Anda di halaman 1dari 35

Presentasi Stase BBKPM Surakarta

ANALISIS BEBAN KERJA


PADA INSTALASI
LABORATORIUM BBKPM
SURAKARTA
Presentan : Amiroh Kurniati, dr
NIM : S970109001
Dipresentasikan pada tanggal : 19
Agustus 2011

PPDS 1 PATOLOGI KLINIK


FK UNS
SURAKARTA
2011

Pendahuluan
Instalasi
Instalasi Laboratorium
Laboratorium
BBKPM
BBKPM Surakarta
Surakarta

Daftar
Isi

Analisis
Analisis Beban
Beban Kerja
Kerja

Analisis
Analisis Beban
Beban Kerja
Kerja pada
pada Instalasi
Instalasi L
L
BBKPM
BBKPM Surakarta
Surakarta

Simpulan dan Saran

PENDAHULUAN
Rumah
Sakit

Manajemen SDM
Analisis Beban Kerja

Laboratorium
Perencanaan
SDM

Instalasi
Pelayanan
Kesehatan

Pelayanan
SDM/tenaga

LANDASAN KEBIJAKAN
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 81/MENKES/SK/I/2004,
Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
SDM Kesehatan di Tingkat Priopinsi,
Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit,
Jakarta 13 Januari 2004
Keputusan Menteri PAN Nomor :
KEP/75/M.PAN/7/2004, Tentang Pedoman
Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan
Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi
Pegawai Negeri Sipil, Jakarta 23 Juli 2004

Instalasi Laboratorium BBKPM


Surakarta

Bagan Struktur Organsasi BBKPM Surakarta


Berdasarkan SK Menkes No.1352/MENKES/PER/IX/2005 Tanggal 14 September 2005

Instalasi Laboratorium....
Jenis Pelayanan
Melakukan rujukan cross check pemerisaan BTA dari
puskesmas-puskesmas se Karesidenan Surakarta.
Laboratorium Patologi Klinik pemeriksaan darah rutin,
kimia klinik ( SGOT, SGPT, Kolesterol, ureum dan
kreatinin) dan urin rutin.
Laboratorium Mikrobiologi pemeriksaan dahak
mikroskopis BTA, biakan dan uji resistensi (DST).
Jumlah tenaga/ SDM 1 orang Dokter SpPK sebagai
Konsultan, 1 orang Kepala Instalasi dan sebagai Dokter
penanggung jawab serta 8 orang analis kesehatan.

ANALISIS BEBAN KERJA


Analisis beban kerja proses untuk menetapkan
jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan
untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu
tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja
bertujuan menentukan berapa jumlah personalia dan
berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang
tepat
dilimpahkan
kepada
seorang
petugas.
(Komaruddin , 1996)

Analisis Beban Kerja...


Dalam perencanaan SDM, selain kegiatan analisis jabatan
juga diperlukan analisis beban kerja dan analisis kebutuhan
tenaga kerja. Beban kerja merupakan kapasitas produksi
dikalikan waktu sedangkan kebutuhan tenaga kerja adalah
beban kerja dibagi dengan rata-rata sumbangan tenaga
karyawan perbulan. ( Irawan, Motik, dan Sakti, 1997)
Moelyadi, 1992 Perencanaan tenaga kerja dalam jangka
panjang ditentukan oleh sisi permintaan suatu institusi, yaitu
perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan sisi penawaran yaitu
ketersediaan tenaga kerja di pasar.
Perkiraan kebutuhan tenaga kerja institusi ditentukan
oleh perkiraan tersedianya tenaga kerja dan rencanarencana institusi.

Analisis Beban Kerja...


Perkiraan tersedianya tenaga kerja ditentukan dari
analisis beban kerja, analisis perpindahan tenaga kerja dan
analisis kelebihan atau kekurangan tenaga kerja.
Analisis kelebihan atau kekurangan tenaga kerja
perusahaan, berkaitan dengan besarnya jumlah tenaga
kerja yang ada pada institusi tersebut berada pada kondisi
berlebih atau kurang jika dikaitkan dengan beban kerja.
Analisis tersebut dapat dilaksanakan jika sudah diketahui
beban kerjanya.
Komponen kunci dari perencanaan tenaga kerja / SDM
penentuan tipe SDM yang diperlukan. Perencanaan SDM
bertujuan untuk menyesuaikan SDM dengan kebutuhan
organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aktifitas.

