Anda di halaman 1dari 21

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupakan salah satu sumber pangan
yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati. Kacang tanah
juga sangat penting untuk dikembangkan karena dari segi produktivitasnya, kacang
tanah yang dibudidayakan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya sekitar 1 ton/ha.
Tingkat produktivitas hasil yang dicapai ini baru setengah dari potensi hasil apabila
dibandingkan dengan USA, China, dan Argentina yang sudah mencapai lebih dari 2
ton/ha (Adisarwanto, 2000).
Biro Pusat Statistik BPS (202) menyatakan terjadi penurunan jumlah produksi
kacang tanah selama periode lima tahun terakhir, yaitu 770.054 ton pada tahun 2008
menjadi 709.063 ton pada tahun 2012. Luas lahan pertanaman kacang tanah juga
mengalami penurunan dari 633.922 ha pada tahun 2008 menjadi 561.960 ha pada
tahun 2012. Hal ini menyebabkan produksi kacang tanah nasional tidak mampu
memenuhi kebutuhan domestik, sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu
importir kacang tanah di dunia. Luas areal dan produksi kacang tanah di Indonesia.
Tabel 1.1 Luas Areal dan Produksi Kacang Tanah Nasional dari Tahun 2008 2012
Tahun
2008
2009
2010
2011

Luas

Areal Produktivitas

(Ha)
633.922
622.616
620.563
539.459

(Ku / Ha)
12,15
12,49
12,56
12,81

561.960
2012
Sumber : BPS Indonesia (2012)

12,62

Produksi (ton)
770.054
777.888
779.228
691.289
709.063

Kebutuhan kacang tanah domestik belum bisa dipenuhi dari produksi dalam
negeri pada saat ini. Indonesia masih memerlukan substitusi impor dari luar negeri.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka produksi kacang tanah nasional harus
11

12

ditingkatkan. Dalam rangka mencukupi kebutuhan kacang tanah tersebut, pemerintah


terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui intensifikasi, perluasan areal
tanaman, dan peningkatan produktivitas per satuan lahan (Pitojo, 2005).
Menurut Suprapto (2001) beberapa kendala teknis yang mengakibatkan
rendahnya produksi kacang tanah antara lain pengolahan tanah yang kurang optimal
sehingga drainasenya buruk dan struktur tanahnya padat, pemeliharaan tanaman yang
kurang optimal, serangan hama dan penyakit, penanaman varietas yang berproduksi
rendah dan mutu benih yang rendah. Disamping hal diatas pemupukan juga
merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam rangka peningkatan produksi
kacang tanah.
Peningkatan produktivitas per satuan lahan dapat dilakukan dengan banyak
cara, salah satu usaha intensifikasi yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian
pupuk pada tanaman kacang tanah. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman yang
memerlukan unsur hara yang cukup banyak untuk memperoleh produksi tertentu.
Agar potensi hasil kacang tanah meningkat, dibutuhkan rekomendasi
pemupukan yang sesuai untuk suatu areal budidaya kacang tanah. Takaran pupuk
yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masingmasing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki
karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh karena itu, perlu diadakan
penelitian ini karena rekomendasi pemupukan harus dibuat lebih rasional dan
berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara
tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat
tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan.
1.2 Rumusan Masalah
a)

Apakah interval waktu pemupukan tanaman berpengaruh terhadap hasil


produksi dan mutu benih kacang tanah (Archis hypogeal L).

