Anda di halaman 1dari 25

TEORI BELAJAR REVOLUSI

SOSIO-KULTURAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

DEVI
EMILIA YESSI KRISTANTI
GITA
FARAMITA
GORGONIA
MAURA LIFERA SUMARNI
MERLINDA UGHA ASO
MUTMAINAH
NABILLA
RIA ANDARINI

1. TEORI BELAJAR REVOLUSI


SOSIO-KULTURAL
DEVI

Mengapa muncul teori belajar


revolusi sosio-kultural..????
Siapa yang mengembangkan teori
ini????

1. TEORI BELAJAR REVOLUSI SOSIOKULTURAL


ALASANNYA:

Aliran behavioristik yang banyak digunakan dalam kegiatan pendidikan dan


pembelajaran selama ini kurang dapat menjawab masalah-masalah sosial.
Hasil pendidikan tidak mampu menumbuhkembangkan anak-anak untuk lebih
menghargai perbedaan dalam konteks sosial budaya yang beragam.
Mereka kurang mampu berpikir kreatif, kritis dan produktif, serta tidak
mampu mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan berkolaborasi serta
pengelolaan diri.
Teori ini dapat menimbulkan implikasi kontra produktif dalam kegiatan
pembelajaran
Lebih mencerminkan ideologi individualisme dan gaya belajar sokratik yang
lazim dikaitkan dengan budaya barat.
Pendekatan ini kurang ssesuai dengan tuntutan revolusi-sosiokultural yang
berkembang akhir-akhir ini
DEVI

1. TEORI BELAJAR REVOLUSI SOSIOKULTURAL


teori belajar yang dikembangkan
oleh Vygotsky

SOLUSINYA:

Merupakan pandangan yang dianggap lebih mampu


mengakomodasi tuntutan socicultural-revolution
Dikatakan bahwa peningkatan fungsi-fungsi mental
seseorang terutama berasal dari kehidupan sosial atau
kelompoknya, dan bukan sekedar dari individu itu sendiri.
Teori Vygotsky disebut sebagai pendekatan kokonstruktivisme
GITA

2. TEORI BELAJAR REVOLUSI SOSIO-KULTURAL


VIGOTSKY
Vygotsky: Jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosialbudaya dan sejarahnya.
Artinya:
untuk memahami pikiran seseorang bukan dengan cara menelusuri apa
yang ada di balik otaknya dan pada kedalaman jiwanya, melainkan dari
asal-usul tindakan sadarnya, dari interaksi sosial yang dilatari oleh
sejarah hidupnya
Peningkatan fungsi-fungsi seseorang berasal dari kehidupan sosial atau
kelompoknya, dan bukan dari individu itu sendiri.
GITA

L
A
N
J
U
T
A
N
:

Atas dasar pemikiran Vigotsky, Moll, dan Greenberg (dalam


Moll,1994) telah melakukan studi etnografi dan menemukan
adanya jaringan-jaringan yang luas dan kompleks di dalam dan
di antara keluarga.
Jaringan-jaringan berkembang membentuk kondisi sosial
sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai sosial budaya.
Perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif sesuai
dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi dengan
lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan dimensi
individual bersifat derivatif atau turunan dan sekunder,
sehingga teori belajar Vygotsky disebut dengan pendekatan
Kokonstruktivisme.
Kokonstruktivisme artinya: perkembangan kognitif seseorang
disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga
ditentukan oleh lingkungan sosial yang aktif pula. GITA

LANJUTAN:

Menurut Vygotsky:
perkembangan kognisi seorang anak dapat terjadi
melalui kolaborasi antar anggota dari satu generasi
keluarga dengan yang lainnya.
Perkembangan anak terjadi dalam budaya dan terus
berkembang sepanjang hidupnya dengan
berkolaborasi dengan yang lain.
Dari perspektif ini para penganut aliran
sosiokultural berpendapat bahwa sangatlah tidak
mungkin menilai seseorang tanpa mempertimbangkan
orang-orang penting di lingkungannya. EMILIA

3. PRINSIP DARI TEORI


REVOLUSI SOSIO-KULTURAL
3 konsep penting dalam teori
sosiogenesis Vygotsky:

Perkembangan (genetic law of


development)
Zona perkembangan proksimal (zona
of proximal development)
Mediasi. EMILIA

a. Hukum genetik tentang perkembangan


(genetic law of development)
Vigotsky: setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang
melewati dua tataran (interpsikologis atau intermental dan
intrapsikologis atau intramental)

Intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer dan


konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan
kognitif seseorang.

Intramental dipandang sebagai derivasi atau keturunan yang tumbuh


atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap prosesproses sosial tersebut. EMILIA

LANJUTAN:

Pada mulanya anak berpartisipasi dalam


kegiatan sosial tertentu tanpa memahami
maknanya.
Pemaknaan muncul melalui proses
internalisasi.
Internalisasi yang dimaksud Vigotsky
bersifat transformatif(mampu
memunculkan perubahan dan
perkembangan yang tidak sekedar berupa
tranfer atau pengalihan.
GORGONIA

b. Zona perkembangan proksimal


(zone of proximal development)
Vygotsky membagi ke dalam dua tingkat yaitu:

GORGONIA

LANJUTAN:

MERLINDA

1. Tingkat perkembangan aktual :yang tampak dari


kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas
atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri
(intramental).
2. Tingkat perkembangan potensial :tampak dari
kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas
dan memecahkan masalah ketika dibawah bimbingan
orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman
sebaya yang lebih kompeten (intermental).

Jarak antara tingkat perkembangan aktual dan


tingkat perkembangan potensial ini disebut zona
perkembangan proksimal (kemampuan-kemampuan
yang belum matang yang masih berada dalam
proses pematangan)
Yang perlu diketahui: perkembangan dan belajar
bersifat interdependen atau saling terkait,
perkembangan kemampuan seseorang bersifat
context dependen atau tidak dapat dipisahkan
dari konteks sosial, dan sebagai bentuk
fundamental dalam belajar adalah partisipasi
dalam kegiatan sosial.
MERLINDA

c. Mediasi
Vygotsky : semua perbuatan atau proses psikologis
yang khas manusiawi dimediasikan dengan
psychologis tools atau alat-alat psikologis berupa
bahasa, tanda dan lambang, atau semiotika.

Dalam kegiatan pembelajaran, anak dibimbing oleh


orang dewasa atau oleh teman sebaya yang lebih
kompeten untuk memahami alat-alat semiotik ini.

Anak mengalami proses internalisasi yang


selanjutnya alat alat ini berfungsi sebagai
mediator bagi proses-proses psikologis
lebih lanjut dalam diri anak.
MUTMAIMUNAH

Mekanisme hubungan antara pendekatan sosiokultural dan fungsi-fungsi mental didasari oleh
tema mediasi semiotik
Artinya:
tanda-tanda atau lambang-lambang beserta makna
yang terkandung di dalamnya berfungsi sebagai
penghubung antar rasionalitas sosio-kultural
(intermental) dengan individu sebagai tempat
berlangsungnya proses mental (intramental).
MUTMAIMUNAH

Ada dua jenis mediasi, yaitu mediasi metakognitif


dan mediasi kognitif :

1.Mediasi metakognitif

penggunaan alat-alat semiotik yang


bertujuan untuk melakukan selfregulation yang meliputi: self
planning, self monitoring, self
checking, dan self evaluating.
Mediasi ini berkembang dalam
komunikasi antar pribadi.
BELLA

2. Mediasi kognitif

BELLA

Merupakan penggunaan alat-alat kognitif


untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan pengetahuan tertentu atau
subject-domain problem.
Mediasi kognitif bisa berkaitan dengan
konsep spontan (yang bisa salah) dan
konsep ilmiah (yang lebih terjamin
kebenarannya).
Konsep-konsep ilmiah yang berhasil
diinternalisasikananak akan berfungsi
sebagai mediator dalam pemecahan
masalah.

4. APLIKASI TEORI BELAJAR


REVOLUSI SOSIO-KULTURAL
Dalam kosa kata Psikologi Kognitif, bantuan- bantuan ini
dikenal sebagai cognitive scaffolding, yang dapat
berupa:

1. Pemberian contoh-contoh
2. Petunjuk / pedoman mengerjakan
3. Bagan / alur
4. Langkah-langkah atau prosedur melakukan
tugas
5. Pemberian balikan, ataupun yang lain
sehingga memungkinkan siswa tumbuh
mandiri.
BELLA

MAURA

Contoh dalam pembelajaran Biologi:


Pada pembelajaran eksperimen untuk melihat
terjadinya fotosintesis pada tumbuhan, guru dapat
memberikan bantuan kepada siswa berupa
penjelasan tentang langkahlangkah pelaksanaan
eksperimen, atau berupa bantuan diskusi tentang
rangkuman materi yang terkait dengan
fotosintesis.

Bantuan-bantuan ini bisa juga diberikan oleh orang


dewasa atau teman yang lebih kompeten, hal ini
sangat efektif untuk meningkatkan prokdutifitas
belajar dalam memahami alat2 semiotik, seperti
bahasa, tanda, dan lambang-lambang.
kelompok anak yang cannot solve problem :
MAURA

meskipun telah diberikan bantuan, perlu


diturunkan ke kelompok yang lebih
rendah kesiapan belajarnya
setelah diturunkan mereka juga berada
pada zone of proksimal development nya
sendiri, dan oleh karena itu, ia siap
memanfaatkan bantuan yang disediakan.

kelompok anak
yang mampu
solve problem
ndependently :

harus

ditingkatkan tuntutannya,
sehingga tidak perlu buangbuang waktu dengan tagihan
belajar yang sama bagi
kelompok yang ada
dibawahnya.

Dengan mengkonsepkan kesiapan belajar demikian,


maka pemahaman tentang karakteristik siswa yang
berhubungan dengan sosio-kultural dan kemampuan
awalnya sebagai pijakan dalam pembelajaran perlu
lebih dicermati artikulasinya, sehingga dapat
dihasilkan perangkat lunak pembelajaran yang benarbenar menantang namun tetap produktif dan kreatif.
RIA

RIA

Kesimpulan

Teori Belajar Revolusi Sosio-Kultural menurut Vigotsky


lebih menekankan bahwa Jalan pikiran seseorang harus
dimengerti dari latar sosial-budaya dan sejarahnya.

Artinya:

Pendidikan dan kebudayaan memiliki


keterkaitan yang sangat erat
Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan dan hanya dapat terlaksana
dalam suatu komunitas masyarakat
Kebudayaan merupakan suatu proses
pemanusiaan
di
dalam
kehidupan
berbudaya, sehingga akan terjadi proses
perubahan.

Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak


memperoleh kesempatan yang luas untuk zona
perkembangan proximalnya atau potensinya
melalui belajar dan berkembang.
Guru perlu menyediakan berbagai jenis dan
tingkatan bantuan (helps/cognitive scaffolding)
yang dapat menfasilitasi anak-anak agar mereka
dapat memecahkan permasalahan yang
dihadapinya.
Bantuan dapat dalam bentuk contoh, pedoman,
bimbingan orang lain atau teman yang lebih
kompoten.
RIA

Lanjutan:
Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatifkolaboratif serta belajar kontekstual
sangat tepat digunakan. Sedangkan anak
yang telah mampu belajar sendiri perlu di
tingkatkan tuntutannya.
Diperlukan pemahaman yang tepat tentang
karakteristik siswa dan budayanya sehingga
sebagai pijakan dalam pembelajaran.

DEVI

Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai