ekonomi sesuai dengan jumlah yang terjualdikalikan dengan selisih antara harga
jual dan biaya penggantian persediaan (kira-kirasebesar biaya pembelian
persediaan yang paling kini). Laba kepemilikan merupakankenaikan pada biaya
penggantian karena persediaan telah diperoleh dan sama dengan jumlah unit
terjual
dikali dengan selisih biaya penggantian terkini dengan biaya perolehan
awal.
b. Dampak biaya persediaan terhadap neraca
Pada periode harga meningkat, dan dengan asumsi persediaan belum
melikuidasilayer persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhir pada
harga yang jauhlebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantian. Hasilnya
neraca perusahaanyang menggunakan LIFO tidak secara akurat mencerminkan
investasi lancar yangdimiliki perusahaan dalam persediaannya.
c. Dampak biaya persediaan terhadap arus kasPeningkatan laba kotor dengan metode
FIFO juga menyebabkan laba sebelum pajak lebih tinggi, dan karenanya, utang
pajak yang lebih tinggi. Pada periode di manaharga meningkat, perusahaan dapat
terjebak pada pengurangan arus kas karenamereka membayar pajak yang lebih
tinggi dan perlu mengganti persediaan yangterjual pada biaya penggantian yang
lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pembelian awal. Hal ini dapat mengarah
pada masalah likuiditas.
5. Efek Investasi
Perusahaan juga menginvestasi aktivanya pada efek investasi (investment securities).
Beberapa investasi merupakan penyimpanan sementara kelebihan kas dalam bentuk
efek. Investasi ini juga dapat mencakup dana yang akan digunakan untuk investasi
pada pabrik, peralatan, dan aktiva operasi lain, atau dapat digunakan sebagai dana pe
mbayaran kewajiban. Tujuan penyimpanan sementara ini adalah untuk menggunakank
as yang menganggur secara produktif.
a. Efek Utang
Efek utang (debt securities) adalah efek yang mewakili hubungan sebagai
kreditor terhadap pihak lain. Misalnya obligasi perusahaan lain, obligasi
pemerintah, surat utang.
Efek diperdagangkan (trading securities) merupakan utang (atau ekuitas
yangtidak memiliki pengaruh) yang dibeli dengan tujuan dikelola secara
aktif dandijual untuk mendapat keuntungan pada jangka waktu dekat.
Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity securities)
merupakanefek utang yang ingin dan mampu dimiliki manajemen hingga
jatuh tempo. Efek ini dapat jatuh tempo dalam jangka waktu pendek (di
mana mereka diklasifikasisebagai aktiva lancar) atau jangka panjang (di
mana mereka klasifikasi sebagaiaktiva tak lancar).
Efek yang tersedia untuk dijual (available-for-sale securities) merupakan
efek utang (atau ekuitas yang tidak memiliki pengaruh) yang tidak
tergolong efek diperdagangkan atau dimiliki hingga jatuh tempo. Efek ini
dapat dikelompokkansebagai aktiva lancar atau tak lancar, tergantung dari
jangka waktu atau kapanmanajemen berniat menjual efek tersebut. Efek ini
dinilai berdasarkan nilai wajar pada neraca.
b. Efek Ekuitas
Derivatif penting yang sering kali tidak diatur dalam SFAS 133 adalahkontrak
forward ( forward contract ). Salah satu contohnya adalah pembelian atau
pejualan persediaan dengan kontrak forward sebagai bagian dari operasi usahanor
mal, karena penyelesaian langsung tidak dimungkinkan.
B. Aktiva Tak Lancar (Non Current Assets)
Aktiva tak lancar ( Non Current Assets ) atau aktiva jangka panjang atau juga disebutaktiva
tetap merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapakan
dapatmemberikan manfaat pada perusahaan selama periode melebihi periode kini
1. Aktiva Jangka Panjanga.
Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan NilaiKapitalisasi merupakan keputusan. Aktiva
jangka panjang diciptakan memalui proses kapitalisasi. Aturan akuntansi untuk
kapitalisasi dibatasi untuk memenuhitujuan relevan dan andal. Tujuan andal berarti
aturan kapitalisasi menjadi konservatif dan, dalam berapa kasus, tidak konsisten.
Umumnya, suatu biaya akan dikapitalisasi jika emenuhi kriteria berikut:
Aktiva harus berasal dari transaksi atau kejadian masa lalu. Kriteria
inimenghasilkan perlakuan yang tidak konsisten antara aktiva tak berwujud
yangdibeli dengan yang diciptakan internal. Misalnya, goodwill yang dibeli
dapatdikapitalisasi, tetapi goodwill yang diciptakan sendiri (yang nilainya jauh
lebih besar) tidak dapat dikapitalisasi.
Aktiva harus menghasilkan kemungkinan manfaat masa depan yang
dapatdiidentifikasi dan layak. Kriteria ini menghasilkan pembebanan
pengeluaranlitbang dengan segera, meskipun litbang merupakan salah satu
dari aktiva yang paling berharga bagi perusahaan teknologi tinggi.
