiri atas:
a. Bidang Politik dan Pemerintahan Daerah;
b. Bidang Pertahanan, Keamanan, Hukum, dan Hak Asasi
Manusia;
c. Bidang Aparatur Negara;
d. Bidang Kesejahteraan Rakyat; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 827
Bidang Politik dan Pemerintahan Daerah mempunyai tugas
melaksanakan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa dan
penyelesaian RUU, RPERPU, dan RPP, penyiapan pertimbangan
terhadap Rancangan Peraturan Presiden, evaluasi pelaksanaan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang dan Peraturan Pemerintah, serta penyusunan pendapat
hukum di bidang politik dan pemerintahan daerah.
Pasal 828
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
827, Bidang Politik dan Pemerintahan Daerah menyelenggarakan
fungsi:

a. pelaksanaan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 273 -

a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan penyelesaian


izin prakarsa penyusunan RUU di bidang politik dan
pemerintahan daerah;
b. pelaksanaan analisis dan penyelesaian RUU, RPERPU, dan
RPP di bidang politik dan pemerintahan daerah;
c. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang politik dan pemerintahan daerah;
d. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan
Presiden di bidang politik dan pemerintahan daerah;
e. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang politik dan pemerintahan daerah;
dan
f. evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas pelaksanaan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang dan Peraturan Pemerintah di bidang politik dan
pemerintahan daerah.
Pasal 829
Bidang Politik dan Pemerintahan Daerah terdiri atas:
a. Subbidang Politik; dan
b. Subbidang Pemerintahan Daerah.
Pasal 830
(1) Subbidang Politik mempunyai tugas melakukan analisis,
pemantauan, dan penyiapan penyelesaian persetujuan serta
penyusunan pendapat hukum atas izin prakarsa dan RUU,
RPERPU, dan RPP, dan penyiapan pertimbangan terhadap
Rancangan Peraturan Presiden di bidang politik.
(2) Subbidang Pemerintahan Daerah mempunyai tugas melakukan
analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian persetujuan
serta penyusunan pendapat hukum atas izin prakarsa dan
RUU, RPERPU, dan RPP, dan penyiapan pertimbangan
terhadap Rancangan Peraturan Presiden di bidang
pemerintahan daerah.
Pasal 831

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 274 Pasal 831


Bidang Pertahanan, Keamanan, Hukum, dan Hak Asasi Manusia
mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam rangka penyiapan
izin prakarsa dan penyelesaian RUU, RPERPU, dan RPP,
penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan Presiden,
evaluasi pelaksanaan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, serta
penyusunan pendapat hukum di bidang pertahanan, keamanan,
kepolisian, penanggulangan keadaan bahaya dan keadaan
darurat, kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kewarganegaraan,
keimigrasian, pemasyarakatan, badan peradilan, hukum, dan hak
asasi manusia.
Pasal 832
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
831, Bidang Pertahanan, Keamanan, Hukum, dan Hak Asasi
Manusia menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa
penyusunan RUU di bidang pertahanan, keamanan, kepolisian,
penanggulangan keadaan bahaya dan keadaan darurat,
kekuasaan
kehakiman,
kejaksaan,
kewarganegaraan,
keimigrasian, pemasyarakatan, badan peradilan, hukum, dan
hak asasi manusia;
b. pelaksanaan analisis dan penyelesaian RUU, RPERPU, dan
RPP
di
bidang
pertahanan,
keamanan,
kepolisian,
penanggulangan keadaan bahaya dan keadaan darurat,
kekuasaan
kehakiman,
kejaksaan,
kewarganegaraan,
keimigrasian, pemasyarakatan, badan peradilan, hukum, dan
hak asasi manusia;
c. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang pertahanan, keamanan,
kepolisian, penanggulangan keadaan bahaya dan keadaan
darurat, kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kewarganegaraan,
keimigrasian, pemasyarakatan, badan peradilan, hukum, dan
hak asasi manusia;

d. penyiapan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 275 -

d. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan


Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kepolisian,
penanggulangan keadaan bahaya dan keadaan darurat,
kekuasaan
kehakiman,
kejaksaan,
kewarganegaraan,
keimigrasian, pemasyarakatan, badan peradilan, hukum, dan
hak asasi manusia;
e. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang pertahanan, keamanan,
kepolisian, penanggulangan keadaan bahaya dan keadaan
darurat, kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kewarganegaraan,
keimigrasian, pemasyarakatan, badan peradilan, hukum, dan
hak asasi manusia; dan
f. evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas pelaksanaan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang dan Peraturan Pemerintah di bidang pertahanan,
keamanan, kepolisian, penanggulangan keadaan bahaya dan
keadaan
darurat,
kekuasaan
kehakiman,
kejaksaan,
kewarganegaraan, keimigrasian, pemasyarakatan, badan
peradilan, hukum, dan hak asasi manusia.
Pasal 833
Bidang Pertahanan, Keamanan, Hukum, dan Hak Asasi Manusia
terdiri atas:
a. Subbidang Pertahanan dan Keamanan; dan
b. Subbidang Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal 834
(1) Subbidang
Pertahanan dan Keamanan mempunyai tugas
melakukan analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian
persetujuan serta penyusunan pendapat hukum atas izin
prakarsa dan RUU, RPERPU, dan RPP, dan penyiapan
pertimbangan terhadap rancangan Peraturan Presiden di
bidang pertahanan, keamanan, kepolisian, penanggulangan
keadaan bahaya dan keadaan darurat.

