PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau
sebab-sebabnya dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut dalam makalah ini kami akan
membahas tentang mekanisme perubahan suhu tubuh.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana mekanisme perubahan suhu tubuh pada manusia?
2. Dari mana asal panas pada tubuh manusia?
3. Bagaimana sistem pengaturan suhu tubuh?
4. Apa fungsi dari reseptor suhu?
5. Bagaimana penjalaran sinyal suhu tubuh pada system saraf?
6. Apa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh?
7. Apa saja yang mengganggu pengaturan suhu tubuh?
C. Tujuan
1. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang mekanisme perubahan suhu
tubuh.
2. Dapat mengetahui tentang asal panas suhu tubuh manusia, system pengaturan suhu tubuh,
reseptor suhu, penjalaran sinyal suhu tubuh pada system saraf.
3. Mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi suhu tubuh serta gangguan suhu suhu
tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASAL PANAS PADA TUBUH MANUSIA
1
Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung pada tingkat
metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:
1. BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid.
2. Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan panas.
3. Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot yang merupakan upaya.
4. Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis). Hal ini terjadi pada bayi baru
lahir. Sumber energi pembentukan panas ini ialah brown fat. Pada bayi baru lahir, brown fat
ditemukan pada skapula, aksila, dan area ginjal. Brown fat berbeda dengan lemak biasa,
ukurannya lebih kecil, mengandung lebih banyak mitokondria, banyak dipersarafi saraf simpatis,
dan kaya dengan suplai darah. Stimulasi saraf simpatis oleh suhu dingin akan meningkatkan
konsentrasi cAMP di sel brown fat, yang kemudian akan mengativasi fosforilasi oksidatif di
mitokondria melalui lipolisis. Hasil dari fosforilasi oksidatif ialah terbentuknya panas yang
kemudian akan dibawa dengan cepat oleh vena yang juga banyak terdapat di sel brown fat.
Brown fat ini merupakan sumber utama diet-induced thermogenesis. Pengeluaran panas (heat
loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat
kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air.
Radiasi ialah emisi energi panas dari permukaan tubuh dalam bentuk gelombang elektromagnetik
melalui suatu ruang. Konduksi ialah perpindahan panas antara obyek yang berbeda suhunya
melalui kontak langsung obyek tersebut. Konveksi ialah perpindahan panas melalui aliran udara/
air. Evaporasi ialah perpindahan panas melalui ekskresi air dari permukaan kulit dan saluran
pernapasan saat bernapas. Keseimbangan panas (Silverthorn, 2004).
B. SISTEM PENGATURAN SUHU TUBUH
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,
hipotermi, dan febris. Suhu dapat di bagi, antara lain:
a) Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala,
dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.
b) Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan
subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
c) Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan suhu inti
dan suhu kulit.
Pengukuran suhu tubuh ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:
2
C. RESEPTOR SUHU
Stimulus dapat datang dari lingkungan luar salinitas, suhu udara, kelembapan, cahaya.
Alat penerima rangsang disebut reseptor, sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor.
Reseptor saraf yang paling sederhana hanya berupa ujung dendrit dari suatu sel syaraf (neuron) ,
tidak meliputi selubung / selaput myelin dan dapat di temukan pada reseptor rasa nyeri (free
nerve ending) atau nociresetor.
BERDASARKAN LOKASI SUMBER RANGSANG
1. INTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang dari dalam
tubuh. KHEMORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi memantau pH,kadar gula dalam
darah dan kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah.
2. EKSTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi menerima rangsang dari lingkungan
di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat pendengaran) dan cahaya
(dalam alat pengelihatan).
HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DENGAN EFEKTOR
Dalam system syaraf,reseptor biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik
(AFFERENT) sedang efektor erat dengan syaraf motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi
sebagaipengubah energy, mengubah bentuk suatu energy menjadi bentuk tertentu. dan di
dalam reseptor semua energy di ubah menjadi energy listrik dan selanjutnya akan membawa
ke perubahan elektrolit sehingga timbul potensial aksi.
LANJUTAN HUBUNGAN RESEKTOR DAN EFEKTOR
Apabila suatu resektor menerima rangsangan yang sesuaimaka membrane
reseptor akan mengalami peritiwa potensial aksi. Jika rangsangan yang diterima reseptor
cukup kuat potensial reseptor yang timbul akan lebih kuat. Makin besar rangsangan yang di
terima, makin besar pula potensial local yang di hasilkan sehingga dapat melampoi batas
ambang perangsangan pada membrane potensial generator.
