Dalam rangka memajukan kesejahteraan masyarakat, berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah. Salah satunya adalah di bidang pembangunan yang terus diupayakan pemerintah pada berbagai sektor. Hal ini dibuktikan dari gencarnya pembangunan yang terus dilakukan pemerintah mengingat predikat Indonesia sebagai negara berkembang. Namun seiring berjalannya waktu justru hal ini didapati menjadi masalah yang cukup serius dampaknya bagi Negara Indonesia Sendiri. Dengan makin banyak bangunan, makin banyak pula konsumsi dan emisi energi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM disebutkan, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7 persen per tahun. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi energi dunia hanya 2,6 persen per tahun. Tentunya konsumsi energi dalam bangunan berperan besar dalam hal ini. Dewasa ini konsep bangunan Green Architecture sudah sering terdengar ditelinga bukan hanya dikalangan arsitek namun juga masyarakat luas. Bukan arsitektur yang dihiasi dengan ornamen dan elemen yang berwarna hijau melainkan Green Architecture adalah konsep arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya alam serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Beberapa prinsip yang mendasari Green Architecture antara lain Hemat energi (Conserving Energi), Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alam (Working with Climate), tanggap terhadap tapak (Respect for Site), memperhatikan pengguna bangunan (Respect for User), meminimalkan sumber daya baru (Limitting new Resource). Tujuan dari Green Architecture adalah menciptakan suatu desain yang berkelanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip dari Green Architecture sendiri. Dalam contoh kecil, dengan menerapkan komposisi 60:40 antara bangunan rumah dan lahan disekitarnya. Sehingga bangunan yang ada dapat lebih merasakan dan memanfaatan iklim secara alami. Selain itu dengan menggunakan material yang ramah lingkungan kita dapat menghasilkan desain yang tentunya aman dan nyaman bagi orang yang tinggal di dalamnya. Tidak hanya memperhatikan faktor di dalam bangunan, namun faktor-faktor diluar itu juga tidak kalah penting. Dengan memperhatikan tapak sekitar bangunan, kita juga turut melestarikan ekosistem yang ada sehingga bangunan kita secara tidak langsung menyatu dengan alam sekitar. Meskipun konsep Green Architecture tampak sulit dan sedikit berbelit-belit namun apabila diwujudkan dalam masyarakat maka akan memberikan dampak yang positif. Tidak hanya menghemat pengeluaran negara untuk menyediakan sumber daya namun juga yang paling penting ikut menjaga kelestarian alam. Namun itu semua tidak dapat terwujud kecuali lewat kesadaran dalam diri tiap individu. Tidaklah mustahil asalkan kita mau memulai segala sesuatu dari dalam diri masing-masing.