PENDAHULUAN
Penyakit kanker sel darah putih(leukemia) merupakan bertambahnya jumlah leukosit
secara tidak terkendali ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah
abnormal dalam jumlah besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal tersebut yaitu
kelompok dari sel darah putih. Sel sel darah yang terkena leukemia sangat berbeda dengan sel
darah normal dan tidak mampu berfungsi optimal seperti fungsi seharusnya sel darah normal.
Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel yang abnormal. Sel abnormal ini
keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia
mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh
penderita. Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak.
Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari
60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.
Mengetahui cara pengenalan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita kanker darah
merupakan hal yang dilakukan untuk penanganan dalam mencegah penyakit leukemia serta
pengobatan untuk penyakit leukemia akan dibahas dalam hal ini.
BAB II
PEMBAHASAN
pada leukemia limfositik akut adalah perdarahan seperti mimisan, pendarahan pada gusi,
mudah mengalami memar, berat badan menurun, badan terasa lemah disertai denyut
jantung yang cepat, sakit pada tulang atau lambung dan wajah terlihat pucat.
2. Leukemia mielositik akut (LMA). Leukemia mielositik akut disebabkan sel mielosit
berkembang menjadi granulosit yaitu sel darah putih yang mengandung granula dan
berubah menjadi ganas dan berinfiltrasi ke dalam jaringan tubuh, terutama sumsum
tulang yang berperan penting dalam pembentukan sel darah normal. Akibatnya sumsum
tulang menjadi rusak dan kehilangan fungsinya dalam pembentukan sel darah normal. Ini
lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak.
3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Leukemia limfositik kronis biasanya terjadi pada
orang dewasa dengan usia antara 45-60 tahun. Gejala yang ditandai dengan tidak
terkontrolnya penyebaran limfosit yang kecil dan abnormal dalam jaringan limfoid, darah,
dan sumsum tulang. Tipe leukemia ini merupakan tipe yang paling ringan dan
perkembangannya lamban. Faktor genetis memegang peranan penting dalam tipe ini.
Gejala yang timbul pada leukemia limfositik kronis adalah anemia, selalu merasa lelah,
demam, pembesaran kelenjar getah bening, sangat rentan terhadap infeksi, penurunan
berat badan, tulang terasa sakit, pembengkakan pada hati dan limpa, sesak nafas, jantung
berdebar, dan perdarahan.
4. Leukemia mielositik kronis (LMK). Leukemia mielositik kronis disebut juga leukemia
granulositik kronis. Pada kondisi ini, granulosit yaitu sel darah putih yang mengandung
granula mengalami pembelahan secara abnormal pada sumsum tulang dan
jaringan
tubuh. Pada fase kronis, terjadi peningkatan jumlah granulosit, anemia, berat badan
menurun, demam, dan pembesaran limpa. Pada tahap akut, biasanya pasien tidak akan
bertahan lama dan dapat meninggal sedangkan pada tahap kronis, pasien memiliki
harapan hidup yang lebih lama yaitu bisa mencapai 1 tahun atau lebih. Leukemia tipe ini
sering terjadi pada orang dewasa namun dapat terjadi pada anak-anak namun sangat
sedikit.
memastikan adanya kanker darah. Foto rontgen dada merupakan pemeriksaan pelengkap
untuk menentukan kemungkinan adanya metastasis sel kanker.
Pengobatan leukemia dilakukan dengan kemoterapi kombinasi. Obat-obatan
dimasukkan ke dalam tubuh penderita melalui cairan infus. Transplantasi atau pencangkokan
sumsum tulang biasanya diperlukan agar tetap dapat dilakukan kemoterapi bagi pasien
kanker sel darah putih.
Faktor yang meningkatkan resiko menderita kanker sel darah putih (leukemia) yaitu :
1. Orang yang telah mendapatkan pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radio terapi
untuk pengobatan kanker tertentu sangat berisiko menderita kanker sel darah putih.
