Anda di halaman 1dari 44

Unit

2
Pemecahan Masalah Matematika
Goenawan Roebyanto
Aning Wida Yanti

Pendahuluan
Modul yang sedang anda pelajari ini adalah unit kedua dari
matakuliah

Pemecahan

Masalah

Matematika.

Setelah

Anda

mempelajari hakekat suatu masalah matematika yang terdiri dari


pengertian

masalah,

masalah

rutin

dan

masalah

tidak

rutin,

klasifikasi masalah matematika yaitu masalah penemuan dan


masalah pembuktian yang diuraikan pada unit 1, pada unit 2 ini
diharapkan

Anda

mampu

memahami

pengertian

pemecahan

masalah, memahami tugas-tugas yang terdapat dalam pemecahan


masalah, dan memahami kesulitan-kesulitan dalam pemecahan
masalah. Oleh karena itu, materi dalam bahasan unit 2 ini dibagi
menjadi tiga, yaitu :
Subunit 1 membahas tentang pengertian pemecahan masalah
Subunit 2 membahas tentang tugas-tugas yang terdapat dalam
pemecahan masalah
Subunit

membahas

tentang

kesulitan-kesulitan

dalam

pemecahan masalah
Perlu diketahui bahwa pengetahuan atau pengalaman yang
anda miliki sebelumnya sangat membantu dalam mempelajari unit
ini. Sehingga secara khusus Anda diharapkan dapat :
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pemecahan masalah
Menjelaskan kriteria siswa sebagai good problem solver
Menjelaskan tugas-tugas dalam pemecahan masalah yang berupa
peng-hitungan rutin

2-1

Menjelaskan tugas-tugas dalam pemecahan masalah yang berupa


masalah tertutup
Menjelaskan tugas-tugas dalam pemecahan masalah yang berupa
masalah open-ended
Menjelaskan kesulitan-kesulitan yang umumnya sering dilakukan
siswa dalam memecahkan masalah
Agar Anda dapat mempelajari bahan ajar cetak (BAC) ini
dengan baik, ikutilah petunjuk belajar berikut ini.
a. Bacalah dengan cermat setiap bagian BAC ini, sehingga Anda
dapat memahami setiap konsep yang disajikan.
b. Kaitkan konsep yang baru Anda pahami dengan konsep-konsep
lain yang telah Anda peroleh.
c. Hubungkan konsep-konsep tersebut dengan pengalaman Anda
dalam mengajar sehari-hari, sehingga Anda dapat menangkap
manfaat atau kegunaan konsep tersebut.
d.

Jika Anda masih kesulitan, manfaatkan sumber belajar lain


yang mendukung, misalnya bahan ajar berbasis web yang telah
disediakan.

Selamat Balajar, Semoga Sukses Selalu !

2-2

SubUnit 1
Pengertian Pemecahan Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadapi banyak
masalah. Permasalahan-permasalahan itu tentu saja tidak semuanya
merupakan perma-salahan matematis, namun matematika memiliki
peranan

yang

sangat

sentral

dalam menjawab permasalahan

keseharian itu. Oleh karena itu cukup beralasan jika pemecahan


masalah

menjadi

belakangan ini.
Pemecahan

trend
masalah

dalam

pembelajaran

merupakan

bagian

matematika

dari

kurikulum

matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran


siswa

dimungkinkan

memperoleh

pengalaman

menggunakan

pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimilikinya untuk


diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan pemecahan masalah?
Polya (1985) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu
tujuan yang tidak segera dapat dicapai. Pemecahan masalah dalam
hal ini (McGivney dan DeFranco, 1995) meliputi dua aspek, yaitu
masalah menemukan (problem to find) dan masalah membuktikan
(problem to prove).
Pemecahan masalah dapat juga diartikan sebagai penemuan
langkah-langkah untuk mengatasi kesenjangan (gap) yang ada.
Sedangkan kegiatan pemecahan masalah itu sendiri merupakan
kegiatan manusia dalam menerapkan konsep-konsep dan aturanaturan yang diperoleh sebelumnya (Dahar, 1989; Dees, 1991).
Baroody dan Niskayuna (1993) membagi pendekatan
pemecahan masalah menjadi 3 pengertian berbeda, yaitu: (1)
teaching via problem solving, pemecahan masalah matematika
dalam hal ini lebih difokuskan pada bagaimana mengajarkan isi atau
materi matematika, (2) teaching about problem solving, hal ini
2-3