(2) Subbidang ...

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 276 (2) Subbidang Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas
melakukan analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian
persetujuan serta penyusunan pendapat hukum atas izin
prakarsa dan RUU, RPERPU, dan RPP, dan penyiapan
pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan Presiden di
bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kewarganegaraan,
keimigrasian, pemasyarakatan, badan peradilan, hukum, dan
hak asasi manusia.
Pasal 835
Bidang Aparatur Negara mempunyai tugas melaksanakan analisis
dalam rangka penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian RUU,
RPERPU, dan RPP,
penyiapan
pertimbangan
terhadap
Rancangan Peraturan Presiden, evaluasi pelaksanaan UndangUndang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah, serta penyusunan pendapat hukum di
bidang kesejahteraan pegawai, pembinaan kepegawaian, hak
keuangan dan administratif pejabat negara, keanggotaan lembaga
negara lainnya, kelembagaan, dan ketatalaksanaan lembagalembaga negara.
Pasal 836
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
835, Bidang Aparatur Negara menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa
penyusunan RUU di bidang kesejahteraan pegawai;
b. pembinaan kepegawaian, hak keuangan dan administratif
pejabat negara, keanggotaan lembaga negara lainnya,
kelembagaan, dan ketatalaksanaan lembaga-lembaga negara;
c. pelaksanaan analisis dan penyelesaian RUU, RPERPU, dan
RPP di bidang kesejahteraan pegawai, pembinaan kepegawaian, hak keuangan dan administratif pejabat negara,
keanggotaan lembaga negara lainnya, kelembagaan, dan
ketatalaksanaan lembaga-lembaga negara;
d. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang kesejahteraan pegawai,
pembinaan kepegawaian, hak keuangan dan administratif
pejabat negara, keanggotaan lembaga negara lainnya,
kelembagaan, dan ketatalaksanaan lembaga-lembaga negara;
e. penyiapan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 277 e. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan


Presiden di bidang kesejahteraan pegawai, pembinaan
kepegawaian, hak keuangan dan administratif pejabat negara,
keanggotaan lembaga negara lainnya, kelembagaan, dan
ketatalaksanaan lembaga-lembaga negara;
f. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang kesejahteraan pegawai,
pembinaan kepegawaian, hak keuangan dan administratif
pejabat negara, keanggotaan lembaga negara lainnya,
kelembagaan, dan ketatalaksanaan lembaga-lembaga negara;
dan
g. evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas pelaksanaan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang dan Peraturan Pemerintah di bidang kesejahteraan
pegawai, pembinaan kepegawaian, hak keuangan dan
administratif pejabat negara, keanggotaan lembaga negara
lainnya, kelembagaan, dan ketatalaksanaan lembaga-lembaga
negara.
Pasal 837
Bidang Aparatur Negara terdiri atas:
a. Subbidang Sumber Daya Manusia Aparatur; dan
b. Subbidang Kelembagaan dan Ketatalaksanaan.
Pasal 838
(1) Subbidang Sumber Daya Manusia Aparatur mempunyai tugas
melakukan analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian
persetujuan serta penyusunan pendapat hukum atas izin
prakarsa dan RUU, RPERPU, dan RPP, dan penyiapan
pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan Presiden di
bidang kesejahteraan pegawai, pembinaan kepegawaian, hak
keuangan dan administratif pejabat negara, dan keanggotaan
lembaga negara lainnya.
(2) Subbidang Kelembagaan dan Ketatalaksanaan mempunyai
tugas melakukan analisis, pemantauan, dan penyiapan
penyelesaian persetujuan serta penyusunan pendapat hukum
atas izin prakarsa dan RUU, RPERPU, dan RPP, dan
penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan
Presiden di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan
lembaga-lembaga negara.
Pasal 839

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 278 Pasal 839


Bidang Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan
analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian
RUU, RPERPU, dan RPP, penyiapan pertimbangan terhadap
Rancangan Peraturan Presiden, evaluasi pelaksanaan UndangUndang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah, serta penyusunan pendapat hukum di
bidang pendidikan, agama, kepariwisataan, riset dan teknologi,
kesenian, kebudayaan, perfilman, ketenagakerjaan, kependudukan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
kesehatan, kepemudaan dan keolahragaan, statistik, survey, dan
kesejahteraan sosial.
Pasal 840
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
839, Bidang Kesejahteraan Rakyat menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa
penyusunan RUU, RPERPU, dan RPP di bidang pendidikan,
agama, kepariwisataan, riset dan teknologi, kesenian, kebudayaan, perfilman, ketenagakerjaan, kependudukan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, kesehatan, kepemudaan dan keolahragaan, statistik, survey, serta kesejahteraan sosial;
b. pelaksanaan analisis dan penyelesaian RUU, RPERPU, dan
RPP di bidang pendidikan, agama, kepariwisataan, riset dan
teknologi, kesenian, kebudayaan, perfilman, ketenagakerjaan,
kependudukan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak, kesehatan, kepemudaan dan keolahragaan, statistik,
survey, serta kesejahteraan sosial;
c. pemantauan dan pelaporan proses penyusunan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang pendidikan, agama, kepariwisataan, ristek, kesenian, kebudayaan, perfilman, ketenagakerjaan, kependudukan, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, kesehatan, kepemudaan dan keolahragaan,
statistik, survey, serta kesejahteraan sosial;
d. penyiapan pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan
Presiden di bidang pendidikan, agama, kepariwisataan, riset
dan teknologi, kesenian, kebudayaan, perfilman, ketenagakerjaan, kependudukan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, kesehatan, kepemudaan dan keolahragaan,
statistik, survey, serta kesejahteraan sosial;
e. penyusunan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 279 -

e. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap


substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU,
RPERPU, dan RPP di bidang pendidikan, agama, kepariwisataan, riset dan teknologi, kesenian, kebudayaan, perfilman,
ketenagakerjaan, kependudukan, pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak, kesehatan, kepemudaan dan keolahragaan, statistik, survey, serta kesejahteraan sosial; dan
f. evaluasi dan penyusunan pendapat hukum atas pelaksanaan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang, dan Peraturan Pemerintah di bidang pendidikan,
agama, kepariwisataan, riset dan teknologi, kesenian, kebudayaan, perfilman, ketenagakerjaan, kependudukan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, kesehatan, kepemudaan dan keolahragaan, statistik, survey, serta kesejahteraan sosial.
Pasal 841
Bidang Kesejahteraan Rakyat terdiri atas:
a. Subbidang Kesejahteraan Rakyat I; dan
b. Subbidang Kesejahteraan Rakyat II.
Pasal 842
(1) Subbidang Kesejahteraan Rakyat I mempunyai tugas
melakukan analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian
persetujuan serta penyusunan pendapat hukum atas izin
prakarsa dan RUU, RPERPU, dan RPP, dan penyiapan
pertimbangan terhadap Rancangan
Peraturan
Presiden di
bidang pendidikan, agama, kepariwisataan, riset dan teknologi,
kesenian, kebudayaan, serta perfilman.
(2) Subbidang Kesejahteraan Rakyat II mempunyai tugas
melakukan analisis, pemantauan, dan penyiapan penyelesaian
persetujuan serta penyusunan pendapat hukum atas izin
prakarsa dan RUU, RPERPU, dan RPP, dan penyiapan
pertimbangan terhadap Rancangan Peraturan Presiden di
bidang ketenagakerjaan, kependudukan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, kesehatan, kepemudaan dan
keolahragaan, statistik, survey, serta kesejahteraan sosial.

Pasal 843

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 280 Pasal 843


Asisten Deputi Hukum mempunyai tugas melaksanakan penelitian,
analisis, dan penyusunan pendapat hukum di bidang litigasi dan
bantuan hukum, perjanjian internasional, prerogatif dan naturalisasi,
serta pengadministrasian peraturan perundang-undangan.
Pasal 844
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
843, Asisten Deputi Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan, penelitian, analisis, dan penyusunan pendapat
hukum terhadap permasalahan hukum yang berkaitan dengan
gugatan Perdata dan Tata Usaha Negara serta permohonan
Hak Uji Materiil di Mahkamah Agung dan di Mahkamah
Konstitusi, permohonan perlindungan hukum atas perbuatan
melawan hukum di bidang hak asasi manusia, pertanahan dan
barang milik negara, yang diajukan masyarakat kepada
Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara, serta bantuan
hukum dan konsultasi hukum di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara terkait dengan penyusunan Peraturan
Menteri Sekretaris Negara, penyusunan kontrak, permasalahan
kepegawaian, dan barang milik negara;
b. pelaksanaan pembahasan pembuatan perjanjian internasional,
analisis, penyiapan dan penyelesaian RUU tentang pengesahan
perjanjian internasional, pemberian pertimbangan Menteri
Sekretaris Negara kepada Sekretariat Kabinet dalam penyiapan
dan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang
pengesahan
perjanjian
internasional,
dan permohonan
ekstradisi, serta evaluasi dan penyusunan pendapat hukum
terhadap substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU
tentang pengesahan perjanjian internasional, dan pemantauan
pengkajian
keanggotaan
Indonesia
pada
organisasi
internasional;
c. pelaksanaan analisis, penyusunan pendapat hukum, dan
penyelesaian di bidang prerogratif yang meliputi permasalahan
permohonan grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, remisi
perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana
sementara, dan naturalisasi;

