Anda di halaman 1dari 6

Jenis Penelitian Berdasarkan Karakteristik Penelitian

Metode
Experimental

Tema
Studies on the Transmission
of Malignant Cattarhal fever in
experimental Animals : Bali
cattle in close contact with
sheep

Paragraf
Sebuah studi tentang
penularan buatan malignant
catarrhal fever (MCF) secara
kontak langsung antara sapi
Bali
yang
dikandangkan
berdekatan dengan kandang
domba bunting dan domba
baru melahirkan dilaksanakan
pada dua flok sapi dan domba
pada kurun waktu berbeda.
Hasil uji PCR menunjukkan
bahwa agen penyebab MCF
dapat
dideteksi pada peripheral
blood leucocytes (PBL) dan
sekresi mata, hidung dan
vagina
domba-domba
tersebut. Virus pada
sekresi
domba
tersebut
diduga dapat menyebar dan
mengakibatkan kelima sapi
Bali tersebut tertulari MCF.

Historis
deskriptik

IDENTIFIKASI GRADE SAPI


BALI BETINA BIBIT DAN
KOEFISIEN
REPRODUKSI
SAPI BETINA DI PROPINSI
NUSA TENGGARA BARAT

Tujuan penelitian ini adalah


untuk menentukan grade dan
koefisien reproduksi sapi Bali
betina bibit di NTB.
Untuk menentukan grade sapi
dilakukan
pengukuran
terhadap
berat
badan,
panjang badan, tinggi gumba,
lingkar
dada,
dan
pengamatan
eksterior,
kemudian
data
dianalisis
dengan alat bantu statistik
deskriptif. Untuk
mengetahui koefisien teknis
reproduksi
dilakukan
wawancara
kepada
para

perkembangan

RANCANG BANGUN ALAT

peternak dan selanjutnya data


dianalisis
secara
deskriptif
dengan
bantuan tabel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: dengan
kriteria Ditjen Peternakan
2006,
berdasarkan tinggi gumba
(TG), grade sapi Bali betina
bibit di NTB dapat diklasifikasi
menjadi, grade I = 36,5%; II =
49%; III = 7,5%; dan tidak
masuk grade (TMG) = 7%;
berdasarkan panjang badan
(PB): grade I = 38,5%; II =
46%;
III = 7,5%; dan TMG = 8%.
Apabila
diklasifikasi
berdasarkan wilayah pulau,
nampak bahwa grade sapi
Bali betina
bibit di Pulau Sumbawa lebih
baik dari pada di Pulau
Lombok. Grade sapi bibit di
Pulau Lombok berdasarkan
TG:
grade I = 19,8%; II = 62%; III
= 11%; dan TMG = 7%;
berdasarkan PB: grade I =
18,8%; II = 61%; III = 10%;
dan
TMG = 9%. Grade sapi bibit di
Pulau Sumbawa berdasarkan
TG: grade I = 57%; II = 34%;
III = 3%; dan TMG = 7%;
berdasarkan PB: I = 61%; II =
29%; III = 4%; dan TMG =
6%. Dari sisi koefisien teknis
reproduksi, jarak beranak dan
umur pedet disapih masih
cukup panjang, yaitu masingmasing sekitar 15 bulan dan 6
bulan.
Pada umumnya termometer

PENGUKUR SUHU TUBUH


DENGAN TAMPILAN
DIGITAL DAN KELUARAN
SUARA BERBASIS
MIKROKONTROLLER AVR
AT MEGA 8535

dirancang untuk orang yang


memiliki kondisi fisik normal
terutama dalam kemampuan
melihat.
Orang
yang
mempunyai
keterbatasan
pengelihatan, akan menemui
kesulitan
dalam
menggunakan thermometer
yang ada. Berkaitan dengan
masalah tersebut, laporan
Skripsi
ini
menjelaskan
tentang rancang bangun alat
pengukur suhu tubuh dengan
tampilan digital dan keluaran
suara berbasis mikrokontroller
AVR
At
Mega
8535.
Perangkat keras alat ini terdiri
dari sensor suhu LM35, At
Mega 8535, Memory 24C32A,
LCD 16x2, dan Speaker Aktif.
Untuk
dapat
merancang
sistem, maka pertama kali
dilakukan proses mengubah
suhu
menjadi
tegangan
analog menggunakan sensor
suhu LM35. Tegangan analog
tersebut kemudian diubah
menjadi
data
digital
menggunakan ADC internal
dari Mikrokontroler At Mega
8535. Kemudian diolah oleh
Mikrokontroller ATmega8535
dan ditampilkan melalui LCD
16x2 untuk output suara
dengan Speaker aktif yang
sebelumnya rekaman suara
disimpan di memory 24C32A
dalam
format
WAV.
Kata kunci : Thermometer,
Mikrokontroler
AVR
ATMega8535, LM35, LCD
16x2,
Speaker,
Memory
24C32A, ADC.