13

b)

Apakah

aplikasi dosis pupuk organik cair

berpengaruh terhadap hasil

produksi dan mutu benih kacang tanah(Arachis hypogaea L.)


c)

.Apakah terdapat interaksi antara interval waktu pemupukan dan aplikasi


dosis pupuk organik cair berpengaruh terhadap hasil produksi dan mutu benih
kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

1.3 Tujuan
a)

Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dan interval waktu


pemupukan guna meningkatkan produksi benih dan mutu benih kacang tanah
(Arachis hypogaea L.)

b)

Untuk Mengetahui anjuran aplikasi dosis pemupukan yang efektif dan efesien
guna meningkatkan hasil produksi dan mutu benih kacang tanah

(Arachis

hypogaea L.)
c)

Mengetahui interaksi antara

dosis pemupukan

dan interval waktu

pemupukan guna meningkatkan hasil prduksi dan mutu benih kacang tanah
(Arachis hypogaea L.)
1.4 Manfaat
a)

Bagi Peneliti : mengembangkan jiwa kreativitas melalui analisis keilmiahan


untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan keilmuan terapan guna
meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan indonesia.

b)

Bagi masyarakat umum : dapat memberikan informasi dan pengetahuan serta


rekomendasi khususnya kepada petani tentang cara pemupukan kacang tanah
yang tepat dan benar. Melalui pemberian dosis dan interval waktu pemupukan
dalam Budidaya benih kacang tanah untuk meningkatkan hasil produksi.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

14

2.1 Deskripsi Kacang Tanah


2.1.1 Klasifikasi Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupakan tanaman yang
berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan).
Awalnya kacang tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar
ke benua Asia sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom
Divisi
Subdivisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Rosales
: Papilionaceae
: Arachis
: Arachis hypogea L.

Di Indonesia dari sekian jenis kacang-kacangan, produksi kacang tanah


menempati urutan kedua setelah kacang kedelai. Kacang tanah merupakan tanaman
bahan makanan dan bahan industri yang sudah lama dikenal oleh masyarakat luas di
Indonesia. Bijinya mengandung protein dan lemak yang cukup
Budidaya tanaman kacang tanah disamping dapat mengembalikan kesuburan
tanah dan memotong siklus hidup hama dan penyakit, juga merupakan penganeka
ragaman hasil pertanian. Kacang tanah merupakan hasil petanian yang mempunyai
nilai gisi yang sangat tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai produk makanan
(Duniaji dan Wisaniyasa, 2008)

2.1.2 Morfologi Kacang Tanah


a

Akar

15

Perakaran tanaman kacang tanah terdiri atas akar lembaga (radicula), akar
tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis). Pertumbuhan akar
menyebar ke semua arah sedalam lebih kurang 30 cm dari permukaan tanah. Akar
berfungsi sebagai organ pengisap unsur hara dan air untuk pertumbuhan tanaman.
Akar tanaman kacang tanah bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium radicicola.
Bakteri ini terdapat pada bintil bintil akar tanaman kacang tanah dan hidup
bersimbiosis saling menguntungkan. Tanaman kacang tanah tidak dapat menambat
(mengambil) nitrogen bebas (N2) dari udara tanpa bakteri rhizobium. Sebaliknya,
bakteri rhizobium tidak dapat mengikat nitrogen tanpa bantuan tanaman kacang
tanah. Pada bintil bintil akar terdapat unsur nitrogen yang berguna untuk
pertumbuhan tanaman dan ketersediaan unsur N dalam tanah.
b

Batang
Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku buku, dengan tipe

pertumbuhan tegak atau mendatar. Pada mulanya batang tumbuh tunggal. Namun,
lambat laun bercabang banyak solah olah merumpun. Panjang batang berkisar
antara 30 cm 50 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan
kesuburan tanah.
Buku buku (ruas ruas) batang yang terletak di dalam tanah merupakan
tempat melekat akar, bunga, dan buah. Ruas ruas batang yang berada di atas
permukaan tanah merupakan tempat tumbuh tangkai daun.
c

Daun
Daun berbentuk lonjong, terletak berpasangan (majemuk), dan bersirip genap.

