Anda di halaman 1dari 75

Laporan Praktek Motor

Diesel

INDRA IRAWAN
075524046
S1 PTM OTO A

PRAKTEK 1: OVERHAUL INJECTION NOZZLE


1. Tujuan
a. Mahasiswa mengenal komponen injection nozzle.
b. Mahasiswa memahami cara kerja injection nozzle.
c. Mahasiswa mampu membongkar dan memasang bagian
bagian injection nozzle.
d. Mahasiswa mampu memperbaiki, memeriksa dan menyetel
tekanan injection nozzle.

2. Keselamatan Kerja
a. Hindari lengan baju yang terlalu longgar.
b. Hindarkan tumpahan solar ke lantai.
c. Gunakan peralatan yang tepat saat

memasang

dan

membongkar komponen.
d. Hati hati terhadap cipratan solar saat pengetesan.
e. Jangan menyemprotkan nozzle ke bagian tubuh

saat

melakukan pengetesan.

3. Alat dan Bahan


a. Alat
Kunci ring 14
Kunci ring 12
Obeng +
Obeng
Compression tester
b. Bahan
Injection nozzle

4. Dasar Teori
Injection nozzle terdiri dari nozzle body dan needle. Nozzle
menyemprotkan bahan bakar dari pompa injeksi ke dalam silinder
dengan tekanan tertentu untuk mengatomisasikan bahan bakar
secara merata.
Pompa injeksi adalah sejenis katup yang dikerjakan dengan
sangat presisi dengan toleransi 1/1000 mm. oleh karena itu, bila
nozzle perlu diganti maka nozzle body dan needle harus diganti
secara bersama sama.
Injection nozzle harus dilumasi dengan bahan bakar diesel.

Nozzle holder memegang nozzle dengan retaining nut dan


distance piece. Nozzle holder terdiri dari adjusting washer yang
mengatur kekuatan tekanan pegas untuk menentukan tekanan
membukanya katup nozzle.
Keterangan :
1. Mur pengunci
2. Saluran balik
3. Washer
4. Rumah nozel
5. Plat penyetel
6. Pegas
7. Pasak penekan
8. Plat antar
9. Nozel Rumah penahan nozel
Nozzle pintle
Keterangan :
1. Batang penekan
2. Badan nozel
3. Jarum nozel
4. Lubang penyemprot
5. Pasak penyemprot
6. Saluran masuk
7. Konis penekan Langkah pasak
Jenis penyemprotan
Bentuk

penyemprotan

harus

sesuai

dengan bentuk kamar / ruang bakar.


Tekanan pembukaan jarum nozel 100
150 bar

Cara Kerja
1. Sebelum penginjeksian
Bahan bakar yang bertekanan
tinggi

mengalir

dari

pompa

injeksi melalui saluran minyak


pada nozzle holder menuju ke oil
pool pada bagian bawah nozzle
body.

2. Penginjeksian bahan bakar


Bila tekanan bahan bakar pada
oil pool naik, ini akan menekan
permukaan
tekanan

ujung

ini

needle.

Bila

melebihikekuatan

pegas, maka nozzle needle akan


terdorong ke atas oleh tekanan
bahan bakar dan nozzle needle
terlepas dari nozzle body seat.
Kejadian ini menyebabkan nozzle
menyemprotkan bahan bakar ke
ruang bakar.

3. Akhir penginjeksian
Bila

pompa

mengalirkan

injeksi

berhenti

bahan

bakar,

tekanan bahan bakar turun, dan


tekanan pegas (pressure spring)
mengembalikan nozzle needle ke

posisi

semula.

Pada

saat

ini

needle tertekan kuat pada nozzle


body seat dan menutup saluran
bahan bakar.
Sebagian

bahan

bakar

tersisa

diantara nozzle needle dan nozzle


body, antara pressure pin dan
nozzle

holder

dan

lain-lain,

melumasi semua komponen dan


kembali ke over flow pipe.
Nozzle needle dan nozzle body
membentuk sejenis katup untuk
mengatur awal dan akhir injeksi
bahan

bakar

dengan

tekanan

bahan bakar.

5. Langkah Kerja
Lakukan pemeriksaan bentuk penyemprotan, kebocoran dan
tekanan penyemprotan, sebelum pembongkaran dilakukan

Pasang

injektor

pada tester dengan longgar saja.

Lakukan
pembuangan udara yang ada pada saluran
tester, dengan menggerakkan tuas sampai
solar keluar pada sambungan pipa.

Tutup kran saluran


tekan ke manometer, lakukan pengetesan
bentuk

penyemprotan

dengan

menggerakkan tuas dalam langkah penuh


dengan kuat dan cepat.
Pemeriksaan bentuk penyemprotan

A, B, C = Bentuk jelek
D

= Bentuk baik

Sudut penyemprotan yang baik adalah 4o.


Lihat pada manual.

Tes kebocoran

Buka kran saluran tekan ke manometer.


Gerakan tuas tester sampai manometer
menunjukkan

tekanan

80

bar,

pertahankan posisi tekanan ini selama 20


detik, lihat dan amati kebocoran pada ujung
nosel.

Amati dan rasakan ujung bodi nosel dengan


jari anda, apakah ada tetesan atau ujung
bodi nosel menjadi basah
A : ada kebocoran
B : tidak ada

Tes tekanan penyemprotan

Gerakkan tuas tester dalam langkah penuh


dengan kuat dan cepat, baca tekanan pada
manometer, catat hasilnya.

Pembongkaran & Penyetelan

Bila salah satu tes yang dilakukan hasilnya tidak memuaskan, lepas
injektor pada tester, jepit pada ragum dengan alas penjepit
alumunium, bongkar sesuai dengan urutan pada gambar.
1. Baut pemegang
2. Shim
3. Pegas
4. Batang pendorong
5. Pembatas jarum
6. Jarum dan bodi nosel
7. Mur pemegang

Bersihkan semua komponen dengan solar.


Lakukan

tes

luncur

jarum,

dengan

memasukkan jarum pada bodinya. jarum


harus

meluncur

pelan-pelan

dengan

sendiri !

Stel tekanan penyemprotan dengan cara


merubah tebal shim (2). Perbedaan tebal
0,04 mm merubah tekanan penyemprotan
4 bar.

Perakitan

Rakitlah injektor setelah semua komponennya


terendam

dalam

solar,

untuk

mencegah

karatan.

Perhatikan

kebersihan ! Jangan sampai benang kain dst. berada di dalam


injektor.

Kontrol

kembali

bentuk

penyemprotan,

tekanan penyemprotan dan kebocoran nozzle.

6. Kesimpulan

Servis injektor dilakukan setiap 80.000 km, atau waktu timbul


kesulitan pada pembakaran.

Perhatikan : Keausan jarum, lubang bodinya dan kotoran yang


menempel sangat mempengaruhi bentuk penyemprotan.

Tekanan penyemprotan injektor satu lubang adalah 100-130 bar


(10-13 Mpa). Data yang tepat, lihat buku manual.

PRAKTEK 2: OVERHAUL MESIN DIESEL SATU


SILINDER
1. Tujuan
a. Mahasiswa mengenal komponen mesin diesel satu silinder.
b. Mahasiswa memahami cara kerja mesin diesel satu silinder.
c. Mahasiswa mampu membongkar dan memasang bagian bagian
mesin diesel satu silinder.
d. Mahasiswa mampu memperbaiki dan menyetel mesin diesel satu
silinder.

2. Keselamatan Kerja
a. Hindari lengan baju yang terlalu longgar.
b. Hindarkan tumpahan solar ke lantai.
c. Gunakan peralatan yang tepat saat memasang dan membongkar
komponen.
d. Hati hati terhadap cipratan solar saat pengetesan.

3. Alat dan Bahan


c. Alat
1 set tool box
Sketmat
Micrometer
Compression tester
d. Bahan
Mesin diesel satu silinder

4. Dasar Teori
Pompa bahan bakar mesin diesel satu silinder
Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin dan
digerakkan oleh crankshaft melalui mekasisme nok.

Elemen Pompa Satu Lubang

Pada barel yang terdapat satu lubang


yang berfungsi untuk memasukkan solar
kedalam ruang diatas plunyer.
Lubang

ini

berhubungan

langsung

dengan ruang isap pada pompa injeksi.


Sistem ini digunakan untuk pompa injeksi
yang mempunyai elemen ukuran kecil.
Keterangan:
1. Celah memanjang
2. Barel

3. Plunyer
5. Alur pengontrol
4. Lubang Pemberi

Cara kerja plunyer

a. Plunyer pada posisi TMB (Titik Mati Bawah)


Bahan bakar masuk melalui lubang pemberi pada barel kedalam
ruang diatas plunyer
b. Langkah awal
Karena poros nok, plunyer akan bergerak ke TMA sampai lubang
pemberi tertutup oleh alur pada bagian atas plunyer
c. Langkah lepas
Plunyer bergerak keatas dari batas langkah awal sampai katup
penyalur membuka. Pada langkah ini solar tertekan melawan pegas
katup penyalur.
d. Langkah produktif
Plunyer bergerak keatas, katup penyalur terbuka didalam ruang
tekan terjadi tekanan tinggi solar mengalir melalui pipa tekanan
tinggi ke nozel injeksi. Langkah ini akan berakhir apabila alur
pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi, sehingga tidak
ada lagi penekanan solar ke nozel injeksi.
e. Langkah sisa
Plunyer bergerak ke atas sampai titik mati atas (TMA). Pada langkah
ini tidak ada penekanan solar. Ruang tekanan tinggi A berhubungan

dengan ruang isap B melalui celah panjang. Akibat dari langkah ini,
plunyer bergerak dari TMA ke TMB karena pegas plunyer
f.

Langkah total
Langkah total adalah langkah bolak-balik plunyer dari TMB ke TMA.

Mesin diesel satu silinder


Pada mesin motor diesel 4 tak dengan 1 silinder atau silinder
tunggal, besarnya mesin diesel dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
mesin diesel dan kelengkapan mesin. Unit mesin adlah bagian yang
langsung menghasilkan tenaga dan terdiri dari blok motor, kepala silinder,
torak beserta batangnya, poros engkol, poros bubungan, serta bagian
lainnya.
Blok motor merupakan bentuk dasar dari mesin dan terdiri dari
mesin dan tabung silinder yang didalamnya terdapat sebuah torak yang
dihubungkan dengan batang pemutar, sedangkan ujung torak lainnya
berhubungan langsung dengan poros engkol mesin sehingga gerak turun
naik torak dalam silinder dapat memutar poros engkol.
Dibagian atas silinder yaitu pada bagian berbentuk sebuah ruang
bakar dan dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang. Katup ini
digerakkan oleh poros bubungan (camshaft) untuk membuka dan
menutup.

Konstruksi dan bagian- bagian motor diesel 4 Tak dengan satu silinder
atau silinder tunggal

Untuk memperoleh daya tenaga pada mesin diesel ini, udara


disalurkan ke dalam silinder mesin kemudian dipadatkan oleh torak
sehingga mencapai suhu tertentu pada saat bersamaan bahan
bakar solar disemprotkan atau diinjeksi oleh nozzle pengkabut
(injector) ke dalam silinder.

