Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupakan salah satu sumber pangan
yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati. Kacang tanah
juga sangat penting untuk dikembangkan karena dari segi produktivitasnya, kacang
tanah yang dibudidayakan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya sekitar 1 ton/ha.
Tingkat produktivitas hasil yang dicapai ini baru setengah dari potensi hasil apabila
dibandingkan dengan USA, China, dan Argentina yang sudah mencapai lebih dari 2
ton/ha (Adisarwanto, 2000).
Biro Pusat Statistik BPS (202) menyatakan terjadi penurunan jumlah produksi
kacang tanah selama periode lima tahun terakhir, yaitu 770.054 ton pada tahun 2008
menjadi 709.063 ton pada tahun 2012. Luas lahan pertanaman kacang tanah juga
mengalami penurunan dari 633.922 ha pada tahun 2008 menjadi 561.960 ha pada
tahun 2012. Hal ini menyebabkan produksi kacang tanah nasional tidak mampu
memenuhi kebutuhan domestik, sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu
importir kacang tanah di dunia. Luas areal dan produksi kacang tanah di Indonesia.
Tabel 1.1 Luas Areal dan Produksi Kacang Tanah Nasional dari Tahun 2008 2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
Luas
Areal Produktivitas
(Ha)
633.922
622.616
620.563
539.459
(Ku / Ha)
12,15
12,49
12,56
12,81
561.960
2012
Sumber : BPS Indonesia (2012)
12,62
Produksi (ton)
770.054
777.888
779.228
691.289
709.063
Kebutuhan kacang tanah domestik belum bisa dipenuhi dari produksi dalam
negeri pada saat ini. Indonesia masih memerlukan substitusi impor dari luar negeri.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka produksi kacang tanah nasional harus
11
12
13
b)
Apakah
1.3 Tujuan
a)
b)
Untuk Mengetahui anjuran aplikasi dosis pemupukan yang efektif dan efesien
guna meningkatkan hasil produksi dan mutu benih kacang tanah
(Arachis
hypogaea L.)
c)
dosis pemupukan
pemupukan guna meningkatkan hasil prduksi dan mutu benih kacang tanah
(Arachis hypogaea L.)
1.4 Manfaat
a)
b)
14
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Rosales
: Papilionaceae
: Arachis
: Arachis hypogea L.
Akar
15
Perakaran tanaman kacang tanah terdiri atas akar lembaga (radicula), akar
tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis). Pertumbuhan akar
menyebar ke semua arah sedalam lebih kurang 30 cm dari permukaan tanah. Akar
berfungsi sebagai organ pengisap unsur hara dan air untuk pertumbuhan tanaman.
Akar tanaman kacang tanah bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium radicicola.
Bakteri ini terdapat pada bintil bintil akar tanaman kacang tanah dan hidup
bersimbiosis saling menguntungkan. Tanaman kacang tanah tidak dapat menambat
(mengambil) nitrogen bebas (N2) dari udara tanpa bakteri rhizobium. Sebaliknya,
bakteri rhizobium tidak dapat mengikat nitrogen tanpa bantuan tanaman kacang
tanah. Pada bintil bintil akar terdapat unsur nitrogen yang berguna untuk
pertumbuhan tanaman dan ketersediaan unsur N dalam tanah.
b
Batang
Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku buku, dengan tipe
pertumbuhan tegak atau mendatar. Pada mulanya batang tumbuh tunggal. Namun,
lambat laun bercabang banyak solah olah merumpun. Panjang batang berkisar
antara 30 cm 50 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan
kesuburan tanah.
Buku buku (ruas ruas) batang yang terletak di dalam tanah merupakan
tempat melekat akar, bunga, dan buah. Ruas ruas batang yang berada di atas
permukaan tanah merupakan tempat tumbuh tangkai daun.
c
Daun
Daun berbentuk lonjong, terletak berpasangan (majemuk), dan bersirip genap.
Tiap tangkai daun terdiri atas empat helai anak daun. Daun muda berwarna hija
kekuning- kuningan, setelat tua menjadi hijau tua. Daun daun tua akan menguning
dan berguguran mulai dari bawah ke atas bersamaan dengan stadium polong tua.
Helaian daun bersifat nititropic, yakni mampu menyerap cahaya matahari sebanyak
16
banyaknya. Permukaan daunnya memiliki bulu yang berfungsi sebagai penahan atau
penyimpan debu.
d
Bunga
Bunga tanaman kacang tanah berbentuk kupu kupu, berwarna kuning, dan
bertangkai panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya
berlangsung setelah tanaman berumur 4- 6 minggu. Bunga kacang tanah menyerbuk
sendiri (self polination) pada malam hari. Dari semua bunga yang tumbuh, hanya
70% - 75% yang membentuk bakal polong (ginofira). Bunga mekar selama sekitar 24
jam, kemudian layu, dan gugur. Ujung tangkai bunga akan berubah bentuk menjadi
bakal polong, tumbuh membengkok ke bawah, memanjang, dan masuk ke dalam
tanah.
e
Buah
Buah kacang tanah berbentuk polong dan dibentuk di dalam tanah. Polong
kacang tanah berkulit keras, dan berwarna putih kecokelat cokelatan. Tiap polong
berisi satu sampai tiga biji atau lebih. Ukuran polong bervariasi, tergantung jenis atau
varietasnya dan tingkat kesuburan tanah. Polong berukuran besar biasanya mencapai
panjang 6 cm dengan diameter 1,5 cm.
f
Biji
Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus kulit biji
tipis berwarna putih, merah, atau ungu. Inti biji (nucleus seminis) terdiri atas lembaga
(embrio), dan putih telur (albumen). Biji kacang tanah yang berkeping dua
(dicotyledonae), juga merupakan alat perbanyakan tanaman dan bahan makanan.