d. pemberian

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 281 d. pemberian nomor Undang-Undang, Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah yang
telah ditandatangani oleh Presiden;
e. pendistribusian Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah;
f. publikasi dan pendokumentasian peraturan perundangundangan;
g. pelaksanaan otentifikasi undang-undang tentang pengesahan
perjanjian internasional, dan Keputusan Presiden tentang grasi,
amnesti, abolisi, rehabilitasi, ekstradisi, remisi perubahan pidana
penjara seumur hidup menjadi pidana sementara dan
naturalisasi;
h. pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemerintah dan non
pemerintah; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Perundang-undangan.
Pasal 845
Asisten Deputi Hukum terdiri atas:
a. Bidang Litigasi dan Permasalahan Hukum;
b. Bidang Perjanjian Internasional;
c. Bidang Prerogatif dan Naturalisasi;
d. Bidang Distribusi, Publikasi, dan Dokumentasi; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 846
Bidang Litigasi dan Permasalahan Hukum mempunyai tugas
melaksanakan penelitian, analisis, dan penyusunan pendapat
hukum terhadap permasalahan hukum yang berkaitan dengan
gugatan Perdata dan Tata Usaha Negara serta permohonan Hak
Uji Materiil di Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi,
permohonan perlindungan hukum atas perbuatan melawan hukum
di bidang hak asasi manusia, pertanahan dan barang milik negara,
yang diajukan masyarakat kepada Presiden dan/atau Menteri
Sekretaris Negara, serta bantuan hukum dan konsultasi hukum di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara terkait dengan
penyusunan Peraturan Menteri Sekretaris Negara, penyusunan
kontrak, permasalahan kepegawaian, dan barang milik negara.

Pasal 847

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 282 Pasal 847


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
846, Bidang Litigasi dan Permasalahan Hukum menyelenggarakan
fungsi:
a. pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan litigasi
dan bantuan hukum;
b. pelaksanaan analisis dan penyusunan pendapat hukum
terhadap gugatan Perdata dan Tata Usaha Negara yang
diajukan masyarakat kepada Presiden dan/atau Menteri
Sekretaris Negara;
c. pelaksanaan analisis dan penyusunan pendapat hukum
terhadap pengujian peraturan perundang-undangan di
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi;
d. pelaksanaan analisis dan penyusunan pendapat hukum
terhadap permohonan perlindungan hukum yang diajukan
masyarakat kepada Presiden dan/atau Menteri Sekretaris
Negara atas perbuatan melawan hukum di bidang hak asasi
manusia, pertanahan dan barang milik negara;
e. pelaksanaan analisis dan penyusunan pendapat hukum dalam
rangka pemberian bantuan hukum dan konsultasi hukum terkait
dengan penyusunan Peraturan Menteri Sekretaris Negara,
penyusunan kontrak, permasalahan kepegawaian, dan
permasalahan barang milik negara di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara;
f. pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemerintah dan non
pemerintah dalam rangka penyusunan pendapat hukum;
g. pelaksanaan pendampingan terhadap Jaksa Pengacara Negara
dan/atau pejabat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
dalam rangka memberikan penjelasan dan/atau penyampaian
jawaban kepada majelis hakim; dan
h. pelaksanaan pemantauan persidangan atas gugatan Perdata
dan Tata Usaha Negara yang diajukan masyarakat kepada
Presiden
dan/atau
Menteri Sekretaris
Negara, serta
permohonan hak uji materiil di Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi.
Pasal 848
Bidang Litigasi dan Permasalahan Hukum terdiri atas:
a. Subbidang Penanganan Gugatan dan Permasalahan Hukum
Publik; dan
b. Subbidang Pengujian Peraturan Perundang-undangan dan
Permasalahan Hukum Privat.
Pasal 849

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 283 -

Pasal 849
(1) Subbidang Penanganan Gugatan dan Permasalahan Hukum
Publik mempunyai tugas melakukan penelitian, analisis,
penyusunan pendapat hukum terhadap permasalahan hukum
yang berkaitan dengan gugatan Perdata dan Tata Usaha
Negara, permohonan perlindungan hukum atas perbuatan
melawan hukum di bidang hak asasi manusia yang diajukan
masyarakat kepada Presiden dan/atau Menteri Sekretaris
Negara, dan bantuan hukum dan konsultasi hukum di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara terkait dengan
penyusunan Peraturan Menteri Sekretaris Negara dan
permasalahan kepegawaian, serta pendampingan dan
pemantauan persidangan.
(2) Subbidang Pengujian Peraturan Perundang-undangan dan
Permasalahan Hukum Privat mempunyai tugas melakukan
penelitian, analisis, dan penyusunan pendapat hukum terhadap
permasalahan hukum yang berkaitan dengan permohonan hak
uji materil di Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi,
permohonan perlindungan hukum dibidang pertanahan dan
barang milik negara yang diajukan masyarakat kepada
Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara serta bantuan dan
konsultasi hukum di lingkungan Kementerian Sekretariat
Negara terkait dengan penyusunan kontrak dan permasalahan
barang milik negara, serta pendampingan dan pemantauan
persidangan.
Pasal 850
Bidang Perjanjian Internasional mempunyai tugas melaksanakan
pembahasan, analisis, penyiapan dan penyelesaian RUU tentang
pengesahan perjanjian internasional, penyiapan pertimbangan
Menteri Sekretaris Negara kepada Sekretaris Kabinet dalam
penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang pengesahan
perjanjian internasional, permohonan ekstradisi, serta evaluasi dan
penyusunan pendapat hukum terhadap substansi permasalahan
yang berkaitan dengan RUU tentang pengesahan perjanjian
internasional,serta pemantauan pengkajian keanggotaan Indonesia
pada organisasi internasional.

