RIWAYAT HIDUP
Jean Jacques Rousseau dilahirkan di geneve pada tahun 1712 dan ibunya meninggal
pada waktu melahirkannya. Ayahnya seorang tukang jam. Pada waktu umur 6 tahun ia sudah
gemar membaca buku-buku roman dan buku-buku klasik karangan Tacitus dan Plutarchus.
Ketika berumur 10 tahun ia hidup serumah dengan domine Lombarcier, di tempat itu
minatnya terhadap tumbuh-tumbuhan dan binatang mulai tumbuh. Banyak lapangan
pekerjaan yang telah dimasuki, dari pelayan pindah menajdi seorang gourveneur, juru tulis
dan juru music. Agaknya belum mendapatkan lapangan pekerjaan yang sungguh-sungguh
cocok baginya, kemudian dipelajarinya filsafat dan agama terutama setelah ia masuk agama
katolik. Bersama istrinya, Therese le vasseur, ia mencari nafkah di kalangan kaum atasan.
Nampak olehnya kepalsuan hidup di paris yang merajalela pada waktu itu. Ia menentang
matrealisme Hollbach.
Rousseau mulai terkenal namanya, setelah ia mengikuti sebuah sayembara mengarang
yang diadakan oleh akademi di Dijon tentang: Apakah kemajuan kesenian dan ilmu
pengetahuan akan dapat memperbaiki kesusilaan?. Berlainan dengan pandangan abad ke-18,
ia menyatakan: Tidak dapat. Ia berpendapat seperti itu karena kepalsuan dan
ketidakwajaran kehidupan di paris. Sebab ia berpendapat seperti itu adalah, bahwa
pembawaan manusia itu baik, dan bahwa masyarakatlah yang merusaknya. Sedangkan
menurut Suparlan (1984: 50), Rousseau berpendapat Tidak karena manusia itu tidak akan
menjadi lebih beruntung, apabila ia makin menjauhkan diri dari alam. Sehingga, Kembali ke
alam menjadi semboyan hidupnya.
Dari tahun 1761 dan 1762 terbitlah tiga bukunya yang terbesar, yaitu:
1.
2.
Le Contract Social (Negara Baru), yang mengemukakan ilmu kenegaraan baru. Kalau
masyarakat yang merusak manusia, maka masyarakat itulah yang harus diubah.
3.
Ketiga buku tersebut memiliki nafas yang sama yaitu, semua manusia menurut kodratnya
baik. Apabila manusia itu buruk, maka masyarakatlah yang menyebabkannya. Oleh karena itu
harus diubah. Maka menjadi kewajiban setiap manusia untuk memelihara sumber daya alam
yang baik agar dapat tumbuh dan berkembang.
Seperti hidupnya yang penuh dengan pertentangan, penuh dengan kegelisahan, maka bukubukunya telah menimbulkan pertentangan-pertentangan hebat. Tidak sedikit yang memujimenyanjungnya dan memandang sebagai kelahiran pendidikan cara baru, tetapi tidak sedikit
pula yang mencela dan memaki-makinya.
Bukunya Emile di inggris sampai dua kali diterjemahkan, tetapi di paris dangeneve dibakar.
Lodewijk XIV memerintahkan menangkapnya. Ia melarikan diri ke inggris. Disanalah ia
mengarang autobiografinya Confessions (pengakuan).