5. Langkah kerja
Pada

saat

melaksanakan

praktek

motor

diesel

hal-hal

yang

dilakukan antara lain:


a. Melepas pada bagian knalpot dengan cara mengendorkan semua baut
sampai terlepas.
b. Melepas tangki bahan bakar kemudian dilanjutkan pada pengosongan
oli dan air pada mesin.
c. Melepas nozzle sehingga terlihat bagian-bagian klep dan pegas bahan
bakar disertai selang atau pipa bahan bakar.
d. Melepas bagian starter yang didalamnya sebagai penampung oli dan
gigi transmisi.
e. Melepas pompa bahan bakar dan saringan bahan bakar.
f. Melepas kepala silinder yang didalamnya terdapat klep atau pegas.
g. Melepas piston dengan cara memukul connecting rod menggunakan
palu karet sehingga piston menonjol keluar.
1. Melepas baut pada tutup kap pangkal (bearing cap)
2.
Setelah terlepas semua, ingat-ingat posisi antara yang ada
3.

coakannya dan yang tidak ada coakan.


Pukul pelan-pelan batang torak tersebut dengan palu plastic

(karet) sehingga sedikit demi sedikit piston tersebut dapat keluar.


4. Setelah keluar, tarik dengan pelan-pelan jangn sampai ada yang
tergores dan letakkan pada tempat yang bersih.
5. Melepas bantalan metal jalan.
h. Membersihkan semua bahan diatas dengan mencucinya menggunakan
bensin dan disemprot dengan compressor.
i. Mengukur tingkat keausan dari semua bahan tersebut.
1. Mengukur piston
piston dan alat ukur jangka sorong
Ukur diameter piston tersebut dengan posisi sebagai berikut
Catat hasil pengukuran, sehingga kita mengetahui piston
tersebut keadaanya aus atau tidak
2. Mengukur diameter silinder
Menyiapkan alat ukur telescoping gauge dan jangka sorong
Mengukur diameter silinder dengan posisi sebagai berikut:
Telescoping gauge yang masih terkunci dimasukkan dalam

silinder
Lepaskan kunci telescoping gauge ketika sudah terletak di
tempat yang diukur dan kemudian kunci kembali

Keluarkan telescoping gauge dengan posisi miring untuk


menghindari kontak sensor dengan dindidng silinder, karena

akan merubah hasil pengukuran


Ukur sensor menggunakan jangka sorong
j. Memasang kembali torak ke dalam silinder
1. Membersihkan dan melumasi lubang silinder blok
2. Melumasi toraak dan cincin torak dengan pelumas mesin
3. Menyusun cincin torak yang mana letak ujung cincin torak terbagi
dalam 180 atau merupakan segitiga sama sisi
4. Tanda noteh pada permukaan ujung atas torak harus menghadap
kearah depan mesin dan bagian kaki batang torak yang lebih
panjang menghadap ke pompa injeksi
5.
Jepit torak dengan treker plat pres, tapi posisi torak harus bias
bergeser dengan plat pres tersebut
6.
Masukkan torak dengan batangnya pada blok silinder dengan
memukul kepala torak kedalam silinder dengan memakai palu
karet secara perlahan-lahan
7.
Masukkan torak tersebut terus kedalam silinder blok sampai
8.

mengena bantalan metal jalan batang torak pada poros engkol


Pasangkan bantalan metal jalan pada pangkal engkol, kunci pada

9.

bagian bantalan harus masuk pada alurnya


Pasangkan tutup kap pangkal pada batang torak dan masukkan

kepala baut dan kunci dengan mur pengikat


10.
Ikat kepala baut sesuai dengan momen pengencangan
spesifikasi yang telah ditentukan.
k. Marakit kembali komponen motor diesel dengan urutan kebalikan dari
membongkar
l. Isi oli dan air ke dalam mein kemudian idupkan mesin.

6. Hasil Analisa
Hasil Pengukuran Diameter Piston

Hasil Pengukuran

Diameter Silinder
Posi

A (mm)

B (mm)

Posi

A (mm)

B (mm)

si

si
1

75

75

75,80

75,80

75

75

75,80

75,80

75

75

75,80

75,80

7. Pembahasan
a. Piston
Berdasarkan analisa hasil praktek, diperoleh hasil pengukuran
keausan torak. Setelah diukur dengan berbagai posisi nilainya tetap
yaitu diameternya sebesar 75 mm. Hal ini menunjukkan torak belum
mengalami keausan sehingga tidak perlu adanya perbaikan atau
mengganti dengan yang baru. Dan dibuktikan pada performa mesin
yang masih optimal.
b. Silinder
Berdasarkan pengukuran terhadap diameter silinder dengan
berbagai macam pengukuran pada titik-titik pengukuran, diperoleh
nilai iameter yang sama yaitu 75,80 mm. dari nilai pengukuran dapat
disimpulkan bahwa keadaan silinder masih baik sehingga tidak
diperlukan over size.

8. Kesimpulan
Proses pembakaran pada motor diesel 4 tak 1 silinder
adalah
1. Langkah hisap
Piston bergerak dari titik mati atas menuju titik mati bawah
Katup masuk terbuka, katup buang tertutup karena isapan
piston udara murni masuk ke dalam silinder mesin melalui
intake manifold katup masuk
2. Langkah kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA dengan kedua katup tertutup
Udara bergerak dari TMB ke TMA kedua katup tertutup
Udara tadi dikompresikan oleh piston dalam silinder antara
1/12-1/16 bagian dari seluruh silinder
Kompresi udara sampai tekanan tinggi antara 35-40 kg/cm
3. Langkah kerja
Sedikit sebelum piston mencapai TMA panas udara yang
dikompresi mencapai suhu 500C-700C. Kemudian pada saat
ang bersamaan injector menyemprotkan bahan bakar solar

yang berbentuk kabut dimana sifatnya mudah terbakar,


karena panas yang tersedia didalam silinder cukup tinggi
sehingga segera mengadakan pembakaran terhadap bahan
bakar yang dikabutkan injector. Silinder naik dengan cepat
sampai mencapai tekanan 50 kg/cm2 dan mendorong piston
dari TMA ke TMB menghasilkan langkah kerja motor.
4. Langkah pembuangan
Katup masuk tertutup, katup buang terbuka
Piston bergerak dari TMB ke TMA maka sisa gas pembakaran

PRAKTEK 3: OVERHOUL POMPA INJEKSI TIPE ROTARY


1. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang prinsip kerja pompa injeksi
tipe rotary
b. mahasiswa dapat membongkar dan memasang secara benar
komponen mesin disel yang harus di tune up.
c. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari masingmasing Komponen yang harus di tune up.
d. Mahasiswa dapat mengembalikan keadaan mesin seperti semula.
e. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja pompa injeksi tipe rotary

2. KESELAMATAN KERJA
a. menggunakan sepatu dan pakaian kerja.
b. Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.
c. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang
tertera pada lembar kerja.
d. Menggunakan peralatan sesuai dengan kegunaannya.
e. Teliti saat membongkar dan merakit kembali komponen-komponen
mesin.
f. Berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan.
g. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan
yang tidak tertera pada lembar kerja.
h. Bila perlu mintalah buku petunjuk keselamatan kerja

3. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
Tool box
Obeng +, Fuller gauge
b. Bahan
Pompa bahan bakar tipe rotary
Compression tester
Solar

4. DASAR TEORI

Nama bagian :
1. Poros penggerak pompa

9. Plunyer

2. Pompa pengalir

10.

Katup penyalur

3. Katup pengatur tekanan

11.

Governor

4. Roda gigi penggerak governor

12.

Solenoid

5. Cincin tol

13.

Penyetel volume maksimal

6. Cincin nok

14.

Spunyer

7. Torak advans saat penyemprotan

15.

Tuas pengatur

8. Busing pengatur
a. Pompa pengalir
Fungsi :
Menghisap bahan bakar dari tangki dan
menekannya

kedalam

ruang

pompa

injeksi
Petunjuk :
Kemampuan menghisap kecil (max. 1
meter).
Apabila kosong sama sekali, pompa tidak
mampu menghisap
b. Katup pengatur tekanan
Fungsi :

Mengatur tekanan bahan bakar kedalam


ruang pompa sesuai dengan putaran
mesin.
Putaran mesin rendah (idle) : tekanan
bahan bakar rendah.
Putaran mesin tinggi, tekanan bahan
bakar bensin tinggi.
Tekanan yang berubah digunakan untuk
menggerakkan

advans

saat

penyemprotan
c. Spunyer
Fungsi :
Mempertahankan tekanan bahan bakar
didalam ruang pompa ( karena lubang
pembuangan kecil )
Mengatur

pembuangan

udara

secara

otomatis
Mengatur aliran solar untuk pendinginan
pompa

d. Aliran bahan bakar bertekanan tinggi


Cincin rol
Poros
penggerak
pompa

Koplin
g

Cincin
nok

Plunye
r

Celah
masuk

Nok

Rol

Lubang
pembagi

e. Plunyer
a) Langkah isap
Plunyer pada posisi TMB.
Solar mengalir melalui saluran
masuk 1 dan celah pengatur
2 keruang tekanan tinggi 3.
b) Langkah awal
Saluran

masuk

tertutup

karena gerak putar dan gerak


naik plunyer
c) Langkah kerja
Plunyer bergerak kearah TMA.
Solar mengalir melalui saluran
didalam plunyer 4 dan celah
distribusi 5 menuju kesaluran
tekanan tinggi 6.
d) Langkah akhir
Plunyer
lubang

bergerak

ke

TMA

pengatur

berhubungan dengan ruang


pompa.

Solar

mengalir

kembali ke ruang pompa.


e) Langkah total
Gerakan plunyer dari TMB
TMA
It = I1 + I2 + I3

f. Kepala distributor
Fungsi :

Sebagai silinder dari plunyer

Sebagai tempat saluran tekanan tinggi

Sebagai tempat duduk dari katup penyalur


konstruksi

Keterangan
Kepala distributor dikonstruksi untuk mesin-mesin dengan 3, 4, 5 dan 6
silinder.
1. Busing pengatur

4. Pemegang katup penyalur

2. Kepala distributor

5. Katup penyalur

3. Plunyer

6. Dudukan

tuas

start

( yang berlubang )

governor

5. Langkah kerja
Langkah Pembongkaran
1.

Pasanglah pompa injection pump pada bracket

2.

Lepaskan nut spring washer kemudian


bracket

dan

berikan

tanda

posisi

pemasangan pada control level serta control


shaft untuk memudahkan dalam merakit
kembali.
3.

Lepaskan control level, kemudian spring


yang berbentuk

silindris

berlubang

dan

melingkar.

4.

Lepaskan nut dan full load adjusting


screw bersama dengan washer dan O-ring.

5.

Lepaskan keempat baut yang memegang


govenor cover.

6.

Bautkan

inserter

pada

control

shaft,

kemudian angkat dan pisahkan govenor


cover dan shaft dengan tepat memegang
control shaft dengan inserter.

7.

Lepaskan

control

shaft

dari

govenor

spring bersama dengan O-ring dan washer.

8.

