Anda di halaman 1dari 3

Aplikasi

Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan


mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin, namun
sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis,
disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global
di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun
pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1
pemanasan global. Syarat syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut. Angin kelas 3 adalah
batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Table ;Tingkat Kecepatan Angin dan Dampaknya Di Daratan

Seperti kincir angin kuno, mesin angin saat ini menggunakan pisau untuk
mengumpulkan energi kinetik angin itu. Kincir angin bekerja karena mereka
memperlambat kecepatan angin. Angin mengalir selama pisau berbentuk airfoil
menyebabkan angkat, seperti efek pada sayap pesawat, menyebabkan mereka
untuk mengubah. Pisau ini terhubung ke poros penggerak yang mengubah sebuah
generator listrik untuk menghasilkan listrik. Secara sederhana sketsa kincir angin
adalah sebagai berikut :

Skema Alur kerja Kincir Angin

Untuk pemanfaatan energi angin baik dalam fungsinya untuk konversi ke


energi listrik ataupun untuk konversi mekanik, diperlukan berbagai data dan
informasi mengenai potensi dari lokasi yang akan digunakan untuk aplikasi
Pembangkit Listrik Tenaga Angin, yakni :
1. Kecepatan angin di lokasi terkait pemasangan aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga
Angin (rata rata tahunan, tekanan minimun dan maksimum).
2. Arah angin dominan dan kurang.
3. Distribusi kecepatan angin.
4. Distribusi arah angin.
5. Pola angin harian, bulanan, dan mingguan.
6. Kondisi penuh (angin rendah).
7. Daya angin spesifik dan energi dalam satu tahun.

Untuk mendapatkan data dan informasi tersebut, diperlukan pengukuran


yakni dengan menggunakan monitoring dan pengukuran data angin primer
(kecepatan dan arah angin) yang terdiri atas manometer dan pengukur arah angin.
Pengukuran kecepatan dan arah angin diperlukan minimal waktu satu tahun guna
mengetahui perubahan kecepatan dan arah angun secara lengkap. Termasuk
besaran dasar, data statistik seperti kecepatan rata rata, distribusi, histogram, pola
angin, dan lain lain.
1. Mengindentifikasikan daerah daerah potensial untuk potensi energi angin sesuai
dengan kelas pemanfaatannya.
2. Mengetahui potensi nyata di lokasi atau daerah tersebut yang dinyatakan dalam
kecepatan angin rata rata tahunan (meter per detik) dan daya spesifik (W/m2).
3. Mengetahui lokasi atau daerah yang memiliki kecepatan angin rata rata tahunan
sama dengan cara ekstrapolasi guna menaksir potensi angin di daerah yang
berdekatan dengan lokasi monitoring.

Anda mungkin juga menyukai