Makalah Audit Kelompok 7 Meriana
Makalah Audit Kelompok 7 Meriana
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
No
1
2
3
4
Dosen Pembimbing
Tanda Tangan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Rumusan masalah
a. Apa yang di maksud dengan Utang Jangka Panjang?
b. Apa saja yang termasuk prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam
penyajian utang jangka panjang?
c. Apa saja tujuan audit terhadap utang jangka panjang?
d. Apa saja asersi dalam akun utang jangka panjang dan akun penilainnya?
e. Apa saja Program Pengujian Substantif Terhadap Utang Jangka Panjang?
f. Prosedur apa saja yang ada pada pengujian subtantif terhadap utang usaha?
1.3
Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1.4
Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca,
khususnya para mahasiswa jurusan akuntansi, agar nantinya dapat lebih memahami serta
mendalami tentang materi yang akan dibahas pada kesempatan kali ini.
BAB II
PEMBAHASAN
.1 Deskripsi Utang Jangka Panjang
Utang Jangka Panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau
transaksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari tanggal
neraca. Contoh kewajiban yang termasuk dalam kelompok utang jangka panjang adalah
utang jangka panjang dari bank (berupa kreditan investasi), utang obligasi, utang kepada
induk perusahaan, utang sewa jangka panjang, utang pension, utang wesel jangka
panjang.
Utang jangka panjang merupakan alternative pembelanjaan perusahaan disamping
penarikan tambahan penyertaan dari pemegang saham dan penggunaan laba yang
diperoleh dari usaha perusahaan. Utang jangka panjang timbul dari penarikan utang dari
bank atau lembaga keuangan lain atau dari pengeluaran obligasi. Umumnya cara yang
digunakan oleh perusahaan untuk membelanjai kegiatannya adalah dengan: (1) menjual
saham; (2) menggunakan laba hasil kegiatan usaha perusahaan; (3) menarik utang jangka
pendek atau utang jangka panjang. Ada beberapa alsan mengapa perusahaan memilih
cara pembelanjaan kegiatannya dengan menarik utang jangka panjang:
1. Seringkali perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancarnya, sehingga alternative yang masih
menguntungkan untuk dipilih adalah dengan menarik utang jangka panjang guna
melunasi utang jangka pendek tersebut.
2. Utang jangka panjang seringkali timbul sebagai akibat dari kebutuhan dana yang
besar, yang pemegang saham tidak menghendaki pemenuhannya dengan
menambah saham yang beredar. Biasanya hal ini terjadi bila biaya bunga
diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan dengan taksiran tingkat laba yang
akan diperoleh dari penggunaan tambahan dana tersebut.
3. Kemungkinan pemenuhan kebutuhan dana kana lebih murah bila diperoleh dari
penarikan utang jangka panjang karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam
perhitungan pajak penghasilan, sedangkan dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham tidak dapat diperlakukan sebagai biaya dalam laporan rugi
laba, sehingga tidak dapat mengurangi besarnya pajak penghasilan yang harus
dibayar oleh perusahaan.
4. Seringkali lebih menguntungkan jika aktiva tetap diperolah dengan cara
menyewa (lease) daripada membeli.
Penarikan utang jangka panjang didasari dengan surat perjanjian antara kreditur
dengan debitur, yang biasanya memuat berbagai pasal yang mengatur mengenai
penggunaan dana, batasan-batasan yang dikenanak oleh kreditur kepada debitur,
jaminan, asuransi terhada aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang tersebut,
pelunasan pokok pinjaman, pembayaran bunga, penyelesaian yang dikehendaki kedua
belah pihak jika debitur gagal dalam memenuhi kewajibannya pada saat utang tersebut
jatuh tempo, dan lain-lain persyaratan. Dengan demikian kreditur berkepentingan
terhadap laporan auditor mengenai informasi apakah debiturnya mematuhi semua pasal
yang tercantum dalam surta perjanjian penarikan utang jangka panjang tersebut. Oleh
karena itu, dalam pengujian substantive terhadap utang jangka panjang, auditor
memusatkan pengujian substantifnya terhadap apakah kliennya mematuhi semua pasal
yang tercantum dalam surta perjnajian penarikan utang jangka panjang yang telah
disepakati oleh klien dan krediturnya.