Lepaskan govenor spring dari retairing


pin, kemudian lepaskan pin dan kedua
springnya.

9.

Kendorkan

nut

dengan

mengunakan

adjusting device lalu lepaskan.

10.

Pasang pompa injeksi pada universal vise


menghadap keatas, kendurkan governor
shaft

dengan

lepaskan.

special

Lepaskan

bersama dengan

tool,

kemudian

flyweight

holder

lyweight, washer dan

govenor sleeve.
11.

Kendorkan
socket

plug

wrench,

dengan

mengunakan

kemudian

lepaskan

bersama

dengan

O-ring.

Lepaskan

delivery

valve

holder

dengan

mengunakan socket wrench, kemudian


lepaskan bersamaan delivery valve dan
washer.

12.

Lepaskan delivery valve.

13.

Lepaskan gasket dari delivery valve.

14.

Lepaskan, magnet valve bersama dengan

O-ring.

15. Lepaskan keempat baut dan distributor


head dari rumah pompa

16.

Lepaskan plunger dari housing pompa


bersama dengan control sleeve plunger
spring, spring seat, shim dan washer.

17. Lepaskan guide pin dan distributor head


bersama dengan shim dan spring seat

18. Kendorkan kedua pivot bolt yang berada


pada

housing

mengunakan

pompa

socket

dengan

wrench,

lepaskan bersama dengan gasket.

dan

19. Lepaskan govenor lever asembly yaitu


starting lever, tersion lever dan corrector
lever dengan melepas masingmasing
pivot bolt.

20.

Lepaskan

cam

disk

bersama

dengan

shim.

21.

Lepaskan disk bersama dengan spring.

22.

Kendurkan ke empat baut lalu lepaskan


timer

cover

bersama

dengan

timer

springdan O-ring.

23.

Gunakan tweezer (special tool) untuk

melepas chip dan pin dari roller holder pin


yang menghubungkan timer piston dengan
roller holder asembly.

24.

Geserlah roller holder pin kearah tengah dari roller holder asembly.

25.

Lepaskan timer piston bersama dengan sliding dan shim

26.

Lepaskan roller assembly dengan menjepit bagian tengah roller

holder dengan tang yang berujung panjang kemudian ditarik secara


perlahan.
27.

Putarlah drive shaft sampai keyway menghadap bagian atas pompa

injeksi, kemudian pasang oil seal pada drive shaft untuk mencegah
jangan sampai keyway merusak oil seal
28.

Lepaskan gear, rubber damper dan oil

seal guid dari drive shaft.


29.

Kendorkan

mengunakan

regulating
socket

valve

wrench

dengan
kemudian

dilepaskan bersamasama dengan O-ring.

30.

Kendorkan kedua baut yang memegang

feed pump cover, kemudian lepaskan.

31.

Setelah melepas rumah pompa dari bracket, masukkan feed pump

holder kedalam rumah pompa dan balikan posisi dari pompa injeksi.
Dengan mengetuk rumah pompa dengan mengunakan palu plastik,
lepaskan feed pump assembly bersama dengan cover dengan menarik
feed pump holder kearah bawah.
32.

Ganti semua O-ring, gasket, oil seal seal ring.

Langkah perakitan
Langkah Perakitan dilakukan sebaliknya dari langkah
pembongkaran

6. Analisa

Langkah Pemerikasaan dan Analisa Kerusakan


1. Perikasa katup delivery.
Catatan: Jangan sampai menyentuh permukaan sliding dari
plunger pompa dan katup delivery. Tarik keluar katup, dan lepaskan.
Cek

bahwa

katup

bergerak

masuk

dengan

perlahan

ke

kedudukannya. Apabila kerja tidak sesuai spesifikasi ganti katup


satu set.
2. Periksa plunger pompa, ring dan kepala Distributor.
3. Periksa pegas plunger dari adanya penyimpangan, dengan batas
maksimal penyimpangan 2,0 mm.
4. Periksa panjang pegas. Gunakan jangka sorong untuk mengukur
panjang bebas dari setiap pegas
Pegas katup delivery

24.4 mm / 0,961 inchi

Pegas plunger

30,0 mm / 1,181 inchi

Pegas kopling

16,6 mm / 0,654 inchi

5. Periksa solenoid pemutus bahan bakar. Gunakan omh meter untuk


mengukur tahanan antara terminal dan bodi solenoid. Tahanan pada
suhu 20 0C / 68 0F berkisar antara 9,5 11,9
6. Gantilah perapat oli/seal dengan menggunakan kunci pas, ungkit
keluar seal oli. Dan berhatihatilah jangan merusak bodi pompa.
Pengetesan Penyemprotan Minyak Untuk Injection Pump tipe
Distributor.
1. Pasang pompa injeksi pada fixing stand dan dihubungkan dengan
test stand pompa injeksi.
2. Penyetelan prestrike, antara lain:
a. Setelah melepas baut yang terpasang pada plug, pasang
measuring device beserta dial gauge, dan hubungkan pipa bahan
bakar supply dan overflow kepompa injeksi.
b. Aliran arus pada magnet valve guna untuk membuka aliran
minyak pada Injection Pump tersebut.
c. Letakkan dial gauge pada posisi 0 pada titik mati bawah
plunger. Kemudian putar pompa secara manual searah putaran

seasuai dengan spesifikasinya, kemudian ukurlah prestroke dari


plunger melalui dial gauge hingga oil test berhenti mengalir.
33.

Hubungkan pipa bahan bakar dan pipa injeksi.

Analisa dan Perbaikan kerusakan pada pompa injeksi tipe


rotary / distributor
1. O-ring menjadi keras.
Penyebab: karena panas yang di hasilkan Injection pump akan
membuat O-ring yang terbuat dari karet tersebut akan menjadi
keras.
Perbaikan: setiap pembongkaran sebaiknya O-ring selalu diganti
guna mencegah terjadi kebocoran pada Injection Pump.
2. Mesin tidak mau hidup.
Penyebab: tangki bahan bakar yang kosong, Pipa saluran bahan
bakar yang tersumbat, adanya udara yang terperangkap pada
ruang bahan bakar, blade feed pump macet, kabel magnet putus
atau tidak mau bekerja.
Perbaikan: isi bahan bakar apabila kosong, bersihkan saluran
bahan bakar jika tersumbat, buang udara yang terperangkap pada
ruang bahan bakar lakukanlah air bleding dengan memompakan
feed pump, Periksa kabel penghubung magnet perbaikilah jika putus
dan apabila feed pump tidak berfungsi berkemungkinan blade feed
pump macet, bongkar dan perbaiki.
3. Nozzle tidak bekerja.
Penyebab: nozzle atau nozzle holder tidak berfungsi atau rusak,
kerusakan ini juga terjadi pada Injection Pump tipe Inline.
Perbaikan: Periksa saluran bahan bakar dari Injection Pump
(periksa saluran dari kotoran yang menyumbat) setelah saluran
bahan

bakar

baik,

lakukan

pengecekan

bila

perlu

lakukan

pembongkaran pada nozzle bersihkan, jika nozzle tidak dapat


dipakai lagi ganti dengan yang baru.
4. Mesin tidak mencapai kecepatan maksimal.

Penyebab: Governor spring terlalu lemah, Control lever tidak dapat


mencapai posisi kecepatan maximum, dan penyemprotan bahan
bakar tidak baik kerusakan ini juga dialami oleh Injection Pump tipe
Inline.
Perbaikan: Untuk spring governor bila telah lemah ganti dengan
yang baru, aturlah control lever dengan memutar adjusting lever
dan periksalah saluran bahan bakar, nozzle

7. Hasil Pemeriksaan
Dari langkah-langkah pemeriksaan di atas maka dapat diperoleh
data sebagai berikut:
a. setelah dilakukan pengetesan seperti yang dilakukan di atas, yaitu
melepaskan katup agar turun ke bawah, ternyata hasilnya katup
masih bergerak ke bawah secara perlahan jadi tidak perlu diganti
tapi harus dibersihkan saja.
b. Pemeriksaan plunger juga sama seperti katup di atas, plunger
ditarik keatas kemudian rumah plunger dimiringkan sekitar 20 o dan
plunger juga masih bergerak turun perlahan jadi plunger masih
baik.
Plunger

yang

tergores,

biasanya

diakibatkan

oleh

adanya

pemakaian bahan bakar yang telah terkontaminasi dengan bahan


lain, bisa juga diakibatkan kotoran yang mengendap ditangki dan
terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan dimana
saringan minyak tidak bekerja dengan semestinya dan pelumasan
yang kurang baik.
c. Terdapat beberapa pegas yang sudah mulai molor, maka dari itu
untuk pegas yang sudah agak molor tersebut dig anti.
d. Untuk

setiap

pemeriksaan/reparasi

pompa

injeksi

saat

pemasangan kembali, seal/ring perapat oli diganti agar tidak


terjadi kebocoran saat penggunaan.

8. KESIMPULAN

Dari hasil analisa yang penulis peroleh, maka penulis dapat


mengambil kesimpulan
diantaranya adalah :
1. Pompa

Rotary

memiliki

satu

plunger

namun

mampu

mendistribusikan kepada setiap silinder mesin sesuai dengan


jumlah silinder mesin.
2. Pompa Rotary menggunakan sistem pelumasan bahan bakar solar
menyeluruh di dalam ruang pompa injeksi.
3. Shaft Drive menggerakkan governor, feedpump, camplate.
4. Jumlah bahan bakar ditentukan oleh langkah as flyweight dengan
plat governor.
5. Pompa rotary memiliki sistem otomatis untuk pemutusan bahan
bakar maupun pemasokan bahan baker.
6. Plunger

yang

tergores,

biasanya

diakibatkan

oleh

adanya

pemakaian bahan bakar yang telah terkontaminasi dengan bahan


lain, bisa juga diakibatkan kotoran yang mengendap ditangki dan
terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan dimana
saringan minyak tidak bekerja dengan semestinya dan pelumasan
yang kurang baik.
7. Komponen-komponen yang sering bermasalah adalah seperti Oring yang menjadi keras, busing stang gas yang aus akibat
pemakaian yang terlalu lama, delivery akan aus, bearing yang aus
dan sliding block yang goyang karena telah aus yang diakibatkan
oleh peakaian yang telah lama.
8. Tandatanda kerusakan dari Injection Pump dapat kita ketahui
dengan cara mengamati bunyi yang ditimbulkan oleh mesin pada
saat dioperasikan seperti bunyi mesin yang pincang atau merepet.
9. Dalam pembongkaran Injection Pump kita akan mengetahui
adanya komponen komponen yang mengalami kerusakan dan
perlu dilakukan pengantian guna untuk menjaga kondisi dari
mesin, suara yang ditimbulkan serta tenaga yang dihasilkan.

