Oleh : Zafri
ABSTRAK
Tulisan ini disari dari draf awal buku saku pembelajaran sejarah yang
sedang ditulis, sebagai bahan pengantar untuk meningkatkan kompetensi
calon pendidik dalam pembelajaran sejarah. Ide pokok dari tulisan ini
merupakan bagian kedua dari tujuan pembelajaran sejarah pada Standar Isi
setelah berpikir proses yang juga di muat dalam jurnal ilmiah ini. Maka
khusus pada tulisan ini dibahas tentang berpikir kritis dalam pembelajaran
sejarah. Banyak orang mengatakan bahwa salah satu ciri orang pintar
adalah mampu berpikir kritis. Berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep
yang matang dan mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak
tepat dengan cara yang baik. Tulisan ini bertujuan memberikan kajian
tentang cara melatih berpikir kritis dalam pembelajaran materi sejarah,
tentunya untuk membantu siswa menjadi seorang yang mampu berpikir
kritis.
Pendahuluan
Pada prakteknya penerapan proses belajar mengajar kurang
mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir kritis. Dua faktor
penyebab berpikir kritis tidak berkembang selama pendidikan adalah
kurikulum yang umumnya dirancang dengan target materi yang luas
sehingga guru lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya
pemahaman guru tentang metode pengajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis.
Persoalannya, apakah berpikir kritis dapat dilatih? Menurut para ahli,
melatih berpikir kritis dapat dilakukan dengan cara mempertanyakan apa
yang dilihat dan didengar. Setelah itu, dilanjutkan dengan bertanya mengapa
dan bagaimana tentang hal tersebut. Intinya, jangan langsung menerima
mentah-mentah informasi yang masuk. Dari mana pun datangnya, informasi
yang diperoleh harus dicerna dengan baik dan cermat sebelum akhirnya
disimpulkan. Karena itu, berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hatihati dan tidak grusa-grusu dalam menyikapi permasalahan.
Ada pandangan lain untuk meningkatkan sikap kritis. Menurut
penelitian para ahli neurolinguistik, cabang ilmu yang mengkaji bahasa dan
mempertimbangkan penalarannya
memperoleh kebenaran.
dan
mencari
informasi
lain
untuk
faktor
yang
mempengaruhi
berpikir
kritis
siswa,
Kondisi fisik: menurut Maslow dalam Siti Mariyam (2006:4) kondisi fisik
adalah kebutuhan fisiologi yang paling dasar bagi manusia untuk menjalani
kehidupan. Ketika kondisi fisik siswa terganggu, sementara ia dihadapkan
4)
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran Kontekstual