2. Pokok
pembicaran kita dalam bagian ini, yaitu hakekat Rahmat Allah Yang Maha
Kuasa, terdapat dalam alinea ketiga Pembukaan UUD 1945, Alinea ketiga UUD 1945
itu selengkapnya adalah sebagai berikut.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Jika dihayati, alinea tersebut bukan saja berisikan motivasi riil dan materiil bangsa
Indonesia, yakni menyatakan kemerdekaan, melainkan juga menjadi keyakinan dan
motivasi spiritual bahwa maksud tindakan kita menyatakan kemerdekaan itu diberkati
oleh Allah Yang Maha Kuasa. Dengan ini digambarkan bahwa bangsa Indonesia
mendambakan kehidupan yang seimbang antara:
(1). Kehidupan materiil dan spiritual, serta
(2). Kehidupan dunia dan akhirat.
Alinea ketiga juga merupakan bukti pengakuan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan
yang telah kita capai itu bukan semata-mata hasil perjuangan bangsa Indonesia, akan
tetapi pada hahehatnya berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini merupakan
pengakuan insan yang beriman dan bertaqwa. Bagi insan yang beriman dan bertaqwa
berusaha itu wajib adanya, adapun hasilnya kita serahkan kepada Allah Yang Maha
Kuasa. Kewajiban kita setelah berusaha adalah berdoa dan tawakal. Jika Allah Yang
Maha Kuasa berkenan memberikan rahmat kepada kita, tidak akan ada kekuatan lain
yang menghalanginya. Demikian pula halnya perjuangan bangsa Indonesia dalam
mengusir penjajah, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa maka kita dapat
mencapai kemerdekaan
3. Pokok pembicaran kita dalam bagian ini, yaitu hakekat Rahmat Allah Yang Maha
Kuasa, terdapat dalam alinea ketiga Pembukaan UUD 1945, Alinea ketiga UUD 1945
itu selengkapnya adalah sebagai berikut.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Jika dihayati, alinea tersebut bukan saja berisikan motivasi riil dan materiil bangsa
Indonesia, yakni menyatakan kemerdekaan, melainkan juga menjadi keyakinan dan
motivasi spiritual bahwa maksud tindakan kita menyatakan kemerdekaan itu diberkati
oleh Allah Yang Maha Kuasa. Dengan ini digambarkan bahwa bangsa Indonesia
mendambakan kehidupan yang seimbang antara:
(1). Kehidupan materiil dan spiritual, serta
(2). Kehidupan dunia dan akhirat.
Alinea ketiga juga merupakan bukti pengakuan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan
yang telah kita capai itu bukan semata-mata hasil perjuangan bangsa Indonesia, akan
tetapi pada hahehatnya berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini merupakan
pengakuan insan yang beriman dan bertaqwa. Bagi insan yang beriman dan bertaqwa
berusaha itu wajib adanya, adapun hasilnya kita serahkan kepada Allah Yang Maha
Kuasa. Kewajiban kita setelah berusaha adalah berdoa dan tawakal. Jika Allah Yang
Maha Kuasa berkenan memberikan rahmat kepada kita, tidak akan ada kekuatan lain
yang menghalanginya. Demikian pula halnya perjuangan bangsa Indonesia dalam
mengusir penjajah, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa maka kita dapat
mencapai kemerdekaan
Kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan antara lain agar mahasiswa mampu menjadi
warga negara yang memiliki pandangan dan komitmen terhadap
nilai-nilai demokrasi dan HAM, agar mahasiswa mampu
berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai
tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai, agar mahasiswa
memilik kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya
menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai
moral, agama, dan nilai-nilai universal, agar mahasiwa mampu
berpikir kritis dan objektif terhadap persoalan kenegaraan, HAM,
dan demokrasi, agar mahasiswa mampu memberikan kontribusi dan
solusi terhadap berbagai persoalan kebijakan publik, agar
mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak
(berkeadaban).
4.
Bab 2
1.
Sistematika Filsafat
Ialah hasil berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada yang telah
tersusun secara sistematis. Sistematika filsafat bisa disebut juga dengan struktur
filsafat. Secara garis besar filsafat dibagi dalam tiga cabang, yaitu teori
pengetahuan (epistemologi) atau pemikiran filosof tentang pengetahuan yaitu
membicarakan cara memperoleh pengetahuan, teori hakikat (ontologi) yaitu
membicarakan pengetahuan itu sendiri, dan teori nilai (axiologi) yaitu pemikiran
filosof tentang nilai yaitu membicarakan guna pengetahuan itu.
2.
Ajaran filsafat Pancasila memancarkan keunggulan sistem filsafat dan kultural NKRI;
melengkapi keunggulan natural dan (potensial) SDM Indonesia. Integritas keunggulan ini
ditegakkan dalam sistem kenegaraan Pancasila secara konstitusional berdasarkan UUD
Proklamasi (yang juga memancarkan keunggulan konstitusional); sebagai terpancar dari nilai
fundamental:
1. NKRI sebagai negara kesatuan berbentuk republik;
2. NKRI menegakkan sistem kedaulatan rakyat (demokrasi);
3. NKRI menegakkan sistem negara hukum (Rechtsstaat);
4. NKRI adalah negara bangsa (nation state: sebagai jabaran wawasan nasional dan wawasan
nusantara); dan
5. NKRI menegakkan asas kekeluargaan (yang menjiwai dan melandasi: wawasan nasional,
dan wawasan nusantara). yang ditegakkan dalam N-sistem nasional.
Sistem kenegaraan NKRI demikian mengalami degradasi filosofis-ideologis dan
konstitusional mulai era reformasi; karena visi-misi reformasi cenderung mempraktekkan:
demokrasi liberal, ekonomi liberal; bermuara kepada praktek negara federal, bahkan
anarchismeyang mengancam integritas NKRI dan wawasan nasional Indonesia.
Keprihatinan demikian terus mengupayakan pelurusan reformasi, supaya bangsa dan
NKRI tidak terjerumus ke dalam kebangkrutan dan cengkeraman neo-imperialisme yang terus
meningkat dalam era postmodernisme.