Analisis Beban Kerja...


Beberapa metode untuk menghitung kebutuhan SDM
analisis beban kerja.
Beban kerja frekuensi rata-rata masing-masing jenis
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, juga dapat berarti
berat ringannya suatu pekerjaan yang dirasakan oleh
karyawan yang dipengaruhi oleh pembagian kerja (job
distribution), ukuran kemampuan kerja (standard rate of
performance) dan waktu yang tersedia.
Metode beban kerja tehnik yang paling akurat dalam
peramalan kebutuhan tenaga kerja untuk jangka pendek (12 tahun ke depan ) memerlukan penggunaan rasio atau
pedoman penyusunan staf standar dalam upaya
mengidentifikasi kebutuhan personalia.

Analisis Beban Kerja pada Instalasi


Laboratorium
BBKPM Surakarta
Metode Beban Kerja
mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis dapat
diterima, komprehensif, realistis dan dapat diterima oleh
manajer medik maupun manajer non-medik

Metode WISN ( Work Load Indicator Staff Need )

Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan


analisis beban kerja (Work Load Analysis) yang didasarkan pada
beban pekerjaaan nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori
tenaga kesehatan pada setiap unit kerja di fasilitas kesehatan.
(Depkes, 2004)

Analisis Beban Kerja pada Instalasi Lab


BBKPM ....

Langkah-langkah penyusunan kebutuhan tenaga kerja


berdasarkan metode ini adalah
1) menetapkan unit kerja beserta kategori tenaganya
2) menetapkan waktu kerja yang tersedia selama 1 tahun
3) menyusun standar beban kerja
4) menyusun standar kelonggaran
5) menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja
6) melakukan analisis kebutuhan tenaga / SDM

L1. MENETAPKAN UNIT KERJA DAN


KATEGORI SDM
TUJUAN :
Diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) maupun Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) di Rumah Sakit.
KATA
KUNCI
: Organisasi dan Tata Hubungan Kerja
1. Struktur
2. Kompetensi dan kewenangan
3. Keputusan, Kebijakan RS/Institusi Kesehatan
4. Standar Pelayanan, SOP

Yang diambil disini


unit kerja laboratorium
(Patologi klinik dan Mikrobiologi) dan kategori
tenaganya adalah Analis Kesehatan.

L2. MENETAPKAN WAKTU KERJA


TERSEDIA
TUJUAN :
Diperolehnya waktu kerja yang dimiliki oleh
masing-masing kategori SDM yang bekerja di
Rumah Sakit selama kurun waktu 1 (satu) tahun.
Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} x F

SKB Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, ditetapkan 15 Hari.


Peraturan Setempat yang berlaku

Hari kerja ( A ) Sesuai hari kerja pegawai, yaitu 6 hari


dalam 1 minggu, sehingga dalam 1 tahun didapatkan 6 hari
kerja x 52 minggu = 312 hari.
Cuti tahunan ( B ) Jumlah cuti tahunan adalah 12 hari
dalam satu tahun.
Pendidikan dan pelatihan ( C ) Sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit, Pranata
Laboratorium memiliki hak untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan selama 5 hari kerja per tahun.
Hari libur nasional ( D ) Dalam waktu satu tahun
terdapat 15 hari libur nasional.
Ketidakhadiran kerja ( E ) Dalam 1 tahun terdapat 10
hari ketidakhadiran kerja.
Waktu kerja ( F ) Pada umumnya waktu kerja selama
sehari adalah 6 jam

Tabel 1. Jumlah waktu kerja yang tersedia dalam 1 tahun


Kod
e

Faktor

Waktu Kerja

Keterangan

Hari kerja

312

Hari per tahun

Cuti tahunan

12

Hari per tahun

Pendidikan dan Latihan

Hari per tahun

Hari libur Nasional

15

Hari per tahun

Ketidakhadiran kerja

10

Hari per tahun

Waktu kerja

Jam per hari

Waktu Kerja

270

Hari per tahun

Jam Kerja

1620

Jam pertahun

Waktu Kerja

97200

Menit per tahun

L3. MENYUSUN STANDAR BEBAN


KERJA
TUJUAN :
Diperolehnya volume/kuantitas kegiatan pokok yang dapat
dikerjakan selama 1 (satu) tahun oleh masing-masing
kategori SDM di tiap unit kerja RS sesuai waktu kerja
tersedia yang dimiliki.
Standar Beban Kerja =

Waktu Kerja Tersedia


Rata-rata Waktu Per-Kegiatan Pokok

Activity Standards

Standar beban kerja volume atau kuantitas beban


kerja selama 1 tahun untuk setiap kategori tenaga
(dalam hal ini adalah Analis Kesehatan).
Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan (rata-rata waktu) dan waktu
yang tersedia dalam 1 tahun.

Tabel 2. Laboratorium Patologi Klinik


Uraian kegiatan

Waktu
(menit
)

1. Persiapan pasien

2. Persiapan alat dan bahan

3. Pengambilan sampel

4. Persiapan spesimen px

5. Persiapan alat (kontrol,


kalibrasi)

15

6. Pemeriksaan spesimen

10

7. Pencatatan dan pelaporan

10

Kegiatan Pokok

Waktu
(meni
t)

1. Pengambilan sampel

15

2. Pemeriksaan spesimen

25

3. Pencatatan dan pelaporan

10

Tabel 3. Laboratorium BTA

Uraian kegiatan
1. Persiapan pasien

Wakt
u
(meni
t)

Kegiatan Pokok

Wakt
u
(meni
t)

5
1. Pengumpulan sampel

15

2. Pembuatan Smear BTA

20

2. Persiapan alat dan bahan

10

3. Pengolahan spesimen

10

4. Pengecatan smear

10

5. Pemeriksaan mikroskopis

10

2. Pemeriksaan mikroskopis

10

7. Pencatatan dan pelaporan

10

3. Pencatatan dan pelaporan

10

Tabel 4. Laboratorium Mikrobiologi

Uraian kegiatan

Wakt
u
(meni
t)

1. Persiapan alat dan bahan

50

2. Pembuatan media kultur

100

3. Persiapan spesimen dan


reagen

10

4. Pengerjaan kultur

60

5. Pembacaan hasil kultur

10

6. Persiapan spesimen,
bahan dan reagen DST

30

7. Pengerjaan DST

60

8. Pembacaan hasil px DST

30

9. Pencatatan dan pelaporan

15

Kegiatan Pokok

1. Pembuatan media

2. Pengerjaan kultur

Wakt
u
(meni
t)
150

80

3. Pengerjaan DST

120

4. Pencatatan dan pelaporan

15

Tabel 5. Standar Beban Kerja Per Kegiatan Pokok

Kegiatan Pokok
PK

BTA

Waktu
(menit)

1. Pengambilan sampel

15

2. Pemeriksaan spesimen

25

3. Pencatatan dan pelaporan

10

1. Pengumpulan spesimen

15

2. Pembuatan smear BTA

20

3. Px Mikroskopis

10

4. Pencatatan dan Pelaporan

10

Mikro 1. Pembuatan media kultur

150 / 6 hr = 25

2. Pengerjaan kultur

80

3. Pengerjaan DST

120 / 3 hr = 40

4. Pencatatan dan pelaporan

15

Jumla Standar
h
Beban
(meni
Kerja
t)
50

55

160

1944

1767,2

607,5

L4. MENYUSUN STANDAR


KELONGGARAN
TUJUAN :
Diperolehnya jumlah kebutuhan waktu untuk menyelesaikan
faktor kelonggaran yang dimiliki oleh masing-masing
kategori SDM.
Standar Kelonggaran = Jumlah Rata-rata Waktu Per-Faktor
Kelonggaran
Waktu Kerja Tersedia

bertujuan untuk mengetahui faktor kelonggaran kategori


tenaga yang meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan
waktu untuk menyelesaikan suatau kegiatan yang tidak
terkait langsung atau tidak dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya kuantitas atau jumlah kegiatan pokok /
pelayanan.

