Anda di halaman 1dari 11

STROKE

A; Definisi
Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak vocal maupun
global akut, yang berlangsung lebih dari 24 jam, akibat gangguan aliran darah
otak (WHO, 1998). Sementara menurut Iskandar (2005) bahwa stroke adalah
penyakit gangguan fungsional otak vokal maupun global akut dengan gejala
dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang sebelumnya tanpa peringatan,
dan yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian,
akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun non
perdarahan.
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C.
Suzanne, 2002, hal 2131)
B; Patofisiologi
Otak mendapat suplai darah secara konstan dari jantung guna mendukung
metabolisme cerebral. Otak sangat sensitive terhadap kekurangan oksigen
karena aktivitas otak selalu berlangsung. Otak tidak memiliki pembuluh darah
kolateral.
Otak tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa, jika otak tidak
mendapat suplai darah yang cukup akan menyebabkan kerusakan jaringan.
Hipoxia akan menyebabkan iskemi. Iskemi lebih dari 15 menit menyebabkan
defisit neurology permanen sedangkan kurang dari 15 menit menyebabkan
defisit sementara.
Gangguan auran darah otak yang mengakibatkan stroke dapat disebabkan
oleh penyempitan atau tertutupnya salah satu pembuluh darah ke otak yang
terjadi karena adanya : Trombosis Cerebral, Emboli Cerebral dan Perdarahan
Intracerebral

C; Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1; Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
2; Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
3; Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)

D; Faktor resiko pada stroke


1; Hipertensi
2; Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,
fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
3; Kolesterol tinggi
4; Obesitas
5; Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6; Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
7; Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan
kadar estrogen tinggi)
8; Penyalahgunaan obat ( kokain)
9; Konsumsi alkohol
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)

E; Manifestasi klinis
1; Gejala dan tanda yang sering di jumpai pada penderita dengan stroke
adalah :
2; Adanya serangan deficit neurologist / kelumpuhan tokal, seperti
hemiparesis, yaitu lumpuh sebelah badan yang kanan atau yang kiri saja.
3; Baal atau mati rasa sebelah badan kurang, terasa kesemutan, terasa seperti
cabai seperti terbakar.
4; Mulut mencong, lidah mencong bila diluruskan
5; Bicara jadi pelo, rero
6; Sulit menelan, minum suka keselek
7; Sulit berbahasa, kata yang di ucapkan tidak sesuai keinginan atau
gangguan bicara berupa pelo, rera, sengau, dan kata -kata tidak dapat
dimengerti atau tidak dipahami (afasia)
8; Bicara tidak lancar, hanya sepatah-patah kata yang terungkap
9; Bicara tidak ada artinya da tidak karuan
10; Tidak memahami pembicaraan orang lain
11; Tidak mampu membaca dan menulis, dan tidak memahami tulisan
12; Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil
13; Tidak dapat berhitung, kepandaian menurun
14; Menjadi pelupa (dimensia)
15; Vertigo (pusing, puyeng), atau perasaan berputar yang menetap saat tidak
beraktivitas
16; Onset/awal terjadinya penyakit cepat dan mendadak pada saat bangun
tidur/istirahat
17; Biasanya sebelumnya ada serangan kelumpuhan sementara (TIA=transient
ischemic attack)
18; Penglihatan terganggu, sebagai lapang tidak terlihat, gangguan pandangan
tanpa rasa nyeri, pemglihatan gelao atau ganda sesaat (hemianopsia)
19; Tuli satu telinga atau pendengaran berkurang
20; Menjadi mudah menangis dan tertawa

21; Kelopak mata sulit dibuka atau terjatuh


22; Banyak tidur, selalu mau tidur
23; Gerakan tidak terkoordinasi, kehilangan keseimbangan, sempoyongan,
atau kehilangan koordinasi sebelah badan
24; Gangguan kesadaran pingsan sampai koma

F;

Patways
Stroke
Trombus/emboli di cerebral
Suplai darah ke jaringan cerebral tidak adekuat

Perfusi jaringan cerebral


tidak adekuat

Hemisfer kiri

Vasospasme arteri cerebral/saraf cerebral


Iscemic/infark

Hemiparese/plegi kanan

Defisit neurologi

gangguan mobilitas fisik

Hemisfer kanan
Hemiparese/plegi kiri

Resiko kerusakan
intergritas kulit

G; Pemeriksaan Penunjang
1; CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2; Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri
3; Pungsi Lumbal
- menunjukan adanya tekanan normal
- tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan
adanya perdarahan

4;
5;
6;
7;

MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.


EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)

G. Penatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi :
1; Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat
maksimum 3-5 hari setelah infark serebral
2; Antikoagulan
dapat
diresepkan
untuk
mencegah
terjadinya/memberatnya trimbosis atau embolisasi dari tempat lain
dalam sistem kardiovaskuler
3; Medikasi anti trombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan
peran sangat penting dalam pembentukan trombus dan embolisasi
4; Memberikan obat tertentu yang berfungsi menghancurkan bekuan
darah (misal: striptokinase atau plasminogen jaringan) diberikan dalam
waktu 3 jam setelah timbulnya stroke, hal ini dapat mencegah dan
memulihkan kelumpuhan dan gejala lainnya
5; Monitol atau kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan
tekanan didalam otak pada penderita stroke akut
6; Respirator diberikan pada penderita stroke yang sangat berat untuk
mempertahankan pernapasan yang adekuat
7; Terapi psikis atau obat-obatan diberikan setelah serangan stroke yang
biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi)
1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .
2. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi.
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)

H.KOMPLIKASI
Hipoksia Serebral
Penurunan darah serebral
Luasnya area cedera
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)

I; Pengkajian
a; Pengkajian Primer
- Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk
- Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi
/aspirasi
- Circulation

TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,


takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
b; Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan keadaan umum meliputi memeriksa kelainan kulit, bentuk
tulang, besar dan kekenyalanotot, sikap tubuh dan gerakan gerakan
abnormal. Keadaan umum dari infeksi, mengukur tanda tanda vital.
a; Test fungsi serebral
1; Pemeriksaan tingkat kesadaran : compos metis, somnolen, stupor,
koma ringan, dan koma dalam / komplit. cara lain adalah glaslow
coma scale ( GCS ) didasarkan pada penilaian respon mata, bicara dan
motorik.
2; Orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu.
3; Daya ingat / memory
4; Bicara : kemampuan untuk menerima dan menyampaikan informasi
b; Test fungsi kranial ( nerrvus I XII )
c; Test fungsi motorik
1; Test apakah klien bisa berdiri lurus dijalan lintasan pada kelainan
parkinson. Klien berjalan tidak lurus dalam lintasan.
2; Test keseimbangan koordinasi.
3; Test tonus dan kekuatan otot
4; Test fungsi sensorik : test sensibilitas daerah dermatom.
5; Test fungsi reflek :
@. reflek kornea
@. reflek pharing
@. reflek abdominal
@. reflek kremaster
@. reflek anal
@. reflek bisep
@. reflek trisep
@. reflek branhialis
@. reflek femoralis
@. reflek tendon achiles.
J. Diagnosa Keperawatan
1; Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial.
2; Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan
neurovascular

No
1

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan mobilitas
fisik sehubungan
dengan penurunan
fungsi neuromotorik
akibat gangguan
supali darah ke otak
ditandai dengan :
DS :
; Klien mengeluh
tangan dan kaki
sebelah kanan
susah untuk
digerakkan
DO :
; Kekuatan otot
ekstremitas
berkurang
; Klien bedrest

TUJUAN

INTERVENSI

Kebutuhan
1; Bantu klien
mobilisasi klien
melakukan
dapat terpenuhi
gerakan sendi
dengan kriteria :
secara pasif
Jangka Pendek
Dalam 2x24 jam
kekutan otot
2; Lakukan
meningkat
latihan
pergerakan
Jangka Panjang
pada
3x24 jam tidak
ekstremitas
terjadi atropi otot,
atas dan
ekstremitas
bawah
menjadi normal
(sebelah
kanan)
Motivasi klien
untuk melakukan
aktivitas dan beri
pujian bila klien
dapat melakukan
dengan baik

RASIONAL
1; Dengan melakukan
gerakan sendi secara
pasif, sirkulasi darah
dan O2 ke otak akan
lancar
2; latihan ekstremitas
dapat mengurangi
kekakuan
dengan memberi
motivasi dan pujian
kepada klien, klien akan
berlatih terus sehingga
sendi tidak kaku

Perfusi jaringan
Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi
Peningkatan perfusi
cerebral
intervensi
jaringan otak
tidak efektif b/d
keperawatan,
Aktifitas :
gangguan afinitas Hb klien tidak
1. Monitor status
oksigen, penurunan menunjukkan
neurologik
konsentrasi
peningkatan TIK. 2. monitor status
Hb,Hipervolemia,
Klien tidak
respitasi
Hipoventilasi,ganggua mengalami sakit 3. monitor bunyi
n transport
kepala lagi dan jantung

