Oleh:
Kelompok 16 OFF B
Imam Fikri Fanani
(140341606915)
(120341421971)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat pencemaran udara di Indonesia semakin memprihatinkan. Bahkan
Indonesia menjadi negara dengan tingkat pencemaran udara tertinggi ketiga
di dunia. Catatan tentang kendaraan bermotor menurut Badan Pusat Statistik
Indonesia hingga tahun 2012, populasi kendaraan bermotor sudah tercatat
sekitar 94 juta unit dengan 81% berbentuk unit sepeda motor. Bahkan di ibu
kota Jakarta, seperti catatan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya (2013),
jumlah kendaraan bermotor sudah mencapai 16 juta unit. Hal inilah yang
menyebabkan pertambahan kandungan emisi gas buang kendaraan bermotor,
yang didominasi oleh gas CO2, dibuang ke udara perkotaan seperti Jakarta
yang dihuni sekitar 10 juta jiwa (BPS, 2010). Menurut data WHO (2014)
tentang tingkat polusi kota besar di dunia dengan menggunakan data PM10
yang berarti ukuran partikel debu lebih kecil dari 10 mikron, kawasan Asia
Tenggara menduduki posisi kedua sebagai penyumbang buruknya udara
perkotaan di dunia. Buruknya udara perkotaan dapat menyebabkan
menurunnya kualitas hidup bagi penduduk.
Pencemaran udara dapat disebabkan dari kebakaran, pabrik/industri,
fluktuasi yang rendah, serta transportasi (Tanaka, 2010). Di Indonesia, emisi
transportasi terbukti sebagai penyumbang pencemaran tertinggi selain pabrik.
Hal ini diakibatkan oleh laju pertambahan tingkat jumlah kendaraan bermotor
yang dari tahun ke tahun meningkat. Dalam hal ini adanya kendaraan
bermotor tidak hanya menimbulkan pencemaran suara (bising), tetapi juga
pencemaran udara yang diakibatkan dari gas beracun yang tekandung di
dalam asap sisa pembakaran bahan bakar bermotor. Gas beracun, misalnya
CO (karbon monoksida), berbaur ke udara bebas, sehingga mengakibatkan
kondisi lingkungan tidak stabil. Pembakaran bahan bakar seperti minyak
bumi dan batu bara mengakibatkan kadar di udara bertambah. Akibatnya,
pantulan panas dari permukaan bumi yang akan lepas ke angkasa menjadi
terhalang (efek rumah kaca). Hal ini akan mengakibatkan pemanasan global.
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya kumpulan bahan atau
zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat
asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta dalam waktu yang cukup
lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang.
Bila keadaan seperti tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah
tercemar.Pencemaran udara biasanya terjadi di kota besar dan juga daerah
padat industri yang menghasilkan gas yang mengandung zat di atas batas
kewajaran (Mukono, 2006: 35).
Rusaknya atau semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di
suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut.
Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang
mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah
pula pencemaran udara yang terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta
pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk dapat menyelesaikan
permasalahan pencemaran udara yang terjadi (Mukono, 2006: 42).
Pencemaran udara adalah masuknya zat pencemar ke dalam udara
baik secara alamiah maupun oleh aktivitas manusia (Soedomo, 2001).
Menurut UU no 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Berdasarkan PP no 41 tahun 1999, pencemaran udara adalah masuknya
atau dimasukkannya zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam udara
ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi
fungsinya (Rahmadi, 2011).
(repellen)
herbivora,
membunuh
mikroba
dan
ahli
mengemukakan
berbagai
pendapat
mengenai
lichenes
dinamakan
thallus
yang
secara
vegetatif
mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abuabu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning,
oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh
yang memanjang secara seluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ
vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada
jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada bagian permukaan
dari thallus. Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk:
a. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis
dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini
10
11
memudahkan
polutan
untuk
masuk
ke
dalam
talus,
lumut
kerak
untuk
pemantauan
pencemaran
udara.
12
13
Tabel 2.1
Kota
Balikpapan
kilang minyak
Bandar
Lampung
Bandung
Banjarmasin
Batam
pabrik kimia/obat
Jakarta
Jambi
pembakaran hutan
Makassar
Medan
Padang
semen, karet
Palembang
Pekanbaru
pembakaran hutan
Pontianak
pembakaran hutan
Samarinda
Semarang
Surabaya
14
15
untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paruparu kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan,
serta melakukan reboisasi, pembukaan lahan tidak dilakukan dengan cara
pembakaran hutan melainkan dengan cara mekanik.
