PENDAHULUAN
A. Pengertian
Oligodendroglioma adalah tumor pada susunan syaraf pusat yang berasal dari
transformasi neoplastik sel oligodendrosit.1,2,3
B. ANATOMI
Pemahaman tentang anatomi susunan syaraf pusat sangat penting untuk
mendiagnosis tumor-tumor otak, termasuk pemahaman tentang asal sel tumor
tersebut. Oligodendroglioma merupakan tumor pada susunan syaraf pusat yang
berasal dari sel glia yaitu sel oligodendrosit.Sel glia yang kadang-kadang disebut
juga neuroglia terdapat pada susunan syaraf pusat dan susunan syaraf perifer. Sel
glia tidak menghantarkan syaraf, tetapi membantu sel syaraf. Sel glia secara fisik
melindungi dan mengorganisir sel syaraf. Jumlah sel glia jauh melebihi sel
neuron. Jaringan syaraf dewasa muda dapat mengandung 35 sampai 100 miliar sel
syaraf dan 100 milyar sampai 1 trilyun sel glia. Sel glia merupakan setengah dari
volume system syaraf.2,6
Terdapat empat tipe sel glia yang ditemukan di susunan syaraf pusat yaitu
astrosit, ependimal, mikroglia dan oligodendrosit. Sel-sel tersebut dapat
dibedakan berdasarkan ukuran, susunan intraseluler dan terdapatnya proses
sitoplasma yang spesifik. Komposisi tiap sel glia pada masing-masing bagian otak
berbeda, seperti sel astrosit, paling banyak terdapat di korteks serebri. Di korteks
serebri, 61,5% adalah astrosit, 9,5 mikroglia dan 29% oligodendroglia. Sedangkan
di korpus kallosum rasionya adalah 54%:6%:40%.6
a. Astrosit:
Merupakan sel glia yang paling banyak di dalam susunan syaraf pusat ,
menyusun 90% jaringan di beberapa bagian otak. Salah satu fungsi astrosit
adalah membantu membentuk blood brain barrier. Ujung tonjolan astrosit
d. Oligodendrosit
Suatu sel yang besar dengan badan yang menggembung dan tonjolan
sitoplasma yang panjang. Tonjolan oligodendrosit menyelubungi bagian dari
axon yang berbeda-beda, masing-masing membungkus melingkar secara
berulang-ulang seperti tape membungkus kabel. Perlindungan berulang-ulang
ini disebut selubung myelin.2,6
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi WHO membedakan antara grade II WHO (low-grade
diferensiasi baik) dan WHO grade III (high grade anaplastik). Low grade
oligodendroglioma tumbuh lambat dengan nukleus yang bulat homogen,
2
sedangkan yang high grade mempunyai densitas sel tumor yang lebih tinggi,
aktifitas mitosis dan proliferasi mikrovaskuler dan nekrosis.1,2,3,
Tidak
terdapat
marker
imunohistokemikal
khusus
untuk
oligodendroglioma. 8
F. EPIDEMIOLOGI
Karsinoma otak sekitar 1,4% dari semua karsinoma dan merupakan 2,3%
dari kematian yang berhubungan dengan karsinoma. Belum terdapat jumlah pasti
insiden oligodendroglioma di Indonesia, namun di Amerika, ditemukan sekitar
20.000 kasus baru setiap tahunnya. Umumnya lebih banyak terjadi pada laki-laki
dengan perbandingakn 1,5-2:1. Insiden tidak dipengaruhi oleh faktor genetik.
1,2 9
G. DIAGNOSIS
1. Gejala klinis
Gejala klinis pada oligodendroglioma sangat tergantung pada lokasi tumor.
Namun karena paling sering melibatkan korteks cerebri, gejala klinis yang
paling sering adalah kejang dengan rentang insiden antara 35 sampai 85%.
Daumas-Duport dan rekan melaporkan sebanyak 91% penderita datang
dengan keluhan kejang. Kejang dapat bersifat simple partial atau complex
parsial maupun generalisata atau kombinasi.6,9
Dapat juga ditemui gejala klinis berupa ataksia, hemiparesis, gangguan
penglihatan, kelemahan fokal anggota gerak, perubahan perilaku, gejala
peningkatan tekanan intrakranial berupa sakit kepala, muntah, mual,
bahkan dapat menyebabkan gejala rangsang meningeal bila tumor meluas
ke meningen.6,9,10
2. Pemeriksaan radiologi
Beberapa modalitas imaging
dapat
digunakan
untuk
diagnosis
imaging
dapat
dilakukan
secara
bersama-sama
dapat
H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding oligodendroglioma didasarkan pada lokasi dan
kemiripan gambaran lesi pada pencitraan CT scan, yaitu low grade astrocytoma,
glioblastoma multiforme (GMB) dan dysembrioplastic neuroepithelial tumor
(DNET).4
I. PENCITRAAN
CT scan dan MRI saling melengkapi pada pencitraan oligodendroglioma.
