Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air
besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa
air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau
lebih) dalam satu hari (Depkes 2011). Escherichia colli (E.colli)
merupakan penyebab diare yang sangat banyak ditemukan diseluruh dunia.
(Mikrobiologi)
Diare merupakan salah satu penyebab kematian anak-anak di bawah 5
tahun secara global, dari 10 anak yang terkena diare, lebih dari satu akan berakhir
dengan kematian. Kasus diare di dunia mengalami peningkatan sejak tahun 2000
(UNICEF 2009). Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi (Depkes
2011).
Indonesia memiliki jenis tanaman obat yang banyak ragamannya. Jenis
tanaman yang termasuk dalam kelompok tanaman obat mencapai lebih dari 1000
jenis, salah satunya yaitu sirih (piper betle L) dan jambu biji (psidium guajava L)

Sirih (piper betle) merupakan tumbuhan obat yang sangat besar


manfaatnya. Ia juga mengandung zat antiseptik pada seluruh bagiannya. Daunnya
banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional. Khasiat daun sirih sudah
banyak dikenal dan telah teruji. Hingga kini penelitian tentang tanaman ini masih
terus dikembangkan. Daun sirih telah berabad-abad dikenal oleh nenek moyang
kita sebagai tanaman obat berkhasiat. Tidak hanya dikenal sebagai tumbuhan obat,
tanaman ini juga punya tempat istimewa dalam acara-acara adat di sejumlah
daerah di indonesia. Daun sirih memiliki kemampuan antiseptik, antioksida,
fungisida. Minyak atsiri dn ekstraknya pun mampu melawan beberapa bakteri
gram positif dan gram negatif. Sirih termasuk tanaman yang mempunyai banyak
manfaatnya, terutama bagian daunnya banyak dimanfaatkan untuk keperluan
ramuan obat tradisional dan bahan kosmetik. Manfaat daun sirih sebagai obat
dapat digunakan untuk mengatasi bau badan, bau mulut, sariawan, mimisan, bisul,
penekan kekebalan tubuh, pelindung hati, jerawat, mengurangi produksi air susu
ibu yang berlebihan, mengatasi mata gatal dan merah, gatal-gatal dan koreng,
mengobati keputihan pada wanita, menghentikan batuk, meluruhkan kentut,
mengurangi

peradangan,

menghilangkan

gatal,

menahan

pendarahan,

meyembuhkan luka pada kulit dn mencegah diare ( triarsari, 2005)


Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, seperti minyak asiri 1-4,2%,
hidroksikavicol, kavicol 7,2-16,7%, kavibetol 2,7-6,2%, albylpykatenol 0-9,6%,
karvakol 2,2-5,6%, eugenol 26,8-42,5%, eugenol methyl ether 4,2-15,8%,
peymene 1,2-2,5%, cyneole 2.4-4,8%, alkohol, caryophyllene 3-9,8%, cadinene
2,4-15,8%, estragol, terpennena, eskuiterpena, fenil propana, tanin, diastese 0,8-

1,8%, gula dan pati. Tanin yang juga terdapat pada daun berguna sebagai
astringent (mengurangi sekresi pada liang vagina), penekan kekebalan tubuh,
pelindung lever, antidiare dan antimutagenik.
Jambu biji (psidium guajava L) mempunyai rasa dan aroma yang khas,
karena kandungan senyawa eugenol. Buah jambu biji biasanya dimanfaatkan
sebagai buah segar atau olahan berupa jus. Kandungan vitamin C dalam jambu
biji lima kali lebih banyak daripada kandungan vitamin C dalam buah jeruk.
Selain itu, kandungan vitamin A buah ini tergolong tinggi dengan kadar gula 8%.
Tanaman jambu biji juga dimanfaatkan sebagai pegar di pekarangan dan tanaman
hias. Kayunya kuat dan keras, sehingga bisa dibuat berbagai alat dapur. Daun
jambu biji mengandung tanin, eugenol (minyak asiri), minyak lemak, damar, zat
samak, triterpinoid dan asam afel. Buahnya mengandung asam amino (triptofan,
lisin), kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, vitamin B1 dan vitamin C.
Daun dan buahnya bermanfaat sebagai obat demam berdarah karena dapat
meningkatkan kadar trombosit darah. Selain itu daunnya di gunakan sebagai
antidiare adalah tanin. Ekstrak daun jambu biji dapat digunakan untuk membasmi
bakteri mikroba penyebab diare (Salmonella typii, E.colli, Shigella dysentriae).
Tanin memiliki aktivitas antibakteri, secara garis besar mekanisme yang
diperkirakan adalah toksisitas tanin dapat merusak membran sel bakteri, senyawa
astringent tanin dapat menginduksi pembentukan kompeks senyawa ikatan
terhadap enzim atau subtrat mikroba dan pembentukan suatu kompeks ikatan
tanin terhadap ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri.

Tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga
mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel
tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhan terhambat atau
bahkan mati.
Ekstak tanaman umumnya dapat melawan kuman gram positif dari pada
kuman gram negatif, menurut penelitian Abu Shanab e al., (2004) menyatakan
bahwa bakteri gram negatif banyak resisten terhadap ekstrak tanaman
dibandingkan bakteri gram positif.
Penelitian daya antibakteri ekstrak daun sirih sudah banyak dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Saraswati ((2011) menunjukkan konsentrasi
ekstrak daun sirih berpengaruh terhadap daya hambat E.colli dan didapatkan
konsentrasi minimal ekstrak yang mampu menghambat bakteri e.colli yakni pada
konsentrasi 50%. Penelitian I Ketut Adnyana dkk, telah di uji aktivitas antibakteri
(penyebab diare) ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji
daging buah merah (psidium guajava L., Myrtaceae) terhadap bakteri e.colli,
dengan metode proteksi terhadap diare imbasan-minyak jarak dan metode transit
intestinal pada mencit. Ekstra etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki
kemampuan hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah
merah terhadap e.colli (60 mg/ml vs>100 mg/ml).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk megetahui
Uji Banding Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Dan Ektra Daun Jambu Biji Terhadap
Daya Hambat Escherichia Colli (E.colli)

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah Bagaiamana perbandingan uji efektifitas Ekstrak Daun Sirih dan ekstra
jambu biji Terhadap Daya Hambat Escherichia Colli.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui ekstra mana yang lebih efektif dalam menghambat e.colli
1.3.2. Tujuan Khusus
1.4. Manfaat Penelitian
Secara klinis
Memberikan informasi tentang
Bagi ilmu pengetahuan

Bagi masyarakat
Sumber informasi tentang pemanfaatan daun sirih sebagai obat serta dapat
membantu masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih bahan alami sebagai
pengobatan alternatif.
Bagi PSPD
Sebagai tambahan kepustakaan di Program Studi Pendidikan Dokter.
Bagi peneliti sendiri
Dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang fitoterapi dan farmakologi.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Daun Sirih
2.1.1 Deskripsi Daun Sirih
. Sirih merupakan tanaman yang tumbuh merambat dan sosoknya sekilas
mirip tanaman lada. Tinggi tanaman bisa mencapai 10 m, tergantung pertumbuhan

dan tempat rambatannya. Tanaman sirih menyukai tempat yang terbuka atau
sedikit terlindungi. Batang sirih berkayu lunak, beruas-ruas, beralur, dan berwarna
hijau keabu-abuan.
Daun berbentuk jantung, berujung runcing, tunbuh berselang seling,
bertangkai, teksturnya agak kasar jika diraba dan mengeluarkan bau yang sedap
(aromatis) jika diremas. Panjang daunnya 6-17,5 cm dan lebar 3,5 cm-10 cm.
Tanaman sirih dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk daun,
aroma, dan rasa. Jenis-jenis sirih tersebut adalah sirih jawa (berdaun hijau tua dan
rasanya kurang tajam), sirih banda (berdaun besar, berwarna hijau tua dengan
warna kuning di beberapa bagian, serta rasa dan bau lebih sengak), sirih hitam
(rasanya sangat sengak dan digunakan sebagai campuran berbagai obat) dan sirih
kuning. Jenis sirih yang dikunyah dengan pinang biasanya berwarna hijau muda
dan rasanya kurang pedas.
Buah terletak tersembunyi atau buni, berbentuk bulat, berdaging, berwarna
kuning kehijauan hingga hijau keabu-abuan. Tanaman sirih memiliki akar tunggal
yang bentuknya bulat dan berwarna cokelat kekuningan
2.1.2 Taksonomi
Taksonomi dari daun sirih sebagai berikut
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magniliopsida