Badru (2012) menambahkan bahwa ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi polusi udara yang terjadi di
lingkungan kita, antara lain:
1. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik
sepeda, kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman
(car pooling). Adanya Car Freeday atau Day without a Car dapat
mengurangi polusi udara.
2. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan
asapnya tidak mengotori udara.
3. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
4. Mematuhi batas kecepatan dan jangan membawa beban terlalu berat di
mobil agar pemakaian bensin lebih efektif.
5. Meminimalkan penggunaan bahan kimia.
6. Membeli bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).
7. Memilih produk yang ramah lingkungan. Misalnya parfum non-CFC.
8. Memakai plastik berulang kali. Sampah plastik sulit diurai dan kalau
dibakar menimbulkan zat beracun.
9. Tidak merokok.
10. Memilah antara sampah basah dan sampah kering dan menyediakan
tempat untuk keduanya.
Arsenault et al (2007) menyatakan bahwa strategi/cara untuk
meminimalkan pencemaran udara dapat dilakukan dengan Tahap I
Program Kontingensi Lingkungan di Mexico City, meliputi berbagai
tindakan, yaitu:
1. Penerapan program pembatasan ganda hari tanpa kendaraan bermotormobil dari 05:00 sampai 10:00.
2. 50% kendaraan dari kantor dan publik/masyarakat tidak akan diizinkan
untuk beredar (memakai sistem berselang-seling).
16
17
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Variabel
Sub
Indikator
variabel
Cara/Alat
Skala
Pengambil
Variabel
Keterangan
an Data
1
Macam
Macam
Ada
genus
lumut
tidaknya
Lichen
kerak
lumut kerak
antara
dari
lain:
Crustose,
berbagai
Foliose,
atau Observasi,
literatur
macam jenis
Nominal
yang
digunakan
untuk
membahas
tentang
Fruticose,
lumut kerak,
Kandungan
Squamulo
se
kerak
mengidenti
aneka
Lichen
Keadaan
menghitung
Observasi
daerah
total
batas
yang
kendaraan
ambang
tercemar
bermotor
pencemaran
yang
udara
melewati
stasiun
18
Rasio
Melebihi
18
perhitungan
dan
menghitung
jumlah
pohon yang
ada
di
sekitar jalan
3
Strategi:
Masyarak
Menurut
Survei
Menggunak
memini
at
Badru
dengan
an
malkan
pencema
ran
udara
(2012):
pengisian
Meminimalk instrumen
an
berupa
pemakaian
kendaraan
angket
(Arikunto)
angket
(Cole
&
Hunter,
2012) untuk
masyarakat
di
daerah
bermotor:
Jalan
Car
Veteran dan
Freeday
Penanaman
Jalan
pohon
Pemilihan
Sudirman
produk
ramah
lingkunga
Penerapan
kendaraan
bermotor
berselangseling
(ganjilgenap)
Penguranga
n
kegiatan
industri 30-
Panglima
19
40%
20
Pengambilan Sampel
Pengambilan
sampel
lichen
dilakukan
dengan
metode
Identifikasi Sampel
Identifikasi lichen dilakukan dengan menggunakan panduan kunci
identifikasi yang terdapat pada buku: Hong Kong Lichens (Thrower, 1988)
dan Macrolichens of East Africa (Swinscow and Krog, 1988). Pada proses
identifikasi lichen, karakter yang diamati antara lain bentuk, ukuran dan
warna talus, tipe askokarp.
Identifikasi keadaan daerah dilakukan dengan menggunakan alat
ukur (hand tally counter).
F. Analisis Data
Untuk mengetahui macam spesies Lichen yang diperoleh
berdasarkan data hasil identifikasi, dilakukan analisis secara deskriptif dan
dilakukan penghitungan persentase kehadiran jenis lichen pada memasing
lokasi pengamatan. Data sampel talus lichen diambil pada memasing
tempat dengan mengunakan metode transek dalam plot.
21
Penelitian
ini
menggunakan
angket
atau
kuesioer,
daftar
tertulis
seperti
buku-buku,
majalah,
dokumen,
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Genus Lichen
Lichen hanya ditemukan di Jalan Panglima Sudirman.