rekonsiliasi antara saldo utang jangka panjang bank, utang obligasi, premi dan
diskonto obligasi, utang sewa, utang pension yang dicantumkan di neraca dengan
akun utang jangka panjang bank, akun utang obligasi, aku premi dskonto
obligasi, akun utang wesel jangka panjang, akun utang sewa, akun utang pension,
dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal penerimaan kas, check register.
b. Membuktikan asersi Keberadaan atau Keterjadianutang jangka panjang yang
dicantumkan neraca.
Auditor membuktikan apakah saldo hutang jangka panjang mencerminkan
kepentingan transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang selam tahun
yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan berbagai
pengujian substantif berikut ini: Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti
pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya
bunga, Review terhadap otorisasi & kontrak penarikan hutang jangka panjang,
dan konfirmasi dari kreditur & bond trustee
c. Membuktikan asersi kelengkapan utang jangka panjang yang divantunkan di
neraca
Untuk membuktikan bahwa hutang jangka panjang yang dicantumkan di neraca
mencakup semua kepentingan kreditur terhadap aktiva entitas pada tanggal
neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka
panjang dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian
substantif berikut ini: Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti transaksi yang
berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap
perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal-pasal yang terdapat di
dalamnya, dan Konfirmasi dari kreditur & bond trustee.
d. Membuktikan asersi penilaian utang jangka panjang yang dicantumkan di
neraca.
Penyajian di dalam neraca harus dengan penjelasan sebagaimana diatur dalam
prinsip akuntansi tersebut. Dengan demikian untuk membuktikan asersi penilaian
hutang jangka panjang yang dicantumkan pada neraca, auditor melakukan
pengujian substantif berikut ini: Prosedur audit awal, Pengujian analitik,
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka
panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang &
pelajari pasal-pasal yang terdapat di dalamnya, Konfirmasi dari kreditur & bond
trustee, dan Penghitungan kembali biaya bunga.
e. Membuktikan asersi kepentingan (Stockholder's Interest) yang dicantunkan di
neraca.
Untuk membuktikan klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca,
auditor melakukan pengujian substantif berikut ini: Pemeriksaan bukti
pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya
bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal-pasal
yang terdapat di dalamnya, dan Konfirmasi dari kreditur & bond trustee
f. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan yang dicantumkan di neraca.
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan
pada PABU. Pengujian substantif terhadap hutang jangka panjang diarahkan
untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur hutang jangka
panjang telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan
PABU. Satu-satunya pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian
dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca adalah dengan
membandingkan penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca
yang diaudit dengan PABU melalui berbagai prosedur berikut ini: Review
terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal-pasal yang terdapat di
dalamnya, Pemeriksaan terhadap klasifikasi hutang jangka panjang yang segera
jatuh tempo di dalam neraca, dan Pemeriksaan terhadap pengungkapan yang
berangkutan dengan hutang jangka panjang
2.5 Program Pengujian Substantif Terhadap Hutang Jangka Panjang
Program pengujian sebustantif terhadap utang jangka panjang berisi prosedur audit
yang dirancnag untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan diatas. Oleh
karena itu pada kerangka di atas, berbagai prosedur audit diklasifikasikan sesuai dengan
tujuan audit terhadap utang jangka panjang tersebut.
Kertas
Kerja
Program Audit
Prosedur Audit Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas
saldo akun utang usaha yang akan
diuji lebih lanjut.
a. Usut saldo utang jangka panjang
yang tercantum di dalam neraca
ke saldo akun utang jangka
panjang yang bersangkutan di
dalam buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun utang
jangka panjang didalam buku
besar
c. Lakukan review terhadap mutasi
luar biasa dalam jumlah dan
sumber posting dalam akun
jangka panjang.