PRAKTEK 4: OVERHOUL POMPA INJEKSI TIPE IN-LINE


1. Tujuan
a. Melepas dan memasang kembali pompa injeksi tipe in-line
b.Mahasiswa mampu menjelaskan tentang prinsip kerja pompa injeksi
tipe in - line
c. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari masingmasing komponen yang ada pada pompa in line.
d.Mahasiswa dapat melakukan over houl pompa injeksi tipe in line
sesuai S.O.P.
e. Menyetel saat penyemprotan pada pompa injeksi tipe in-line

2. Keselamatan Kerja
a. Menggunakan peralatan sesuai dengan kegunaannya.
b. Teliti saat membongkar dan merakit kembali komponen-komponen
mesin.
c. Berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan.
d. menggunakan sepatu dan pakaian kerja.
e. Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.

3. Alat dan Bahan


a. Alat

b. bahan

1. Tool box

1. Kain lap

2. Obeng +,-.

2. Mesin diesel

3. Feller gauge

3. Bak dan solar

4. Dasar Teori
Pompa Injeksi tipe in line menggunakn filter dengan elemen kertas,
pada bagian atas filter body terdapat sumbat ventilasi udara yang
dipergunakan

untuk

mengeluarkan

udara

yang

mungkin

dapat

tercampur dengan bahan bakar. Pada saat sumbat ventilasi udara


dilonggarkan, gerakan priming pump akan mengeluarkan udara dari
sistem bahan bakar. Priming pump pada pompa injeksi tipe in line
merupakan satu unit bersama feed pump yang dipasangkan pada

body pompa injeksi Water sedimenter yang dipergunakan tipenya


sama dengan pada tipe distributor, biasanya dipasangkan terpisah
dari sarigan bahan bakar.
Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar dan
menekan bahan bakar yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi.
Pompa injeksi tipe in line mempunyai cam dan plunger yang
jumlahnya

sama

dengan

jumlah

silinder

pada

mesin.

Cam

menggerakan plunger sesuai dengan firing order mesin. Gerak lurus


bolak-balik

dari

plunger

ini

menekan

bahan

bakar

dan

mengalirkannnya ke injection nozzle melalui delivery valve. Delivry


valve memegang dua peranan penting : mencegah aliran bahan bakar
balik dari saluran bahan bakar ke daerah plunger dan menghisap bahn
bakar dari injection nozzle untuk menghentikan injeksi dengan cepat.

Plunger dilumasi oleh bahan bakar diesel dan cam shaft oleh
minyak pelumas mesin. Governor mengatur banyaknya bahan bakar
yang disemprotkan oleh injection nozzle dengan menggeser control
rack. Governor dibedakan dalam dua tipe yaitu : simple mechanical
sentrifugal

governor

dan

combined

governor

yang

merupakan

kombinasi antara pneumatic governor dengan mechanical centrifugal

governor. Timing injeksi bahan bakar diatur oleh automatic centrifugal


timer. Timer mengatur putaran camshaft.Mesin mati jika control rack
digerakan kearah akhir bahan bakar.

5. Langkah Kerja
Melepas dan memasang kembali pompa injeksi
Sebelum melepas pompa njeksi, putar poros engkol pada posisi saat
penyemprotan silinder 1. Perhatikan tanda pada puli atau roda gila.

Lepaskan saluran bahan bakar dan pipa


tekanan tinggi
Tutup lubang-lubang saluran bahan bakar
pada pompa injeksi dan pada nozel
Lepaskan
injeksi

saluran

apabila

vakum

pada

menggunakan

pompa
governor

vakum
Lepaskan hubungan pedal gas dengan tuas
penyetel pada pompa injeksi

Lepaskan baut - baut pengikat pompa


injeksi
Lepaskan pompa injeksi dari dudukannya
Bersihkan bagian luar dari pompa injeksi
dan ganti minyak pelumas pompa

Setel

pompa

injeksi

pada

saat

penyemprotan silinder 1
Pasang kembali pompa injeksi pada mesin

Lakukan pembuangan udara

Penyetelan dengan pipa kapiler


Lepaskan

pipa

tekanan

tinggi

pada

pemegang katup penyalur silinder 1

Pasang pipa kapiler pada pemegang


katup penyalur silinder 1

Isi pipa kapiler sampai penuh dengan


jalan menstarter mesin tanpa pemanas

mula, sambil menekan tuas penyetel ke


maksimum.
o Turunkan
bakar

permukaan

pada

pipa

membuka

bahan
dengan

kran

supaya

permukaan bahan bakar mudah


dilihat.
o Tutup kran
Putar

poros

engkol

sesuai

dengan

putaran mesin sampai mendekati saat


penyemprotan

silinder

1,

kemudian

putar lagi dengan pelan-pelan (pukulpukul) sampai permukaan bahan bakar


dalam pipa mulai naik
o Saat penyemprotan benar-benar
tepat apabila permukaan bahan
bakar mulai bergerak ke atas
dan

tanda

dengan

penunjuk
derajat

segaris
saat

penyemprotan pada puli atau


roda gila (contoh : 22o sebelum
TMA
Apabila saat penyemprotan tidak tepat,
longgarkan baut-baut pengikat pompa
Putar

pompa

berlawanan

dengan

putaran poros nok pompa apabila saat


penyemprotan terlambat atau putar
pompa searah dengan putaran poros
nok pompa apabila saat penyemprotan
terlalu awal
Lakukan penyetelan sekali lagi

Baut pengikat

Penyetelan dengan pipa lengkung


Keluarkan katup penyalur beserta
pegasnya pada elemen injeksi silinder
1.

Pasang kembali pemegang katup


penyalur momen putar pengencangan
30 35 Nm

Pasang pipa tes lengkung pada


pemegang katup penyalur silinder 1
Tekan tuas
maksimum

penyetel

pada

posisi

Pompakan
bahan
bakar
dengan
bantuan pompa bensin listrik sampai
bahan bakar mengalir melalui pipa
lengkung
Putar poros engkol sesuai dengan
putaran mesin sampai mendekati saat
penyemprotan.

Bila tidak ada pompa listrik gunakan


pompa tangan dengan mengoperasikan
secara cepat.

Saat penyemprotan akan tepat apabila


aliran solar yang melalui pipa lengkung
mulai berhenti dan tanda petunjuk
segaris dengan tanda derajat saat
penyemprotan

6. Kesimpulan
Pada saat melakukan over houl pompa injeksi tipe in maka harus di
perhatikan komponen-komponen sesuai tempatnya/kedudukannya sesuai
dengan S.O.P.,agar bisa di gunakan kembali.

PRAKTEK 5: MELEPAS DAN MEMASANG POMPA


INJEKSI
1. Tujuan
a. Mahasiswa dapat melepas dan memasang kembali pompa injeksi
b. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen dari pompa
injeksi
c. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari pompa injeksi

2. Alat dan Bahan


a. Alat
1 set tool box
Kain Majun
Bak Kerja
b. Bahan
1 unit pompa injeksi
Solar

3. Keselamatan Kerja
a.
b.
c.

Gunakan baju kerja saat melakukan praktek


Tidak boleh merokok saat praktek
Kembalikan semua peralatan ke tempatnya semula setelah

selesai melakukan praktek


d.
Saat membongkar ingat-ingat kembali tempat komponen
tersebut dan kembalikan ketempat semula

4. Dasar Teori

Pompa bahan bakar adalah model single acting pump dan

dipasang pada again sisi dari injection pump, dan digerakkan oleh
injection pump camshaft. Pompa pemberi ini dilengkapi dengan pompa
tangan untuk membuang udara pada aliran bahan bakar sebelum
mesindihidupkan.
Elemen pompa injeksi
Pompa injeksi terdiri dari silinder yang sangat presisi, sehingga
celah antara plunger dan silinder sekitar 1/1000 mm. ketelitian ini
cukup baik untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi, walaupun pada
putaran rendah. Sebuah celah diagonal yang disebut dengan control

groove adalah bagian plunger yang dipotong pada bagian atas. Alur ini
berhubungan dengan bagian atas plunger oleh sebuah lubang.

Komponen Pompa Injeksi

Cara kerja elemen pompa injeksi

Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar


mengalir melalui lubang masuk (feed hole) pada silinder ke ruang

penyalur (delivery chamber) di atas plunyer.


Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh
tappet roller maka plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan
atas plunyer bertemu dengan bibir atas lubang masuk maka
bahan bakar mulai tertekan dan mengalir keluar pompa melalui

pipa tekanan tinggi ke injector.


Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control
groove bertemu dengan bibir bawah lubang masuk, maka

penyaluran bahan bakar terhenti.


Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar
yang tertinggal dalam ruang penyaluran masuk melalui lubang
pada permukaan atas plunyer dan mengalir ke lubang masuk
menuju ruang isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang
disalurkan.
Ukuran elemen pompa dapat dilihat pada gambar 3. Tinggi

pengangkatan nok adalah 8 mm, sehingga gerakan plunyer naik turun

juga sebesar 8 mm. Pada saat plunyer pada posisi terbawah, plunyer
menutup lubang masuk kirakira 1,1 mm dari besar diameter lubang
masuk sebesar 3 mm. Dengan demikian plunyer baru akan menekan
setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9 mm. Langkah ini disebut
prestroke dan pengaturannya dapat dilakukan dengan menyetel
baut pada tappet roller. Prestroke ini berkaitan dengan saat injeksi
(injection timing) bahan bakar keluar pompa.

Ukuran
elemen
pompadiatur oleh governor
Jumlah pengiriman
bahanpada
bakar
dari pompa

sesuai dengan kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan control


rack yang berkaitan dengan control pinion yang diikatkan pada control
sleeve. Control sleeve ini berputar bebas terhadap silinder. Bagian
bawah plunyer (flens) berkaitan dengan bagian bawah control sleeve.
Jumlah bahan bakar yang dikirim tergantung pada posisi plunyer dan
perubahan besarnya langkah efektif (Gambar 4). Langkah efektif
adalah langkah plunyer dimulai dari tertutupnya lubang masuk oleh
plunyer sampai control groove bertemu dengan lubang masuk.
Langkah efektif akan berubah sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah
efektif.

Pengontrolan jumlah bahan bakar yang


diinjeksikan

Penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector diatur


oleh katup penyalur (delivery valve). Katup penyalur ini berfungsi
ganda, yaitu selain mencegah bahan bakar dalam pipa tekanan tinggi
mengalir kembali ke plunyer juga berfungsi mengisap bahan bakar
dari ruang injector setelah penyemprotan (Gambar 5).

Katup penyalur

5. Langkah Kerja
Pada saat melaksanakan praktek motor diesel untuk melepas
pompa injeksi hal-hal yang dilakukan antara lain:
a. Melepas baut yang pengikat
b. Melepas dudukan katup
c. Melepas pegas
d. Melepas plunyer

e. Perhatikan bagian-bagian
dariPlunyer
setiap komponen pompa injeksi dan
Bagian
f.

pelajari tentang system kerja dari setip bagian pompa injeksi


Pasang kembali seluruh komponen dari pompa injeksi sesuai
dengan kebalikan dari pembongkaran

6. Analisa dan pembahasan


a.

analisa

Ketika melakukan bongkar pasang pompa injeksi ini lebih fokus


melakukan pengamatan pada plunyer. Praktek kali ini bertumpu pada
plunyer beserta batang pemutar plunyer. Setelah melakukan bongkar
pasang tersebut terdapat masalah pada plunyer. Plunyer dan batang
pemutar plunyer tersebut patah sehingga tidak dapat bekerja secara
maksimal.
Pada setiap komponen dari pompa injeksi memiliki fungsi masingmasing dimana saling mendukung bagaimana system kerja dari
b.

pompa injeksi itu sendiri.


