ANAMNESIS
Identitas pasien
Keluhan utama
Keluhan penyerta
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat sosial
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
Inspeksi
Pucat
Tanda-tanda ikterus
Palpasi
Auskultasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anemia berat (Hb < 3 g/dl atau 4 g/dl)
Morfologi eritrosit : Gambaran hemolitik
Dapat terjadi leukopenia dan trombositopenia
Retikulosit
MCV rendah (< 65 fl), MCHC
Sumsum tulang aktivitas eritropoesis
Kadar besi serum
Kadar feritinin serum
Kadar bilirubin indirek
Foto rontgen
Elektroforesis Hb
WORKING DIAGNOSIS
Merupakan salah satu jenis anemia hemolitik merupakan
Klasifikasi:
thalasemia alfa: berkurang atau tiada sintesis alfa globin
beta globin
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan
Anemia sideroblastik
Adalah anemia mikrositik-hipokromik yang ditandai oleh
ETIOLOGI
Penyakit yang diturunkan secara genetik dan resesif.
EPIDEMIOLOGI
paling banyak dijumpai diindonesiadanitali.
Di Indonesia lebih banyak ditemukan kasus talasemia
beta.
Insiden pembawa sifat Thalassemia di Indonesia berkisar
antara 6-10%
Kalau sepasang dari merekamenikah, kemungkinan
PATOFISIOLOGY
Penyebab anemia pada thalassemia bersifat primer dan
sekunder.
Primer adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritropoesis yang
PENATALAKSANAAN
Umum
Makanan gizi seimbang
Dietetik
Makanan, obat yang banyak mengandung zat besi
sebaiknya dihindarkan
Khusus
Dapat dicoba transplantasi sumsum tulang
PRC 10-15 ml/kgBB setiap 4 minggu mengatasi
anemia, sehingga kadar Hb > 10 g/dl
Splenektomi
Cord blood adalah darah yang ada di dalam tali pusat dan
plasenta. Seperti tulang sumsum, itu adalah sumber kaya sel
induk, bangunan blok dari sistem kekebalan tubuh manusia.
Dibandingkan dengan pendonoran sumsum tulang, darah tali
pusat non-invasif, tidak nyeri, lebih murah dan relatif sederhana.
KOMPLIKASI
Heart and liver disease
Infeksi
Osteoporosis
PROGNOSIS
Tergantung pada klassifikasi talasemia.
Thalassemia alfa 1 dan thalassemia alfa 2 dengan fenotip