Tabel 6. Standar kelonggaran Pranata Laboratorium

Faktor
kelonggaran

Rata-rata
waktu

Rapat

2 jam per bulan

2 x 12 / 1620 = 0.014

Istirahat, sholat, makan

30 menit/hari

30 x 270 / 97200 = 0.083

Jumlah SKG

Standar kelonggaran
(SKG)

0,097

L5. PENGHITUNGAN KEBUTUHAN


SDM
TUJUAN :
Diperolehnya jumlah masing-masing kategori SDM yang
dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh beban kegiatan pada
tiap unit kerja di RS selama kurun waktu 1 tahun.
Kebutuhan Tenaga =

Kuantitas Kegiatan Pokok


Standar Beban Kerja

PENGGABUNGAN DATA - DATA HASIL


PERHITUNGAN LANGKAH 1, 2, 3 DAN 4

+ SKG

Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja yang


bertujuan untuk memperoleh jumlah dan kategori
tenaga Analis Kesehatan per unit kerja sesuai dengan
beban kerja selama 1 tahun.
Sumber data yang diperlukan untuk penghitungan
kebutuhan tenaga ini terdiri dari:
Waktu kerja tersedia
Kuantitas kegiatan pokok
Standar beban kerja
Standar kelonggaran

Tabel 7. Kebutuhan Tenaga

Kegiatan
Pokok
PK

Standar
Beban
Kerja

Kuantit

as
Kebutuh
samp kegiat
an
el
an (1
Tenaga
tahun)

1. Pengambilan sampel
2. Pemeriksaan spesimen

1944

20 / hr

5400

1767,2

35 / hr

9450

607,5

10 / hr

2700

3. Pencatatan dan pelaporan


BTA 1. Pengumpulan spesimen
2. Pembuatan smear BTA
3. Px Mikroskopis
4. Pencatatan dan Pelaporan
Mikro 1. Pembuatan media kultur
2. Pengerjaan kultur
3. Pengerjaan DST

L6. ANALISA KEBUTUHAN SDM


TUJUAN :
Diperolehnya informasi kecukupan, kekurangan, kelebihan
SDM RS serta alternatif pendayagunaan & pemenuhannya
pada tiap unit kerja.
Catatan :
1. Pemicu perubahan kebutuhan
SDM:

Peningkatan permintaan /

Demand

Pengembangan pelayanan
baru
Pembelian peralatan canggih
2. Placement, Training

Peningkatan mutu
Pembaharuan SOP
Mutasi/Atrisi
pegawai

Tabel 8. Analisis Kebutuhan Tenaga Instalasi Laboratorium BBKPM Surakarta

No Jenis Pelayanan Lab Tenaga yang ada Kebutuhan tenaga

Analisis

1.

Patologi Klinik

Kekurangan 1 org

2.

BTA

Kekurangan 1 org

3.

Mikrobiologi

Kekurangan 3 org

SIMPULAN DAN SARAN


SIMPULAN
Analisis beban kerja produktivitas kerja efisiensi
penggunaan tenaga kerja.
Kebutuhan tenaga yang didapat dengan perhitungan
dan analisisnya digunakan sejalan dengan arah
perencanaan pengembangan bisnis satuan kerja
instalasi laboratorium sebagai komponen dalam
Perencanaan SDM.
Peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan secara
terus menerus menuntut pemenuhan jumlah tenaga
yang sesuai dengan standar, agar tercapai pelayanan
yang prima kepada para pelanggan dan pada
masyarakat

SARAN
Pengkajian terhadap jumlah tenaga analis saat ini
berkaitan dengan tugas, pokok dan fungsi dari analis
dalam memberikan pelayanan laboratorium sebagai salah
satu unsur penunjang medis yang penting dalam
pelayanan kesehatan paru masyarakat.
Kekurangan tenaga yang belum bisa terpenuhi harus
dapat disiasati agar pelayanan tetap dapat berjalan
dengan baik dan bermutu sampai didapatkan jumlah
tenaga yang dibutuhkan sesuai standar.

TERIMA
KASIH dan
MOHON
MASUKAN

PP PENDUKUNG

KRITERIA POKOK PEMILIHAN


METODE PENGHITUNGAN
KEBUTUHAN SDM

1.Mudah dipahami dan dipraktekkan


oleh Administrator dan Profesional
2.Data sederhana dan mudah
diperoleh
3.Peningkatan mutu pelayanan
4.Pendayagunaan & Pengembangan
SDM
5.Perbandingan antar Sarana

Anda mungkin juga menyukai