Pembahasan
Yang dibahas dalam praktek kali ini tentang plunyer beserta
batang penggerak plunyer. Batang penggerak plunyer yang telah
hancur tersebut harus segera diganti.
Akibat dari hal tersebut mesin tidak dapat bekerja secara
maksimal bermula

dari poros

nok yang berputar dan noknya

menggerakkan dudukan pegas kemudian ditekan yang ditopang oleh


batang penggerak

plunyer

dan

menggerakkan

plunyer

sebagai

distributor bahan bakar untuk disalurkan ke injector. Tetapi bila batang


penggerak rusak maka pegas tidak dapat bergerak.

7. Kesimpulan
Sistem bahan bakar mesin diesel dibuat sedemikian rupa agar
dapat menghasilkan kemampuan yang cukup pada waktu tekanan
tinggi. Bahan bakar di dalam tangki disalurkan keluar oleh pompa
penyalur melalui saringa-saringan pompa yang terletak pada pompa
penyalur kemudian ke pompa bahan bakar dari water sedimenter ke
saringan bahan bakar melalui nozzle injeksi.
Bahan bakar akan disaring dari kandungan air yang terdapat pada
bahan bakar dipisahkan oleh water sedimeter sebelum dialirkan ke
pompa injeksi bahan bakar. Bahan bakar yang meembes dari injector
ditampung oleh pipa saluran balik dan kembali ke saluran masuk
pompa penyalur.

PRAKTEK 6: TUNE UP MOTOR DIESEL POMPA INJEKSI


TIPE ROTARY
1. Tujuan
1. mahasiswa dapat membongkar dan memasang secara benar
komponen mesin disel yang harus di tune up.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara

kerja dari

masing-masing componen yang harus di tune up.


3. Mahasiswa

dapat

mengembalikan

keadaan

mesin

seperti

semula.

2. Keselamatan kerja
1. menggunakan sepatu dan pakaian kerja.
2. Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.
3. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja
yang tertera pada lembar kerja.
4. Menggunakan peralatan sesuai dengan kegunaannya.
5. Teliti

saat

membongkar

dan

merakit

kembali

komponen-

hendak

melakukan

komponen mesin.
6. Berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan.
7. Mintalah ijin

dari

instruktur

anda

bila

pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.


8. Bila perlu mintalah buku petunjuk keselamatan kerja

3. Alat dan Bahan

Tool box

Bak

Kain lap

Mesin disel

Obeng +,-.

Feller gauge

4. Dasar teori
1. Prinsip Kerja Motor Diesel
Motor diesel yang ada dewasa ini merupakan bentuk
perkembangan teknologi dibidang otomotif, penemu motor
diesel adalah seorang ahli dari Jerman, bernama Rudolf Diesel
(1858 1913).

Ia mendapat hak paten untuk mesin diesel

pada tahun 1892, tetapi mesin diesel tersebut baru dapat


dioperasikan dengan baik pada tahun 1897.
Gas pembakaran yang terjadi akibat

udara yang

dikompresi dan bahan bakar yang diinjeksi di dalam ruang


bakar, yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder,
kepala torak dan kepala silinder mampu menggerakkan torak
yang selanjutnya memutar poros engkol. Torak bergerak
translasi bolak-balik di dalam silinder dihubungkan dengan
pena

engkol

pada

poros

engkol

yang

berputar

pada

bantalannya, dengan perantaraan batang penggerak.


Siklus yang terdapat dalam motor diesel empat langkah, yaitu
:
a. Langkah hisap.
Pada langkah hisap, udara dimasukkan kedalam
silinder. Piston membentuk kevakuman di dalam silinder
seperti pada mesin bensin, piston bergerak kebawah dari
titik mati atas ke titik mati bawah. Terjadinya kevakuman
ini menyebabkan udara segar masuk ke dalam silinder.
Katup buang tertutup selama langkah hisap.

b. Langkah kompresi.
Pada langkah kompresi, piston bergerak dari titik
mati bawah menuju titik mati atas. Pada saat ini kedua
katup tertutup, udara yang dihisap selama langkah hisap
ditekan sampai tekanannya naik sekitar 30 kg/cm 2 ( 427
psi, atau 2,942 kpa ) dengan temperatur sekitar 500-800 0C
(932-1472OF).

c. Langkah pembakaran.
Udara yang terdapat dalam silinder didorong keruang
bakar

pendahuluan

(precombustion

chamber)

yang

terdapat pada bagian atas masing-masing ruang bakar


(jenis indirect).
Pada akhir langkah pembakaran, ignition nozzel
terbuka dan menyemprotkan kabut bahan bakar ke dalam
ruang bakar pendahuluan dan campuran udara bahan
bakar selanjutnya terbakar oleh panas yang dibangkitkan
oleh tekanan.
Panas dan tekanan keduanya naik secara mendadak
dan

bahan

bakar

yang

tersisa

pada

ruang

bakar

pendahuluan ditekan keruang bakar utama di atas piston.


Kejadian ini menyebabkan bahan bakar terurai menjadi
partikel-partikel kecil dan bercampur dengan udara pada

ruang bakar utama (main combustion) dan terbakar


dengan cepat. Energi pembakaran mengekspansikan gas
dengan sangat cepat dan piston terdorong ke bawah. Gaya
yang mendorong piston ke bawah diteruskan ke batang
piston dan poros engkol dan dirubah menjadi gerak putar
untuk memberi tenaga pada mesin.

d. Langkah buang.
Pada saat piston menuju titik mati bawah, katup
buang terbuka dan gas pembakaran dikeluarkan melalui
katup buang pada saat piston bergerak kebawah lagi. Gas
akan terbuang habis pada saat piston mencapai titik mati
atas, dan setelah itu proses dimulai lagi dengan langkah
hisap. Selama mesin menyelesaikan empat langkah (hisap,
kompresi, pembakaran, buang), poros engkol berputar dua
kali dan menghasilkan satu tenaga.

2. Proses Pembakaran Bahan Bakar Pada Motor Diesel.

Seperti telah diterangkan terdahulu motor diesel tidak


memerlukan busi. Disamping itu, berlainan dengan pada
motor bensin, pada motor diesel penyalaan bahan bakar itu
tidak dimulai pada satu titik, tetapi terjadi di beberapa
tempat, dimana terdapat campuran bahan bakar udara yang
ideal untuk pembakaran.
Proses pembakaran adalah suatu reaksi kimia cepat antara
bahan bakar (hidrokarbon) dengan oksigen dari udara. Proses
pembakaran ini tidak terjadi sekaligus tetapi memerlukan
waktu dan terjadi dalam beberapa tahap. Disamping itu
penyemprotan bahan bakar juga tidak dapat dilaksanakan
sekaligus tetapi berlangsung antara 30 - 40 derajat sudut
engkol. Supaya lebih jelas baiklah kita perhatikan garafik
tekanan versus besarnya sudut engkol seperti tertulis pada
Gambar. Pada gambar ini dapat dilihat tekanan udara akan
naik selama langkah kompresi berlangsung
Beberapa derajat sebelum torak mencsapai TMA bahan
bakar mulai disemprotkan. Bahan bakar akan segera menguap
dan bercampur dengan udara yang sudah bertemperatur
tinggi. Oleh karena temperaturnya sudah melebihi temperatur
penyalaan bahan bakar, bahan bakar akan terbakar sendiri
dengan cepat. Waktu yang diperlukan antara saat bahan
bakar mulai disemprotkan dengan saat mulai terjadinya
pembakaran dinamai periode persiapan pembakaran (1)
Waktu

persiapan

pembakaran

bergantung

pada

beberapa faktor, antara lain pada tekanan dan temperatur


udara pada saat bahan bakar mulai disemprotkan, gerakan
udara dan bahan bakar, jenis dan derajat pengabutan bahan
bakar, serta perbandingan bahan bakar-udara lokal. Jumlah
bahan bakar yang disemprotkan selama periode persiapan
pembakaran

tidaklah

menentukan

waktu

merupakan
persiapan

faktor

yang

pembakaran.

terlalu
Sesudah

melampoi periode persiapan pembakaran, bahan bakar akan

terbakar dengan cepat. Hal tersebut dapat dilihat pada


Gambar. sebagai garis lurus yang menanjak, karena proses
pembakaran tersebut terjadi dalam suatu proses pengecilan
volume (selama itu torak masih bergerak menuju TMA).
Sampai torak bergerak kembali beberapa derajat sudut engkol
sesudah TMA, tekananya masih bertambah besar tetapi laju
kenaikan tekanannya berkurang. Hal ini disebabkan karena
kenaikan tekanan yang seharusnya terjadi dikompensasi oleh
bertambah besarnya volume ruang bakar sebagai akibat
bergeraknya torak dari TMA ke TMB.
Periode pembakaran, ketika terjadi kenaikan tekanan
yang berlangsung dengan cepat (garis tekan yang curam dan
luas, garis BC pada Gambar. 3) dinamai periode pembakaran
cepat (2). Periode pembakaran ketika masih terjadi kenaikan
tekanan sampai melewati tekanan yang maksimum dalam
tahap berikutnya (garis CD, Gambar. 3), dinamai periode
pembakaran terkendali (3). Dalam hal terakhir ini jumlah
bahan bakar yang masuk ke dalam silinder sudah mulai
berkurang,

bahkan

mungkin

yang

sudah

dihentikan.

Selanjutnya dalam periode pembakaran lanjutan (4) terjadi


proses penyemprotan pembakaran dan pembakaran dari
bahan bakar yang belum sempat terbakar.
Laju kenaikan tekanan yang terlalu tinggi tidaklah
dikehendaki karena dapat menyebabkan beberapa kerusakan.
Maka

haruslah

diusahakan

agar

periode

persiapan

pembakaran terjadi sesingkat-singkatnya sehingga belum


terlalu banyak bahan bakar yang siap untuk terbakar selama
waktu persiapan pembakaran. Dipandang dari segi persiapan
kekuatan

mesin,

pembakaran

itu,

disamping
perlu

pula

laju

kenaikan

diperhatikan

tekanan

tekanan

gas

maksimum yang diperoleh. Supaya diperoleh efesiensi yang


setinggi-tingginya, pada umumnya diusahakan agar tekanan

gas maksimum terjadi pada saat torak berada diantara 15


20 derajat sudut engkol sesudah TMA

Profil Tekanan Pembakaran Pada Berbagai Sudut


Penyemprotan
Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:
a) Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A
-B)
Pada periode ini disebut fase persiapan pembakaran,
karena partikel-partikel bahan bakar yang diinjeksikan
bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah
terbakar.
b) Periode 2: Perambatan api (B-C)
Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara
tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan
merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah
campuran

terbakar

sekaligus,

sehingga

menyebabkan

tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering disebut


periode ini sering disebut pembakaran letup.
c) Periode 3: Pembakaran langsung (C-D)
Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang
diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran langsung ini

dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan,


sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran
dikontrol.
d) Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E)
Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum
terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir,
pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran
lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi
menyebabkan efisiensi panas turun.
3. Bentuk ruang bakar mesin diesel
Ruang bakar pada motor diesel lebih rumit dibanding
ruang bakar motor bensin. Bentuk ruang bakar pada motor
diesel sangat menentukan kemampuan mesin, sebab ruang
bakar tersebut direncanakan dengan tujuan agar campuran
bahan udara dan bahan bakar menjadi homogen dan mudah
terbakar sekaligus. Ruang bakar motor diesel digolongkan
menjadi 2 tipe, yaitu:
a) Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber)
b) Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber)
Tipe ruang bakar tambahan terdapat dalm 3 macam, yaitu:
1). Ruang bakar kamar muka (precombustion chamber)
2). Ruang bakar pusar (swirl chamber)
3). Ruang bakar air cell (Air cell combustion chamber)

4. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel


Berdasarkan uraian tentang prinsip kerja mesin diesel
yang membakar bahan bakar berdasarkan suhu kompresi
secara bertahap, maka penyaluran bahan bakar pada mesin
diesel harus memenuhi syarat:

Mesin diesel harus mempunyai perbandingan kompresi


yang tinggi agar mempunyai suhu dan tekanan kompresi

yang tinggi sehingga mampu membakar bahan bakar yang


diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Bahan bakar mesin
diesel mempunyai sifat titik nyalanya tinggi sehingga harus
dibuat menjadi partikel atau butiran yang lebih kecil.