d. Usut saldo awal akun utang
7
Tanggal
Pelaksanaan
Pelaksana
10
menentukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan
perhitungan berbagai ratio berikut ini:
o Hitung Ratio
1. Ratio Hutang dengan Total Aktiva
Rumus =
Total Hutang
Total Aktiva
Total Hutang
Total Ekuitas
Biaya Bunga
Rerata Bunga
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor,
misalnya ratio tahun lalu, rerata ratio, atau ratio yang dianggarkan. Pembanding ini
membantu auditor untuk mengungkapkan:
a. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
b. Perubahan akuntansi
c. Perubahan entitas
d. Fluktuasi acak
e. Salah saji
Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
1. Usut penerimaan kas dari penarikan utang jangka panjang.
Penarikan kredit dari bank umumnya diterima oleh klien dengan cara membuka
akun di bank yang bersangkutan. Untuk mengetahui berapa jumlah utang yang telah
dicairkan, auditor meminta dari klien rekening koran bank untuk akun yang digunakan
untuk menampung pencairan kredit bank tersebut dalam periode sejak saat kredit
tersebut disetujui sampai dengan tanggal neraca. Untuk mengetahui apakah penggunaan
dana yang diperoleh dari kredit tersebut sesuai dengan yang disetujui oleh klien dan bank
di dalam perjanjian penarikan kredit, auditor melakukan analisis terhadap pengeluaran
uang dari akun yang digunakan untuk menampung dana dari kredit tersebut. Dengan
memeriksa bukti yang mendukung pengeluaran kas dari akun tersebut auditor akan dapat
11
mengetahui apakah klien menggunakan dana dari kredit tersebut sesuai dengan pasal
yang bersangkutan di dalam perjanjian penarikan kredit.
Pengeluaran obligasi mungkin dilakukan oleh klien secara tunai, ditukar dengan
aktiva tetap atau ditukar dengan utang jenis lain. Jika obligasi dijual dengan tunai,
auditor harus mengusut penerimaan uang tersebut ke dalam buku jurnal penerimaan kas.
Auditor juga harus menverifikasi pencatatan premi dan diskonto obligasi yang timbul
dalam pengeluaran obligasi. Jika obligasi dikeluarkan dengan ditukar aktiva tetap,
auditor harus memeriksa nilai aktiva yang diterima dalam pertukaran tersebut serta
otorisasi mengenai penerimaan aktiva tersebut serta pencatatannya. Pengeluaran obligasi
dengan cara mengubah utang jenis lain umumnya terjadi dalam peristiwa reorganisasi
perusahaan. Dalam hal ini auditor haru mereview perjanjian reorganisasi dan
pencatatannya.
2. Mintalah konfirmasi dari trust company
Jika pengurusan obligasi diserahkan kepada trust company, auditor harus
mengirimkan konfirmasi kepada perusahaan tersebut mengenai jumlah obligasi yang
beredar pada tanggal neraca, jumlah obligasi yang dikeluarkan dan dilunasi dalam tahun
yang diperiksa dan berbagai informasi yang lain seperti jumlah sinking fund.
3. Priksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran bunga.
Auditor berkepentingan untuk mengetahui apakah klien malkukan pembayaran
bunga sesuai dengan yang disanggupinya pada saat penandatanganan perjanjian
penarikan kredit. Untuk itu auditor melakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti yang
mendukung transaksi pembayaran bunga yang terjadi dalam tahun yang diperiksa.
Informasi yang dikumpulkan dari pemeriksaan bukti ini adalah mengenai: apakah
otorisasi yang tercantum di dalam bukti kas keluar untuk pembayaran bunga sesuai
dengan system otorisasi yang berlaku; apakah tanggal pembayaran bunga sesuai dengan
yang tercantum dalam surat perjanjian penarikan kredit; apakah perhitungan bunga yang
menjadi kewajiban klien telah dilakukan dengn teliti.
Bunga obligasi dilakukan sendiri oleh klien secara periodic, atau dapat diserahkan
pengurusan pembayarannya kepada bank. Untuk mengetahui beban bunga obligasi
periode akuntansi tertentu, disamping tariff bunga obligasi dan tanggal pembayaran
bunganya, juga harus ditentukan amortisasi premi dan diskonto obligasi.
