Anda di halaman 1dari 7

Nama

NPM
Kelas
Mat.Kul

: Hanik Yulistina
: 12130310003
: VI-A1 / Ekonomi-Akuntansi
: Teori Akuntansi

BAB I
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Studi mengenai sejarah dan perkembangan akuntansi adalah suatu hal yang sangat
penting di dalam memahami dan menghargai praktik-praktik yang berlaku sekarang dan di
masa depan, sekaligus sebagai struktur institusional dan disiplin itu sendiri. Berikut Segi-segi
penting sejarah dan perkembangan akuntansi yang seharusnya diketahui dalam menekuni
disiplin ilmu akuntansi.
1. Evolusi Pembukuan Pencatatan Berpasangan
A. Sejarah awal akuntansi
Pada tahun 3000 SM banyak ditemukan skenario-skenario tentang pelaksanaan
pencatatan disebagian besar kebudayaan diantaranya: kebudayaan ChaldeanBabilonia, Asiria, dan Sumeria yang menemukan pemerintahan terorganisasi
pertama di dunia serta catatan usaha tertua. Kebudayaan Cina, akuntansi
pemerintahannya memainkan peranan yang vital dan rumit pada masa dinasti Chao;
kebudayaan Yunani, Zeon seorang manajer dari wilayah apolonius memperkenalkan
sistem akuntansi pertanggungjawaban yang terperinci (256 SM); kebudayaan
Romawi, para pembayar pajak harus membuat laporan mengenai posisi keuangan
mereka dan dimana hak-hak sipil bergantung kepada jumlah harta benda yang
dilaporkan. Masing-masing kebudayaan tersebut telah menunjukkan bahwa telah
terdapat semacam pembukuan di dalamnya dan prasyarat dari pembukuan sitematis.
Enam prasyarat pembukuan sistematis menurut A.C.Littleton:
1) Seni Penulisan (The Art of Writing), pembukuan adalah sebuah catatan
2) Aritmetika (Aritmetic), aspek mekanis dan pembukuan mengandung adanya
serangkaian perhitungan sederhana
3) Milik Pribadi (Private Properti), pembukuhanya berkepentingan dengan
pencatatan fakta-fakta mengenai harta benda dan hak miliknya
4) Uang , transaksi yang belum selesai
5) Perdagangan, penjualan lokal saja tidak akan menciptakan cukup tekanan untuk
merangsang manusia mengoordinasikan berbagai pemikiran kedalam sutu
sistem.
6) Modal, tanpa modal perdagangan tidak akan berarti dan pemeli kredit menjadi
sesuatu yang tidak mungkin dibayangkan.

B. Kontribusi Luca Pacioli


Luca Pacioli adalah seorang pastur dari ordo Fransiskus yang diasosiasikan
dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya. Pada
tahun 1948 ia menerbitkan bukunya, Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni
et Proportionalita yang didalamnya terdapat bab yang menjelaskan pembukuan
pencatatan berpasangan, yang kemudian dikenal dengan Metode Venesia atau
Metode Italia. Luca Pacioli bukanlah penemu dari pembukuan pencatatan
berpasangan, tetapi menguraikan mengenai apa yang dipraktikkan pada masa itu. Ia
menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberikan informasi yang
tidak tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan untunguntungnya. Ia juga menyarankan agar tidak hanya nama dari pembeli atau penjual
saja yang dicatat, begitu pula deskripsi mengenai barangnya dengan berat, ukuran
atau hasil pengukuran, dan harganya, tetapi syarat pembayaran juga harus
ditampilkan dan kapan saja uang diterima atau dikeluarkan, pencatatan juga akan
menyajikan jenis mata uang yang dipergunakan dan nilai tukarnya. Pada waktu
yang bersamaan, mengingat umur yang pendek dari perusahaan-perusahaan bisnis,
Pacoli menyarankan perhitungan dari laba suatu periode dan penutupan.
Buku Pacoli tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa Bahasa, memberikan
kontribusi kepada merebaknya popularitas dari metode Italia ini.
C. Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan
Metode Italia ini menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16 dan 17, yang
selanjutnya mengalami perkembangan-perkembangan baru, untuk menjadi apa yang
kita kenal sekarang sebagai model pencatatan berpasangan. Perkembangan ini
meliputi:
1) Abad ke-16 diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai
jenis transaksi yang berbeda.
2) Abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik.
3) Abad ke-15 sampai abad ke-17 penerapan dari sistem pencatatan berpasangan
juga diperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain, seperti: biara dan negara
bagian.
4) Abad ke-17 terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk
jenis barang yang berbeda.
5) Abad ke-17 akuntansi mendapat status yang lebih baik, yang ditunjukkan
dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang
diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, perioditas, dan
akrual.
6) Abad ke-18 terjadi evolusi metode-metode pencatatan aktiva tetap yaitu Aktiva
dicatat sesuai biaya perolehan; akun aktiva yang berisi pencatatan-pencatatan
mengenai pembiayaan awal dan pengeluaran-pengeluaran serta penerimaanpenerimaan lain ditutup pada saat anggal neraca dan perbedaan antara total debit
dan kredit dibawa saldo akun; dan aktiva tersebu direvaluasi.
7) Abad ke-19 depresiasi dianggap tidak dibutuhkan kecuali jika aktiva tetap
tersebut dinilai memiliki kondisi yang sudah dianggap tidak diergunakan lagi.
8) Abad ke-19 munculnya akuntansi biaya