Prinsip dasar pendidikan yang dikemukakan J. J. Rousseau adalah bahwa suatu pendidikan
harus diresmikan dengan sifat dan kebutuhan individu setiap anak. Dorongan hati dari setiap
anak tidak boleh dibatasi. Dikatakan oleh Rousseau bahwa seorang anak lahir dengan sifatsifatnya yang baik, ia hanya akan memiliki sifat jahat bila ada pengaruh dari orang dewasa
yang biasanya salah dalam membimbingnya yaitu dengan disiplin keras dan contoh-contoh
yang buruk. Rousseau sependapat dengan pandangn pendidikan john locke, tetapi ia menolak
anjuran john locke untuk mengendalikan secara ketat kegiatan dan keinginan setiap anak. Ia
juga menolak pernyataan hobbes yang mengatakan bahwa setiap manusia yag lebih
ditakdirkan untuk jahat, perusak, bersaing, agresif, dan tamak, oleh karena itulah mereka
harus diatur dan diawasi melalui huukum dan kekuasaaan pemerintah. Sebaliknya dikatakan
oleh Rousseau, bahwa setiap manusia yang lahir tidak saja hanya memiliki naluri untuk
menjaga diri, tetapi juga rasa simpati dan perasaan baik terhadap sesamanya serta sifat-sifat
dermawan lainnya, yang kesemuanya itu akan di rusak oleh peradaban sehingga
mengakibatkan kepalsuan-kepalsuan dalam diri individu, ketidakbermoralan dan kebiasaankebiasaan tidak baik lainnya.
Untuk menolong seorang anak memahami dirinya sendiri, seorang harus mengerti dan
mengetahui keadaan fisik, sosial, intelektual, kemampuan serta kebutuhannya. Rousseau
menekankan perlunya pengertian terhadap anak-anak dan ia menyamai John Locke sebagai
perintis dasar-dasar psikologi modern anak-anak.
Menurutnya, tujuan dari pendidikan adalah membentuk manusia bebas, merdeka tanpa
tekanan ataupun ikatan, tidak untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menjadi manusia bagi
kalangan tinggi, atau untuk suatu jabatan, atau untuk pemeluk suatu agama maupun untuk
anggota masyarakat atau warga suatu Negara.
Jenis pendidikan menurut Rousseau, yaitu pendidikan harmonis meliputi jasmani dan rohani
termasuk pendidikan intelektual, akhlak kesusilaan, dan keagamaan.
Usaha pendidikan secara individualistik, hal ini dimaksudkan agar anak didik tidak mendapat
pengaruh dari orang lain, diluar masyarakat, bahkan terlepas dari orangtua.
Alat pendidikan yaitu kebebasan, kemerdekaannya sebagai konsekuensi gagasannya, bahwa
alam/kodrat anak adalah baik, tanpa kekangan suatu apapun. Hal ini sesuai dengan riwayat
hidupnya. Pendidik bukan orangtua tetapi pengasuh yang baik sekali dalam segala hal.
Sedangkan tugas dari pendidikan, menurut Rousseau adalah membiarkan anak berkembang
menurut alamnya dan menjauhkan pengaruh yang jelek, karena kodrat anak adalah baik.
Tidak boleh pendidik memerintah, melarang, memberi hukuman atau hadiah, menuntut
ketaatan, ketekunan, menanamkan kebiasaan dan sebagainya pada anak didik. Alamiah yang
memimpin dan memerintah anak didik. Karena itu J. J. Rousseau hanya mengenal hukuman
alam. Jadi tidak ada pendidikan sengaja, yang ada ialah pendidikan tidak sengaja, karena ia
membiarkan anak berkembang sendiri tanpa pengaruh. Pendidik juga tidak boleh
mengganggunya dengan ajaran moral karena belum siap. Pendidikan tak punya kuasa,
alamlah yang berkuasa.
Menurut Rousseau, cara mencapai ini pertama-tama ialah memelihara kesehatan (pendidikan
jasmani). Pengajaran dimulai dari latihan-latihan indra ditujukan kepada pengamatan anak,
bukan ingatan. Sebab apabila terlalu banyak latihan mengingat, akan menghambat berpikir.
Bukan budi atau akal yang menetapkan sesuatu itu baik atau buruk, tetapi perasaan,
keinginan spontan dari kepribadian.
