BUNGKUL SURABAYA
Felicia Putri S. A
Mahasiswa Arsitektur Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167 Malang, 65145, Jawa Timur
Email: feliceatmadja@gmail.com
ABSTRAK
Kondisi generasi muda bermacam-macam. Banyak prestasi yang diraih oleh pemuda
dalam berbagai bidang. Namun di sisi lain, banyak pula jumlah generasi pemuda yang putus
sekolah. Berbagai macam kasus penyimpangan perilaku pemuda juga banyak terjadi. Ini
merupakan permasalahan pemuda yang sampai hari ini masih berusaha ditangani oleh
pemerintah. Pemuda dalam memajukan negara memiliki peran yang sangat penting sebagai
tenaga produktiv. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah wadah yang dapat mewadahi generasi
muda ke arah yang positif dengan pendekatan aktivitas pelaku terhadap pola ruang. Taman
Bungkul Surabaya merupakan salah satu ruang publik yang banyak mewadahi aktivitas
generasi muda. Pada tahun 2013 Taman Bungkul juga mendapat penghargaan sebagai Taman
Terbaik se-Asia dari PBB. Penghargaan ini diraih dengan menilai fungsi sosial, budaya,
rekreatif dan edukatif yang terdapat di Taman Bungkul. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisa hubungan aktivitas pelaku dengan pola ruang pada Taman Bungkul. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan mengidentifikasi
karakteristik Taman Bungkul dan analisis evaluatif untuk mengidentifikasi hubungan aktivitas
pelaku dengan pola ruang dalam Taman Bungkul. Hasil penelitian hubungan aktivitas pelaku
dengan pola ruang dalam Taman Bungkul diharapkan dapat menjadi masukan dalam
merancang wadah bagi generasi muda.
Kata Kunci: aktivitas pelaku, pola ruang, Taman Bungkul, generasi muda
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Generasi muda Indonesia adalah
generasi yang berpotensi untuk
membawa perubahan bagi bangsa dan
negara. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya
prestasi-prestasi
yang
ditorehkan oleh para pemuda bagi
Indonesia, baik di kancah nasional
maupun internasional. Prestasi yang
diraih oleh para pemuda ini terdiri dari
berbagai macam bidang, mulai dari
sains sampai dengan seni. Dengan
banyaknya prestasi yang diraih,
generasi muda merupakan potensi besar
untuk mengembangkan kemajuan
negara.
sumber
pemikiran
untuk
mengembangkan negara di berbagai
bidang
seperti
kewirausahaan,
pendidikan,
konservasi
alam,
pembangunan lingkungan dan lain
sebagainya. Dengan permasalahan
pemuda di Surabaya yang masih
beraneka ragam, perlu adanya
pembinaan bagi para pemuda untuk
memaksimalkan
potensi
yang
dimilikinya sehingga menghasilkan
kontribusi yang positif.
Melihat
kebutuhan
untuk
memaksimalkan potensi generasi
muda, maka diperlukan sebuah wadah
untuk menjadi pusat pengembangan
dan aktualisasi diri yang dapat
mewadahi generasi muda dengan
berbagai latar belakang. Para peneliti
dari Michigan State University
melakukan analisa terhadap kelompok
Honors College yang lulus antara 1990
hingga 1995. Mereka menemukan,
peserta yang pintar dalam sains,
teknologi, teknik, matematika, dan
memiliki bisnis pribadi adalah mereka
yang diajarkan seni delapan kali lebih
banyak dari anak-anak lain pada
umumnya. Studi mengindikasikan, 93
persen lulusan sains pernah rutin
bermain musik, sementara orang ratarata
hanya
34 persen
yang
melakukannya.
Studi
juga
menemukan, dari mereka yang
bermain musik, 42 persen yang pandai
di bidang elektronik berpeluang
memperoleh paten, 30 persen yang
pandai di bidang fotografi berpeluang
memperoleh penghargaan, dan yang
menekuni
bidang
arsitektur
berpeluang 87,5 persen lebih tinggi
untuk mendirikan perusahaan pribadi.
Fungsi Art and Culture Center dipilih
untuk menjadi wadah yang dapat
memaksimalkan potensi generasi
muda
dengan
memperhatikan
hubungan aktivitas pelaku dengan pola
ruang dalam perancangannya.