Pasal 851

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 284 Pasal 851


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
850, Bidang Perjanjian Internasional menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dan penyiapan penyelesaian pembahasan
perjanjian internasional yang disahkan dengan undang-undang;
b. pelaksanaan analisis dalam rangka penyiapan penyelesaian
izin prakarsa penyusunan RUU pengesahan Perjanjian
Internasional;
c. pelaksanaan analisis, penyiapan, dan penyelesaian RUU
tentang pengesahan perjanjian internasional;
d. pemantauan dan pelaporan penyusunan RUU tentang
perjanjian internasional;
e. pemberian pertimbangan Menteri Sekretaris Negara kepada
Sekretaris Kabinet dalam penyusunan Rancangan Peraturan
Presiden tentang pengesahan perjanjian internasional;
f. penyusunan pendapat hukum, tanggapan dan telaahan staf
terhadap substansi permasalahan yang berkaitan dengan RUU
tentang pengesahan perjanjian internasional;
g. pelaksanaan analisis, penyiapan, penyelesaian permohonan,
dan pemantauan pelaksanaan ekstradisi; dan
h. pemantauan pengkajian keanggotaan Indonesia pada
organisasi internasional.
Pasal 852
Bidang Perjanjian Internasional terdiri atas:
a. Subbidang Perjanjian Bilateral; dan
b. Subbidang Perjanjian Multilateral.
Pasal 853
(1) Subbidang Perjanjian Bilateral mempunyai tugas melakukan
pembahasan pembuatan perjanjian internasional, analisis,
penyiapan penyelesaian, pemantauan, dan pelaporan yang
berkaitan dengan pengesahan perjanjian internasional dengan
Undang-Undang, pemberian pertimbangan Menteri Sekretaris
Negara kepada Sekretaris Kabinet terhadap Rancangan
Peraturan
Presiden
tentang pengesahan
perjanjian
internasional yang bersifat bilateral, ekstradisi, serta evaluasi
dan penyusunan pendapat hukum terhadap substansi
permasalahan
yang berkaitan
dengan
RUU
tentang
pengesahan perjanjian internasional.
(2) Subbidang

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 285 (2) Subbidang Perjanjian Multilateral mempunyai tugas melakukan


pembahasan pembuatan perjanjian internasional, analisis,
penyiapan, penyelesaian, pemantauan, dan pelaporan, yang
berkaitan dengan pengesahan perjanjian internasional dengan
Undang-Undang, pemberian pertimbangan Menteri Sekretaris
Negara kepada Sekretaris Kabinet terhadap Rancangan
Peraturan Presiden tentang pengesahan perjanjian internasional yang bersifat multilateral, evaluasi dan penyusunan
pendapat hukum terhadap substansi permasalahan yang
berkaitan dengan RUU tentang pengesahan perjanjian
internasional, serta pemantauan pengkajian keanggotaan
Indonesia pada organisasi internasional.
Pasal 854
Bidang
Prerogatif
dan
Naturalisasi mempunyai tugas
melaksanakan analisis, penyusunan pendapat hukum, dan
penyelesaian yang terkait dengan permasalahan dan permohonan
grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, remisi perubahan pidana
penjara seumur hidup menjadi pidana sementara, dan naturalisasi.
Pasal 855
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
854, Bidang Prerogatif dan Naturalisasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis dan penyelesaian permohonan grasi,
amnesti, abolisi, dan rehabilitasi, remisi perubahan pidana
penjara seumur hidup menjadi pidana sementara;
b. pelaksanaan
naturalisasi;

analisis

dan

penyelesaian

permohonan

c. penyiapan,
pelaporan,
dan
penyelesaian
Rancangan
Keputusan Presiden yang berkaitan dengan grasi, amnesti,
abolisi, dan rehabilitasi, dan remisi perubahan pidana penjara
seumur hidup menjadi pidana sementara;
d. penyiapan,pelaporan, dan penyelesaian Rancangan Keputusan
Presiden yang berkaitan dengan naturalisasi;
e. pemantauan dan pelaporan pelaksanaan Keputusan Presiden
yang berkaitan dengan grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi,
dan remisi perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi
pidana sementara;
f. pemantauan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 286 -

f. pemantauan dan pelaporan pelaksanaan Keputusan Presiden


yang berkaitan dengan naturalisasi;
g. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan dengan grasi, amnesti,
abolisi,rehabilitasi,dan remisi perubahan pidana penjara seumur
hidup menjadi pidana sementara; dan
h. penyusunan pendapat hukum dan telaahan staf terhadap
substansi permasalahan yang berkaitan naturalisasi.
Pasal 856
Bidang Prerogatif dan Naturalisasi terdiri atas:
a. Subbidang Prerogatif; dan
b. Subbidang Naturalisasi.
Pasal 857
(1) Subbidang Prerogatif mempunyai tugas melakukan analisis,
penyusunan pendapat hukum, dan penyelesaian yang terkait
dengan permasalahan dan permohonan grasi, amnesti, abolisi,
rehabilitasi, dan remisi perubahan pidana penjara seumur hidup
menjadi pidana sementara, serta pemantauan dan pelaporan
pelaksanaan Keputusan Presiden.
(2) Subbidang Naturalisasi mempunyai tugas melakukan analisis,
penyusunan pendapat hukum, dan penyelesaian yang terkait
dengan permasalahan dan
permohonan naturalisasi, serta
pemantauan dan pelaporan pelaksanaan Keputusan Presiden.
Pasal 858
Bidang Distribusi, Publikasi, dan Dokumentasi mempunyai tugas
melaksanakan pemeriksaan dokumen/berkas, pemberian nomor,
pendistribusian, publikasi dan pendokumentasian Undang-Undang
(UU), Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU),
dan Peraturan Pemerintah (PP), dan melaksanakan urusan
ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, dan penyusunan
rencana kerja dan laporan tahunan, serta dokumentasi di
lingkungan Asisten Deputi Hukum dan Deputi Bidang Perundangundangan.
Pasal 859