melibatkan strategi pembelajaran dengan pendekatan pemecahan


masalah matematika secara umum, (3) teaching for problem
solving , dimaksudkan sebagai suatu cara tentang bagaimana
memberi

kesempatan

seluas-luasnya

kepada

siswa

untuk

memecahkan masalah matematika yang dihadapinya. Anderson


(1996)

mendukung

pengertian

yang

ketiga

di

atas

dengan

menekankan pada aspek strategi yang dipilih oleh siswa dalam


memecahkan masalah.
Utari (1994) menegaskan bahwa pemecahan masalah dapat
berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk baru.
Bahkan di dalam pembelajaran matematika, selain pemecahan
masalah mempunyai arti khusus, istilah tersebut juga mempunyai
interpretasi yang berbeda. Misalnya menyelesaikan soal cerita atau
soal yang tidak rutin dalam kehidupan sehari-hari.
Di antara delapan rekomendasi yang dikeluarkan oleh NCTM
(1980, 25) untuk pembelajaran matematika, pemecahan masalah
merupakan rekomendasi pada urutan pertama. .(1) the
mathematics curriculum should be organized around problem
solving, (2) the definition and language of problem solving in
mathematics should be develop , (3) mathematics teachers should
create classroom environment in which problem solving can flourish,
(4) appropriate curriculer materials to teach problem solving should
be develop . Apa yang direkomendasikan oleh NCTM tentang
pemecahan masalah mengandung 3 pengertain, yaitu pemecahan
masalah sebagai tujuan, proses, dan keterampilan.
Branca (1980) menegaskan bahwa terdapat tiga interpretasi
umum mengenai pemecahan masalah, yaitu (1) pemecahan masalah
sebagai tujuan (goal) yang menekankan pada aspek mengapa
matematika diajarkan. Hal ini berarti bahwa pemecahan masalah
bebas dari materi khusus. Sasaran utama yang ingin dicapai adalah
bagaimana cara memecahkan suatu masalah matematika, (2)
pemecahan masalah sebagai proses (process) diartikan sebagai
kegiatan yang aktif. Dalam hal ini penekanan utamanya terletak
2-4

pada metode, strategi atau prosedur yang digunakan siswa dalam


menyelesaikan masalah hingga mereka menemukan jawaban dan
(3)

pemecahan

masalah

sebagai

keterampilan

(basic

skill)

menyangkut dua hal yaitu (a) keterampilan umum yang harus


dimiliki siswa untuk keperluan evaluasi dan (b) keterampilan
minimum yang diperlukan siswa agar dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Memperhatikan rekomendasi dari
NCTM

dan

pendapat

Branca

tentang

pemecahan

masalah

matematika, maka dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah


tidak hanya berfungsi sebagai pendekatan, akan tetapi juga sebagai
tujuan (Lovit dan Lowe, 1992).
Dari sejumlah pengertian pemecahan masalah tersebut di
atas, dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan usaha
nyata dalam rangka mencari jalan keluar atau ide berkenaan dengan
tujuan yang ingin dicapai.
proses

kompleks

Pemecahan masalah ini adalah suatu

yang

menuntut

seseorang

untuk

mengkoordinasikan pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan


intuisi

dalam

Sedangkan

rangka

proses

memenuhi

tuntutan

pemecahan

masalah

dari

suatu

situasi.