Jika pembayaran bunga obligasi dilakukan sendiri oleh klien, jumlah bukti kas
keluar untuk pembayaran bunga ini harus dicocokkan dengan daftar nama pemegang
saham obligasi pada tanggal pembayaran bung. Jika pembayaran bunga obligasi
dilakukan oleh disbursing agent, klien mengirimkan uang kepada agent tersebut untuk
sejumlah bunga yang harus dibayar. Auditor harus meminta surat pernyataan dari agent
tersebut mengenai berapa jumlah uang klien yang masih berada di tangan agen tersebut
pada tanggal neraca.
4. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok pinjaman.
Auditor berkepentingan untuk mengetahui apakah klien memenuhi kewajiban
pelunasan utang jangka panjangnya sesuai yang tercantum didalam perjanjian kredit.
Untuk itu auditor memeriksa dokumen-dokumen yang mendukung transaksi pelunasan
12
atau angsuran kredit jangka panjang yang terjadi dalam tahun yang diperiksa. Dalam
pemeriksaan terhadap dokumen pendukung transaksi pembayaran pokok pinjaman ini
auditor mengumpulkan informasi mengenai; otorisasi yang tercantum di dalam bukti kas
keluar; tanggal pembayaran dan jumlah pokok pinjaman yang dibayar dalam tahun yang
diperiksa.
Obligasi yang telah dilunasi harus dibedakan dari obligasi yang belum dikeluarkan
dan dari obligasi yang dimiliki sebagai treasury bond. Oleh karena itu pengendalian yang
baik mewajibkan klien untuk memberikan tanda khusus (dengan profesi atau tanda yang
lain) atas obligasi yang telah dilunasi. Jika obligasi dilunasi sebelum saat jatuh
temponya, akan terjadi laba atau rugi pelunasan tersebut. Auditor harus memverifikasi
apakah klien telah menghitung laba atau rugi pelunasan obligasi tersebut. Semua akun
yang bersangkutan dengan obligasi yang dilunasi tersebut harus di adjust dengan adanya
transaksi pelunasan tersebut.
5. Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka
panjang.
Dalam pemeriksaan terhadap aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka
panjang, auditor berkepentingan untuk mengetahui informasi berikut ini:
- Jenis aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang
- Nilai aktiva yang dijaminkan tersebut
- Cukup atau tidaknya penjelasan di dalam laporan keuangan mengenai jenis dan nilai
aktiva yang telah dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang.
- Ccukup atau tidaknya jumlah pertanggungan asuransi yang ditutup oleh klien dalam
rangka memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh kredit di dalam surat perjanjian
penarikan kredit.
6. Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka
panjang.
Auditor harus mereview besarnya jumlah pertanggungan asuransi aktiva yang
dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang. biasanya yang dipakai sebagai
pedoman auditor dalam penilaian cukup tidaknya jumlah pertanggungan adalah jumlah
pertanggungan yang tercantum didalam surat perjanjian kredit atau trust indenture.
Disamping itu, auditor juga harus melihat cukup tidaknya jumlah pertanggungan tersebut
dari sudut taksiran nilai pasar aktiva yang dijamiinkan tersebut pada saat pemeriksaan
auditor dilakukan.
7. Periksa kepautahn klien terhadap batasan yang dikenakan oleh kreditur.
Para kreditur dan calon kreditur berkepentingan untuk mengetahui informasi
mengenai dipatuhinya batasan-batasan yang telah disanggupi oleh klien didalam surat
perjanjian penarikan kredit atau trust indenture. Oleh karena itu didalam pengujian
substantive terhadap utang jangka panjang, auditor berkewajiban untuk mengumpulkan
informasi mengenai apakah klien mematuhi batasan-batasan yang dikenakan terhadpa
klien selama jangka waktu kredit. Jika batasan tersebutu mengenai larangan bagi klien
untuk membagikan dividen selama jangka waktu kredit, maka auditor melakukan
pemeriksaan terhadap notulen rapat pemegang saham untuk memperoleh keyakinan
13
bahwa dalam jangka waktu kredit tersebut tidak terjadi keputusan pemegang saham
untuk mebagikan dividen. Jika batasan tersebut menyangkut kewajiban klien untuk
mempertahankan modal kerja dalam jumlah tertentu, maka auditor harus memeriksa ratarata jumlah modal kerja klien dalam tahun yang diperiksa, apakah memenuhi jumlah
tertentu yang diminta tersebut.
8. Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond.
Seringkali klien membeli kembali obligasi yang telah dikeluarkannya. Obligasi ini
disebut dengan istilah treasury bond; tidak boleh diperlakukan sebagai kativa
perusahaan, tetapi disajikan didalam neraca sebagai pengurang utang obligasi sebesar
nilai nominalnya. Meskipun bukan merupakan aktiva perusahaan namun demikian
treasury bond ini dapat dipakai oleh perusahaan jaminan penarikan utang.
Transaksi yang berhubungan dengan treasury bond harus memperoleh otorisasi dari
dewan komisaris. Oleh karena itu, dalam melakukan pemeriksaan terhadap transaksi
treasury bond auditor harus mereview notulen rapat dewan komisaris yang bersangkutan
dengan pembelian dan penjualan treasury bond. Auditor harus membuat daftar obligasi
yang ada di tangan klien sebagai treasury bond. Jika treasury bond berada di tangan
pihak luar, auditor harus mengirimkan konfirmasi kepada pihak-pihak yang
bersangkutan. Bunga treasury bond tidak boleh diperlakukan sebagai biaya bunga,
karena perusahaan tidak mungkin membayar bunga atas obligasi yang dikeluarkannya
sendiri dan yang berada di tangannya sendiri.
9. Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi premi dan diskonto dan utang bunga
obligasi.
Jika daftar obligasi diperoleh auditor dari klien, auditor harus melakukan verifikasi
perhitungan bunga obligasi yang tercantum didalam daftar tersebut. Jika bunga obligasi
dibayarkan setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober, maka beban bunga obligasi untuk tahun
tertentu hanya meliputi periode 12 bulan. Bunga yang dibayarkan tanggal 1 Oktober
adalah untuk periode peminjaman 6 bulan sebelumnya. Dengan demikian pada tanggal
neraca harus dicantumkan adanya utang bunga obligasi untuk periode 1 Oktober sampai
dengan 31 Desember (3 bulan). Auditor harus mengadakan verifikasi terhadap
perhitungan utang bunga obligasi yang dicantumkan oleh klien di dalam daftar tersebut.
Dalam pengeluaran obligasi, klien tidak selalu dapat memperoleh harga obligasi
sebesar nilai nominalnya. Jika obligasi dikeluarkan di bawah nilai nominalnya, timbul
diskonto obligasi. Jika dikeluarkan di atas nilai nominalnya, timbul premi obligasi.
Diskonto obligasi ini pada dasarnya merupakan persekot pembayaran biaya bunga
obligasi, sedangkan premi obligasi merupakan pengurang beban bunga obligasi yang
diterima di muka oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Dengan
demikian diskonto dan premi obligasi harus diamortisasi selama umur obligasi dan
diperlakukan sebagai adjustment terhadap beban bunga.
Disamping premi dan diskonto obligasi, adjustment terhadao beban bunga obligasi
dapat juga berasal dari biaya pengeluaran obligasi. Dalam pengeluaran obligasi,
perusahaan harus membayar trustee, biaya pencetakan sertifikat obligasi, biaya promosi,
biaya auditor, biaya penasehat hokum. Biaya-biaya tersebut dapat dibebankan sekaligus
14
dalam periode terjadinya, tetapi dapat pula diamortisasi selama umur obligasi. Jika
obligasi dijual dengan menghasilkan premi, biaya pengeluaran obligasi ini dapat
dikurangkan dari jumlah premi tersebut, dan jumlah premi bersih ini kemudian
diamortisasi sebagai adjustment terhadap beban bunga obligasi. Auditor harus
melakukan verifikasi perhitungan amortisasi premi, diskonto dan baiya pengeluaran
obligasi menjadi beban tahun yang diperiksa.