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 287 Pasal 859


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
858, Bidang Distribusi, Publikasi, dan Dokumentasi menyelenggarakan fungsi:
a. pemeriksaan dokumen/berkas UU, PERPU, dan PP yang telah
ditandatangani oleh Presiden;
b. pemberian nomor UU, PERPU, dan PP yang telah ditandatangani oleh Presiden;
c. penyiapan dan penyampaian UU, PERPU, dan PP untuk
ditempatkan dalam Lembaran Negara dan Tambahan
Lembaran Negara;
d. penyiapan dan pendistribusian UU, PERPU, dan PP ke
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
e. pelaksanaan publikasi UU, PERPU, dan PP;
f. pendokumentasian UU, PERPU, dan PP, serta administrasi
umum lainnya; dan
g. pelaksanaan pemantauan atas pendistribusian UU, PERPU,
dan PP.
Pasal 860
Bidang Distribusi, Publikasi, dan Dokumentasi terdiri atas:
a. Subbidang Distribusi dan Publikasi Peraturan Perundangundangan; dan
b. Subbidang Dokumentasi.
Pasal 861
(1) Subbidang Distribusi dan Publikasi Peraturan Perundangundangan mempunyai tugas melakukan pemeriksaan dokumen
/berkas, penomoran, pendistribusian, publikasi, dan pemantauan atas pendistribusian Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan Peraturan
Pemerintah.
(2) Subbidang Dokumentasi mempunyai tugas melakukan urusan
pendokumentasian peraturan perundang-undangan dan urusan
administrasi umum lainnya.

Bagian Kesembilan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 288 Bagian Kesembilan


Staf Ahli
Pasal 862
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Sekretaris Negara dan secara administratif dikoordinasikan oleh
Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 863
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri
Sekretaris Negara mengenai masalah tertentu sesuai bidang
keahliannya, baik atas permintaan Menteri Sekretaris Negara
maupun atas prakarsa sendiri.
Pasal 864
(1) Staf Ahli Bidang Politik, Pertahanan dan Keamanan mempunyai
tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara
mengenai masalah politik, pertahanan, dan keamanan.
(2) Staf Ahli Bidang Hukum, dan Hak Asasi Manusia mempunyai
tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara
mengenai masalah hukum dan hak asasi manusia.
(3) Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat
mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri
Sekretaris Negara mengenai masalah ekonomi dan
kesejahteraan rakyat.
(4) Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas
memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara
mengenai masalah komunikasi dan informatika.
(5) Staf Ahli Bidang Aparatur Negara dan Otonomi Daerah
mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri
Sekretaris Negara mengenai masalah aparatur negara dan
otonomi daerah.

Bagian Kesepuluh

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 289 Bagian Kesepuluh


Inspektorat Pasal
865
(1) Inspektorat adalah unsur pengawas di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri Sekretaris Negara dan secara administratif
dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara.
(2) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.
Pasal 866
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 867
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada Pasal
866, Inspektorat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;
b. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Menteri Sekretaris Negara;
d. pelaporan hasil pengawasan; dan
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat.
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Sekretaris
Negara dan/atau Sekretaris Kementerian.
Pasal 868
Inspektorat terdiri atas:
a. Bagian Administrasi Pengawasan; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
Pasal 869
Bagian Administrasi Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan administrasi pengawasan dan koordinasi penyelesaian
tindak lanjut hasil pemeriksaan di lingkungan
Kementerian
Sekretariat Negara.
Pasal 870

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 290 -

Pasal 870
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
869, Bagian Administrasi Pengawasan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program kerja pengawasan;
b. pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan dan tuntutan ganti
rugi;
c. pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja dan instansi terkait;
d. pendistribusian dan pendokumentasian laporan hasil
pengawasan;
e. pelayanan administrasi auditor; dan
f. penyusunan laporan pelaksanaan pengawasan.
Pasal 871
Bagian Administrasi Pengawasan terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha; dan
b. Subbagian Administrasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.
Pasal 872
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan program kerja pengawasan, laporan pelaksanaan
pengawasan, dan dukungan pelayanan administrasi kegiatan
pengawasan
serta
pendokumentasian
laporan
hasil
pemeriksaan.
(2) Subbagian Administrasi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyelesaian
tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan eksternal
dan aparat pengawasan internal serta pemantauan tuntutan
ganti rugi.