Taman Bungkul dipilih sebagai
obyek komparasi yang sesuai terhadap
TINJAUAN PUSTAKA
2. Teori Posistif
Teori positif merupakan suatu proses
kreatif yang mencakup pembentukan
struktur konseptual, baik untuk menata
maupun untuk menjelaskan hasil suatu
pengamatan. Tujuannya adalah agar
struktur ini dapat digunakan untuk
menjelaskan apa yang terjadi dan
membuat prediksi mengenai apa yang
mungkin akan terjadi.
Nilai dari teori positif ini
bergantung pada kekuatan penjelasan
dan prediksinya. Teori-teori yang
berhasil adalah teori yang sederhana,
tetapi mampu menggeneralisasikan
fenomena
dunia
dan
dalam
penggunaannya dapat membantu kita
melakukan prediksi dengan akurat. Hal
ini
memungkinkan
seseorang
mendapatkan sejumlah pernyataan
deskriptif dari sebuah pernyataan yang
sederhana.
Dalam perancangan, salah satu
fungsi
teori
positif
adalah
meningkatkan kesadaran mengenai
perilaku mana dalam lingkungan yang
penting bagi manusia sehingga dalam
pengambilan keputusan desain, hal
tersebut tidak luput menjadi bahan
pertimbangan. Kalau semula hal
tersebut disimpulkan secara intuitif,
seperti prinsip teriteriolitas, yang
sesungguhnya merupakan perilaku
yang diperlihatkan oleh setiap orang,
tetapi dalam desain seringkali
diabaikan atau tidak diperhatikan
secara sadar. Oleh karena itu, dengan
teori positif berbagai isu ini dapat
didiskusikan dengan jelas dan
gambling
sehingga
dapat
menjembatani celah yang ada antara
rancangan yang intuitif dan ketidak
sadaran akan perilaku yang penting
bagi manusia karena berbagai aspek
dalam desain dapat dijelaskan secara
eksplisit.
Berbeda dengan teori normative
yang berangkat dari consensus tentang
segala sesuatu yang disepakati untuk
waktu tertentu atau tentang patokan
4
3. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku menekankan
keterkaitan diakletik antara ruang
dengan manusia atau masyarakat yang
menghuni atau memanfaatkan ruang
tersebut. Pendekatan ini menekankan
perlunya memahami perilaku manusia
atau masyarakat dalam memanfaatkan
ruang. Ruang dalam pendekatan ini
dilihat mempunyai arti dan nilai yang
plural dan berbeda, tergantung tingkat
apresiasi dan kognisi individuindividu yang menggunakan ruang
tersebut. Dengan kata lain, pendekatan
ini melihat bahwa aspek-aspek norma,
kultur, psikologi masyarakat yang
berbeda akan menghasilkan konsep
dan wujud ruang yang berbeda
(Rapoport, 1977; dalam Haryadi,
2010). Karena penekanannya lebih
pada interaksi manusia dengan ruang,
pendekatan
ini
cenderung
menggunakan istilah seting daripada
ruang.
Secara konseptual, pendekatan
perilaku menekankan bahwa manusia
merupakan makhluk berpikir yang
mempunyai persepsi dan keputusan
dalam
interaksinya
dengan
lingkungannya. Konsep ini dengan
demikian meyakini bahwa interaksi
pertanda
tersebut.
Pragmatik
menggambarkan hubungan pertanda
dengan perilaku manusia.
Perilaku manusia dapat juga dipelajari
melalui pendekatan simbolik. Simbol
adalah unsur khusus suatu lingkungan
binaan yang dapat diintepretasikan
artinya melalui latar belakang budaya
manusia.
III.
METODOLOGI
mendukung
rakyat kecil.
perekonomian
anak-anak
Bungkul.
pada
Taman
Tersedia
sirkulasi
bagi
masyarakat penyandang cacat
sehingga tidak menghambat
aktivitas mereka pada taman ini.
Terdapat beberapa spot yang
gelap di dalam Taman Bungkul
sehingga menyebabkan perilaku
menyimpang seperti tindakan
asusila.
10