merupakan

kerja

memecahkan masalah, dalam hal ini proses menerima tantangan


yang

memerlukan

kerja

keras

untuk

menyelesaikan

masalah

tersebut. Dalam istilah sederhana, masalah adalah suatu perjalanan


seseorang untuk mencapai solusi yang diawali dari sebuah situasi
tertentu.
Menurut Charles dan Lester (dalam Kaur Berinderjeet, 2008),
ada tiga faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah dari
seseorang.
1. Faktor pengalaman, baik lingkungan maupun personal seperti
usia, isi pengetahuan (ilmu), pengetahuan tentang strategi
penyelesaian, pengetahuan tentang konteks masalah dan isi
masalah.
2. Faktor afektif, misalnya minat, motivasi, tekanan, kecemasan,
toleransi terhadap ambiguitas, ketahanan dan kesabaran.

2-5

3. Faktor kognitif, seperti kemampuan membaca, kemampuan


berwawasan

(spatial

ability),

kemampuan

menganalisa,

ketrampilan menghitung, dan sebagainya.


Proses pemecahan masalah biasanya diawali dari memahami
masalah (problem) itu sendiri, dan biasanya berupa dalam kata-kata
baik secara lisan ataupun tertulis. Selanjutnya, untuk memecahkan
masalah tersebut, terjemahkan kata tersebut ke dalam masalah
yang sama dengan menggunakan simbol matematika, pecahkanlah
masalah yang sama tersebut, kemudian artikan jawabannya. Proses
ini dapat diilustrasikan dalam gambar 2.1.

Pengecekan

Jawaban
masalah

Kalimat
matematika

perumusan

Masalah

penyelesaian

Selesaian versi
matematika

Intepretasi
Gambar 2.1

Pemecahan masalah matematika adalah suatu proses di mana


sesorang

dihadapkan

pada

konsep,

ketrampilan,

dan

proses

matematika untuk memecahkan masalah matematika. Hal ini


membutuhkan rancangan dan penerapan sederetan langkah-langkah
demi tercapainya tujuan sesuai dengan situasi yang diberikan.
Dewasa

ini

pemecahan

masalah

sedang

marak

diperbincangkan oleh banyak kalangan yang peduli pada pendidikan,


khususnya di bidang matematika. Menurut Foong Pui Yee (2007),
kemampuan menerapkan matematika dalam berbagai situasi, dapat
dikatakan

sebagai

mendefinisikan

pemecahan

pemecahan

masalah.
masalah

Ketika
dalam

kita

berusaha

matematika,

permasalahan kuncinya masih terletak pada pertanyaan bagaimana


menemukan solusi ketika dihadapkan pada permasalahan yang
dapat

diselesaikan

dengan

ketrampilan

matematika,

konsep
2-6

matematika,

dan

proses

matematika.

Kemampuan

untuk

memecahkan permasalahan merupakan jantungnya matematika


(Cockcroft Report, 1982).
Sebagai

ilustrasi

tentang

pemecahan

masalah

dalam

matematika pada tingkat SD.


Enam belas tahun yang akan datang, usia Andi menjadi 3 kali
usianya

sekarang,

berapakah

usia

Andi

sekarang?

Untuk

menyelesaikan masalah ini, permasalahan di atas dapat ditulis


sebagai suatu persamaan. Misalkan x = usia Andi sekarang, maka x
+ 16 = 3x , dari persamaan ini dapat diselesaikan sehingga
diperoleh nilai x adalah 8 . Jadi usia Andi sekarang adalah 8 tahun.
Selanjutnya apa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang
siswa, sehingga dikategorikan sebagai good problem solver dalam
pembelajaran matematika?
Suydan (1980) mengajukan 10 kriteria, yaitu siswa mampu : (1)
memahami konsep dan terminologi, (2) menelaah keterkaitan,
perbedaan dan analogi, (3) menyeleksi prosedur dan variabel yang
benar, (4) memahami ketidak konsistenan konsep, (5) membuat
estimasi dan analisis, (6) menvisualisasikan dan menginterpretasikan
data, (7) membuat generalisasi, (8) menggunakan berbagai strategi,
(9) mencapai skor yang tinggi dan baik hubungannya dengan siswa
lain, dan (10) mempunyai skor yang rendah terhadap kecemasan.