Bagian Kesebelas

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 291 Bagian Kesebelas


Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pasal 873
(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Sekretaris Negara melalui
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia.
(2) Pusat Pendidikan dan Pelatihan dipimpin oleh Kepala.
Pasal 874
Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan
urusan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 875
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
874, Pusat Pendidikan dan Pelatihan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program pengembangan sumber daya manusia;
b. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan struktural;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional;
d. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis;
e. penyelenggaraan urusan pemberian beasiswa pendidikan
formal;
f. penyelenggaraan urusan tata usaha pendidikan dan pelatihan;
g. penyelenggaraan kerja sama pendidikan dan pelatihan dalam
dan luar negeri;
h. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pendidikan dan
pelatihan;
i. pelayanan administrasi dan koordinasi penugasan widyaiswara;
dan
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Sekretaris
Negara atau Deputi Bidang Sumber Daya Manusia.
Pasal 876

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 292 Pasal 876


Pusat Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas:
a. Bagian Tata Usaha;
b. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Struktural;
c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional;
d. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis;
e. Kelompok Jabatan Fungsional Widyaiswara.
Pasal 877
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan,
pelaksanaan,
dan
pelaporan
anggaran,
serta
urusan
kerumahtanggaan
dan ketatausahaan di lingkungan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan.
Pasal 878
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
877, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi dan penyusunan program dan anggaran;
b. pemberian dukungan pelaksanaan anggaran;
c. penyusunan laporan keuangan;
d. pelaksanaan urusan perlengkapan, pengadaan, serta
prasarana dan sarana;
e. pelayanan administrasi kepegawaian, ketatausahaan, dan
perpustakaan; dan
f. pelayanan administrasi Jabatan Fungsional Widyaiswara.
Pasal 879
Bagian Tata Usaha terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan;
b. Subbagian Kerumahtanggaan; dan
c. Subbagian Umum.
Pasal 880
(1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan
koordinasi penyusunan program dan anggaran pendidikan dan
pelatihan, pemberian dukungan pelaksanaan anggaran, dan
penyusunan laporan keuangan.
(2) Subbagian

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 293 (2) Subbagian Kerumahtanggaan mempunyai tugas melaksanakan


pelayanan urusan perlengkapan, pengadaan, serta pemeliharaan prasarana dan sarana.
(3) Subbagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
administrasi kepegawaian, persuratan, kearsipan, dokumentasi,
kepustakaan, serta administrasi dan koordinasi penugasan
Widyaiswara.
Pasal 881
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Struktural mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan program, kerja sama, pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan struktural di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 882
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
881, Bidang Pendidikan dan Pelatihan Struktural
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengembangan program pendidikan dan
pelatihan struktural;
b. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan struktural;
c. pelaksanaan kerja sama pendidikan dan pelatihan struktural;
dan
d. pelaksanaan
pemantauan,
evaluasi,
dan
pelaporan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan struktural.
Pasal 883
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Struktural, terdiri atas:
a. Subbidang Penyusunan dan Evaluasi Program Diklat Struktural;
dan
b. Subbidang Penyelenggaraan Diklat Struktural.
Pasal 884
(1) Subbidang Penyusunan dan Evaluasi Program Diklat Struktural
mempunyai
tugas
melakukan
penyusunan
program,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan struktural.
(2) Subbidang

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 294 (2) Subbidang Penyelenggaraan Diklat Struktural mempunyai


tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan struktural, serta
menyiapkan bahan kerja sama dengan lembaga pendidikan
dan pelatihan struktural dalam dan luar negeri.
Pasal 885
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan program, kerja sama, pemantauan,
evaluasi, pengurusan pemberian beasiswa pendidikan formal, dan
pelaporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional
di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 886
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
885,
Bidang
Pendidikan
dan
Pelatihan
Fungsional
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengembangan program pendidikan dan
pelatihan fungsional, serta pemberian beasiswa pendidikan
formal;
b. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan fungsional;
c. pelaksanaan kerja sama pendidikan dan pelatihan fungsional;
dan
d. pelaksanaan
pemantauan,
evaluasi,
dan
pelaporan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan struktural.
Pasal 887
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional, terdiri atas:
a. Subbidang Penyusunan dan Evaluasi Program
Fungsional; dan
b. Subidang Penyelenggaraan Diklat Fungsional.

Diklat

Pasal 888
(1) Subbidang Penyusunan dan Evaluasi Program Diklat
Fungsional mempunyai tugas melakukan penyusunan program,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan fungsional, serta pemberian beasiswa
pendidikan formal.
(2) Subbidang

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 295 (2) Subbidang Penyelenggaraan Diklat Fungsional mempunyai


tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan fungsional, serta
kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam
dan luar negeri.
Pasal 889
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan program, kerja sama, pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan teknis di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 890
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
889, Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan dan pengembangan program pendidikan dan
pelatihan teknis;
b. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis;
c. pelaksanaan kerja sama pendidikan dan pelatihan teknis; dan
d. pelaksanaan
pemantauan,
evaluasi,
dan
pelaporan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis.
Pasal 891
Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis terdiri atas:
a. Subbidang Penyusunan dan Evaluasi Program Diklat Teknis;
dan
b. Subbidang Penyelenggaraan Diklat Teknis.
Pasal 892
(1) Subbidang Penyusunan dan Evaluasi Program Diklat Teknis
mempunyai
tugas
melakukan
penyusunan
program,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis.
(2) Subbidang Penyelenggaraan Diklat Teknis mempunyai tugas
melaksanakan pendidikan dan pelatihan teknis, serta kerja
sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam dan
luar negeri.
Bagian Keduabelas

