A. Stabilitas Kimia Stabilitas kimia adalah kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat kimia dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Stabilitas kimia pada sediaan sirup dilakukan untuk mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensiasi yang tertera pada etiket dalam batas yang dinyatakan dalam spesifikasi. Uji stabilitas kimia sediaan sirup : 1. Identifikasi 2. Penetapan kadar Cara kerja : a. Dilakukan menggunakan spektrofotometer dengan cara membuat larutan standar dan larutan sampel. b. Dilihat nilai absorbansinya sehingga diketahui kadarnya. 3. Penetapan Kadar Alat
: HPLC
Fase gerak : campuran air-metanol p (3:1) saring dan awaudarakan
Larutan baku : Timbang seksama sejumlah parasetamol BPFI, larutkan dalam fase gerak hingga kadar 0,01 mg /ml Larutan uji : a. Ukur seksama sejumlah volume setara dengan 500 mg parasetamol, b. Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml, c. Encerkan dengan fase gerak sampai tanda, kocok homogen, d. Pipet 5 ml larutan (3), masukkan ke dalam labu ukur 250 ml, encerkan dengan fase gerak ad tanda, kocok homogen, 1
e. Pipet 25 ml larutan (4), masukkan ke dalam labu ukur 100 ml,
encerkan dengan fase gerak ad tanda, kocok homogen, f. Saring larutan menggunakan penyaring dengan porositas 0,5 m atau lebih halus. Buang 10 ml filtrat pertama. g. Gunakan larutan jernih sebagai larutan uji. B. Stabilitas Fisika Stabilitas fisika adalah terjadinya perubahan sifat fisik dari suatu produk selama waktu penyimpanan. Stabilitas fisika pada sediaan sirup dilakukan untuk mempertahankan keutuhan fisik meliputi perubahan warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau penampilan. Uji stabilitasfisika sediaan sirup : 1. Uji Organoleptis Alat : Pancaindera Mencakup : Bau sediaan Rasa sediaan Warna sediaan Cara kerja : a. Menggunakan subjek / responden dengan kriteria tertentu. b. Menetapkan kriteria pengujian (macam dan itemnya). c. Menghitung presentase masing-masing kriteria yang diperoleh. d. Mengambil keputusan. 2. Penentuan Viskositas Alat : Viskometer Cara kerja : a. Cuci alat dengan alkohol 95 % dan keringkan. b. Masukkan zat uji kedalam beaker glass atau basket viskometer c. Masukkan lempeng besi (spindel) ke dalam larutan zat uji yang telah dipindahkan pada wadah yang terdapat pada alat viskometer. d. Nyalakan mesin dan baca angka yang tertera pada alat viskometer. 3. Penentuan BJ Alat : Piknometer Cara kerja : a. Bersihkan piknometer dengan aquadest, kemudian dikeringkan. b. Timbang piknometer yang kosong dengan neraca analitik dan dicatat hasilnya. c. Piknometer diisi dengan aquadest sampai penuh. d. Timbang piknometer yang berisi aquadest dengan neraca analitik dan dicatat hasilnya.
e. Piknometer yang berisi aquadest tersebut dibersihkan dan isinya
diganti dengan sediaan sirup yang telah dibuat, dibersihkan dan ditimbangan dengan neraca analitik dan dicatat hasilnya. f. Dihitung BJ dengan hasil yang didapatkan. Rumus BJ
M 2 M V air
M1 : Berat piknometer kosong
M2 : Berat piknometer yang berisi sediaan Vair : Volume air 4. Penetapan pH Alat : pH meter Cara kerja : a. Larutan sediaan sirup yang telah jadi dituangkan pada media wadah. b. pH meter di celupkan dan diukur pH meter disesuaikan dengan indikator pHnya. 5. Uji Kejernihan Alat
: Visual
Cara kerja : a
Lewatkan cahaya melalui botol tak berwarna yang berisi sediaan
Periksa kejernihan sediaan dengan latar belakang hitam dan