Tiap tangkai daun terdiri atas empat helai anak daun. Daun muda berwarna hija
kekuning- kuningan, setelat tua menjadi hijau tua. Daun daun tua akan menguning
dan berguguran mulai dari bawah ke atas bersamaan dengan stadium polong tua.
Helaian daun bersifat nititropic, yakni mampu menyerap cahaya matahari sebanyak

16

banyaknya. Permukaan daunnya memiliki bulu yang berfungsi sebagai penahan atau
penyimpan debu.
d

Bunga
Bunga tanaman kacang tanah berbentuk kupu kupu, berwarna kuning, dan

bertangkai panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya
berlangsung setelah tanaman berumur 4- 6 minggu. Bunga kacang tanah menyerbuk
sendiri (self polination) pada malam hari. Dari semua bunga yang tumbuh, hanya
70% - 75% yang membentuk bakal polong (ginofira). Bunga mekar selama sekitar 24
jam, kemudian layu, dan gugur. Ujung tangkai bunga akan berubah bentuk menjadi
bakal polong, tumbuh membengkok ke bawah, memanjang, dan masuk ke dalam
tanah.
e

Buah
Buah kacang tanah berbentuk polong dan dibentuk di dalam tanah. Polong

kacang tanah berkulit keras, dan berwarna putih kecokelat cokelatan. Tiap polong
berisi satu sampai tiga biji atau lebih. Ukuran polong bervariasi, tergantung jenis atau
varietasnya dan tingkat kesuburan tanah. Polong berukuran besar biasanya mencapai
panjang 6 cm dengan diameter 1,5 cm.
f

Biji
Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus kulit biji

tipis berwarna putih, merah, atau ungu. Inti biji (nucleus seminis) terdiri atas lembaga
(embrio), dan putih telur (albumen). Biji kacang tanah yang berkeping dua
(dicotyledonae), juga merupakan alat perbanyakan tanaman dan bahan makanan.
Ukuran biji kacang tanah bervariasi, mula dari kecil sampai besar. Biji kecil beratnya
250 gr 400 gr per 1.000 butir, sedangkan biji besar kurang lebih 500 gr per 1.000
butir.

17

2.2 Ekologi Tanaman Kacang Tanah


Menurut Rukmana, 1998. Di Indonesia, tanaman kacang tanah cocok ditanam
di dataran rendah, tempat terbuka (mendapatkan sinar matahari penuh), dan musim
kering. bertinggian di bawah 500 meter/dpl. Iklim bersuhu tinggi (panas) antara 28C
- 32C, sedikit lembap . PH tanah berkisar (65% - 75%), Curah hujan berkisar 800
mm 1.300 mm per tahun, Tanaman kacang tanah toleran terhadap lingkungan
tumbuh di dataran menengah sampai dataran tinggi pada daerah berketinggian antara
800 m 1.000 m dpl.
2.2 Pupuk
Tanah yang subur yaitu tanah yang mempunyai profil dalam ( kedalaman yang
amat dalam ) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH sekitar 6 6,5,
mempunyai aktifitas jasad renik yang tinggi ( maksimum ). Kandungan unsur haranya
yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatasan
pembatasan tanah untuk pertumbuhan tanaman.
Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang bersifat organic
maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari
dalam tanah untuk meningkatkan produksi tanaman keadaan faktor keliling atau
lingkungan yang baik.
Unsur hara yang diperlukan tanaman terbagi dalam dua bagian yaitu unsur
hara makro ( N, P, K, Ca, Mg, dan S ), dan unsur hara mikro ( Fe, Mn, Bo, Mo, Co,
Zn, Cu, dan Cl ). Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit.
2.3 Defenisi Pupuk Organik