Namun demikian, evaluasi neoplasma intrakranial paling baik dilakukan dengan
MRI yang jauh lebih superior dari CT scan. MRI dapat menampilkan morfologi
tumor lebih jelas dan ada tidaknya gliosis. Tetapi CT scan lebih superior
dibanding MRI dalam menilai ada tidaknya kalsifikasi dan keterlibatan tulang
calvaria. PET baik digunakan untuk mementukan batas lesi karena sifat tumor
yang infiltratif.1,2
J. TERAPI
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi pilihan utama untuk oligodendroglioma.
Reseksi tumor juga penting untuk mengurangi mass effect, untuk
mengurangi gejala neurologis, memperkecil lapangan radiasi dan
meningkatkan efek kemoterapi dan mengurangi kesalahan sampling bila
hanya dilakukan biopsi.9,10
2. Radiasi dan kemoterapi paska pembedahan dilakukan karena sulit
menentukan batas lesi pada oligodendroglioma. Perlu diberikan radiasi
5
kemoterapi
dengan
procarbazine,
methyl-1-(2-
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENCITRAAN OLIGODENDROGLIOMA
Untuk sebagian besar tumor otak, termasuk oligodendroglioma, MRI
merupakan modalitas pencitraan pilihan untuk menampilkan morfologi tumor
dengan baik. Hal ini disebabkan oleh sifat tumor otak yang infiltrative
sehingga sulit membedakan lesi dengan jaringan normal. MRI dapat
menampilkan morfologi dan batas tumor lebih baik dibandingkan CT scan,
tetapi CT scan lebih unggul untuk memvisualisasikan kalsifikasi dan erosi
tulang. Kalsifikasi ditemukan pada 70-90% kasus oligodendroglioma.1,2,9,10,12
CT scan dapat digunakan untuk mendeteksi edema, nekrosis, kalsifikasi,
perdarahan, lesi kistik, vaskularisasi dan enhancement. Keterbatasan CT
adalah sulit menentukan batas tumor yang bersifat difus dan infiltratif serta
terjadinya gliosis.1
MRI dan CT scan sama-sama tidak sensitif untuk menentukan batas tumor
yang tumbuh infiltratif. Untuk menentukan batas tumor secara tepat modalitas
PET lebih superior, tetapi PET kurang baik dalam menampilkan gambaran
anatomi lesi. Untuk alasan tersebut, pencitraan multimodalitas PET/CT
menjadi modalitas yang paling efisien saat ini untuk tumor-tumor otak, tetapi
karena kemampuan CT scan dalam menampilkan morfologi tumor terbatas,
PET/MRI mempunyai akurasi lebih untuk pencitraan neuroonkologi. MRI
dapat memvisualisasikan detail morfologi lebih baik dibanding CT scan.12
PET 18F-fluorodeoxyglucose (FDG)/MRI mempunyai nilai untuk
menentukan grade dan prognosis tumor, tetapi kurang baik untuk menentukan
perluasan batas tumor karena tingginya metabolisme glukosa di korteks
cerebri. Penggunaan radiolabel yang lain seperti 11C-methionine dan O-(2(218F)fluoroethyl)-L-tyrosine(FET) PET bersama dengan MRI meningkatkan
kemampuan diagnosis untuk menentukan batas dan perluasan tumor di otak.13
B. KARAKTERISTIK LESI PADA PEMERIKSAAN CT SCAN
Secara anatomis oligodendroglioma dapat terjadi dimana saja terdapat sel
oligodendrosit. Seperti halnya astrositoma, distribusinya biasanya ditemukan
secara proporsional terhadap distribusi normal selnya di susunan syaraf pusat.
Lebih dari 90% tumbuh di white matter supratentorial, paling sering di lobus
frontalis dan temporalis yang merupakan lobus otak paling besar. Kurang dari
10% tumbuh di fossa posterior dan medula spinalis. Oligodendroglioma juga
dapat invasi ke leptomeningen.1,2,8 Pada studi yang dilakukan terhadap 323
pasien, Ludwig dan rekan (1986) menemukan lokasi primer adalah lobus
frontalis sebanyak 55%, temporalis 47%, parietal 20% kasus, occipital 4%,
serebelar 3% dan spinal 1%.8
Terdapat korelasi antara lokasi tumor pada oligodendroglioma dengan
kelainan genentiknya. Pada oligodendroglioma dengan 1p dan 19q yang
hilang, secara signifikan lebih sering berada di lobus frontalis atau bilateral
dibanding tumor yang mempunyai alel yang intak, yang lebih dominan berada
di lobus temporalis dab diencephalon dan tempat yang lebih dalam di otak.