Pendidikan menurutnya wajib menyajikan kesempatan sebagai usaha supaya anak
mempunyai anggapan akan kegunaan sesuatu. Ajarannya adalah sintetis karena anak didik
untuk dapat mengamati diri sendiri dan untuk dapat mendapatkan pengalaman. Hal ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pendidikan modern. Dengan sifat didaktif itu ia
mengajarkan tentang ilmu bumi yang diberikan lewat peragaan secara langsung. Anak dididik
untuk tidak boleh menghafal yang penting adalah penggunaan pikiran. Untuk mengetahui
kebutuhan anak guru harus belajar ilmu tentang anak-anak. Tujuan pendidikannya adalah
membentuk anak menjadi manusia bebas. Karena itu anak didik perlu mengamati menyelidiki
sendiri guna untuk memperoleh pengalaman. Dalam pendidikan sejarah ia lebih
mengutamakan tokohnya untuk mempelajari motif-motif perbuatan, hal ini berguna dalam
pembentukan akhlak. Dalam ilmu Fisika ia mengutamakan gejalanya bukan hukumnya.
Percobaan dilakukan dengan alat yang dibuat sendiri. Dalam menggambar menggunakan
bahan gambar asli dari alam bukan mencontoh. Dalam menyanyi ia menggunakan not angka
yang nantinya terkenal dengan metode Cheve setelah disempurnakan oleh Gallen-ParisCheve.
Pendidikan moral bagi Rousseau lebih merupakan soal pengalaman daripada masalah
pengajaran. Pendidikan intelek tidak ada sampai anak berumur 12 tahun, motif belajar karena
kebutuhannya sendiri sehingga ia mempunyai kebutuhan untuk dapat membaca dan menulis.
Setelah berumur 12 tahun motif belajar anak adalah untuk menambah pengetahuan dan bukan
merupakan suatu kebutuhan lagi tetapi merupakan kegunaan bagi hidup anak tersebut.
Pendidikan akhlak diajarkan sesudah anak berumur 15 tahun. Pendidikan akhlak tidak
diajarkan dengan motif keagamaan karena motif dalam perbuatan adalah kata hati yang
dianamakan naluri Tuhan. Saat anak berumur 15 tahun saat anak dalam masa pubertas
dianjurkan supaya anak aktif sehingga hal-hal buruk dapat dihindari.
5. Sebelum anak berusia 12 tahun tidak diberi pengajaran dengan sengaja, sehingga
perkembangan rohaniah selama itu diabaikan saja.
6. Pandangan yang rendah terhadap kedudukan wanita.
Beberapa penghargaan terhadap karya Rousseau:
1. Bidang pendidikan
1.
2.
3.
Peringatannya agar dalam masa pubertas fantasi anak tidak dibiarkan bekerja leluasa.
2. Bidang pengajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
pendidikan Naturalisme adalah pentingnya pemberian pemahaman pada akal akan kejadian
atau fenomena dan hukum alam melalui observasi. Observasi berarti mengamati secara
langsung fenomena yang ada di alam ini secara cermat dan cerdas.
Fenomena menarik di bidang pendidikan saat ini adalah lahirnya berbagai model pendidikan
yang menjadikan alam sebagai tempat dan pusat kegiatan pembelajarannya. Pembelajaran
tidak lagi dilakukan di dalam kelas yang dibatasi oleh ruang dan waktu, tetapi lebih fokus
pada pemanfaatan alam sebagai tempat dan sumber belajar. Belajar di dan dengan alam yang
telah menyediakan beragam fasilitas dan tantangan bagi peserta didik akan sangat
menyenangkan. Tinggal kemampuan kita bagaimana mengekplorasi sumber daya alam
menjadi media, sumber dan materi pembelajaran yang sangat berguna.
Jika di dalam kelas subyektifitas peserta didik tertekan oleh otoritas guru, maka di alam, guru
dan peserta didik dapat dengan leluasa menciptakan hubungan yang lebih akrab satu sama
lain. Dari hubungan yang akrab ini lebih lanjut terjadi hubungan emosional yang mendalam
antara guru dengan peserta didiknya. Dalam kondisi seperti ini, subyektifitas peserta didik
dengan sendirinya akan mengalir dalam diskusi dengan guru di mana telah tercipta suasana
belajar yang kondusif.