Agar bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder


mesin diesel dapat mudah terbakar maka diperlukan ruang
bakar yang dapat memungkinkan bahan bakar dan udara
dapat bercampur secara homogen dalam bentuk partikel
yang lebih kecil-kecil dari sebelumnya.

Di samping mesin diesel harus memiliki ruang bakar yang


memungkinkan atomisasi bahan bakar, maka bahan bakar
yang disalurkan ke dalam ruang bakar harus dengan
injeksi. Dengan injeksi maka bahan bakar akan berbentuk
partikel-partikel

atau

butiran-butiran

yang

kecil.

Oleh

karena itu dalam mesin diesel diperlukan peralatan untuk


injeksi yaitu pompa injeksi dan injector (pengabut). Pompa
injeksi berfungsi menekan bahan bakar dari tangki ke
injector, sedangkan injector berfungsi menyemprotkan
bahan bakar tepat waktu ketika diperlukan pada akhir
langkah kompresi.

Berdasarkan 3 hal di atas maka pada mesin diesel


diperlukan

suatu

sistem

bahan

bakar

yang

dapat

memenuhi syarat agar terjadi pembakaran yang baik.


Sistem bahan bakar yang baik harus terdiri dari komponenkomponen yang baik pula.
Pada Sistem bahan bakar mesin diesel, feed pump
menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar. Bahan bakar
disaring oleh fuel filter dan kandungan air yang tedapat pada
bahan

bakar

dipisahkan

oleh

fuel

dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar.


5. Pompa Injeksi

sedimenter

sebelum

Sistem

injeksi

bahan

bakar

pada

mesin

diesel

merupakan sistem paling penting di antara sistem-ssitem


yang lain. Dengan sistem injeksi bahan bakar yang baik dan
tepat

akan

menghasilkan

tenaga

mesin

yang

optimal.

Sebaliknya sistem injeksi bahan bakar yang kurang baik dan


kurang tepat dapat menyebabkan tenaga mesin diesel kurang
optimal, bahkan mungkin saja mesin diesel tidak dapat
dijalankan sama sekali. Banyak orang yang menyatakan
bahwa

sistem

injeksi

bahan

bakar

pada

mesin

diesel

merupakan jantung hidup matinya mesin. Sistem injeksi


bahan bakar mesin diesel mencakup rangkaian komponenkomponen yang berhubungan dengan bahan bakar, yang
berfungsi mengisap bahan bakar dari tangki bahan bakar,
memompakan bahan bakar, sampai bahan bakar tersebut
diinjeksikan ke dalam ruang bakar silinder mesin dalam
rangka memperoleh tenaga.
Fungsi Sistem Injeksi Bahan Bakar
Berdasarkan pengertian sistem injeksi bahan bakar
pada mesin diesel di atas, maka fungsi sistem injeksi
bahan bakar mesin diesel yaitu:

Menyimpan bahan bakar

Menyaring bahan bakar

Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam


ruang bakar silinder mesin

Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar


silinder mesin

Memajukan saat penginjeksian bahan bakar

Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya


melalui pengaturan penyaluran bahan bakar

Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki


bahan bakar.

Syarat sistem injeksi bahan bakar mesin diesel


Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Memberikan sejumlah tertentu bahan bakar.
Sistem injeksi bahan bakar harus setiap saat tertentu
memberikan sejumlah tertentu bahan bakar ke tiap-tiap
silinder mesin diesel.
b. Menepatkan saat penginjeksian bahan bakar
Bahan bakar harus diinjeksikan ke dalam silinder tepat
pada

saat

kemungkinan

mesin

diesel

mampu

menghasilkan tenaga yang maksimum. Bahan bakar


yang diinjeksikan terlalu cepat atau terlalu lambat
selama

langkah

usaha

menyebabkan

terjadinya

kerugian tenaga.
c. Mengendalikan kecepatan pengiriman bahan bakar.
Kerja mesin diesel yang halus pada tiap-tiap silinder
tergantung pada lama waktu yang diperlukan untuk
menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan mesin yang
lebih tinggi harus dicapai dengan pemasukan bahan
bakar yang lebih cepat pula.
d. Mengabutkan bahan bakar.
Bahan bakar harus sepenuhnya tercampur dengan
udara untuk pembakaran sempurna. Dalam hal ini
bahan bakar harus dikabutkan menjadi partikel-pertikeal
yang halus. Dengan demikian penginjeksian bahan
bakar ke dalam silinder mesin diesel harus pada saat
yang tepat dan jumlah yang tepat pula sesuai dengan
jumlah yang diperlukan.

Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin dan


digerakan oleh crankshaft melalui timing gear atau sebuah
timing belt. Ada dua tipe pompa injeksi : Tipe distributor dan
tipe in line
Untuk pompa injeksi tipe distributor atau rotary dirancang untuk
memenuhi kebutuhan pemakai yang menginginkan mesin menghasilkan
kecepatan putaran lebih tinggi lagi, khususnya untuk digunakan pada
mesin diesel yang kecil, dan dibuat lebih ringan serta lebih ringkas bila
dibandingkan dengan konvensional pompa injeksi tipe in-line dalam
kapasitas yang sama.
Bahan bakar diesel dibersihkan oleh water sedimenter dan fuel filter
kemudian ditekan ke rumah pompa injeksi oleh vane type feed pump
yang mempunyai empat buah vane, bahan bakar melumasi komponen
pompa pada saat mengalir ke pump plunger, sebagian bahan bakar
kembali

ke

tangki

melalui

overflow

screw

sambil

mendinginkan

bagianbagian pompa yang dilewatinya. Pump plunger bergerak lurus


bolak-balik samil berputar karena bergeraknya drive shaft, camplate,
tappet rolers, plunger spring dan bagian-bagian lainnya.
a. Cara kerja pompa Injeksi Tipe Distributor
1. Feed pump tipe rotari vane mengalirkan bahan bakar dari fuel tank
melalui water sedimenter dan fuel filter, kemudian bahan bakar
dikirm ke dalam rumah pompa injeksi.
2. Pressure regulating valve mengatur tekana bahan bakar di dalam
feed pump.
3. kelebihan bahan bakar kemabli ke fuel tank melalui katup over flow.
Sebagian kelebihan bahan bakar digunakan untuk mendinginkan alatalat yang bekerja.
4. cam plate digerakkan oleh drive shaft, pompa plunger bersatu
didalam cam plate dan bahan bakar dialirkan dengan gerakan bolakbalik dari plunger.
5. jumlah bahan bakar yang di injeksikan diatur oleh mechanical
governor.

6. injection timing diatur oleh timer, yang bekerja berdasarkan tekanan


bahan bakar.
7. fuel cut solenoid digunakan untuk menutup aliran bahan bakar ke
dalam pompa plunger.
8. delivery valve mempunyai du fungsi, untuk mencegah bahan bakar
dari dalam pipa injeksi ke plunger dan menghisap sisa bahan bakar
dari nozzle pada akhir injeksi.
b. Aliran bahan bakar pompa injeksi tipe distributor
Bahan bakar dari tangki bahan bakar(fuel tank) melalui water
sedimenter dan fuel filter oleh feed pump yang terdapat di dalam pompa
injeksi. Feed pump selain berfungsi menghisap bahan bakar dari tangki
bahan

bakar

danmenekan

ke

dalam

body

pompa

injeksi,

juga

mensirkulasikan bahan bakar untuk melumasi bagian-bagian pompa


injeksi yang bergerak.
Pump plunger mengatur banyaknya bahan bakar dan membagi
bahan bakar dengan tekanan tertentu secara tepat sesuai dengan firing
order kesemua injection, dimanan bahan bakar diinjeksikan ke dalam
ruang

bakar

(combustion

chamber).

Kelebihan bahan bakar dari pompa injeksi dan injection nozzle akn
kembali ke tangki bahan bakar (fuel tank) melalui over flow screw dan fuel
return

line.

Sirkulasi bahan bakar seperti ini mendinginkan dan melumasi bagian


pompa injeksi yang bergerak, juga menghangatkan bahan bakar di dalam
tangki bahan bakar untuk mencegah terjadinya pengentalan bahan bakar
di waktu bahan bakar dingin.
Gerakan bolak-balik plunger menaikan tekanan bahan bakar dan
menekan bahan bakar melalui delivery valve ke injection nozzle.
Mechanical governor mengatur banyaknya bahan bakar yang diseprotkan
dari nozzle dengan menggerakan spiil ring sehingga merubah saat akhir
langkah efektif plunger. Fuel injection timing diatur oleh pressure timer,
timer sendiri diatur oleh tekanan pengirim dari feed pump. Posisi tapped
roller diubah-ubah oleh timer untuk mengatur Injection timing. Mesin mati
bila injeksi bahan bakar berakhir : pada saat starter switch off, arus yang

mengalir ke fuel cut off solenoid terputus dan saluran bahan bakar
tertutup oleh solenoid plunger, akibatnya penginjeksian bahan bakar akan
berhenti dan mesin akan mati.

5. Langkah Kerja
Langkah Pembongkaran
1. Setel Klep

Besar celah katup isap (0.25) dan katup buang (0.30).


( Besarnya celah katup pada mesin panas/dingin biasanya
tidak sama )

Lepaskan tutup kepala silinder

Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA


Tanda TMA terletak pada puli motor ( gambar ) atau pada roda
gaya.

Tanda TMA pada


puli motor

Tentukan apakah silinder pertama atau terakhir, yang berada


pada posisi saat akhir langkah kompresi. Pada saat akhir
langkah kompresi, kedua katup mempunyai celah.

Stel katup. Setengah jumlah katup dapat distel. Penyetelan


pertama : silinder yang berada pada posisi saat akhir
kompresi kedua katup dapat distel. Pada silinder berikut,
katup masuk dapat distel. Pada silinder berikutnya lagi, katup
buang dapat distel dan seterusnya. Katup-katup pada silinder
terakhir tidak dapat distel. Lihat gambar berikut : Contoh :
Motor 4 silinder, silinder pertama pada saat akhir langkah
kompresi.

M1

M2

M3

M4

Katup masuk

Katup buang

Katup

yang

dapat

distel
B1

B2

B3

B4

Motor 6 silinder, silinder keenam pada saat akhir langkah


kompresi
M1

M2

B1

B2

M3

B3

M4

B4

M5

B5

M6

B6

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penyetelan katup :

Fuler harus dapat didorong / tarik

Fuler yang berombak harus diganti baru.

Jangan mengencangkan mur-mur terlalu keras Gunakan kunci ring


rata dan obeng yang cocok.

Putar motor satu putaran lagi sampai tanda TMA

Stel celah katup-katup yang lain (setengah jumlah katup )

Pasang tutup kepala silinder,

Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala


silinder serta sambungan-sambungan ventilasi karter.
2. Pembersihan / Penggantian Saringan Udara

Lepas saringan udara

Cuci saringan udara dengan bensin ( masuk dan keluarkan


saringan bensin 3 4 kali ke dalam bak berisi bensin )

Keluarkan oli dari rumah saringan udara, bersihkan rumah


saringan udara dengan bensin kemudian keringkan dengan
pistol udara atau kain lap.

Isi oli pada rumah saringan udara sampai tanda batas


permukaan. Pakai oli mesin yang bersih

Beri sedikit oli kedalam elemen saringan

Pasang

kembali

rumah

saringan.

Perhatikan

kedudukan

paking-pakingnya

Petunjuk
Saringan udara jenis tandon oli perlu dibersihkan setiap 10.000 km.
Pembersihan / penggantian saringan udara jenis kering

Lepas saringan udara

Periksa kondisi saringan udara. Jika kotor sekali harus diganti


baru

Pembersihan saringan udara :

a) Ketok beberapa kali

b) Semprot udara dari dalam


dengan pistol udara

Kadang-kadang saringan udara basah oleh oli. Oli itu berasal dari
sistem ventilasi karter. Bersihkan sistem tersebut dan kontrol :

1. Permukaan batas oli motor ( mungkin terlalu tinggi )


2. Kerapatan cincin-cincin torak. Untuk ini buka tutup pengisi oli pada
saat motor hidup. Jika banyak gas yang keluar, cincin torak bocor,
akibatnya gas tersebut dapat membawa oli mesin sampai saringan
udara.
3. Pasang kembali rumah saringan udara. Pada waktu pemasangan,
perhatikan kedudukan paking-pakingnya

paking

Petunjuk
Saringan udara jenis kering harus diganti baru setiap 20000
40000 km
3. Penggantian Oli Motor dan Saringan Oli
Langkah kerja

Letakkan bak dibawah motor

Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter

Lepas saringan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus.


Kontrol, apakah paking karetnya tak tertinggal pada motor !

Pemilihan saringan oli

Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir saringan dan


diameter paking dahulu

Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup


by-pass atau tidak. Lihat gambar.
Katup by-pass

Aliran oli normal melalui


saringan

Aliran

oli

jika

saringan

tersumbat atau oli masih


dingin ( kental )

Kontrol perlu tidaknya katup anti-balik didalam saringan oli


dengan melihat posisi pengikatan saringan oli terhadap motor.
Jika posisi pengikatan horisontal atau sambungan saringan
dibawah, maka saringan oli harus dilengkapi dengan katup
anti- balik

Katup anti-balik ( karet )

Pasang baut pembuang oli kembali , gunakan paking baru.

Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli


atau vet pada paking saringan oli baru.

Pasang saringan oli baru dan keraskan sedikit dengan tangan.

Isi oli pada motor.

Kontrol, apakah oli tepat pada tanda max !

Bersihkan bagian-bagian mobil yang kotor kena oli

Hidupkan motor dan kontrol kebocoran pada baut pembuang


dan saringan oli yang telah dipasang.

Pengisian oli
Pada motor ini, jangan mengisi oli pada saat busi terlepas.
Waktu busi telepas, tabungnya kendor, maka oli yang akan diisi
mengalir melalui lubang busi ke dalam ruang bakar.
4. Cek v belt, setel / ganti bila sudah rusak
Langkah kerja

Periksa seluruh bagian sabuk penggerak. Sabuk yang rusak


( pada gambar ) harus diganti. Jika tidak dapat diperiksa saat
terpasang, sabuk harus dikeluarkan untuk diperiksa.

Periksa kedudukan sabuk penggerak. Bila kedudukannya pada


puli terlalu dalam, sabuk harus diganti.

Stel ketegangan sabuk penggerak. Letak penyetel biasanya


pada pemegang generator. Gunakan pengungkit. Penyetelan
yang baik : sabuk yang pendek dapat ditekan dengan tangan
10 mm, sabuk yang panjang 15 mm.

Perhatikan ketegangan sabuk penggerak !


Kurang tegang sabuk slip cepat aus
Terlalu tegang bantalan pompa air dan generator menjadi cepat

rusak.

Jika sabuk harus diganti, perhatikan ukurannya


Ukuran sabuk mengikuti normalisasi.
Lebar : 9.5, 10.5, 11.5, 12.5 mm

Panjang : Pentahapannya adalah 25 mm misal : 800, 825, 850 mm dst

Beri vet atau cairan khusus pada sabuk lama yang berbunyi.
5. Kalibrasi Pompa Injektor
6. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang diperoleh, maka dapat diambil
kesimpulan
diantaranya adalah :
1. Pompa

Rotary

memiliki

satu

plunger

namun

mampu

mendistribusikan kepada setiap silinder mesin sesuai dengan


jumlah silinder mesin.
2. Pompa Rotary menggunakan sistem pelumasan bahan bakar solar
menyeluruh di dalam ruang pompa injeksi.
3. Shaft Drive menggerakkan governor, feedpump, camplate.
4. Jumlah bahan bakar ditentukan oleh langkah as flyweight dengan
plat governor.
5. Pompa rotary memiliki sistem otomatis untuk pemutusan bahan
bakar maupun pemasokan bahan baker.
6. Plunger

yang

tergores,

biasanya

diakibatkan

oleh

adanya

pemakaian bahan bakar yang telah terkontaminasi dengan bahan


lain, bisa juga diakibatkan kotoran yang mengendap ditangki dan
terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan dimana
saringan minyak tidak bekerja dengan semestinya dan pelumasan
yang kurang baik.
7. Komponen-komponen yang sering bermasalah adalah seperti Oring yang menjadi keras, busing stang gas yang aus akibat
pemakaian yang terlalu lama, delivery akan aus, bearing yang aus
dan sliding block yang goyang karena telah aus yang diakibatkan
oleh peakaian yang telah lama.
8. Tandatanda kerusakan dari Injection Pump dapat kita ketahui
dengan cara mengamati bunyi yang ditimbulkan oleh mesin pada
saat dioperasikan seperti bunyi mesin yang pincang atau merepet.
9. Dalam pembongkaran Injection Pump kita akan mengetahui
adanya komponen komponen yang mengalami kerusakan dan

perlu dilakukan pengantian guna untuk menjaga kondisi dari


mesin, suara yang ditimbulkan serta tenaga yang dihasilkan.

PRAKTEK 7: TUNE UP MOTOR DIESEL POMPA INJEKSI


TIPE IN-LINE
1. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat membongkar dan memasang secara benar
komponen mesin disel yang harus di tune up.
b. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari masingmasing componen yang harus di tune up.
c. Mahasiswa dapat mengembalikan keadaan mesin seperti semula.

2. ALAT DAN BAHAN

Tool box

Bak

Kain lap

Pompa injeksi tie in line

Obeng +,-.

Feller gauge

3. KESELAMATAN KERJA
1.

Mahasiswa menggunakan sepatu dan pakaian kerja.

2.

Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.

3.

Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja


yang tertera pada lembar kerja.

4.

Menggunakan peralatan sesuai dengan kegunaannya.

5.

Teliti

saat

membongkar

dan

merakit

komponen mesin.
6.

Berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan.

4. DASAR TEORI

Untuk Pompa Injeksi Tipe In line

kembali

komponen-

Pompa Injeksi tipe in line menggunakn filter dengan elemen kertas,


pada bagian atas filter body terdapat sumbat ventilasi udara yang
dipergunakan untuk mengeluarkan udara yang mungkin dapat tercampur
dengan bahan bakar. Pada saat sumbat ventilasi udara dilonggarkan,
gerakan priming pump akan mengeluarkan udara dari sistem bahan
bakar. Priming pump pada pompa injeksi tipe in line merupakan satu unit
bersama feed pump yang dipasangkan pada body pompa injeksi Water
sedimenter

yang

dipergunakan

tipenya

sama

dengan

pada

tipe

distributor, biasanya dipasangkan terpisah dari sarigan bahan bakar.

Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar dan
menekan bahan bakar yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi.
Pompa injeksi tipe in line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya
sama dengan jumlah silinder pada mesin.

Cam menggerakan plunger

sesuai dengan firing order mesin. Gerak lurus bolak-balik dari plunger ini
menekan bahan bakar dan mengalirkannnya ke injection nozzle melalui
delivery valve. Delivry valve memegang dua peranan penting : mencegah
aliran bahan bakar balik dari saluran bahan bakar ke daerah plunger dan
menghisap bahn bakar dari injection nozzle untuk menghentikan injeksi
dengan cepat.

Plunger dilumasi oleh bahan bakar diesel dan cam shaft oleh minyak
pelumas mesin. Governor mengatur banyaknya bahan bakar yang
disemprotkan oleh injection nozzle dengan menggeser control rack.
Governor dibedakan dalam dua tipe yaitu : simple mechanical sentrifugal
governor dan combined governor yang merupakan kombinasi antara
pneumatic governor dengan mechanical centrifugal governor. Timing
injeksi bahan bakar diatur oleh automatic centrifugal timer. Timer
mengatur putaran camshaft.Mesin mati jika control rack digerakan kearah
akhir bahan bakar.

5. Langkah kerja
Berdasarkan praktek yang telah dilakukan proses tune up yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
Setel klep
Pembersihan / Penggantian Saringan Udara
Penggantian Oli Motor dan Saringan Oli
Cek v belt, setel / ganti bila sudah rusak
Kalibrasi pompa injektor
Pemeriksaan sambungan selang bahan bakar
Tune up adalah mengembalikan keadaan mesin pada kondisi semula
dengan cara menservice komponen mesin diesel serta mengganti

komponen-komponen mesin diesel yang telah rusak. Berikut adalah


tune up yang dilakukan.

6. Kesimpulan dan saran


Berdasarkan praktek yang telah dilakukan maka perlu adanya
penggantian pada beberapa komponen yang telah mengalami
keausan, selain itu dapat disimpulkan dari hasil praktek adalah
sebagai berikut :

Celah

katup

terlalu

longgar

sehingga

perlu

adanya

penyeragaman celah katup.

Keadaan v belt masih dalam keadaan baik.