9) Paruh terakhir abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi


untuk pembayaran dibayar dimuka dan akrual, sebagai cara untuk
memungkinkan dilakukan perhitungan dari laba periodic.
10) Abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
11) Diatas abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk
isu-isu kompleks.
2. Perkembangan Prinsip-prinsip Akuntansi di Amerika Serikat
Berbagai kelompok di Amerika Serikat telah mengimplementasikan gabungan dari
bermacam-macam pendekatan,telah menjadikan teori dan praktik akuntansi sebagai
subjek dari pemeriksaan ulang yang konstan dan analisis yang penting. Empat tahapan
proses yang dapat diidentifikasikan.
A. Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)
Pengaruh manajemen muncul dari meningkatnya jumlah pemegang saham.
Peleburan kepemilikan saham memberikan kendali penuh kepada manajemen atas
format dan isi dari pengungkapan-pengungkapan akuntansi. Konsekuensinya
adalah:
1) Jika melihat sifat pragmatis dari solusi yang diterapkan, maka kebanyakan
teknik-teknik akuntansi kurang memiliki dukungan teoritis.
2) Fokusnya adalah menentukan laba kena pajak dan meminimalkan pajak
penghasilan.
3) Teknik-teknik yang diadopsi dimotivasi oleh keinginan untuk meratakan laba
4) Maslah-maslah yang kompleks dihindari da solusi cepat diadopsi.
5) Perusahaan yang berbeda akan mengadopsi teknik-teknik yang berbeda untuk
masalah yang sama.
Situasi ini menimbulkan ketidakpuasan selama tahin 1920-an.
B. Tahap kontribusi institusi (1933-1959)
Tahap ini ditandai dengan adanya pembuatan dan peningkatan peranan institusi di
dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi, meliputi:
1) Konggres menciptakan SEC (Securitas and Exchange Commision) untuk
mengelola berbagai hukum-hukum investasi federal, termasuk Undangundang Sekuritas tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas di pasarpasar antarnegara bagian dan Undang-undang Sekuritas tahun 1934 yang
mengatur perdagangan sekuritas.
2) George O, May, kebangsaan Inggris, mengusulkan agar Institut Akuntansi
Publik Bersertifikat Amerika (American Institute of Certified Public AccountAICPA) memulai sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek. Setelah bekerja
sama mereka menyarankan solusi kepapada Komite NYSE untuk membiarkan
setiap perusahaan untuk bebas memilih metode-metode akuntansinya sendiri
di dalam batasan yang luas namun mengharuskan adanya pengungkapan dari
metode yang dipergunakan dan konsistensi pengaplikasiannya dari tahun ke
tahun. Komite mengusulkan percobaan resmi yang pertama untuk
mengembangkan teknik-teknik akuntansi yang berlaku umum yang dikenal
sebagai prinsip-prinsip umum.

