Anda di halaman 1dari 10

JURNAL BERAJA NITI

ISSN : 2337-4608
Volume 2 Nomor 12 (2013)
http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja
Copyright 2013

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT DI RT 50 KELURAHAN


SUNGAI PINANG DALAM KECAMATAN SAMARINDA UTARA
(TINJAUAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH)
Aisyah

Abstrak
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat Di RT 50 Kelurahan Sungai Pinang
Dalam (Tinjauan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Sampah) dibawah bimbingan Bapak Dr. La Sina,SH, M.Hum dan Ibu Rika Erawaty SH,MH.
Pertambahan jumlah penduduk di perkotaan yang pesat berdampak terhadap peningkatan
jumlah sampah yang dihasilkan. Peningkatan jumlah sampah yang tidak diikuti oleh perbaikan dan
peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah mengakibatkan permasalahan sampah menjadi
komplek.
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk Mengetahui Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Berbasis Masyarakat yang ada di lokasi Kelurahan Sungai Pinang Dalam Kecamatan Samarinda Utara;
dan 2) Mengetahui Kendala yang di hadapi pada Pengelolaan Sampah Rumah Tangga yang ada di lokasi
Kelurahan Sungai Pinang Dalam Kecamatan Samarinda Utara.
Sistem pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat dengan prinsip 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) solusi dari paradigma cara mengelola sampah dalam arti memilah untuk dimanfaatkan
yang pada prakteknya dapat mereduksi secara signifikan timbulan sampah yang dibuang. Dalam
pengelolaan sampah berbasis masyarakat di RT 50, dalam tarap memilah sampah anorganik untuk
dijual. Dengan adanya pemilahan sampah kemudian dijual, maka tindakan warga RT 50, sudah bisa
mengurangi beban lingkungan.
Kata kunci : Pengelolaan Sampah, sampah berbasis masyarakat

HOUSEHOLD WASTE MANAGEMENT BASED ON RT 50 IN WARD Sungai Pinang SAMARINDA


NORTH DISTRICT (SAMARINDA CITY REGIONAL REVIEW REGULATION NUMBER 02 YEAR
2011 REGARDING WASTE MANAGEMENT
Aisyah

Abstract
Household Waste Management Based On RT 50 In the village Sungai Pinang (Overview of
Samarinda City Regional Regulation No. 02 Year 2011 about Waste Management) under the guidance of
Mr Dr. He Sina, SH, M. Hum and Ms. Rika Erawaty SH, MH.
Population growth in urban rapid impact on the increasing amount of waste generated. Increase
the amount of waste that is not followed by repair and improvement of facilities and infrastructure for
waste management resulted in a complex waste problems.
The purpose of this study is: 1) To Know Household Waste Management Based at the site in
Sungai Pinang Village North Samarinda district, and 2) Knowing the constraints faced by the Household
Waste Management in the location Sungai Pinang Village in Samarinda District north.
Household waste management system with the principles of community-based 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) solution of paradigm in terms of how to manage waste sorting to be used which in
practice can significantly reduce the disposal of waste. In a community-based waste management in RT
50, in tarap inorganic waste sorting for sale. With the sorting of waste is then sold, then the action a
resident of RT 50, was able to reduce the burden on the environment.
Keywords: waste management, community-based waste

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 12

Pendahuluan
Meningkatnya jumlah penduduk secara signifikan serta adanya perubahan pola konsumsi
masyarakat secara tidak langsung menambah volume, jenis, dan karakteristik sampah, bahkan semakin
beragam. Permasalahan sampah yang timbul hakikatnya juga menjadi permasalahan nasional, yang
perlu dilakukan penanganan secara komprehensif dan terpadu. Pengolahan sampah secara ekonomi,
sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28H ayat (1), setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Seperti yang telah kita ketahui, sampah sudah menjadi masalah bagi semua lapisan
masyarakat. Semakin hari sampah semakin menumpuk. Perbandingan antara jumlah sampah yang
dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas manusia,
pertambahan jumlah penduduk, dan ketersediaan ruang hidup manusia yang relatif tetap. Semakin
maju gaya hidup manusia, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Permasalahan yang diteliti adalah Bagaimana Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis
Mayarakat di RT 50 Kelurahan Sungai Pinang Dalam Kecamatan Samarinda Utara. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk Untuk Mengetahui Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat
yang ada di lokasi Kelurahan Sungai Pinang Dalam Kecamatan Samarinda Utara. Untuk Mengetahui
Kendala yang di hadapi pada Pengelolaan Sampah Rumah Tangga yang ada di lokasi Kelurahan Sungai
Pinang Dalam Kecamatan Samarinda Utara.

Pembahasan
Jalan Gerilya Kota Samarinda berada di Kelurahan Sungai Pinang Dalam Kecamatan Samarinda
Utara. Letaknya strategis karena merupakan akses lalulintas warga sekitar seperti, warga Jalan Gerilya,
Jalan Merdeka, dan Jalan Daman Huri. Setiap harinya pada jam kerja, Jalan Gerilya sangat ramai
kendaraan yang lewat baik roda dua maupun roda 4. Saat ini di Jalan Gerilya sedang ada perbaikan
jalan sehingga sering terjadi kemacetan, untuk itu Jalan Gerilya menjadi alternatif untuk menghindari
kemacetan. Lokasi TPS berada dipinggir jalan raya yang berada tidak berjauhan dengan permukiman

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Aisyah)

warga sehingga sampah Di TPS yang menumpuk menyebabkan masyarakat agak terganggu dengan
keadaan itu.
Terdapat 2 (dua) titik lokasi penempatan TPS berupa kontainer di Jalan Gerilya, dan TPS di
Jalan Daman Huri. Penempatan TPS di Jalan Gerilya Kota Samarinda, sebagaimana telah tercantum
pada Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah,
menyebutkan bahwa:

1. Pemerintah daerah menyediakan TPS/TPST dan TPA sesuai dengan kebutuhan; dan

2. Penyediaan TPS/TPST dan TPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi persyaratan
teknis sistem pengolahan sampah yang aman dan ramah lingkungan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Hasil wawancara dengan petugas pengangkut sampah gerobak di setiap TPS Jalan Gerilya
menyebutkan, bahwa sampah-sampah yang menumpuk di setiap TPS Jalan Gerilya merupakan sisa hasil
olahan warga sekitar Jalan Gerilya dan industri-industri makanan disekitar jalan Geriya.

Proses Pengelolaan Sampah Pada TPS Di Jalan Gerilya Kota Samarinda


Proses awal dalam penampungan sampah terkait langsung dengan sumber sampah adalah
penampungan. Penampungan sampah adalah suatu cara penampungan sebelum dikumpulkan,
dipindahkan, diangkut dan dibuang ke TPA. Pasal 1 ayat (14) Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor
02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, menyebutkan bahwa, Tempat Penampungan sementara
yang selanjutnya di singkat TPS adalah tempat penampungan sampah sebelum sampah diangkut ke
tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu dan/atau TPA.
Tujuannya adalah menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Pengelolaan sampah secara umum di Kota Samarinda, meliputi dari menghasilkan sampah baik
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Hal ini, berdasarkan Pasal 4
Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, menyebutkan
bahwa, sampah yang diatur dalam peraturan daerah ini adalah sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga. Dari sampah yang dihasilkan tersebut dikemas dalam kantong plastik

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 12

dan dibuang pada penampungan sementara. Untuk warga yang jauh dari TPS, akan menampung di
depan rumah mereka dan petugas akan mengambil sampah tersebut.
Pemerintah Daerah menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan

pengurangan sampah yang

dituangkan dalam rencana srategis dan rencana kerja tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Hal ini
diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah yaitu,
Pasal 7
(2) Rencana pengurangan dan penanganan sampah sebagaimana di maksud pada ayat (1)
sekurang-kurangnya memuat :
a.target pengurangan sampah;
b.target penyediaan sarana dan prasarana pengurangan dan

penanganan sampah mulai

dari sumber sampah sampai dengan ke TPA;


pasal 8
(1) Pemerintah Daerah melaksanakan pengurangan sampah dilakukan dengan cara pembatasan
timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau pemanfaatan kembali sampah.