Ordo

: Piperales

Famili

: Piperaceae

Genus

: Piper

Spesies

: P. Betle

2.1.3 nama daerah


Di Indonesia daun sirih banyak sebutan lokal seperti suruh, sedah (Jawa),
ranub (Aceh), belo (Batak karo), cambai (Lampung), uwit (Dayak), base (Bali),
nahi (Bima), gapura (Bugis), mota (Flores), dan afo (Sentani).
2.1.4 Nama Asing
Di mancanegara daun sirih mempunyai sebutan seperti tamul atau tanbul
(Arab), ju jiang, tu bi ba, tu wei teng, wei zi, wei ye, da feng teng (Cina), betel,
betel pepper, betelvine, betel vine (Inggris), betel, poivrier betel (Prancis),
betelpfeffer, betel-pfeffer (Jerman), paan, tanbolaa (Gujarat), pan (India), eleballi,
panu, vileyadele (Kanada), bakik serasa (Malaysia), pan, vidyache pan (Marathi),
naagavallii (Nepal).
2.1.5 Asal Usul
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan terna memanjat yang termasuk
famili Piperaceae. Asal tumbuhan ini tidak diketahui dengan pasti. Tanaman sirih
tumbuh subuh di sepanjang Asia tropis hingga Afrika Timur, menyebar hampir di

seluruh wilayah Indonesia, Malaysia, Thailand, Sri Lanka, India, hingga


Madagaskar.
2.2 Tanaman Jambu Biji
2.2.1 Deskripsi jambu biji
Jambu biji merupakan tanaman perdu bercabang banyak. Tingginya dapat
mencapai 3-10 m. Umumnya umur tanaman jambu biji hingga sekitar 30-40
tahun. Tanaman yang berasal dari biji relatif berumur lebih panjang di bandingkan
hasil cangkokan atau okulasi. Namun, tanaman yang berasal dari okulasi memiliki
postur lebih pendek (drawfing) dan bercabang lebih banyak sehingga
memudahkan perawatan tanaman. Tanaman ini sudah mampu berubah saat
berumur sekitar 2-3 bulan meskipun di tanam dari biji.
Jambu biji dapat beradaptasi dengan baik di daerah hangat. Namun,
tanaman ini juga masih bisa tumbuh di daerah panas di wilayah pantai. Memang,
tanaman ini sebenarnya dapat tumbuh baik di daerah kering maupun lembab.
Tanaman yang sudah tua jika ditebang hingga dekat dengan tanah, masih bisa
tumbuh tunas baru yang dapat berbuah kira-kira satu tahun kemudian. Tanaman
ini cenderung berbuah lebih banyak dan lebih baik di daerah yang memiliki hawa
dingin.
Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval
dengan ujung tumpul atau lancip. Warna daunnya beragam seperti hijau tua, hijau
muda, merah tua dan hijau berbelang kuning. Permukaan daun ada yang halus
mengilap dan halusn biasa. Tata letak daun saling berhadapan dan tumbuh

tunggal. Panjang helai daun sekitar 5-15 cm dan lebar 3-6 cm. Sementara panjang
tangkai daun berkisar 3-7 mm. Batang jambu biji memiliki ciri khusus, di
antaranya berkayu keras, liat, tidak mudah patah, kuat, dan padat. Kulit kayu
tanaman jambu biji halus dan mudah terkelupas. Pada fase tertentu, tanaman
mengalami pergantian atau peremajaan kulit. Batang dan cabang-cabangnya
mempunyai kulit berwarna cokelat atau cokelat keabu-abuan.

2.2.2 Taksonomi
Menurut Prof. Drs. Soedjito (2008) taksonomi jambu biji adalah :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Myrtales

Famili

: Myrtaceae

Genus

: Psidium

Spesies

: Psidium guajava Lynn

2.2.3 Nama Daerah

Di indonesia jambu biji di Indonesia mempunyai beberapa nama daerah,


misalnya glima breueh (Aceh), jambu pertukal (Sumatra), nyibu (Kalimantan),
jambu klutuk (Jawa), gojawas (Menado), jhambhu bighi (Madura), sotong (Bali),
koyaba (Sulawesi Utara), dan lutu hatu (Ambon). (Haryoto)
2.2.4 Nama Asing
Di mancanegara jambu biji mempunyai sebutan seperti fan shi liu gan
(Cina), dan guava (Inggris)
2.2.5 Asal Usul
Tanaman jambu biji tidak diketahui dengan pasti dari mana asalnya. Namun,
tanaman ini diyakini berasal dari wilayah Meksiko Selatan hingga Amerika
Tengah. Penyebaran terjadi melalui manusia, burung, ataupun binatang-binatang
lain ke seluruh wilayah tropis Amerika. Diperkirakan sejak tahun 1526 tanaman
ini mulai masuk ke India Barat (Prof. Drs. Soedjito, 2008)
2.2.5 Kandungan Zat Aktif
Komposisi kimia di dalam daun jampu biji adalah golongan aldehid,
guanin, eugenol, quercentin, tannin 9-12%, minyak asiri, minyak lemak asam
malat.

Anda mungkin juga menyukai