Aktiva memberikan pemiliknya pengendalian (khusus) atas manfaat masa
depan.Kriteria ini (dan lainnya) tidak memungkinkan kapitalisasi teknologi
atau modalmanusia karena kepemilikan tidak dapat dipaksakan secara
hukum.Alokasi merupakan pembebanan biaya aktiva secara periodik
sepanjang periode manfaat yang diharapkan. Alokasi biaya disebut penyusutan
(depreciation) jika terkait dengan aktiva tetap, amortisasi (amortization) jika
digunakan untuk aktivatak berwujud, dan deplesi (depletion) jika dikaitkan
dengan sumber daya alam.Jika arus kas yang diharapkan (tidak didiskonto)
lebih dibandingkan nilaitercatat aktiva (biaya dikurangi akumulasi
penyusutan), perlu diturunkan nilainya dandinyatakan sebesar nilai pasar
wajar (jumlah diskonto taksiran arus kas). Dari perspektif analisis kita,
terdapat dua distorsi terkait dengan penurunan nilai aktiva :
o Bias konservatif mendistorsi penilaian aktiva jangka panjang karena
nilai aktivadapat diturunkan namun tidak dapat dinaikkan.
o Pengakuan penurunan nilai aktiva memiliki dampak temporer besar
mendistorsilaba bersih sementara berpotensi untuk meningkatkan
kegunaan nilai aktiva padaneraca.
2. Aktiva Tetap dan Sumber Daya Alama.
a. Menilai properti, bangunan, dan PeralatanPrinsip biaya historis digunakan saat
menilai properti, bangunan, dan peralatan.Penilaian biaya historis mengharuskan
suatu perusahaan pertama kali mencatatsebesar nilai wajar atau nilai wajar aktiva
yang ditukarkan. Alasan digunakannya biaya historis adalah:
Konservatisme (conservatism), karena tidak mengantisipasi adanya
biaya penggantian berikutnya.
D. Aktivitas Internasional (I n t e r n a t i o n a l A c t i v i t i e s )
1. Pelaporan Aktivitas InternasionalKita menghadapi kendala yang khas dalam
perusahaan yang beroperasi dilebihdari satu negara. Kendala tersebut dapat
dikelompokkan dalam setidaknya dua kategori:
Kendala karena perbedaan praktik akuntansi di negara di mana
perusahaan beroperasi.
Kendala karena translasi aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam unit
pengukurannegara di mana induk perusahaan berada.
a. Akuntansi Internasional dan Praktik Audit
Praktik akuntansi di berbagai negara sangatlah beragam. Terdapat beberapa
alas anatas keragaman tersebut, termasuk tiadanya kesepakatan atas tujuan
laporankeuangan, perbedaan ketentuan hukum, perbedaan undang-undang
perpajakan, variasidalam otoritas dan umur badan profesi lokal (seperti pasar
saham).
Pembuatan
standar
akuntansi
internasional
oleh
International Accounting Standards Board (IASB)merupakan langkah besar
menuju keseragaman. Tujuan IASB adalah merumuskandan mempublikasikan
kepada publik standar dasar yang diobservasi dalam penyajianakun yang
diaudit dan penyajian laporan keuangan, serta mempromosikan penggunaan
standar tersebut di seluruh dunia.
b. Perspektif atas akuntansi internasional
Keragaman lingkungan sosial tersebut menyebabkan perbedaan besar dalam
praktik akuntansi antarnegara. Analisis harus menggunakan sumber yang
terbaru untuk mengidentifikasi perbedaan akuntansi internasional yang
signifikan. Dalammengkonolidasikan anak perusahaannya yang berada di
negara lain, perusahaanmultinasional yang berpusat di Amerika Serikat
umumnya meminta anak perusahaanuntuk menerapkan akuntansi yang selaras
dengan induk perusahaan.
c. Perspektif atas pemeriksaan dan tata kelola internasional
Aktivitas pemeriksaan dan tata kelola terkait dengan keandalan pelaporan
keuangandan keyakinan akuntabilitas manajemen. Terdapat keragaman dalam
pemeriksaan dan praktik tata kelola internasional.
d. Translasi mata uang asingKonsolidasi dan akuntansi ekuitas atas anak
perusahaan asing memerlukan translasilaporan keuangan menjadi setara dolar.
Hal ini dilakukan sebelum akun anak perusahaan asing digabungkan dengan
induk perusahaan.
e. Metode translasi mata uang asingAkuntansi untuk translasi mata uang asing
diatur dalam SFAS 52 yang dikeluarkan ditahun 1981. Standar ini
menyarankan dua pendekatan translasi, metode kurs kini(current rate method )
yang banyak digunakan dan metode sementara (temporal method). Untuk
Referensi
Wild, John J. Subramanyam, K.R. & Hasley, Robert F. 2007.Finacial Statement Analysis.
McGraw Hill Internasional Edition.