D. PENJALARAN SINYAL SUHU TUBUH PADA SISTEM SARAF
Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh adalah suatu
kumpulan neuron-neuron di bagian anterior hypothalamus yaitu: Preoptic area. Area ini
menerima impuls-impuls syaraf dari termoreseptor dari kulit dan membran mukosa serta
dalam hipotalamus. Neuron-neuron pada area peroptic membangkitkan impuls syaraf pada
frekwensi tinggi ketika suhu darah meningkat dan frekwensi berkurang jika suhu tubuh
3
menurun. Impuls-impuls syaraf dari area preoptic menyebar menjadi 2 bagian dari
hipotalamus diketahui sebagai pusat hilang panas dan pusat peningkatan panas, dimana
ketika distimulasi oleh area preoptic, mengatur kedalam serangkaian respon operasional
yang meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh secara berturut-turut. Termoregulasi adalah
proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara
aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu dingin atau hangat
(Myers, 1984). Pusat pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika
hipotalamus terganggu maka mekanisme engaturan suhu tubuh juga akan terganggu dan
mempengaruhi thermostat tubuh manusia. Mekanisme pengaturan suhu tubuh manusia erat
kaitannya antara kerja sama system syaraf baik otonom, somatic dan endokrin. Sehingga
ketika membahas mengenai pengaturan suhu oleh system persyarafan maka tidak lepas pula
kaitannya dengan kerja system endokrin terhadap mekanisme pengaturan suhu tubuh seperti
TSH dan TRH.
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi
oleh berbagai factor yaitu :
1. Exercise
: Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15x,
sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20x dari
basal
2. Hormon
ratenya.
: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengaturpengatur utama basal metabolisme rate. Hormon lain
adalah
meningkatkan
3. Sistem syaraf
postganglionik
syaraf
otonom
terstimulasi.
Neuron-neuron
merangsang pelepasan
hormon
epinephrine
adrenal
dan
sehingga
meningkatseiring
dengan
pertumbuhan
bayi
memasuki masa
mencapai
akibat
kontrol vasomotor),
penurunan
jumlah
jaringan
keringat,
penurunan
tubuh
dipertahankan
adalah mendekati suhu
yang hilang.
F. GANGGUAN PENGATURAN SUHU TUBUH
Diantaranya disebabkan oleh:
1. Demam
: mekanisme pengeluran panas tidak mampu mengimbangi
produksi panas. Demam terjadi karena perubahan set point hipotalamus.
2. Kelelahan akibat panas: terjadi apabila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebih.
3. Hipertermia
: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan
tubuh untuk mengeluarkan panas.
4. Heat stroke
: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama.
5. Hipotermia
: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin.
Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:
1. ketiak/ axilae
: termometer didiamkan selama 10-15 menit
2. anus/ dubur/ rectal
: termometer didiamkan selama 3-5 menit
3. mulut/ oral
: termometer didiamkan selama 2-3 menit
Adapun suhu tubuh normal menurut usia sebagai berikut: USIA SUHU (DERAJAT
CELCIUS)
3 BULAN 37,5
6 BULAN 37,5
1 TAHUN 37,7
3 TAHUN 37,2
5 TAHUN 37,0
7 TAHUN 36,8
9 TAHUN 36,7
11 TAHUN 36,7
13 TAHUN 36,6
5
DEWASA 36,4
>70 TAHUN 36,0
FISIOLOGI TERKAIT DENGAN MEKANISME PENGATURAN SUHU
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan
meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus
posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah,
piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid
dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate.
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang
membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat
meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000). Thermoreseptor di kulit dan
hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic dan pusat peningkata panas di
hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH
(Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf
dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior
untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan
TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.
Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai nilai
normal, diantaranya adalah :
1. Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang menyebabkan
pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi menurunkan aliran
darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya
kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi
metabolic melanjutkan untuk produksi panas.
2. Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang pelepasan
epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya, menghasilkan
peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi panas.
3. Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulang-ulang yang
disebut menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh dapat meningkat 4x
dari basal rate hanya dalam waktu beberapa menit
4. Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid
kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan
metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal
maka putaran mekanisme feed back negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas.
Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area
preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat
peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh
6
darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui
radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih
hangat ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang,
dan tidak terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit
melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit,
kulit menjadi lebih dingin. Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu
mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Skema Mekanisme Feedback Negatif
Menghemat Atau Meningkatkan Produksi Panas Menurun menurun Diambil dari Tortora,
2000 halaman 900.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan
atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui
pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima
rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh
dipengaruhi
Diambil
pada
14
Februari
2006
dari
http://joe.endocrinologyjournals.
systems.
Diambil
pada
13
Februari
2006
dair