3) CAP menerbitkan 12 Accounting Research Bulletins (ARB) selama periode


1938-1939 saja, dan tetap terus melakukannya selama masa-masa perang.
Pasca perang CAP diterbitkan 18 ARB mulai dari tahun 1946-1953, engan
strategi untuk mengeliminasi praktik-praktik akuntansi yang dicurigai dan
dipertanyakan dan berfokus pada maslah-maslah pelaporan khusus.
C. Tahap kontribusi profesional (1959-1973)
Ketidak puasan kepada CAP diungkapkan oleh presiden AICPA serta Komite
Khusus atas Program Riset yang mengusulkan untuk melakukan pembubaran
CAP dan departemen risetnya. Tahun 1959 AICPA mendirikan Dewan Prinsip
Akuntansi (Accounting Principal Board-APB) dan Divisi Riset Akuntansi
(Accounting Reserch Division) dengan misi untuk memajukan pernyataan tertulis
dari apa yang dinyatakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
D. Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan yang dimiliki oleh asosiasi profesional maupun manajemen di
dalam memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada
pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisi
atas proses penetapan standarnya. Proses penentuan standar memiliki aspek
politis di dalamnya.
3. Akuntansi dan Kapitalisme
Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarahwan ekonomi
dengan adanya klaim umum bahwa pembukuan bercatatan berpasangan adalah suatu hal
yang vital di alam perkembangan dan evolusi dari kapitalisme. Hubungan antara
akuntansi dan kapitalisme ini dikenal dengan tesis atau argument Sombart. Ia
mengemukakan bahwa transformasi aktiva menjadi nilai-nilai abstrak dan ekspresi
kuantitatif dari aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis dalam bentuk pembukuan
pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkinan untuk seorang wirausahawan
yang kapitalis untuk merencanakan, melakukan, dan mengukur dampak dari aktivitas
yang ia lakukan serta melakukan pemisahan dari pemilik dan bisnis itu sendiri, sehingga
memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan. Empat alasan untuk menjelaskan
peranan dari pencatatan berpasangan:
1) Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya satu sikap baru
atas kehidupan ekonomi
2) Semangat baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh adanya
perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
3) Rasionalisme baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang
sistematis.
4) Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas
kepemilikan dan manjemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari
perusahaan besar dengan ssaham gabungan.

4. Relevansi Sejarah Akuntansi


Sejarah akuntansi adalah studi atas evolusi yang terjadi pada pemikiran, praktikpraktik dan institusi akuntansi sebagai respon dari perubahan-perubahan lingkungan dan