2. Penyakit keturunan yaitu genetik yang abnormal mempunyai peranan dalam
perkembangan kanker sel darah putih. Penyakit keturunan seperti down syndrome
meningkatkan resiko kanker sel darah putih.
3. Orang yang memiliki kelainan darah tertentu seperti myelodysplastic syndromes
meningkatkan resiko kanker sel darah putih.
4. Terkena paparan radiasi tingkat tinggi seperti terkena kecelakaan reaktor nuklir dapat
meningkatkan resiko terkena kanker leukemia.
5. Terkena paparan bahan kimia tertentu seperti benzene sangat beresiko menderita
kanker leukemia
6. Merokok beresiko menderita acute myelogerous
7. Riwayat menderita penyakit kanker sel darah putih dalam keluarga. Bila dalam salah
satu anggota keluarga menderita kanker sel darah putih maka anggota keluarga lain
beresiko menderita kanker sel darah putih
4. Hereditas
Penderita Down Syndrom memiliki frekuensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari
orang normal.
5. Kebiasaan yang tidak sehat
10
11
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif untuk menghancurkan sel
kanker yang masih tertinggal setelah operasi. Radiasi ini dapat mengurangi resiko
kekambuhan. Terapi Radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
kanker. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang besar akan
mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh dimana terletak
menumpuknya sel-sel leukemia.
Terapi radiasi digunakan pada daerah tulang yang sakit serta dalam beban penyakit
yang tinggi. Radiasi dalam bentuk radiasi seluruh otak juga digunakan untuk profilaksis
sistem saraf pusat untuk mencegah
sebagai pengobatan lokal karena hanya sel didalam dan disekitar kanker yang dituju
dalam pengobatan ini. Terapi Radiasi umumnya tidak dibuat untuk menjangkau seluruh
bagian tubuh.
12
13
14
15
dalam perjalanan penyakitnya dapat kambuh dan menjadi leukemia akut. Pada fase
kambuh tersebut, pengobatan dilakukan sesuai dengan terapi leukemia akut.
Pengobatan leukemia akut bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker
sampai habis. Pelaksanaanya secara bertahap dan terdiri dari beberapa siklus.
Tahapannya adalah induksi awal, konsolidasi dan pemeliharaan. Tahap induksi
bertujuan memusnahkan sel kanker secara progresif. Tahap konsolidasi untuk
memberantas sisa sel kanker agar tercapai sembuh sempurna. Tahap pemeliharaan
berguna untuk menjaga agar tidak kambuh. Terapi yang biasa dilakukan antara lain
pemberian kemoterapi, radioterapi dan juga transplantasi sumsum tulang.
6. Transfusi sel darah merah
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk
dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat
menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar karena
kecelakaan atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama
operasi. Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau
trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita
hemofilia atau penyakit sel sabit memerlukan transfusi darah dalam jumlah banyak.
16
sehingga pasien mengalami kondisi yang sangat rawan terhadap infeksi, perdarahan,
maupun masalah kesehatan yang umum.
2. Transplantasi sumsum tulang belakang
Transplantasi sumsum tulang belakang dilakukan dengan cara transplantasi
sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau saudara dekat. Keuntungan dari
transplantasi sumsum tulang belakang adalah sisem imun tidak akan aktif untuk
membunuh sel hasil dari transplantasi. Kerugian dari transplantasi sumsum tulang
belakang adalah sel yang akan berfungsi dalam waktu yang sangat lama, tidak akan
berfungsi dengan baik dalam waktu yang singkat.
3. Radiasi
Pengobatan kanker dengan radiasi biasanya dilakukan sebelum atau sesudah
operasi untuk mengecilkan tumor. Radiasi dilakukan dalam usaha menghancurkan
jaringan-jaringan yang sudah terkena kanker. Efek samping radiasi adalah mual dan
muntah, penurunan jumlah sel darah putih, infeksi atau peradangan, reaksi pada kulit
17
seperti terbakar sinar matahari, rasa lelah, sakit pada mulut dan tenggorokan, diare
dan dapat menyebabkan kebotakan.
4. Pengobatan dengan pembedahan
Pembedahan merupakan bentuk pengobatan kanker yang paling tua. Beberapa
kanker sering dapat disembuhkan dengan pembedahan bila dilakukan pada stadium
dini. Untuk beberapa kasus, pengobatan kanker yang terbaik merupakan kombinasi
dari pembedahan, radiasi, dan kemoterapi. Pembedahan atau radiasi mengobati kanker
yang daerahnya terbatas, sedangkan kemoterapi bertujuan membunuh sel-sel kanker
yang berada diluar jangkauan pembedahan maupun radiasi. Namun, radiasi atau
kemoterapi dilakukan sebelum pembedahan untuk memperkecil ukuran tumor atau
setelah pembedahan untuk menghancurkan sel-sel kanker yang masih tersisa.
2.10 PENCEGAHAN KANKER SEL DARAH PUTIH
Kebanyakan leukemia pada anak dan orang dewasa tidak memiliki faktor
risiko yang diketahui sehingga tidak ada cara untuk menghindari perkembangkan
leukemia. Anak-anak yang memiliki peningkatan risiko leukemia seperti sindrom
down harus menjalani pemeriksaan rutin dan menyeluruh. Perkembangan leukemia
pada anak dengan sindrom down jarang terjadi, meskipun itu terjadi lebih sering pada
populasi umum. Pencegahan leukemia dapat dengan cara mengkonsumsi vitamin A,
C, buah-buahan segar serta sayuran yang kaya akan serat.
2.11 SUMSUM TULANG
2.11.1 Pengertian Sumsum Tulang
Sumsum tulang adalah jaringan spons lembut yang terletak di dalam rongga
interior tulang panjang. Pada orang dewasa, sumsum dalam tulang besar
menghasilkan sel-sel darah baru. Sumsum tulang membentuk sekitar 4%
dari berat tubuh total atau sekitar 2,6 kg pada orang dewasa yang sehat.
2.11.2 Jenis-jenis sumsum tulang
Jenis-jenis sumsum tulang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
18
1. sumsum merah yang bertanggung jawab untuk memproduksi sel darah merah, sel
darah putih dan trombosit
2. sumsum kuning yang terdiri terutama dari sel-sel lemak
Ada sejumlah pembuluh darah dan pembuluh darah kapiler melintasi melalui sumsum
yang menjadikan sebuah organ yang sangat vaskular. Pada saat lahir dan anak usia
dini sebagian dari sumsum merah sedangkan orang yang usia lebih menjadi sumsum
kuning
2.11.3 Fungsi Sumsum Tulang
Adapun fungsi dari sumsum tulang :
1. Sel darah merah (eritrosit) membawa oksigen ke jaringan.
2. Trombosit membantu mencegah pendarahan dan membantu pembekuan darah.
3. Granulosit (neutrofil, basofil dan eosinofil) dan makrofaga yang secara kolektif
dikenal sebagai myeloid sel membantu melawan infeksi dari bakteri, fungi serta juga
menghapus sel-sel mati dan merombak jaringan dan tulang.
4. Limfosit B memproduksi antibodi, sedangkan T-limfosit langsung dapat membunuh
atau mengisolasi menyerang sel.
19
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leukimia merupakan keganasan hemopoietik yang mengakibatkan proliferasi klon
yang abnormal dan sel bakal mengalami transformasi leukimia, terjadi kelainan pada
diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid dan myeloid. Leukemia (kanker sel darah
putih) merupakan penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh
sumsum tulang. Sumsum tulang belakang memproduksi sel darah putih secara tidak normal,
jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat menggangu fungsi normal
pada sel yang lainnya. Gejala-gejala penyakit leukemia harus diperhatikan dari usia dini
untuk mencegah penyebaran penyakit yang kronis dan mengetahui cara pengobatan bagi
penderita leukemia.
21
22