Penatalaksanaan (perawatan)
Karies Gigi
Perawatan Endodontik
Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu
untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal
sekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh
jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa tidak terdapat lagi simtom, dapat berfungsi dengan baik
dan tidak ada tanda-tanda patologis yang lain. Faktor pertimbangan khusus diperlukan pada saat
memutuskan rencana perawatan yang sesuai untuk gigi geligi sulung yaitu untuk
mempertahankan panjang lengkung rahang
1.1 Pulp Capping
Pulp Capping didefinisikan sebagai aplikasi dari satu atau beberapa lapis bahan
pelindung di atas pulpa vital yang terbuka. Bahan yang biasa digunakan untuk pulp capping ini
adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang pembentukan dentin sekunder secara efektif
dibandingkan bahan lain. Tujuan pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan
pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya.
Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan.
Teknik pulp capping ini ada dua yaitu indirect pulp capping dan direct pulp capping.
1.1.1 Indirect Pulp Capping
Istilah ini digunakan untuk menunjukan penempatan bahan adhesif di atas sisa dentin
karies. Basis pelindung pulpa yang biasa dipakai yaitu zinc okside eugenol atau dapat juga
dipakai kalsium hidroksida yang diletakan di dasar kavitas. Apabila pulpa tidak lagi mendapat
iritasi dari lesi karies diharapkan jaringan pulpa akan bereaksi secara fisiologis terhadap lapisan
pelindung dengan membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus
vital dan bebas dari inflamasi
1.1.2 Direct Pulp Capping
Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan
pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva, kalsium hidroksida dapat
ditempatkan di dekat pulpa dan selapis semen zinc okside eugenol dapat diletakkan di atas
seluruh lantai pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila
gigi di restorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika
membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa di sekitar daerah terbuka
tersebut harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan.
1.2 Pulpotomi
Pulpotomi adalah pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa kemudian diikuti oleh
penempatan obat di atas orifis yang akan menstimulasikan perbaikan atau memumifikasikan sisa
jaringan pulpa vital di akar gigi. Pulpotomi disebut juga pengangkatan sebagian jaringan pulpa.
Biasanya jaringan pulpa di bagian korona yang cedera atau mengalami infeksi dibuang untuk
mempertahankan vitalitas jaringan pulpa dalam saluran akar. Pulpotomi dapat dipilih sebagai
perawatan pada kasus yang melibatkan kerusakan pulpa yang cukup serius namun belum saatnya
gigi tersebut untuk dicabut, pulpotomi juga berguna untuk mempertahankan gigi tanpa
menimbulkan simtom-simtom khususnya pada anak-anak. Indikasi pulpotomi adalah anak yang
kooperatif, anak dengan pengalaman buruk pada pencabutan, untuk merawat pulpa gigi sulung
yang terbuka, merawat gigi yang apeks akar belum terbentuk sempurna, untuk gigi yang dapat
direstorasi.
Kontraindikasi pulpotomi adalah pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan penyakit
jantung kongenital atau riwayat demam rematik, pasien dengan kesehatan umum yang buruk,
gigi dengan abses akut, resorpsi akar internal dan eksternal yang patologis, kehilangan tulang
pada apeks dan atau di daerah furkasi.
Saat ini para dokter gigi banyak menggunakan formokresol untuk perawatan pulpotomi.
Formokresol merupakan salah satu obat pilihan dalam perawatan pulpa gigi sulung dengan karies
atau trauma. Obat ini diperkenalkan oleh Buckley pada tahun 1905 dan sejak saat itu telah
digunakan sebagai obat untuk perawatan pulpa dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Beberapa tahun ini penggunaan formokresol sebagai pengganti kalsium hidroksida untuk
perawatan pulpotomi pada gigi sulung semakin meningkat. Bahan aktif dari formokresol yaitu
19% formaldehid, 35% trikresol ditambah 15% gliserin dan air. Trikresol merupakan bahan aktif
yang kuat dengan waktu kerja pendek dan sebagai bahan antiseptic untuk membunuh
mikroorganisme pada pulpa gigi yang mengalami infeksi atau inflamasi sedangkan formaldehid
berpotensi untuk memfiksasi jaringan
1.3 Pulpektomi
Pulpektomi adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa. Pulpektomi merupakan
perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversible atau
untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Meskipun perawatan ini memakan waktu
yang lama dan lebih sukar daripada pulp capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena
hasil perawatannya dapat diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran
diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang baik pula.
Indikasi perawatan pulpektomi pada anak adalah gigi yang dapat direstorasi, anak dengan
keadaan trauma pada gigi insisif sulung dengan kondisi patologis pada anak usia 4-4,5 tahun,
tidak ada gambaran patologis dengan resorpsi akar tidak lebih dari dua pertiga atau tiga
perempat.
Daftar pustaka
Baum, Lyod. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: EGC
Soemartono, S. H. 1998. Pengaruh pola pemberian makan anak pada
kesehatan gigi.
Jakarta : FKG UI
Harty, F. J. 1993. Endodonti Klinis. Edisi Ketiga. Diterjemahkan dari
Endodontics in
Clinical Practice oleh L. Yuwono. Jakarta : Hipokrates.