Perbedaan genetik pada oligodendroglioma juga dapat memberikan gambaran
pada pencitraan yang berbeda.14
Tumor-tumor intra-axial biasanya memiliki densitas yang rendah pada
pemeriksaan CT scan tanpa pemberian media kontras. Atenuasi yang tinggi di
sekitar lesi menunjukkan adanya kalsifikasi atau perdarahan tumor yang baru.
Pada oligodendroglioma, CT scan secara khas menunjukkan gambaran lesi
perifer, cortex dan subcortex, dengan densitas campuran hipodens sampai
isodens.1,2,5,8
Oligodendroglioma sebagian besar berupa lesi hipodens, kurang dari 25%
berupa lesi isodens dan sangat sedikit yang berupa lesi hiperdens. Lesi
hiperdens pada oligodendroglioma biasanya ditemukan di ventrikel. Pada
oligodendroglioma dapat ditemukan perdarahan yang berbeda tahapnya
sehingga menimbulkan gambaran densitas yang berbeda. Ada tidaknya
perdarahan menunjukkan derajat keganasan pada tumor otak, biasanya pada
grade anaplastik oligodendroglioma (high grade oligodendroglioma), namun
tidak
patognomonis
karena
dapat
ditemukan
pada
low
grade
oligodendroglioma.14
Oligodendroglioma merupakan tumor yang tumbuhnya infiltratif. CT scan
tidak dapat digunakan untuk menentukan batas lesi dengan tegas. Walaupun
sebagian oligodendroglioma terlihat mempunyai batas yang tegas karena
oedema yang minimal, lesi tumor yang sebenarnya dapat melebihi batas
tersebut.1,2,8,12
Gambaran kistik ditemukan pada sekitar 20% kasus pada pemeriksaan CT
scan, dan enhancement ditemukan pada 24-66% kasus. Erosi pada sistema
tulang kalvaria menunjukkan proses yang lama. Pada oligodendroglioma
jarang terjadi enhancement karena sifat tumor yang tumbuh lambat sehingga
tidak menyebabkan kerusakan blood brain barrier.1,2,3,8
Kalsifikasi pada tumor otak menunjukkan lesi yang low grade walaupun
dapat ditemukan pada lesi high grade. Hipotesis ditemukannya kalsifikasi
pada high grade glioma adalah transformasi ganas dari lesi yang sebelumnya
low grade.15
Kalsifikasi ditemukan pada 70-90% kasus oligodendroglioma, umumnya
kasar dapat terletak di sentral lesi, perifer maupun kalsifiksi linear membentuk
gambaran ribbon like.1,2,3 Lesi dengan kalsifikasi yang luas menunjukkan
prognosis yang lebih baik, tetapi, beberapa studi menunjukkan bahwa tipe
kalsifikasi tidak khas menunjukkan jenis tumor tertentu.3
Karena oligodendroglioma low grade tumbuh lambat maka biasanya
peritumoral edema minimal atau sama sekali tidak ditemukan. Nekrosis tumor
hanya ditemukan pada anaplastik oligodendroglioma (WHO grade III).
Terdapat pendapat yang berbeda-beda tentang mekanisme pasti terjadinya
oedema pada tumor otak, yang diterima saat ini adalah kerusakan BBB, lokasi
dan keterlibatan vena.1,3
Pada CT scan peritumoral edema pada tumor otak dapat dibedakan
menjadi empat grade berdasarkan luasnya. Grade 0: tidak terdapat daerah
dengan densitas rendah peritumoral yang terlihat pada CT scan. Grade I:
sejumlah kecil area low densitas peritumoral yang terlihat pada CT scan.
Grade II: Jumlah sedang densitas rendah peritumoral terlihat pada CT scan.
Grade III: sejumlah besar area densitas rendah peritumoral terlihat pada CT
scan. 15
Grade peritumoral oedema pada tumor otak sangat berhubungan dengan
dengan derajat keganasannya. Grade peritumoral oedema juga berhubungan
dengan lokasi tumor dan keterlibatan vena.
otak normal (P < 0.001). ADC tidak berbeda signifikan untuk membedakan
subtipe oligodendroglioma dan grade-nya. Tumor dengan kromosom 1p/19q
yang
intak
mempunyai
ADC
yang
lebih
tinggi
dibanding
pada
hanya
sebagian
kecil
yang
ditemukan
A. DIAGNOSIS BANDING
10
atau
nodular.
Nekrosis
sentral
jarang
ditemukan
pada
12