18

Menurut Simanungkalit, dkk, (2006). pupuk organik adalah, Nama kolektif


untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak
menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006
tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik
adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang
berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
2.4 Pupuk organik cair
Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut
pupuk cair foliar yang mengandung unsur hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S,
Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai
beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan
klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga
meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara,
dapat miningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,
meningkatkan daya tahan tamanam terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan
serangan patogen penyebab penyakit, merangsang pertumbuhan cabang produksi,
meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun,
bunga dan bakal buah
2.5 Cara Aplikasi Pupuk Organik Cair
Cara aplikasi atau pemberian pupuk organik cair pada tanah dan tanaman
kocok dahulu pupuk organik cair selama 5 detik kemudian siapkan air sesuai
kebutuhan, takar dosis pupuk sesuai rekomendasi yang sudah tertulis / tertera di label
sesuai komoditi tanaman, pupuk organik cair seperti perbandingan berikut ini 5 cc / 1
liter dan 10 cc / 2 liter. setelah pupuk organik dicampur dengan air lalu diaduk
hingga homogen kemudian siramkan atau semprotkan secara merata ke tanah daerah
perakaran tanaman jika itu pupuk akar, dan siramkan atau semprotkan secara merata
kepada daun jika itu pupuk daun.

19

Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang
diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya
frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur
hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru
akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman.
2.6 Kebutuhan Hara pada Tanaman Kacang Tanah
Pupuk merupakan suatu bahan yang diberikan pada tanaman baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendorong pertumbuhan tanaman,
meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitasnya sebagai akibat perbaikan
nutrisi tanaman (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Pupuk dapat digolongkan
kedalam senyawa organik maupun anorganik yang dapat terdiri dari satu atau lebih
unsur hara.
Pupuk anorganik adalah bahan yang berisi unsur yang dibutuhkan tanaman
dengan kadar hara tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk
anorganik dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada
pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam, biasanya
berupa unsur hara makro primer. Pupuk majemuk adalah bahan yang mengandung
lebih dari satu jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa contoh pupuk
anorganik adalah urea, TSP, dan NPK (Lingga dan Marsono, 2001

2.7 Kerangka Pemikiran

20

Kebutuhan Kacang Tanah


Terus Meningkat

Produktivitas Kacang Tanah


Rendah

Pemupukan Tidak Berimbang


Kuantitas
Benih
Menurun

Kualitas
Benih
Menurun

Pemupukan Berimbang
Menggunakan Rekomendasi
Yang Paling Tepat

Gambar 2.6 Bagan Alur Kerangka Berpikir


2.8 Hipotesis

Kuantitas

Berdasarkan uraian teoritis


atas, maka
DandiKualitas
Benih hipotesa dalam penelitian yaitu
sebagai berikut :

Kacang Tanah
Meningkat

H0: Tidak terdpat pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap mutu benih
kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
H1: Terdpat pengaruh pemberian pupuk organic cair terhadap produksi dan mutu
benih kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

21

H0: Waktu pemupukan mengunakan pupuk organik cair tidak berpengaruh terhadap
mutu kacang tanah(Arachis hypogaea L.)
H1: Waktu pemupukan mengunakan pupuk organik cair berpengaruh terhadap mutu
kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
H0: Pemberian pupuk organik cair lengkap pada dosis dan interval waktu pemupukan
yang berbeda tidak berpengaruh terhadap mutu benih kacang tanah (Arachis
hypogaea L.)
H1: Terdapat Interaksi anatara pemberian pupuk organik cair lengkap pada dosis dan
interval waktu pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap mutu
benih kacang tanah Arachis hypogaea L.)

BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan selama tiga (3) bulan, dilaksanakan pada bulan Juli
Oktober 2014. Di Lahan Politeknik Negeri Jember.
3.2 Alat dan Bahan

22

3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, meliputi :
Cangkul, Tugal tanam, Parang, knepsek, Gembor, Ember, Timbangan, Papan nama
penelitian, Meteran, dan kamera untuk dokumentasi.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, meliputi : Benih
Kacang Tanah Varietas Kancil, Lahan/Tanah, Pupuk organik cair, Pestisida
(Insektisida dan Fungisida).
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini mengunakan RAK Faktorial dengan dua faktor yaitu: faktor
pertama dosis pupuk 3 level faktor kedua yaitu : waktu pemupukan 3 level. Dengan
ulangan dapat dihitung dengan rumus :
( r-1 ) ( t-1 ) 15
Keterangan :
t = perlakuan