O2,gangguan aliran merasa nyaman 4. letakkan kepala


arteri danvena
-Mencegah
dengan posisi agak
ditinggikan dan
cedera
dalam posisi netral
DO
-Peningkatan
5. kelola obat
- Gangguan status
pengetahuan
mental
pupil membaik sesuai order
6. berikan Oksigen
- Perubahan perilaku
sesuai indikasi
- Perubahan respon
motorik
- Perubahan reaksi

pupil
- Kesulitan menelan

mengetahui
kecenderungan tk
kesadaran dan
potensial peningkatan
TIK dan mengetahui
lokasi. Luas dan
kemajuan kerusakan
SSP
Ketidakteraturan
pernapasan dapat
memberikan
gambaran lokasi
kerusakan/peningkata
n TIK
Bradikardi dapat
terjadi sebagai akibat
adanya kerusakan
otak.
Menurunkan tekanan
arteri dengan

- Kelemahan atau
paralisis
ekstrermitas

- Abnormalitas bicara

Kerusakan integritas Setelah dilakukan Pressure


kulit berhubungan
tindakan
Management
dengan :
Keperawatan
Eksternal :
selama..
Anjurkan
- Hipertermia atau
kerusakan
pasien untuk
hipotermia
integritas kulit
menggunakan
- Substansi kimia
pasien teratasi
- Kelembaban
dengan
pakaian yang
- Faktor mekanik
kriteria hasil:
longgar
(misalnya :
Integritas
alat yang dapat
kulit yang
Hindari
menimbulkan luka,
baik bias
kerutan pada
tekanan, restraint)
dipertahankan
tempat tidur
- Immobilitas fisik
(sensasi,
- Radiasi
elastisitas,
Jaga
- Usia yang ekstrim
temperatur,
kebersihan
- Kelembaban kulit
hidrasi,
kulit agar
- Obat-obatan
pigmentasi)
tetap bersih
Internal :
Tidak ada
- Perubahan status
luka/lesi pada dan kering
metabolik
kulit
- Tonjolan tulang
Perfusi
Mobilisasi
- Defisit imunologi
jaringan baik
pasien (ubah
- Berhubungan
Menunjukkan
posisi pasien)
dengan
pemahaman
dengan perkembangan
dalam proses setiap dua jam
- Perubahan sensasi
perbaikan
sekali
- Perubahan status
kulit
nutrisi(obesitas,
kekurusan)
Monitor kulit
Perubahan status
akan adanya
cairan
kemerahan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor

Oleskan lotion
atau
minyak/baby
oil pada

meningkatkan
drainase &
meningkatkan
sirkulasi
Pencegahan/pengobat
an penurunan TIK
Menurunkan hipoksia
Meningkatkan
kenyamanan dan
mengurangi
resiko gatal-gatal
Menandakan
gejala awal
lajutan kerusakan
integritas kulit
Area yang
tertekan biasanya
sirkulasinya
kurang optimal
shg menjadi
pencetus lecet
Memperlancar
sirkulasi
Status nutrisi baik
dapat membantu
mencegah
keruakan
integritas kulit

derah yang
tertekan

Monitor
aktivitas dan
mobilisasi
pasien

- Kerusakan lapisa
kulit

Monitor status
nutrisi pasien

(dermis)

Memandikan
pasien dengan
sabun dan
airhangat

Kaji
lingkungan
dan peralatan
yang

menyebabkan
tekanan

Observasi
luka : lokasi,
dimensi,

kedalaman
luka,
karakteristik,
warna

cairan,
granulasi,
jaringan
nekrotik,
tandatanda

infeksi lokal,
formasi
traktus

Ajarkan pada
keluarga

(elastisitas kulit)
DO:
- Gangguan pada
bagian tubuh

- Gangguan
permukaan kulit
(epidermis)

tentang luka
dan

perawatan
luka

Kolaburasi
ahli gizi
pemberian
diae TKTP,

vitamin

Cegah
kontaminasi
feses dan urin

Lakukan
tehnik
perawatan
luka dengan

steril

Berikan posisi
yang
mengurangi
tekanan

pada luka

DAFTAR PUSTAKA
1; Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
2; Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan
Sistem Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993
3; Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta,
Depkes, 1996

4. Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth,


Medikal Bedah, Jakarta, EGC ,2002

Buku Ajar Keperawatan

5. Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,


Jakarta, EGC, 2000
6. Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada
university press, 1996

Anda mungkin juga menyukai