Pengelolaan sampah di Jalan Gerilya merupakan contoh sukses masyarakat dalam menangani
sampah dimana adanya perlibatan langsung masyarakatnya dalam pengelolaan sampah. Keterlibatan
langsung masyarakat yaitu mengupayakan agar sampah dikelola, dipilah dan di proses untuk mengolah
sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik di pilah serta di kumpul menurut jenisnya
sehingga memungkinkan untuk di daur-ulang. Permasalahan sampah mendorong tumbuhnya
masyarakat untuk berperan serta ambil bagian dalam pengelolaan sampah. Inti sistem pengelolaan
sampah dilokasi tersebut adalah adanya kegiatan pengumpulan dan pemilahan terhadap sampah
berdasarkan karateristiknya yang meliputi sampah organik dan anorganik. Sedangkan pemilahan
terhadap sampah merupakan kegiatan daur ulang sampah terutama sampah organik menjadi kompos.
Sistem pengelolaan sampah yang berjalan di Gerilya meliputi tahapan; Pengumpulan,
Pemilahan, Pengangkutan, pembuangan. Pemilahan terhadap sampah dilakukan secara individual
oleh rumah tangga penghasil sampah. Peran serta warga dalam memilah dan mengolah sampah
bersifat sukarela tanpa aturan yang mengikat. Tahapan-tahapan dari proses kegiatan dalam
pengelolaan sampah sebagai berikut :

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Aisyah)

1. Pengumpulan Sampah adalah kegiatan pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber ke
tempat penampungan sementara.
2. Pemilahan Sampah adalah kegiatan pengelompokan dan memisahkan sampah sesuai jenis,
jumlah, dan/atau sifat sampah.
3. Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari sumber dan /atau dari tempat
penampungan sementara menuju ke Tempat Pemrosesan Akhir.

4. Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami pemrosesan baik secara
fisik, kimia maupun biologis sedemikian hingga tuntas penyelesaian seluruh proses.

Pasal 3 Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Sampah,terhadap pengolahan sampah di Kota Samarinda pada umumnya dan Jalan Gerilya Kota
Samarinda secara khusus menyebutkan bahwa, pengolahan sampah bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Kegiatan pengelolaan sampah oleh komunitas Gerilya merupakan suatu aktivitas yang
didasarkan pada kehendak sukarela masyarakat untuk berpartisipasi. Untuk memotivasi warganya, pihak
pengelola ikut aktif dalam lomba yang berkaitan dengan lingkungan. Hal ini mampu memberikan
motivasi bagi warga untuk tetap senantiasa menjaga lingkungannya.
Hasil wawancara dengan masyarakat Gerilya, dapat diketahui bahwa satu hal penting yang
mendorong masyarakat mau mengikuti program pengelolaan sampah berupa kegiatan pemilahan
sampah, yaitu karena tertarik akan manfaatnya. Manfaat langsung yang dapat dirasakan masyarakat
adalah volume sampah yang harus diangkut ke TPS berkurang. Sebelum ada kegiatan, sampah sering
tidak semuanya terangkut. Hal ini disebabkan terbatasnya tenaga dan sarana yang ada, sehingga
muncul timbulan sampah yang tidak terangkut. Selain manfaat berupa reduksi volume sampah,
masyarakat merasakan manfaat langsung berupa produk hasil pengomposan sampah organik, berupa
pupuk cair dan pupuk padat. Selama ini masyarakat Gerilya memiliki kegemaran menanam tanaman,
terutama tanaman hias. Dengan produk hasil pengomposan, masyarakat dapat mengurangi biaya
pemeliharaan tanaman. Adanya tanaman menjadikan lingkungan tidak hanya bersih, akan tetapi juga
asri. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengelolaan sampah rumah tangga yang diterapkan

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 12

diikuti oleh masyarakat karena ketertarikan manfaatnya. Selebihnya karena kemudian menjadi program
masyarakat yang dimotori oleh pengurus RT/RW.