Gambar Lichen
2. Keadaan Daerah
N
o
Jalan
Veteran
Panglima
Sudirman
N
o
Jalan
Veteran
N
o
1
2
Panglima
Sudirman
Jenis
Kendaraan
Mobil
Sepeda
Motor
Mobil
Sepeda
Motor
Jenis
Kendaraan
Mobil
Sepeda
Motor
Mobil
Sepeda
Motor
Jumat
Sabtu
Minggu
13
16
13
16
13
16
237
330
503
567
178
168
200
236
345
456
123
178
143
189
340
456
112
119
36
149
56
176
18
123
45
167
35
123
8
89
23
100
14
89
5
86
Jumat
Sabtu
Minggu
13
16
13
16
13
16
34
9
45
6
46
16
4
52
4
23
4
67
17
0
20
4
19
0
9
90
23
4
16
7
34
15
5
36
7
18
9
18
12
0
13
5
61
12
7
28
9
27
99
30
0
17
8
23
81
17
8
56
Jalan
Jumlah Pohon
Veteran
Panglima
Sudirman
107
306
Area
Panjang
1,2 km
1,9 km
6
12
9
Lebar
13 m
14 m
7
78
23
24
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
23
25
DAFTAR RUJUKAN
Arsenault, N., Rose, C.,Azullay, A., Phillips, J. 2007. Hemispheres: People and
Place. Austin: University of Texas
Bold, H.C., C.J. Alexopoulus, T. Delevoryas, 1987. Morphology of Plants and
Fungi. Fifth edition. New York: Harper and Row Publishers.
Campbell, N.A, Reece, B.J, Mitchell, G.L. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Hadiyati, M., Tri, R.S., dan Mukarlina. 2013. Kandungan Sulfur dan Klorofil
Thallus Lichen Parmelia sp. dan Graphis sp. Pada Pohon Peneduh Jalan di
Kecamatan Pontianak Utara. Jurnal Protobiont 2013 Vol. 2 (1): 12 17.
Online http://jurnal.untan.ac.id. Diakses tanggal 15 Januari 2015.
Hardini, Yunita. 2010. Keanekaragaman Lumut kerak di Denpasar Sebagai
Bioindikator
Pencemaran
Udara.
Jurnal
Penelitian
Online
http://ebookbrowse.com/73-keanekaragaman-lumutkerakdidenpasarsebagai-bioindikator-pencemaran-udara-pdf-d339670545.
Diakses tanggal 10 Januari 2015.
Istam, Y.C. 2007. Respon Lumut Kerak Pada Vegetasi Pohon Sebagai Indikator
Pencemaran Udara di Kebun Raya Bogor dan Hutan Kota Manggala
Wana Bhakti. Skripsi. Online
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49641/E07yci.pdf.
Diakses tanggal 22 Januari 2015.
Mukono. 2006. Prinsip dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua. Surabaya :
Airlangga University Press.
Pemantauan
Pencemaran
udara.
Jurnal
Penelitian
Online
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17195-Paper- 594142.pdf.
Online 10 Januari 2015.
Pratiwi, M.E. 2006. Kajian Lumut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas
Sebagai Indikator Pencemaran Udara di Kebun Raya Bogor dan Hutan
Kota
Manggala
Wana
Bhakti.
Skripsi.
Online
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49641/E07yci.pdf.
Diakses tanggal 22 Januari 2015.
26
Sharnoff. S. D. 2002. Lichen Biology And The Environment The Special Biology
Of Lichens. http:/ www.lichen.com.
Sulfur dan Klorofil Thallus Lichen Parmelia sp. dan Graphis sp. Pada
Pohon Peneduh Jalan di Kecamatan Pontianak Utara. Jurnal Protobiont
2013 Vol. 2 (1): 12 17. Online http://jurnal.untan.ac.id. Diakses tanggal
15 Januari 2015.
Sunu, P. 2011. Melindungi Lingkungan ISO 14001. Jakarta : PT Grasindo
Tanaka, S. 2010. Environmental Regulations in China and Their Impact on Air
Pollution and Infant Mortality. Job Market Paper, November 2010.
University of Bouston
Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Wardhana, A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Wijaya, K.A. 2010. Penggunaan Tumbuhan Sebagai Bioindikator dalam
Pemantauan
Pencemaran
udara.
Jurnal
Penelitian
Online
594142.
27
LAMPIRAN
Alamat
Jenis kelamin
Pekerjaan
Umur
2.
O 40-60%
O 61-80%
O 81-100%
28
3.
4.
O On-road
O Keduanya
O Tidak
* Jika ya, silakan beri tanda pada tingkatan perasaan anda pada skala
berikut:
O sangat rendah
O rendah
O sedang
O tinggi
5.
sff
6.
O sangat tinggi
O setuju, alasan . . . .
O tidak setuju, alasan . . . .
7.
Kegiatan apa yang telah anda lakukan untuk mengurangi pencemaran udara?
Jawaban:
Setuju
O Tidak setuju
O Tidak peduli