9r r 9 + 1 15
8r - 8 15
8r = 15 + 8

r = ulangan

r = 23/8

( r-1 ) ( t -1 ) 15

r = 2,88 = 3 ( dibulatkan

( r-1 ) ( 9-1 ) 15
Jumlah unit percobaan adalah 9x3 = 27. Satu unit percobaan terdiri dari 10 tanaman.
Sehingga total populasi adalah 270 tanaman dan sampel yang diamati adalah 3
tanaman / unit percobaah.
3.3.1 Faktor pertama yaitu D = Dosis Pupuk yang digunakan:
a. D1 = 150 ml/ tanaman
a. D2 = 250 ml/ tanaman
b. D3 = 350 ml/ tanaman

23

3.3.2 Faktor kedua yaitu W = Interval Waktu Pemupukan yang digunakan :


b. T1 = Dengan Inteval 7 hari (10,17,24)
c. T2 = Dengan Inteval 10 hari (10,20,30)
d. T 3= Dengan Inteval 13 hari (10,23,36)
Untuk faktor 2 (interval waktu) waktu pemupukan dengan pengocoran pemupukan
pertama dilakukan pada hari yang sama namun interval berbeda, disesuaikan dengan
perlakuan
3.3.3 Kombinasi : 9 Perlakuan
D1T1

D2T1

D3T1

D1T2

D2T2

D3T2

D1T3

D2T3

D3T3

Model statistika yang digunakan adalah sebagai berikut :


Yij = + i iij i = 1,2,.....,t; j = 1,2,......ri ;
t

= Jumlah perlakuan

ri

= Banyaknya ulangan dari perlakuan ke-i, untuk percobaan yang

mempuny ulangan sama, ri = r


Yij

= Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

= Mean populasi

= Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i

= Pengaruh aditif dari perlakuan ke-j

ij

= Pengaruh acak dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j


Data hasil penelitian yang didapatkan akan diolah secara statistik dengan

analysis of variance (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan yang signifikan maka
akan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncans Multiple Range Test
(DMRT) pada taraf 5% .

24

3.4 Prosedur Pelaksanaan


3.4.1 Persiapan Alat dan Bahan
Melakukan pengecekan terhadap kelengkapan seluruh keperluan alat dan
bahan yang dibutuhkan sehingga pelaksanaan penelitian nantinya dapat berjalan
sesuai yang direncanakan.
3.4.2 Penyediaan Benih Kacang Tanah
Menyiapkan Benih kacang tanah yang digunakan adalah kelas benih pokok
stock seed (SS) varietas Kancil yang diproduksi oleh KB Mardi Raharjo be Tanggul.
No sertifikat atau No label oleh pemerintah Propinsi Jawa Timur dinas pertanian
UPT. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Benih
pokok yang digunakan ini akan dikembangkang biakan atau dipernanyak untuk
dijadikan Benih induk dan akan diturunkan menjadi benih sebar extension seed (ES)
untuk dijadikan konsumsi.
3.4.3

Penyiapan/Pengolahan Lahan Tanam

Tanah dibajak atau dicangkul sebanyak dua kali sedalam 30 cm agar gembur,
kemudian dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma, selanjutnya dibagi menjadi tiga
blok (3 ulangan) berdasarkan luas dan bentuk petakan ke arah cahaya matahari dan
aliran air hujan, jarak antara blok (ulangan) perlakuan 50 cm dan jarak dalam blok
antar petak perlakuan 50 cm,

masing-masing blok dibagi lagi menjadi 9 petak

percobaan kemudian diulang sebanyak 3 ulangan

3.4.5 Penanaman
Penanaman benih kacang tanah dapat dilakukan setelah pengolahan betul-betul
siap ditanami. Penanaman dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm, dengan kedalaman