15
obligasi bagi masyarakat umum. Dalam pengujian substantive terhadap obligasi, auditor
harus mempelajari semua pasal yang ada di dalam trust indenture. Hal penting yang
perlu diketahui oleh auditor dari trust indenture ini adalah:
- Jumalh lembar obligasi yang diizinkan untuk dikeluarkan dan nilai nominalnya
- Tanggal pengeluaran obligasi
- Tanggal jatuh tempo obligasi
- Tanggal pembayaran dan tariff bunga
- Aturan mengenai pelunasan obligasi sebelum saat jatuh temponya dan harga obligasi
tersebut pada saat dilunasinya nanti
- Aturan mengenai kemungkinan perubahan obligasi menjadi saham
- Penjelasan mengenai kekayaan yang dijaminkan dalam penarikan utang obligasi
- Pasal yang berhubungan dengan persyaratan jumlah modal kerja minimum t]yang
harus dipertahaknkan selama jangka waktu utang obligasi dan perbandingan antara
jumlah obligasi dengan modal saham pada saat tertentu
- Pasal mengenai penggunaan uang yang diperoleh dari pengeluaran obligasi
- Nama trustee, tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya
3. Periksalah kesesuaian penilaian utang jangka panjang dengan prisnsip akuntansi
berterima umum di Indonesia,
Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesai, utang obligasi dan utang
wesel jangka panjang harus disajikan dalam neraca sebesar nilai nominal dikurangi
dengan diskonto atau ditambah dengan premi yang belum diamortisasi. Auditor
melakukan pemeriksaan terhadap penyajian obligasi dan wesel jangka panjang untuk
menentukan apakah klien telah menyajikan ke dua tipe utang tersbut dengan salah satu
dari dua metode penyajian: (1) utang obligasi dan utang wesel jangka panjang disajikan
dalam jumlah neto sedangkan premi atau diskonto obligasi dan wesel jangka panjang
dicantumkan di dalam tanda kurung, atau (2) utang obligasi dan utang wesel jangka
panjang disajikan dalam nilai nominalnya sedangkan premi atau diskonto obligasi dan
wesel jangka panjang dicantumkan secara terpisah sebagai pengurang atau penambah
nilai nominal tersebut.
4. Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi dan wesel
jangka panjang.
Auditor harus memeriksa ketelitian perhitungan amortisasi premi atau diskonto
obligasi dan wesel taguh jangka panjang untuk menentukan ketelitian nilai ke dua tipe
utang jangka panjang tersebut.
Verifikasi Penyajian Utang Jangka Panjang di Dalam Neraca
1. Periksa klasifikasi utang jangka panjang yang segera jatuh tempo di dalam
neraca.
Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo harus disajikan sebagai utang lancer,
jika pelunasannya diambilkan dari aktiva lancar. Jika pelunasan utang jangka panjang
tersebut diambilkan dari sinking fund, utang jangka panjang yang segera jatuh tempo
tersebut tetap disajikan dalam kelompok utang jangka panjang.
16
2. Mintalah perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat
didalamnya.
Untuk menilai apakah klien telah membuat penjelasan yang memadai dalam
menyajikan utang jangka panjangnya, auditor perlu mempelajari semua pasal yang
tercantum didalam surat perjanjian penarikan kredit atau trust indenture.
3. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang jangka panjang.
Umumnya penjelasan mengenai utang jangka panjang menyangkut nama utang
tersebut, tanggal jatuh tempo, tariff bunga, prioritas untuk diubah menjadi saham,
batasan yang dikenakan terhadap debitur aktiva yang dijaminkan. Berdasarkan informasi
dalam surat perjanjian penarikan kredit dan trust indenture auditor memeriksa apakah
penjelasan yang dibuat oleh klien mengenai utang jangka panjang telah memadai.
17
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
http://ratnamuslimah.blogspot.com/2013/06/pengujian-substantif-terhadaphutang_5570.html
Mulyadi, Auditing. Edisi ke-6 Jakarta: Pt. Salemba Empat, 2002
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3 Jakarta: PT. Salemba Empat, 2001
http://ropeng-watun.blogspot.com/2011/06/pengujian-substantif-terhadap-hutang.html
18