Penutup

A. Kesimpulan
1. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat di Gerilya, Kota Samarinda, telah
berhasil di laksanakan dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) melalui proses pemilahan
sampah.
Sistem pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat dengan prinsip 3 R melalui
kegiatan pemilahan sampah merupakan solusi paradigmatik, yaitu solusi dari paradigma cara
mengelola sampah. Dari paradigma membuang sampah yang dalam prakteknya hanya
memindahan sampah, menjadi mengelola sampah dalam arti memilah untuk dimanfaatkan
yang pada prakteknya dapat mereduksi secara signifikan timbulan sampah yang dibuang.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di RT 50, dalam tarap memilah sampah anorganik
untuk dijual. Hasil penjualan sampah anorganik dimanfaatkan oleh ibu-ibu sebagai nilai tambah
dalam rumah tangga. Pemilahan sampah yang dilakukan oleh warga RT 50, sudah bisa
mengurangi beban lingkungan, tetapi karena keterbatasan sarana dan prasarana sampah
organik masih di buang media lingkungan hidup.
2. Kendala utama dari peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga adalah
menerapkan paradigma dari memilah, membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah.
Kendala lain dalam hal pengelolaan sampah yaitu masalah pengangkutan sampah. Pemerintah
provinsi samarinda mempunyai kewajiban untuk melakukan pengangkutan sampah. Pada
kenyataanya sampah sering tidak terangkut hingga beberapa hari dengan alasan keterbatasan
armada angkut.
A.

Saran
1. Pemerintah Kota Samarinda perlu lebih banyak mengadakan sosialisasi tentang pengelolaan
sampah rumah tangga berbasis masyarakat melalui pemilahan sampah organik dan anorganik,
sehingga masyarakat lebih mengerti fungsi dan manfaat dari sampah rumah tangga

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Aisyah)

2. Pemerintah Kota Samarinda melakukan upaya penyelenggaraan serta bertanggung jawab


terhadap penumpukan sampah yang terjadi di TPS-TPS yang ada di jalan Gerilya.
3. Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan pemerintah daerah
meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak merusak lingkungan dengan pembuangan
sampah secara tidak bertanggung jawab. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya
masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan serta kepeduliaan terhadap lingkungan.
Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para
perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
4. Peraturan daerah tentang pengelolaan sampah seharusnya menjadi pedoman bersama dalam
menangani masalah persampahan di Samarinda. Jangan sampai aturan tetang pengelolaan
sampah hanya menjadi huruf mati di masa mendatang.

Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 12

Daftar Pustaka
Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya,
Wilayah Dki Jakarta Sebagai Suatu Kasus. Jakarta.
Azwar, Asrul. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Bratasida, Liana. 1996. Prospek Pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan di Indonesia. BAPEDAL.

Jakarta.
Basriyanto, 2007, Memanen Sampah, Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Gugun Gunawan, 2007, Mengolah Sampah Jadi Uang, Trans Media Pustaka, Jakarta.
Gelbert, 1996, Pengelolaan Sampah, PT Agro Media Pustaka, Yogyakarta.
Hamzah, Andi, 2005, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta.
Husin Sukanda, 2009, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
Makarao, Mohammad Taufik, 2004, Aspek-aspek Hukum Lingkungan, Indeks.
Rahmadi Takdir, 2003, Hukum Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Airlangga University Press,
Surabaya.
Siahaan, N.H.T, 2009, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Airlangga,
Surabaya.
Sejati, Kuncoro, 2009, Pengolahan Sampah Terpadu, Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Soemartono R.M. Gatot P., 1996, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
Suryabrata Sumadi, 2003, Metode Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Teti Suryati, 2009, Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah, PT Agro Media Pustaka, Jakarta.
Tim Penulis PS, 2008, Penanganan dan Pengelohan Sampah, Penebar Swadaya, Jakarta.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga
Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah

Anda mungkin juga menyukai