25

lobang tugal + 3 cm, setiap lobang berisi 3 butir benih kacang tanah, setelah benih
kacang tanah sudah tertanam semua, tutup benih kacang tanah mengunakan tanah
yang tipis atau halus, tujuannya biar benih kacang tanah tidak keluar dari lobang atau
naik dipermukaan tanah pada waktu hujan, dan menghindari benih kacang tanah dari
hama binatang seperti burung,semut dll.
3.4.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kacang tanah setelah ditanam perlu dilakukan, karena
dapat berpengaruh terhadap hasil produksi kacang tanah. Pemeliharaan tanaman
kacang tanah yang dilakukan diharapkan hasil produksi dapat maksimal.
Pemeliharaan tanaman kacang tanah meliputi :
1) Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut langsung gulma dengan
menggunakan tangan.sebaiknya penyiangan dilakukan setelah tanm kacang tanah
berumur 3-4 minggu. Tapi alangkah baiknya selalu di menotoring tanaman.
2) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan
sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan
tanaman. Pemubumbunan mengunakan korek.
3) Pemupukan
Pupuk organik cair dilarutkan dengan konsentrsi 5 cc/ l air. Untuk dosis
pemupukan dapat disesuaikan dengan perlakuan. Untuk pemupukan pertama
dilakukan pada hari ke 10. Namun, untuk dosis dan interval waktu pemupukan
disesuaikan dengan perlakuan. Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali untuk semua
perlakuan

26

Pemberian pupuk di berikan dengan cara disemprotkan /disiramkan ke tanah


daerah perakaran tanaman kacang tanah secara langsung. Karena pupuk organik cair
TOP G2 adalah pupuk akar, jadi akan lebih efektif jika disiramkan ke tanah daerah
perakaran, dari pada ke daun dan batang tanaman. sehingga kinerja akan lebih cepat
dan langsung diserap oleh serabut akar tanaman dalam waktu singkat.
4) Penyiraman/pengairan
Penyiraman dilakukan agar tanah tetap lembab. Penyiraman dilakukan setiap dua
hari sekali dengan cara menyiramkan air sedikit demi sedikit agar tidak menganggu
pertumbuhan tanaman kacang tanah. Dengan dilakukannya penyiraman diharapkan
tanaman kacang tanah dapat tumbuh dengan maksimal pada setiap fase)

5) Pengendalaian hama penyakit Penyemprotan Pestisida


Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman
hendaknya dilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis
sesuai dengan jenis hama yang menyerang tanaman.
3.4.6

Panen
Umur panen kacang tanah adalah 90-100 hari atau pada saat masak secara

fisiologis. Cara panen dilakukan secara manual (dicabut), polong dipetik dengan
tangan dan dipisahkan dari polong muda. Sebelum dicabut tanah perlu dibasahi
dengan diairi agar tidak banyak polong yang tertinggal di dalam tanah.

3.5.Parameter Pengamatan
a. fase Vegetatif

27

1. Tinggi tanaman (cm).


Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada lima tanaman sampel sebanyak tiga
kali umur 30, 45 dan 60 hst. pada fase vegetatif, stadium pembentukan dan pengisian
polong. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai bagian tanaman tertinggi
dengan meluruskan batang.
2. Jumlah Cabang
Perhitungan jumlah cabang pada setiap tanaman dihitung pada lima tanaman
sampel sebanyak tiga kali yaitu umur 30, 45, 60 hst
3. Jumlah bunga
b. fase generatif
1. Jumlah polong tanaman
Jumlah polong tanaman dihitung setelah panen. Semua polong yang
dihasilkan oleh seluruh tanaman dalam ubinan dihitung baik polong berisi maupun
polong hampa. Jumlah polong yang diperoleh selanjutnya dibagi dengan jumlah
tanaman pada ubinan.
2. Berat basah polong
Pengamatan berat biji kering udara dengan jalan menjemur polong kacang
tanah hasil ubinan setelah panen. Polong kacang tanah lokal itu kering dengan tanda
setelah dikocok berbunyi. Polong kering kemudian dikuliti. Hasil biji itu ditimbang
kemudian dibagi jumlah tanaman dalam ubinan.
3. Berat kering polong
4. Berat bij kering per ton
c. Mutu benih
1. Daya Kecambah (%)
Menghitung persentase benih yang tumbuh menjadi kecambah normal pada
pengamatan ke-7 dan ke-14 setelah tabor.