kebutuhan social. Hal ini juga mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan oleh
evolusi tersebut pada lingkungan. Sejarah akuntansi penting bagi pedagogasi kebijakan,
dan praktik akuntansi. Berkaitan dengan pedagogi, sejarah akuntansi dapat sangat
berguna untuk memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang
akuntansi dan evolusinya sebagai salah satu ilmu sosial. Satu pemikiran yang bagus akan
relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi:
1) Profesi yang didasarkan pada tradisi yang dikembangkan selama berabad-abad
seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual
yang mereka miliki.
2) Adanya impor keunggulan-keunggulan pemikiran, kontribusi-kontribusi besar
pada literatur, dan studi-studi positif yang penting akan hilang, terfragmentasi
atau dipelajari secara tidak sempurna.
3) Tanpa memiliki akses kepada analisis dan interpretasi dari sejarah perkembangan
pemikiran dan praktik akuntansi, para empiris saat ini akan berisiko mendasarkan
investigasi yang mereka lakukan pada klaim-klaim atas masa lalu yang tidak
lengkap atau tidak berdasar.
Dalam kaitannya dengan prespektif kebijakan, sejarah akuntansi dapat melakukan
peran yang instrumental dalam memberikan pemahaman yang lebih baik atas
permasalahan-permasalahan akuntansi dan konteks institusionalnya, sekaligus juga
dalam formulasi kebijakan umum. Jika berkaitan dengan praktik akuntansi, sejarah
akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktik-praktik yang berlaku
dengan melakukan perbandingan terhadap metode-metode yang pernah digunakan di
masa lalu.
5. Isu-isu Akuntansi Internasional
A. Definisi akuntansi internasional
Tiga konsep utama dalam mendefinisikan akuntansi internasional:
1) Akuntansi untuk induk perusahaan-anak perusahaan di luar negeri atau
akuntansi untuk anak perusahaan
2) Akuntansi komparatif atau internasional
3) Akuntansi universal atau dunia
Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas rung
lingkupnya. Akuntansi dunia, di dalam kerangka kerja konsep ini, akuntansi
internasional dianggap sebagai sebuah sistem universal yang dapat diterapkan di
semua negara. Sebuah seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(generally accepted accounting principles-GAAP) yang diterima diseluruh dunia,
seperti yang berlaku di Amerika Serikat, akan dibentuk.Praktik dan prinsip-prinsip
yang dikembangkan akan dapat diberlakukan di seluruh negara.
Konsep dari akuntansi komparatif atau akuntansi internasional mengarahkan
akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan
nasional di dalam akuntansi. Hal ini meliputi:
1) Kesadaran akan adanya keragaman internasional di dalam akuntansi perusahaan
dan praktik-praktik pelaporan.

2) Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masingmasing negara


3) Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi
pada pelaporan keuangan.
Konsep dari akuntansi induk perusahaan-anak perusahaan di luar negeri, atau
akuntansi untuk anak perusahaan di luar negeri adalah konsep dengan ruang lingkup
yang paling tua dan sempit. Konsep utama ketiga yang dapat diterapkan pada
akuntansi internasional mengacu kepada praktik-praktik akuntansi dari sebuah induk
perusahaan dan anak perusahaan di luar negeri.
B. Harmonisasi standar akuntansi
1) Arti harmonisasi standar akuntansi
Istilah harmonisasi sebagai kebalikan dari standarisasi memiliki arti
sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih
bersifat sebagai pendekatan prakatis dan mendamaikan dari pada sandarisasi,
terutama jika standarisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh suatu
negara hendaknya diterapkan oleh semua negara lain. Harmonisasi menjadi
suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas
suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.
2) Manfaat dari harmonisasi
Bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan
audit yang memadai. Standar yang diakui secara internasional tidak hanya
akan mengurangi biaya persiapan untuk negara-negara tersebut melainkan
juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi bagian dari
arus utama standar akuntansi yang berlaku secara internasional
Internasional yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya
saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannya dengan
perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang
utama dari adanya suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku
secara internasional
Adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperoleh modal
dari luar mengingat tidak cukupnya jumlah laba ditahan untuk mendanai
proyek-proyek dan pinjaman-pinjaman luar negeri yang tersedia, telah
meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.
3) Batasan dari harmonisasi
Pertama, pemungutan pajak bagi semua negara adalah suatu sumber
permintaan yang terbesar akan adanya jasa-jasa akuntansi karena sistem
pemungutan pajak berbeda-beda secara internasional, dengan mudah dapat
diperkirakan bahwa ia akan mengarah kepada perbedaan di dalam prinsipprinsip dan sistem akunatansi yang digunakan secara internasional.
Kedua, kebijakan-kebijakan akuntansi hampir selalu dibuat untuk mencapai
sasaran politik ataupun ekonomi yang kompatibel dengan sistem
perekonomian atau politik yang menyertainya di suatu negara tertentu.
Karena hanya terdapat sedikit harapan untuk memiliki satu sistem politik
atau ekonomi tunggal secara internasional, dapat diperkirakan bahwa

perbedaan-perbedaan yang terjadi di dalam sistem politik dan ekonomi akan


terus menjadi halangan bagi harmonisasi akuntansi internasional
Ketiga, beberapa rintangan bagi harmonisasi internasional itu diciptakan
oleh para akuntansi sendiri melalui persyaratan lisensi nasional yang ketat.

Anda mungkin juga menyukai