Kasus dan lapangan


korelasional

Growth Hormone Gene


Polymorphism and Its
Association with Partial
Cumulative Milk Yields of
Holstein Friesian Dairy
Cattle

Growth hormone gene (GH


gene) plays an important
role in regulating body
growth and in developing
mammary gland, similar
with its interaction to
specific receptors. The GH
gene has been considered
as one of candidate gene
associated with selection
on lactation trait and milk
production. This study was
aimed to determine genetic
polymorphism of the GHAluI gene and to associate
its genotype variants on
various
15-d
partial
cumulative milk yields in
Holstein Friesian (HF) dairy
cows. A number of 370
blood
samples
were
collected
from
six
HF
populations,
respectively
from small dairy farmer
under the supervision of
the North Bandung Milk
Cooperation
(NBMC)
in
Cilumber (98) and Pasir
Kemis village (96), Dairy
Cattle
Breeding
and
Improvement
Station
(Cikole DCBIS) Cikole (88),
Lembang
Artificial
Insemination
Center
(Lembang
AIC)
(17),
Singosari
Artificial
Insemination
Center
(Singosari AIC (32), and
Cipelang Livestock Embryo
Center (Cipelang LEC) (40).
A
polymerase
chain
reaction
restriction
fragment
length
polymorphism (PCR-RFLP)
method
was
used
to

identify variant genotypes


of the GH gene using AluI
restriction
enzyme.
Genotyping
results
produced
only
two
genotypes, i.e. LL and LV
genotypes,
without
VV
genotype. Frequency of the
former
was
dominant,
whilst that was low for the
latter (89% vs. 11%);
leading to the frequency of
L allele was very high
(94%) compared to that of
V allele (6%). No significant
association between variant
genotypes (LL and LV) and
various
15-d
partial
cumulative milk yields.

Kausal komparatif
tindakan

Penelitian di lakukan di Kota Ternate, dan bertujuan untuk mengenal dan memahami profil
daerah dan profil UMKM, kebijakan pemerintah yang terkait dengan pengembangan UMKM,
peranan perbankan dalam pengembangan UMKM dan memberikan informasi tentang KPJU
unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan serta memberikan rekomendasi
kebijakan dalam rangka pengembangan KPJU unggulan UMKM yang dikaitkan dengan
kebijakan pemerintah di suatu kabupaten/kota. Hasil penelitian menunjukkan untuk kota
Ternate, Ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor ekonomi adalah Sektor Perkebunan,
Peternakan, Angkutan, Perikanan dan Peternakan. Adapun KPJU unggulan di Kota Ternate
yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1). Pala, 2). Ternak Sapi, 3). Ojek Sepeda Motor, 4).
Ikan Tongkol, 5). Kambing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan grade dan koefisien reproduksi sapi Bali betina
bibit di NTB. Penelitian dilakukan di Kabupaten Lombok Barat mewakili Pulau Lombok dan
Kabupaten Dompu mewakili Pulau Sumbawa. Untuk menentukan grade sapi dilakukan
pengukuran terhadap berat badan, panjang badan, tinggi gumba, lingkar dada, dan
pengamatan eksterior, kemudian data dianalisis dengan alat bantu statistik deskriptif.Untuk
mengetahui koefisien teknis reproduksi dilakukan wawancara kepada para peternak dan
selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dengan bantuan tabel. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: dengan kriteria Ditjen Peternakan 2006,berdasarkan tinggi gumba (TG),
grade sapi Bali betina bibit di NTB dapat diklasifikasi menjadi, grade I = 36,5%; II = 49%; III =
7,5%; dan tidak masuk grade (TMG) = 7%; berdasarkan panjang badan (PB): grade I = 38,5%;
II = 46%; III = 7,5%; dan TMG = 8%. Apabila diklasifikasi berdasarkan wilayah pulau, nampak
bahwa grade sapi Bali betina bibit di Pulau Sumbawa lebih baik dari pada di Pulau Lombok.
Grade sapi bibit di Pulau Lombok berdasarkan TG: grade I = 19,8%; II = 62%; III = 11%; dan
TMG = 7%; berdasarkan PB: grade I = 18,8%; II = 61%; III = 10%; dan TMG = 9%. Grade sapi
bibit di Pulau Sumbawa berdasarkan TG: grade I = 57%; II = 34%; III = 3%; dan TMG = 7%;
berdasarkan PB: I = 61%; II = 29%; III = 4%; dan TMG = 6%. Dari sisi koefisien teknis
reproduksi, jarak beranak dan umur pedet disapih masih cukup panjang, yaitu masing-masing
sekitar 15 bulan dan 6 bulan.
Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT)
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
membantu guru meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika

Anda mungkin juga menyukai