28

% Kecambah Serdadu =

kecambah Normal (first + final)


x 100
Benih Dikecambahkan

2. Keserempakan Tumbuh
Keserempakan tumbuh benih diukur berdasarkan kecambah normal kuat
pada hari antara hitungan pertama dan hitungan kedua (hari ke-11). Kecambah
normal kuat adalah kecambah yang memiliki kinerja kuat diantara kecambah yang
tumbuh normal. Keserempakan tumbuh dihitung dengan menggunakan rumus :
KST (%) = kecambah normal kuat pada hari ke 11 x 100%
benih yang ditanam
3. Kecepatan tumbuh
Kecepatan tumbuh dihitung melalui jumlah pertambahan kecambah setiap hari
selama periode perkecambahan. Kecepatan tumbuh dihitung dalam satuan persen
per etmal (%/etmal). Pengamatan kecepatan tumbuh dilakukan setiap hari dimulai
dari hari ke 3 sampai hari ke 14 setelah tanam. Kecepatan tumbuh benih (KCT)
dihitung menggunakan rumus :
Kct =

Xi
Ti

Keterangan :
KCT = Kecepatan tumbuh (%/etmal)
Xi = Presentase kecambah normal pada etmal ke i
Ti = waktu pengamatan dalam (etmal)

29

DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1989. Kacang Tanah. Cetakan pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 2012. Buletin Direktorat Budidaya
Aneka Kacang dan Umbi Periode Bulan September 2012. Direktorat Tanaman
Pangan kementrian indonesia.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 2013. Pedoman teknis
pengelolaan produksi kacang tanah kacang hijau dan aneka kacang tahun
2013.

Direktorat

Jendral

Tanaman

Pangan

kementrian

Indonesia.

http://tanamanpangan.deptan.go.id/doc_upload/47_Pednis%20Kacang.pdf
[ 08 Juni 2013].
Direktorat Jendral Tanaman Pangan. 2012. road map peningkatan produksi tanaman
kacang tanah dan kacang hijau tahun 2010-2014. Direktorat Jendral Tanaman
Pangan kementrian Indonesia.
E-Petani. Budidaya Kacang Tanah. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Bantul.http://m.epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-kacang-tanah-7735
[14 Mei 2013]
Hartopo, dkk. 2000. Uji Adaptasi Paket Teknologi Kacang Tanah. Laporan Hasil
Kegiatan. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.
HS, Suprapto. 1993. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.

30

Ismachin, dkk. 1996. Korelasi Beberapa Sifat Komponen Hasil dengan Berat Polong
Isi Kacang Tanah. Penelitian. Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN. [14
Mei 2013]
Mcs product rev TOP G2_Vo1 dec 15 09 panduan pemupukan TOP G2 Health
Wealth International. http://ti2hwi.files.wordpress.com/2010/04/1panduanaplikasi-pupuk-organik-cair-top-g21.pdf . [05-juli-2013]
Rukmana, H. Rahmat. 1998. Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Suhartina. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang kacangan dan Umbi umbian.
Balai

Penelitian

Tanaman

Kacang-kacangan

dan

Umbi-umbian.

http://bpksejangkung.files.wordpress.com/2012/01/deskripsi-05.pdf [28 April


2013].
Sutedjo, Mul Mulyani. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta.
Tim Bina Karya Tani. 2009. Budidaya Tanaman Kacang Tanah. Bandung: Yrama
Widya .

31

Anda mungkin juga menyukai