Ukuran biji kacang tanah bervariasi, mula dari kecil sampai besar. Biji kecil beratnya
250 gr 400 gr per 1.000 butir, sedangkan biji besar kurang lebih 500 gr per 1.000
butir.
17
18
19
Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang
diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya
frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur
hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru
akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman.
2.6 Kebutuhan Hara pada Tanaman Kacang Tanah
Pupuk merupakan suatu bahan yang diberikan pada tanaman baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendorong pertumbuhan tanaman,
meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitasnya sebagai akibat perbaikan
nutrisi tanaman (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Pupuk dapat digolongkan
kedalam senyawa organik maupun anorganik yang dapat terdiri dari satu atau lebih
unsur hara.
Pupuk anorganik adalah bahan yang berisi unsur yang dibutuhkan tanaman
dengan kadar hara tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk
anorganik dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada
pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam, biasanya
berupa unsur hara makro primer. Pupuk majemuk adalah bahan yang mengandung
lebih dari satu jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa contoh pupuk
anorganik adalah urea, TSP, dan NPK (Lingga dan Marsono, 2001
20
Kualitas
Benih
Menurun
Pemupukan Berimbang
Menggunakan Rekomendasi
Yang Paling Tepat
Kuantitas
Kacang Tanah
Meningkat
H0: Tidak terdpat pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap mutu benih
kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
H1: Terdpat pengaruh pemberian pupuk organic cair terhadap produksi dan mutu
benih kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
21
H0: Waktu pemupukan mengunakan pupuk organik cair tidak berpengaruh terhadap
mutu kacang tanah(Arachis hypogaea L.)
H1: Waktu pemupukan mengunakan pupuk organik cair berpengaruh terhadap mutu
kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
H0: Pemberian pupuk organik cair lengkap pada dosis dan interval waktu pemupukan
yang berbeda tidak berpengaruh terhadap mutu benih kacang tanah (Arachis
hypogaea L.)
H1: Terdapat Interaksi anatara pemberian pupuk organik cair lengkap pada dosis dan
interval waktu pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap mutu
benih kacang tanah Arachis hypogaea L.)
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan selama tiga (3) bulan, dilaksanakan pada bulan Juli
Oktober 2014. Di Lahan Politeknik Negeri Jember.
3.2 Alat dan Bahan
22
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, meliputi :
Cangkul, Tugal tanam, Parang, knepsek, Gembor, Ember, Timbangan, Papan nama
penelitian, Meteran, dan kamera untuk dokumentasi.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, meliputi : Benih
Kacang Tanah Varietas Kancil, Lahan/Tanah, Pupuk organik cair, Pestisida
(Insektisida dan Fungisida).
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini mengunakan RAK Faktorial dengan dua faktor yaitu: faktor
pertama dosis pupuk 3 level faktor kedua yaitu : waktu pemupukan 3 level. Dengan
ulangan dapat dihitung dengan rumus :
( r-1 ) ( t-1 ) 15
Keterangan :
t = perlakuan
9r r 9 + 1 15
8r - 8 15
8r = 15 + 8
r = ulangan
r = 23/8
( r-1 ) ( t -1 ) 15
r = 2,88 = 3 ( dibulatkan
( r-1 ) ( 9-1 ) 15
Jumlah unit percobaan adalah 9x3 = 27. Satu unit percobaan terdiri dari 10 tanaman.
Sehingga total populasi adalah 270 tanaman dan sampel yang diamati adalah 3
tanaman / unit percobaah.
3.3.1 Faktor pertama yaitu D = Dosis Pupuk yang digunakan:
a. D1 = 150 ml/ tanaman
a. D2 = 250 ml/ tanaman
b. D3 = 350 ml/ tanaman
23
D2T1
D3T1
D1T2
D2T2
D3T2
D1T3
D2T3
D3T3
= Jumlah perlakuan
ri
= Mean populasi
ij
analysis of variance (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan yang signifikan maka
akan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncans Multiple Range Test
(DMRT) pada taraf 5% .