Saringan udara masih layak digunakan.

Volume penyemprotan bahan bakar tidak sama, sehingga


perlu dilakukan pengkalibrasian.

PRAKTEK 8: KALIBRASI POMPA INJEKSI INLINE


2. Tujuan

a. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat pengetesan pompa


injeksi (tes bench).
b. Mahasiswa mampu menyetel langkah pendahuluan.
c. Mahasiswa mampu memeriksa dan menyetel sinkronisasi antar
masing masing silinder.
d. Mahasiswa mampu menyetal batas putaran maksimum.

3. Keselamatan Kerja

a. Hindari lengan baju yang terlalu longgar.


b. Hindarkan tumpahan solar ke lantai.
c. Jangan mengerem motor listrik dengan tangan pada saat
putaran dihentikan.
d. Hati hati terhadap cipratan solar saat pengetesan.

4. Alat dan Bahan

a. Alat
Tes bench dan peralatannya.
Obeng +
Obeng
b. Bahan
Pompa injeksi inline

5. Dasar Teori

a. Pompa Injeksi Inline


Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin yang
digerakkan oleh crankshaft melalui timing gear atau sebuah
timing belt.
Pada pompa injeksi inline, feed pump menghisap bahan
bakar dari tangki bahan bakar dan menekan bahan bakar
yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi
tipe inline mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama
dengan jumlah silinder pada mesin. Cam menggerakkan
plunger sesuai dengan firing order mesin. Gerak lurus bolak
balik

dari

plunger

ini

menekan

bahan

bakar

dan

mengalirkannya ke injection nozzle melalui deliveri valve.


Deliveri valve memegang dua peranan penting yaitu
mencagah aliran bahan bakar balik dari saluran bahan bakar

ke daerah plunger dan menghisap bahan bakar dari injection


nozzle untuk menghentikan injeksi dengan cepat.
Plunger dilumasi oleh bahan bakar diesel dan cam shaft
oleh minyak pelumas mesin. Governor mengatur banyaknya
bahan bakar yang disemprotkan oleh injection nozzle dengan
menggeser control rack. Governor dibedakan menjadi dua tipe
yaitu Simple Mechanical Sentrifugal Governor dan Combined
Governor merupakan kombinasi antara Pneumatic Governor
dengan Mechanical Sentrifugal Governor. Timing injeksi bahan

bakar diatur oleh automatic centrifugal timer. Timer mengatur


putaran camshaft.
Mesin mati jika control rack digerakkan ke arah akhir
bahan bakar.

Keterangan:
1. Tangki Bahan Bakar
2. Water Sedimenter

4. Saringan Halus
5.
Pompa
Injeksi

Inline
3. Priming Pump

b. Elemen Pompa dan pengatur volume


Saluran tekan
Katup
Ruang Pengalir
Hisap
Barel / Silinder
Plunyer
Kontrol Pinion
Kontrol Rak / Batang
Pengatur
Kontrol
Sleve
Flens penggerak
plunyer
Pegas
Plunyer
Dudukan Pegas
Sekrup Penyetel
Penumbuk Rol

Poros Nok
Nok
Pompa Pengalir

Elemen Pompa Satu Lubang


Pada barel yang terdapat
satu lubang yang berfungsi
untuk

memasukkan

solar

kedalam ruang diatas plunyer.


Lubang

ini

berhubungan

langsung dengan ruang isap


pada pompa injeksi.
Sistem ini digunakan untuk
pompa

injeksi

mempunyai

yang

elemen

ukuran

kecil.
Keterangan:
3. Celah memanjang

3. Plunyer

5.

pengontrol
4. Barel
4. Lubang Pemberi
Elemen Pompa Dua Lubang
Pada barel yang
dengan

Alur

dilengkapi

dua

lubang

pemasukan solar.
Pemasukan
solar

dapat

dilakukan lebih cepat. Sistem


ini

digunakan

injeksi

pada

yang

pompa

mempunyai

volume penyemprotan besar.


Keterangan:
1. Lubang pemberi
c. Posisi plunyer elemen pompa dua lubang pemberi dari
titik mati bawah (TMB) sampai titik mati atas (TMA).

a. Plunyer pada posisi TMB (titik mati bawah)


Solar masuk dari ruang isap pompa injeksi melalui lubang
pemberi keruang barel
b. Langkah awal
Plunyer bergerak keatas, alur bagian atas plunyer menutup
lubang pemberi
c. Langkah penekanan
Plunyer menekan solar keatas sampai katup penyalur membuka
d. Langkah akhir (TMA)
Alur pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi, sisa solar
yang bertekanan tinggi kembali keruang isap pompa injeksi

d. Cara kerja plunyer

e. Plunyer pada posisi TMB (Titik Mati Bawah)


Bahan bakar masuk melalui lubang pemberi pada barel kedalam
ruang diatas plunyer
f.

Langkah awal
Karena poros nok, plunyer akan bergerak ke TMA sampai lubang
pemberi tertutup oleh alur pada bagian atas plunyer

g. Langkah lepas
Plunyer bergerak keatas dari batas langkah awal sampai katup
penyalur membuka. Pada langkah ini solar tertekan melawan pegas
katup penyalur.
h. Langkah produktif

Plunyer bergerak keatas, katup penyalur terbuka didalam ruang


tekan terjadi tekanan tinggi solar mengalir melalui pipa tekanan
tinggi ke nozel injeksi. Langkah ini akan berakhir apabila alur
pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi, sehingga tidak
ada lagi penekanan solar ke nozel injeksi.
g. Langkah sisa
Plunyer bergerak ke atas sampai titik mati atas (TMA). Pada langkah
ini tidak ada penekanan solar. Ruang tekanan tinggi A berhubungan
dengan ruang isap B melalui celah panjang. Akibat dari langkah ini,
plunyer bergerak dari TMA ke TMB karena pegas plunyer
h. Langkah total
Langkah total adalah langkah bolak-balik plunyer dari TMB ke TMA.
Langkah ini dapat dinyatakan dengan rumus :

L tot = L1 + L2 + L3 + L4

e.

L tot

= Langkah total

L1

= Langkah awal

L2

= Langkah lepas

L3

= Langkah produktif

L4

= Langkah sisa

Pengaturan Volume
Jumlah pengiriman bahan bakar diatur oleh governor sesuai
dengan kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan batang
pengatur yang berkaitan dengan klem pinion pengontrol yang
bebas terhadap silinder.
Flens penggerak plunyer berkaitan dengan bagian bawah
kontrol sleve. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tergantung
dari posisi plunyer dan perubahan besarnya langkah efektif.

Langkah efektif plunyer berubah bila plunyer berputar oleh


tenaga dari governor batang pengontrol pinion pengontrol
kontrol sleve plunyer (melalui flens penggerak plunyer)
Langkah efektif adalah gerakan plunyer dari titik setelah
menutup lubang pemberi sampai alur pengontrol bertemu dengan
lubang pemberi. Jadi langkah efektif akan berubah sesuai dengan
posisi plunyer dan jumlah bahan bakar yang disemprotkan sesuai
dengan besarnya langkah efektif.

6. Langkah Kerja
Nama-nama bagian dari test bench pompa injeksi

Keterangan:
1. Dudukan pengukur jumlah
penyemprotan
2. Rak

ayun

dengan

9. Tutup panel listrik


10.

pemegang

pompa
3. Landasan untuk pompa injeksi

penyemprotan
11.

Penunjuk

temperatur

untuk

tekanan

untuk

minyak

4. Katup pengatur tekanan minyak 12.


tes

Penunjuk Rpm dan langkah

Penunjuk

minyak tes

5. Katup pengontrol untuk vakum


dan pemanas

13.

Tuas pemindah gigi transmisi

14.

Flywheel

6. Stop kontak untuk lampu

dengan

penggerak

kopiling

7. Tombol ON - OFF

15.

Tuas transmisi hidrostatik

8. Sakelar utama

16.

Tempat minyak tes

Langkah langkah:

Pasang pompa injeksi pada test bench

Pasang slang bahan bakar dan tekanan tinggi


Tutup lubang saluran pengembali pada pompa
yang menggunakan saluran balik

Beri minyak pelumas pada pompa injeksi 50


cc apabila pompa baru dibongkar

Hidupkan test bench dan lakukan pembuangan


udara

Lakukan

penyetelan

langkah

pendahuluan

(prestroke) dengan jalan :

Buka kran kran-kran pada semua injektor tes

Naikkan tekanan minyak tes dengan katup

pengontrol no. 4

Putar poros nok sampai elemen injeksi no. 1


pada posisi TMB

Pasang dial indikator dan pemegangnya dan stel


dial indikator pada posisi nol
Putar poros nok searah putaran pompa sampai
aliran bahan bakar pada injektor tes mulai
berhenti

Baca skala pada dial indikator.

Data yang tepat lihat buku manual

Apabila hasil pengetesan tidak sesuai dengan


spesifikasi, kendorkan mur kontra dan baut
penyetel pada penumbuk rol kekiri atau ke
kanan

Kencangkan kembali mur kontra

Lakukan pengetesan sekali lagi

Pemeriksaan/penyetelan sinkronisasi saat penyemprotan masing-masing


silinder

Gunakan silinder no. 1 sebagai basis

Sesuaikan

penunjuk

dengan

skala

derajat

flywheel pada posisi nol

Periksa sinkronisasi dimulainya saat penyemprotan untuk semua silinder


sesuai dengan penyemprotan.
Contoh urutan penyemprotan :
4 silinder

: 1 3 4 2 interval 90

6 silinder

: 1 5 3 6 2 4 interval 60

Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai, lakukan penyetelan seperti


langkah pendahuluan.
Penyetelan volume bahan bakar yang disemprotkan

Pasang

saluran

pengembali

dengan

katup

pengalir pada pompa sistem bilas

Lepas tutup batang pengatur dan pasang

indikator

Tarik batang pengatur pada posisi stop dan


stel dial indikator pada skala nol

Lakukan pengetesan jumlah penyemprotan


bahan bakar. Pada bermacam-macam posisi
batang pengatur dan putaran

pompa

Apabila volume penyemprotan tidak sesuai dengan spesifikasi, lakukan


penyetelan sebagai berikut :

Kendorkan sekrup klem plunyer

Putar plunyer kontrol sleve ke kiri atau ke


kanan
Catatan: Plunyer kontrol sleve diputar kekiri,
jumlah penyemprotan bertambah banyak
dan

apabila

diputar

kekanan

jumlah

penyemprotan berkurang.

7. Kesimpulan

Pompa injeksi adalah komponen sistem bahan bakar motor diesel


yang berfungsi untuk memompa dan mendistribusikan solar

tekanan tinggi ke masing-masing silinder.


Pengkalibrasian pompa injeksi bertujuan untuk mendapatkan

jumlah bahan bakar yang seragam pada setiap silinder.


Jumlah bahan bakar yang tidak seragam pada tiap silinder
menimbulkan

getaran

pada

mesin,

mesin

kasar,

tenaga

berkurang dan polusi berlebihan.


Pengkalibrasian pompa injeksi inline biasanya dilakukan setiap
100.000 km

Anda mungkin juga menyukai