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 296 Bagian Keduabelas


Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 893
Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan kementerian
Sekretariat Negara mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 894
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada
Pasal 892 terbagi dalam berbagai Kelompok Jabatan
Fungsional sesuai dengan bidang keahliannya yang
pengangkatannya diatur berdasarkan peraturan perundangundangan.
(2) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan
oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan atau
ditunjuk oleh masing-masing pejabat eselon II sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Jumlah tenaga fungsional pada masing-masing Kelompok
Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundangundangan.
Bagian Ketigabelas
Lain-lain
Pasal 895
(1) Kepala Biro yang menangani fungsi di bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah, karena sifat tugasnya menjadi Kepala
Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di
lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Unit Layanan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB III

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 297 BAB III TATA


KERJA
Pasal 896
(1) Semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Sekretariat
Negara berikut unsur-unsurnya dalam melaksanakan tugas dan
kegiatannya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi.
(2) Koordinasi tersebut meliputi kebijakan, strategi, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan.
(3) Untuk mendukung kelancaran koordinasi kegiatan tersebut,
dikembangkan sistem komunikasi terbuka, baik secara formal
maupun secara informal.
Pasal 897
Semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Sekretariat
Negara wajib menerapkan sistem pengendalian intern di lingkungan
masing-masing.
Pasal 898
(1) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan
bimbingan, pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.
(2) Semua unsur di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara
wajib mengikuti dan bertanggung jawab kepada atasan masingmasing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada
waktunya.
Pasal 899
Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara wajib mengawasi bawahannya masing-masing
dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 900
(1) Penyampaian petunjuk, pengajuan hasil pelaksanaan tugas,
dan penyampaian laporan kepada Menteri Sekretaris Negara
dilakukan secara berjenjang sesuai dengan tingkatan jabatan
dalam susunan organisasi masing-masing unit kerja.
(2) Dalam ...

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 298 (2) Dalam keadaan tertentu karena sifat pekerjaan yang


memerlukan kecepatan atau memerlukan kerahasiaan, Menteri
Sekretaris Negara dapat langsung menugaskan pejabat di
lingkungan masing-masing untuk membantunya dalam
menyelesaikan suatu tugas.
(3) Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pejabat yang
ditugaskan Menteri Sekretaris Negara wajib melaporkan hasil
pelaksanaannya kepada pejabat Eselon I yang menjadi atasan
dalam satuan kerjanya.
BAB IV
KEPANGKATAN, PENGANGKATAN,
DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 901
(1) Kepala Sekretariat Presiden, Sekretaris Wakil Presiden,
Sekretaris Militer Presiden, Sekretaris Kementerian, dan Deputi
adalah jabatan struktural eselon I.a.
(2) Staf Ahli adalah jabatan struktural Eselon I.b. atau serendahrendahnya eselon II.a.
(3) Asisten Deputi, Kepala Biro, Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, dan Inspektur adalah jabatan struktural eselon II.a.
(4) Kepala Istana Kepresidenan Bogor dan Kepala Istana
Kepresidenan Yogyakarta adalah jabatan struktural eselon II.b.
(5) Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Istana Kepresidenan
Cipanas, dan Kepala Istana Kepresidenan Tampaksiring Bali
adalah jabatan struktural eselon III.a.
(6) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang adalah jabatan
struktural eselon IV.a.
Pasal 902
(1) Pejabat struktural eselon I di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
atas usul Menteri Sekretaris Negara.
(2) Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara diangkat dan diberhentikan oleh Menteri
Sekretaris Negara.

Pasal 903 ...

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 299 Pasal 903


Pejabat Fungsional di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara
diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Sekretaris Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 904
Pejabat struktural eselon I.a yang dialihtugaskan pada jabatan Staf
Ahli, tetap diberikan eselon I.a.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 905
Segala pembiayaan yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas
Kementerian Sekretariat Negara dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB VI KETENTUAN
PERALIHAN
Pasal 906
Pada saat mulai diberlakukannya Peraturan Menteri Sekretaris
Negara ini, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang
memangku jabatan di lingkungan Sekretariat Negara berdasarkan
Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 1 Tahun 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Negara RI sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Sekretaris
Negara Nomor 7 Tahun 2009, tetap melaksanakan tugas dan fungsi
sampai dengan diatur kembali berdasarkan Peraturan Menteri
Sekretaris Negara ini.
BAB VII KETENTUAN
LAIN-LAIN
Pasal 907
(1) Struktur organisasi Kementerian Sekretariat Negara adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri
Sekretaris Negara ini.
(2) Perubahan ...

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

- 300 (2) Perubahan atas kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan


organisasi serta tata kerja menurut peraturan ini ditetapkan oleh
Menteri Sekretaris Negara setelah terlebih dahulu mendapat
persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di
bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.
BAB VIII KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 908
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Sekretaris Negara ini, maka
Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 1 Tahun 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Negara sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Sekretaris
Negara Nomor 7 Tahun 2009, kecuali sepanjang yang mengatur
ketentuan mengenai Pusat Pengelolaan Gelanggang Olahraga Bung
Karno dan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 909
Peraturan Menteri Sekretaris Negara ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Februari 2011
MENTERI SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
SUDI SILALAHI
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI
Kepala Biro Organisasi dan Humas,

Djadjuk Natsir, S.H., M.M.

Anda mungkin juga menyukai