24
Tanah dibajak atau dicangkul sebanyak dua kali sedalam 30 cm agar gembur,
kemudian dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma, selanjutnya dibagi menjadi tiga
blok (3 ulangan) berdasarkan luas dan bentuk petakan ke arah cahaya matahari dan
aliran air hujan, jarak antara blok (ulangan) perlakuan 50 cm dan jarak dalam blok
antar petak perlakuan 50 cm,
3.4.5 Penanaman
Penanaman benih kacang tanah dapat dilakukan setelah pengolahan betul-betul
siap ditanami. Penanaman dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm, dengan kedalaman
25
lobang tugal + 3 cm, setiap lobang berisi 3 butir benih kacang tanah, setelah benih
kacang tanah sudah tertanam semua, tutup benih kacang tanah mengunakan tanah
yang tipis atau halus, tujuannya biar benih kacang tanah tidak keluar dari lobang atau
naik dipermukaan tanah pada waktu hujan, dan menghindari benih kacang tanah dari
hama binatang seperti burung,semut dll.
3.4.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kacang tanah setelah ditanam perlu dilakukan, karena
dapat berpengaruh terhadap hasil produksi kacang tanah. Pemeliharaan tanaman
kacang tanah yang dilakukan diharapkan hasil produksi dapat maksimal.
Pemeliharaan tanaman kacang tanah meliputi :
1) Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut langsung gulma dengan
menggunakan tangan.sebaiknya penyiangan dilakukan setelah tanm kacang tanah
berumur 3-4 minggu. Tapi alangkah baiknya selalu di menotoring tanaman.
2) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan
sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan
tanaman. Pemubumbunan mengunakan korek.
3) Pemupukan
Pupuk organik cair dilarutkan dengan konsentrsi 5 cc/ l air. Untuk dosis
pemupukan dapat disesuaikan dengan perlakuan. Untuk pemupukan pertama
dilakukan pada hari ke 10. Namun, untuk dosis dan interval waktu pemupukan
disesuaikan dengan perlakuan. Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali untuk semua
perlakuan
26
Panen
Umur panen kacang tanah adalah 90-100 hari atau pada saat masak secara
fisiologis. Cara panen dilakukan secara manual (dicabut), polong dipetik dengan
tangan dan dipisahkan dari polong muda. Sebelum dicabut tanah perlu dibasahi
dengan diairi agar tidak banyak polong yang tertinggal di dalam tanah.
3.5.Parameter Pengamatan
a. fase Vegetatif
27
28
% Kecambah Serdadu =
2. Keserempakan Tumbuh
Keserempakan tumbuh benih diukur berdasarkan kecambah normal kuat
pada hari antara hitungan pertama dan hitungan kedua (hari ke-11). Kecambah
normal kuat adalah kecambah yang memiliki kinerja kuat diantara kecambah yang
tumbuh normal. Keserempakan tumbuh dihitung dengan menggunakan rumus :
KST (%) = kecambah normal kuat pada hari ke 11 x 100%
benih yang ditanam
3. Kecepatan tumbuh
Kecepatan tumbuh dihitung melalui jumlah pertambahan kecambah setiap hari
selama periode perkecambahan. Kecepatan tumbuh dihitung dalam satuan persen
per etmal (%/etmal). Pengamatan kecepatan tumbuh dilakukan setiap hari dimulai
dari hari ke 3 sampai hari ke 14 setelah tanam. Kecepatan tumbuh benih (KCT)
dihitung menggunakan rumus :
Kct =
Xi
Ti
Keterangan :
KCT = Kecepatan tumbuh (%/etmal)
Xi = Presentase kecambah normal pada etmal ke i
Ti = waktu pengamatan dalam (etmal)
29
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1989. Kacang Tanah. Cetakan pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 2012. Buletin Direktorat Budidaya
Aneka Kacang dan Umbi Periode Bulan September 2012. Direktorat Tanaman
Pangan kementrian indonesia.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 2013. Pedoman teknis
pengelolaan produksi kacang tanah kacang hijau dan aneka kacang tahun
2013.
Direktorat
Jendral
Tanaman
Pangan
kementrian
Indonesia.
http://tanamanpangan.deptan.go.id/doc_upload/47_Pednis%20Kacang.pdf
[ 08 Juni 2013].
Direktorat Jendral Tanaman Pangan. 2012. road map peningkatan produksi tanaman
kacang tanah dan kacang hijau tahun 2010-2014. Direktorat Jendral Tanaman
Pangan kementrian Indonesia.
E-Petani. Budidaya Kacang Tanah. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Bantul.http://m.epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-kacang-tanah-7735
[14 Mei 2013]
Hartopo, dkk. 2000. Uji Adaptasi Paket Teknologi Kacang Tanah. Laporan Hasil
Kegiatan. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.
HS, Suprapto. 1993. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.
30
Ismachin, dkk. 1996. Korelasi Beberapa Sifat Komponen Hasil dengan Berat Polong
Isi Kacang Tanah. Penelitian. Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN. [14
Mei 2013]
Mcs product rev TOP G2_Vo1 dec 15 09 panduan pemupukan TOP G2 Health
Wealth International. http://ti2hwi.files.wordpress.com/2010/04/1panduanaplikasi-pupuk-organik-cair-top-g21.pdf . [05-juli-2013]
Rukmana, H. Rahmat. 1998. Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Suhartina. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang kacangan dan Umbi umbian.
Balai
Penelitian
Tanaman
Kacang-kacangan
dan
Umbi-umbian.
31