Menyatunya para siswa dengan alam sebagai tempat belajar dapat memuaskan
keingintahuannya (curiousity), sebab mereka secara langsung face to face berhadapan dengan
sumber dan materi pembelajaran secara riil. Hal yang sangat jarang terjadi pada pembelajaran
di dalam kelas. Di alam mereka akan melihat langsung bagaimana sapi merumput, mereka
mendengar kicau burung, mereka juga merasakan sejuknya air, mencium harum bunga,
memetik sayur dan buah yang semuanya merupakan pengalaman nyata tidak terlupakan.
Mereka belajar dengan nyaman, asyik dan berlangsung dalam suasana menyenangkan,
sehingga informasi terekam dengan lebih baik dalam otak para siswa. Melalui proses
eksploratoris seperti di atas, para siswa telah melakukan apa yang dikenal dengan istilah
global learning (belajar global), sebuah cara belajar yang begitu efektif dan alamiah bagi
manusia. Karena belajar akan lebih efektif manakala para siswa melihat, mendengar, merasa,
mengalami, dan memperaktekkan secara langsung apa yang mereka pelajari.
Di dunia ini tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan aliran filsafat yang diusung oleh
Jean Jacques Roussau yaitu aliran filsafat naturalisme. Disamping memiliki kelebihan, namun
aliran ini juga memiliki kekurangan. Karena tidak ada suatu aliran pendidikan yang
sempurna. Dan ketika ingin menerapkan suatu aliran pendidikan, hendaknya disesuaikan juga
perkembangan zaman. Apakah aliran tersebut masih relevan atau sudah tidak relevan lagi.
Pandangan yang dibawa oleh Jean Jacques Rousseau ini cukup bagus untuk diterapkan dalam
dunia pendidikan. Karena teori yang diusung adalah kembali pada alam, yang mana peserta
didik dituntut untuk belajar melalui alam. Selain itu, kebebasan yang menjadi tujuan dari
pandangan Rousseau amat sangat bagus karena peserta didik memiliki kebebasan untuk
mengeksplor segala bakat dan minat yang miliki tanpa ada kekangan atau tekanan dari pihak
lain. Banyak hal positif yang bisa diambil dan diterapkan dari pandangan Rousseau ini.
Namun, ada juga beberapa kekurangan dari pandangan Rousseau ini. Yaitu sifat pendidikan
yang ia usung adalah pendidikan yang bersifat individualistik hal tersebut ia maksudkan agar
si peserta didik tidak terpengaruh oleh masyarakat. Tujuan tersebut memang baik, namun
dengan pendidikan yang bersifat individualistik secara tidak langsung berlawanan dengan
hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang mana membutuhkan orang lain dalam
kehidupannya.
Namun pandangan yang diusung oleh Rousseau yaitu untuk kembali ke alam, mengingatkan
kepada para pendidik akan pentingnya untuk belajar melalui alam. Dan sekarang juga sudah
banyak kita jumpai sekolah-sekolah alam yang menerapkan system belajar mengajar di luar
ruangan atau outdoor. Dengan adanya sekolah alam saat ini bisa meningkatkan kecintaan
siswa pada alam dan juga siswa bisa belajar secara menyeluruh melalui alam.
DAFTAR PUSTAKA
(online),
(http://hermawan.wordpress.com./2006/12/4/pandangan-Jean-Jacques-Rousseautentang-pendidikan, diakses tanggal 28 Oktober 2011)
(online), (http://re-searchengines.com/0308hakiki.html, diakses tanggal 28 Oktober 2011)
Djumhur. Dan Danasuparta.1974. Buku Pengantar Sejarah Pendidikan. Bandung: CV. Ilmu
Saifullah, A. 1991. Antara Filsafat Dan Pendidikan: Pengantar Filsafat Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional
Smith, S. 1986. Gagasan-gagasan Besar Tokoh-tokoh Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta:
Bumi Aksara
Soejono. 1978. Aliran Baru Dalam Pendidikan. Bandung: CV. Ilmu
Suparlan. 1984. Aliran-aliran Baru Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset