Desember 8, 2013Uncategorized
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Demam tifoid termasuk penyakit menular
yang tercantum dalam undang-undang nomor 6 tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit
menular ini merupakan penyakit-penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak
orang, sehingga dapat menimbulkan wabah.
Di Indonesia demam tifoid jarang dijumpai secara epidemic, tetapi lebih sering bersifat sporadic,
terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orangorang serumah. Sumber penularan biasanya tidak dapat ditemukan. Ada dua sumber penularan
salmonella typhi, yaitu pasien dengan demam tifoid dan yang lebih sering carrier. Di daerah
endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar. Makanan yang tercemar oleh carrier
merupakan sumber penularan yang paling sering di daerah nonendemik. Carrier itu sendiri
adalah orang yang sembuh dari demam tifoid dan masih terus mengekskresi salmonella typhi
dalam tinja dan air kemih selama lebih dari satu tahun.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
1.
PENGERTIAN
Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai dengan
demam, mual, muntah, sakit kepala, nyeri perut (Ngastiyah, 2005).
2.
Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan,
dan gangguan kesadaran (Nursalam, 2005).
3.
Typus Abdominalis (demam Typhoid, Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang
diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan
diseluruh tubuh (Mansjoer, 2006).
4.
tifoid adalah penyakit infeksi pada saluran cerna tepatnya pada lempeng payer usus
halus. Kondisi ini disebabkan oleh basil/kuman Salmonella typhosa. (Dra. Suryana,1996)
2.2
PATOFISIOLOGI
Salmonella typhi masuk kedalam tubuh manusia dengan melalui makanan dan air yang
tecemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk kedalam
usus halus dan mencapai jaringan limfoid plak peyeri di ileum terminalis yang hipertrofi. Bila
terjadi komplikasi pendarahan dan perforasi intestinal, kuman menembus lamina propia, masuk
aliran limfe mencapai kelanjar limfe mesentrial dan masuk aliran darah melalui duktus torasikus
(Mansjoer et, al 2008).
Salmonella typhi dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella
typhi bersarang di plak peyeri, limfa, hati dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial.
Endotoksin salmonella typhi berperan dalam proses inflamasi lokal padda jaringan tempat
kuman tersebut berkembang biak. Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis
dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam
(Mansjoer et, al 2008). Berikut ini adalah skema penyebaran salmonella typhi di dalam organ
tubuh.
Komplikasi yang ditimbulkan pada bagian intestinal yaitu, pendarahan usus, peroforasi usus,
dan ileus paralitik. Komplikasi yang terdapat pada darah yaitu anemia hemolitik,
trombositopenia, sindrom uremia hemolitik. Pada anak-anak dengan demam tifoid, komplikasi
lebih jarang terjasi. Komplikasi lebih sering pada keadaan toksemia berat dan kelemahan umum
bila perawatan penderita kurang sempurna (Mansjoer et, al 2008).
2.3
1.
ETIOLOGI
Penyebab thypus abdominalis adalah karena infeksi kuman Salmonella thyposa, basil
2.
3.
4.
2.4
Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala dan
bisa juga mimisan, konstipasi, lemas.
Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa mencapai lebih
dari 40C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam tifoid yang disebut rose spots bintik merah
muda bisa terlihat, khususnya pada bagian perut (abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai
pada daerah dada dan punggung ini akan telihat memudar bila ditekan.
Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas terutama
meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih kurang sampai 2C
dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat terjadi penurunan kesadaran dan penderita
mengigau.
Bradikardi relatif (frekuensi denyut jantung relatif lambat bila dibanding dengan tingkat
kenaikan suhu tubuh).
Lidah tifoid (Awalnya merah di tengah dengan tepi hiperemis dan bergetar, bila penyakit
berat lidah menjadi kering dan pecah-pecah serta berwarna kecoklatan).
Stupor
Bergumam
Delirium
Twitching otot-otot
Karpologia
Koma vigil
Pada masa penyembuhan dapat terjadi :
Anemia
Kerontokan rambut
2.5
KOMPLIKASI
1.
Perdarahan
Gajala : Penurunan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, kulit pucat, penurunan suhu tubuh,
peningkatan leukosit dalam waktu singkat, nyeri tubuh, iritabel.
2. Perforasi usus
a.
b.
c.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tanda tanda dan gejala klinis serta pemeriksaan
radiologis.
3.
Peritonitis
Gejala : Kesakitan di daerah perut yang mendadak, perut kembung, tekanan darah menurun,
suara bising usus melemah, pekak hati berkurang.
4.
Bronchitis
5.
Bronchopneumonia
6.
Encephalopathy
7.
Kolesistis
8.
Meningitis
9.
Myokarditis
2.6
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
Pemeriksaan laboratorium
Biakan empedu : basil salmonella typhii ditemukan dalam darah penderita biasanya
dalam minggu pertama sakit
2.7
PENATALAKSANAAN
Anak diisolasi baik ruang rawat,maupun seluruh alat yang digunakan untuk
disendirikan ,tidak boleh digunakan oleh anak lain. Tenaga kesehatan yang merawatnya
diharuskan menggunakan celemek dan masker.
2.
Anak tirah baring, anjurkan anak istirahat total ditempat tidur minimal 7 hari setelah
bebas demam . dalam hal ini segala kebutuhan anak harus dibantu. Misal : mandi , makan ,
eliminasi dll.
3.
4.
Untuk menghindari dekubitus posisi tidur anak selang-seling 2 jam miring kanan, 2 jam
miring kiri , 2 jam terlentang . pada bagian yang tertekan olesi minyak atau talek.
5.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasnya mengenai saluran cerna dengan gejala
demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
Penyebaran penyakit ini diperantarai makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses dari
orang yang menderita tifus. Kemudian, bakteri akan berkembang dalam jaringan darah dari
orang yang terinfeksi. Demam tifoid disebabkan karena salmonella typhi dan endotoksinnya
merangsang sintesis dan penglepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz,Alimul.2008. Pengatar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika
Suryanah.1996. keperawatan anak untuk siswa SPK. Jakarta :EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, jilid I. Jakarta :Media Aesculapius
Suriadi dan Yuliani, Rita. 2001.Asuhan Keperawatan pada anak. Jakarta : Cv Sagung Seto
Jurnal : http://paullayaulfa.wordpress.com/2012/05/06/typhoid-fever/
http://penyakittypus.com/