Latihan :
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi di

atas, coba kerjakan latihan di bawah ini!


1. Dari beberapa pengertian pemecahan masalah menurut beberapa
sumber yang telah disebutkan di atas, menurut Anda apa
sebenarnya yang dimaksud dengan pemecahan masalah?
2. Apa yang mempengaruhi proses pemecahan masalah

dari

seseorang?
3. Jelaskan proses pemecahan masalah matematika!
2-7

4. Berikan contoh pemecahan masalah matematika!


5. Apa saja kriteria siswa sebagai good problem solver dalam
pembelajaran matematika?

Petunjuk Jawaban Latihan :

1. Pemecahan masalah merupakan usaha nyata dalam rangka


mencari jalan keluar atau ide berkenaan dengan tujuan yang ingin
dicapai.
2. Menurut Charles dan Lester (dalam Kaur Berinderjeet, 2008), ada
tiga faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah dari
seseorang yaitu faktor pengalaman, faktor afektif, dan

faktor

kognitif.
3. Pemecahan masalah matematika adalah suatu proses di mana
sesorang dihadapkan pada konsep, ketrampilan, dan process
matematika untuk memecahkan masalah matematika.
4. Berapa jumlah 100 bilangan asli pertama? Untuk memecahkan
masalah ini siswa menentukan jumlah 1 + 2 + 3 + + 100
dengan

menjumlahkan

bilangan-bilangan

tersebut

secara

berurutan, bisa juga dengan memperoleh 50 pasangan bilangan


(1+100, 2+99, 3+98, , 50+51) yang masing-masing berjumlah
101, sehingga diperoleh jumlah keseluruhan 50x101 = 5050.
5. Menurut Suydan (1980) siswa sebagai good problem solver dalam
pembelajaran matematika memenuhi 10 kriteria di antaranya
siswa

mampu

memahami

konsep

dan

terminologi,

mampu

menelaah keterkaitan, perbedaan dan analogi, mampu menyeleksi


prosedur dan variabel yang benar, mampu memahami ketidak
konsistenan konsep, mampu membuat estimasi dan analisis.

2-8

Rangkuman
Polya (1985) mengartikan pemecahan masalah sebagai
suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna
mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat
dicapai.
Pemecahan masalah dalam hal ini (McGivney dan
DeFranco, 1995) meliputu dua aspek, yaitu masalah
menemukan (problem to find) dan masalah membuktikan
(problem to prove).
Pemecahan masalah dapat juga diartikan sebagai
penemuan langkah-langkah untuk mengatasi kesenjangan
(gap) yang ada.
Sedangkan kegiatan pemecahan masalah itu sendiri
merupakan kegiatan manusia dalam menerapkan konsepkonsep dan aturan-aturan yang diperoleh sebelumnya (Dahar,
1989; Dees, 1991).
Baroody dan Niskayuna (1993) membagi pendekatan
pemecahan masalah menjadi
3 pengertian berbeda. (1) teaching via problem solving , (2)
teaching about problem solving, (3) teaching for problem.
Anderson (1996) mendukung pengertian yang ketiga di
atas dengan menekankan pada aspek strategi yang dipilih
oleh siswa dalam memecahkan masalah.
Utari (1994) menegaskan bahwa pemecahan masalah
dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau
produk baru. Misalnya menyelesaikan soal cerita atau soal
yang tidak rutin dalam kehidupan sehari-hari.
Di antara delapan rekomendasi yang dikeluarkan oleh
NCTM (1980) untuk pembelajaran matematika, pemecahan
masalah merupakan rekomendasi pada urutan pertama. .(1)
the mathematics curriculum shoult be organized around
problem solving, (2) the definition and language of problem
solving in mathematics should be develop (P. 25). Apa yang
direkomendasikan oleh NCTM tentang pemecahan masalah
mengandung 3 pengertain, yaitu pemecahan masalah sebagai
tujuan, proses, dan keterampilan.
Branca (1980) menegaskan bahwa terdapat tiga
interpretasi umum mengenai pemecahan masalah, yaitu (1)
pemecahan masalah sebagai tujuan (goal), (2) pemecahan
masalah sebagai proses (process)
dan (3) pemecahan
masalah sebagai keterampilan (basic skill) menyangkut
keterampilan umum yang harus dimiliki siswa untuk keperluan
evaluasi dan keterampilan minimum yang diperlukan siswa
agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2-9
Pemecahan masalah tidak hanya berfungsi sebagai

Dari sejumlah pengertian pemecahan masalah tersebut


di atas, dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah
merupakan usaha nyata dalam rangka mencari jalan keluar
atau ide berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Charles dan Lester (dalam Kaur Berinderjeet,
2008), ada tiga faktor yang mempengaruhi proses pemecahan
masalah dari seseorang yaitu faktor pengalaman, faktor
afektif dan faktor kognitif.
Pemecahan masalah matematika adalah suatu proses
dimana sesorang dihadapkan pada konsep, ketrampilan, dan
process
matematika
untuk
memecahkan
masalah
matematika.
Sebagai ilustrasi tentang pemecahan masalah dalam
matematika pada tingkat SD,
enam belas tahun yang akan datang, usia Andi menjadi 3 kali
usianya sekarang, berapakah usia Andi sekarang?
Menurut Suydan (1980) siswa sebagai good problem
solver dalam pembelajaran matematika memenuhi 10 kriteria,
yaitu siswa mampu memahami konsep dan terminologi,
menelaah keterkaitan, perbedaan dan analogi, menyeleksi
prosedur dan variabel yang benar, memahami ketidak
konsistenan konsep, membuat estimasi dan analisis,
menvisualisasikan dan menginterpretasikan data, membuat
generalisasi, menggunakan berbagai strategi, mencapai skor
yang tinggi dan baik hubungannya dengan siswa lain, dan
mempunyai skor yang rendah terhadap kecemasan.

TES FORMATIF 1

Pilih satu jawaban yang paling benar dari beberapa alternatif


jawaban yang disediakan !
1. Pemecahan masalah merupakan fokus dari pembelajaran
matematika. Hal tersebut dikarenakan:
A. pemecahan masalah dapat melatih siswa untuk berinteraksi
dengan lingkungannya
B. pemecahan masalah merupakan satu-satunya kompetensi
dasar yang paling awal untuk dikembangkan
C. pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk dapat
melatih siswa dalam menerapkan bermacam strategi untuk
memecahkannya
D. pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk
menyelesaikan suatu soal yang tidak rutin
2. Proses pemecahan masalah pada umumnya penyelesaian yang
diperoleh tidak dapat dikerjakan dengan prosedur rutin. Hal
tersebut berarti..
2 - 10

A. kalau dikerjakan
dengan prosedur rutin, dipastikan akan
ketemu solusinya
B. kalau dikerjakan dengan prosedur rutin, berarti dapat
dikatakan sebagai latihan
C. proses pemecahan masalah berarti peroses menerima
tantangan
D. proses pemecahan masalah pada umumnya soalnya sulit-sulit
3. pengertian pemecahan masalah menurut Polya (1985) adalah ...
A. upaya menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk
baru
B. suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna
mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat
dicapai
C. kegiatan manusia dalam menerapkan konsep-konsep dan
aturan-aturan yang diperoleh sebelumnya
D.cara tentang bagaimana memberi kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk memecahkan masalah matematika yang
dihadapinya
4. Baroody dan Niskayuna (1993) membagi pendekatan pemecahan
masalah menjadi tiga pengertian berbeda seperti yang
disebutkan di bawah ini, kecuali
A. teaching via problem solving
B. teaching about problem solving
C. teaching to problem solving
D. teaching for problem solving
5. Pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru,
menemukan teknik atau produk baru. Bahkan di dalam
pembelajaran
matematika,
selain
pemecahan
masalah
mempunyai arti khusus, istilah tersebut juga mempunyai
interpretasi yang berbeda. Misalnya menyelesaikan soal cerita
atau soal yang tidak rutin dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
adalah pengertian pemecahan masalah menurut
A. Anderson
B. Branca
C. McGivney dan DeFranco
D. Utari
6. Rekomendasi
dari
NCTM
tentang
pemecahan
masalah
mengandung 3 pengertain, yaitu pemecahan masalah sebagai
A. tujuan, proses, dan keterampilan
B. prosedur, konsep, proses
C. keterampilan, perilaku, produk
D. solusi, prosedur rutin, tujuan

2 - 11

7. Faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah menurut


Charles dan Lester adalah ...
A. kognitif, afektif, psikomotor
B. pengalaman, afektif, kognitif
C. tujuan, proses, dan keterampilan
D. motivasi, kompetensi, keterampilan
8. Pemecahan masalah matematika adalah suatu proses di mana
sesorang dihadapkan pada konsep, ketrampilan, dan proses
matematika untuk memecahkan masalah matematika, sehingga

A. membutuhkan rancangan dan penerapan sederetan langkahlangkah demi tercapainya tujuan sesuai dengan situasi yang
diberikan
B. membutuhkan motivasi demi tercapainya tujuan sesuai
dengan situasi yang diberikan
C. membutuhkan solusi demi tercapainya tujuan sesuai dengan
situasi yang diberikan
D.membutuhkan inovasi demi tercapainya tujuan sesuai dengan
situasi yang diberikan
9. Dari soal-soal berikut, yang termasuk pemecahan masalah dalam
matematika pada tingkat SD adalah
A. dengan cara manakah dalam menyelesaikan sebuah Sistem
Persamaan Linear yang paling efektif, dengan cara substitusi,
cara eliminasi, atau cara operasi baris elementer?
B. 2 x 3 = ...
C. 4 + 4 = ...
D.ada berapa cara yang bisa digunakan untuk memperoleh
jumlah uang sebesar Rp. 25.000,00 dengan pecahan puluhan
ribu, lima ribuan, dan ribuan?
10. Seorang siswa dikategorikan sebagai good problem solver dalam
pembelajaran matematika menurut Suydan (1980) jika
memenuhi kriteria di bawah ini, kecuali
A. mampu memahami konsep dan terminologi
B. mampu menyeleksi prosedur dan variabel yang benar
C. mencapai skor yang tinggi tetapi memiliki hubungan yang
tidak baik dengan siswa lain
D. mampu menggunakan berbagai strategi

2 - 12

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif

1 yang terdapat pada bagian akhir BAC ini. Hitunglah jawaban Anda
yang

benar.

Kemudian

gunakan

rumus

di

bawah

ini

untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini.

Tingkat Penguasaan =

Banyaknya Jawaban yang Benar


100%
10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90

100%
80 89%
70 79%
70%

baik sekali

= baik
= cukup
= kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,


Anda dapat meneruskan dengan materi selanjutnya. Bagus !!. Tetapi
apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi subunit ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

2 - 13

Sub Unit 2
Tugas-tugas dalam Pemecahan Masalah
Tidak sedikit guru matematika yang merasa kesulitan dalam
membelajarkan

siswa

bagaimana

menyelesaikan

masalah

matematika. Kesulitan itu lebih disebabkan suatu pandangan yang


mengatakan bahwa jawaban akhir dari permasalahan merupakan
tujuan utama dari pembelajaran. Prosedur menyelesaikan masalah
yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan permasalahan kurang,
bahkan tidak diperhatikan oleh guru karena terlalu berorientasi pada
kebenaran jawaban akhir. Padahal perlu kita sadari bahwa proses
penyelesaian suatu masalah yang dikemukakan siswa merupakan
tujuan utama dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika.
Secara umum, pengajaran matematika direncanakan dan
dideskripsi-kan dalam bentuk tugas yang akan dikerjakan siswa.
Tugas-tugas

tersebut

sering

mengacu

pada

permasalahan

matematika, mulai dari latihan, drill tentang perhitungan (drill and


practice computation), dan permasalahan yang hanya membutuhkan
satu langkah penyelesaian (one-step problem) sampai permasalahan
yang menantang siswa dengan beberapa langkah penyelesaian
(multiple-step problem). Meskipun demikian, dalam pemecahan
masalah tidak semua masalah matematika yang ditemukan dari
buku

pelajaran

(textbooks)

merupakan

permasalahan

yang

sebenarnya (real problems). Masalah-masalah yang ditemukan


dalam

buku

bacaan

(textbooks)

dan

buku

kerja

(workbooks)

merupakan peralihan dari satu langkah penyelesaian (on-step


problem)

ke

permasalahan

yang

dengan

beberapa

langkah

penyelesaian (multiple-step problem) dimana siswa dapat langsung


mempraktekkan suatu algoritma. Tujuan utama dari permasalahan
matematika tidak hanya pengembangan kemampuan pemecahan
masalah saja, tetapi juga untuk mengadakan latihan dan penguatan

2 - 14

pemahaman

pada

akhir

pelajaran

serta

ketrampilan

dan

pengembangan konsep untuk berbagai topik dalam silabus.


Oleh karena itu, di kalangan guru-guru matematika umumnya
membedakan

antara

problems-solving)

tugas

dengan

pemecahan

masalah

masalah

penjumlahan

nyata
rutin

(real
(routin

problem sum) , yaitu tingkat hafalan rendah atau latihan procedural


yang

menuntut

metode

secara

langsung

untuk

mendapatkan

penyelesaian yang benar. Tugas-tugas pemecahan masalah nyata


(real

problems-solving)

menuntut

tingkat

proses

pemikiran

(cognitive processes) yang tinggi dengan berbagai corak tampilan


yang dibutuhkan, yaitu:
kompleks dan bukan pemikiran algoritma
analisa batasan tugas dan menggunakan strategi heuristik
eksplorasi konsep-konsep matematika, proses, dan hubunganhubungannya
kesadaran akan situasi permasalahan dengan ketertarikannya dan
motivasi

untuk

membuat

usaha

yang

terencana

untuk

mendapatkan sebuah solusi


Kebutuhan terakhir dapat dikatakan sebagai sebuah situsi
ketika suatu masalah menjadi sebuah pemecahan masalah bagi
suatu individu. Setiap individu harus sadar dengan keberadaanya
untuk

menghadapi

situasi

yang

membutuhkan

penyelesaian,

sedangkan dirinya tidak mempunyai metode penyelesaian secara


langsung untuk mengatasi masalah dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah yang cocok.
Selanjutnya,
menyeluruh dalam

untuk

mewujudkan

peran

guru

secara

pemecahan masalah sesuai kurikulum, guru

harus bisa membedakan antara beberapa kategori masalah dan


aturan dalam setiap kategori masalah sehingga mereka dapat
memilih atau menyusun tugas pemecahan masalah dalam bentuk
berbeda di dalam pelajaran matematika.

2 - 15

Bersadarkan penelitian tentang pemecahan masalah dan


masalah yang digunakan dalam penelitian Foong 1990 (dalam Pui
Yee.

2007),

pada

sub

unit

ini

akan

menguraikan

skema

pengklasifikasian tipe tugas matematika seperti yang ditunjukkan


gambar berikut:

Tugas Matematika (Mathematical Task)

Penghitungan Rutin
(Routin Sums)

Permasalahan
(problems)

Masalah Tertutup

Masalah Terbuka-tertutup (Openended Structure)

(Closed Structure)

Sekumpulan
tantangan
(Chalenge
Sums
content-spesific)

Permasalahan
proses strategi
heuristik
(Process
Problems
heuristics
strategies)

masalah openended pendek


(Short
Open-ended
Questions)

aplikasi
masalah
kehidupan
sehari-hari
(Applied
Real-life
Problems)

investigasi
matematika
(Mathematic
al
Investigatio
ns)

Gambar 2.2 Skema Pengklasifikasian Tipe Tugas Matematika


Semua tugas-tugas matematika dapat diklasifikasikan, secara
umum menjadi 2 golongan, yaitu: penghitungan rutin (routin sum)
dan permasalahan (problems).
1. Penghitungan rutin (routin sum)
Penghitungan rutin (routin sum) adalah tugas-tugas yang biasa
termuat pada buku pelajaran (textbooks). Siswa diarahkan melalui
sederetan latihan yang didesain untuk meningkatkan kefasihan
dalam suatu skill baru atau membangkitkan atau menyegarkan
kembali keterampilan yang telah dimiliki.
Contoh tugas penghitungan rutin :
3194

6754
2 - 16

5346
8877

968

x
+
Untuk menyelesaikan tugas di atas siswa, cukup menggunakan
pengetahuan-nya tentang keterampilan berhitung.

2. Permasalahan (problem)
Permasalahan (problem) dapat kita adopsi definisi yang secara
umum tentang masalah (seperti pada Unit 1), yaitu bahwa
seseorang sedang dihadapkan pada soal pemecahan masalah yang
belum ada solusinya dan orang tersebut merasa tertantang untuk
menemukan solusinya. Hal ini akan mengabaikan buku latihanlatihan dalam buku pelajaran (textbooks) tersebut, yang digunakan
untuk

latihan

algoritma

atau

ketrampilan

seperti

dalam

penghitungan komputerisasi atau dalam satu sampai dua langkah


pergeseran masalah.
Pada skema tersebut masalah (problems) dibagi menjadi 2, yaitu :
(1)

Masalah tertutup (closed structure)


Masalah tertutup disebut juga sebagai masalah lengkap sebab
permasalahan itu telah diformulasikan dengan baik dengan
jawaban benar atau salah dan jawaban yang benar bersifat unik
karena hanya ada satu solusi. Masalah tertutup adalah istilah dari
tugas-tugas terumus yang terstruktur dengan baik, di mana
seseorang dapat mengoreksi jawaban yang ditetapkan dalam
berbagai cara yang diberikan dalam situasi permasalahan.
Masalah tertutup meliputi isi yang spesifik (content- specific
routine), dan berbagai langkah dalam menghadapi tantangan
permasalahan (problem), dan juga problem-problem dasar nonrutin

heuristik.

Untuk

mengatasi

permasalahan

tersebut,

pemecah masalah (solver), melalui pemikiran yang produktif


dibandingkan dengan daya ingat sederhana harus menghasilkan

2 - 17

beberapa ketrampilan proses atau langkah-langkah penting


dalam metode pemecahan.
Masalah tertutup dibagi menjadi 2, yaitu :
(a)

Sekumpulan tantangan (challenge sums)


Setelah mempelajari

suatu topik matematika tertentu,

seorang guru memberikan sekumpulan tantangan dalam


pengajaran

untuk

pemecahan

masalah,

di

mana

penekanannya adalah pada pembelajaran matematika untuk


memecahkan masalah. Tantangan tersebut digunakan untuk
memecahkan masalah dengan pernyataan yang serupa yang
berkaitan dengan topik aritmetika seperti bilangan cacah,
pecahan, rasio dan prosen.
Perhatikan contoh berikut:
Contoh 1
Dari

3
3
siswa kelas 6A dan
siswa kelas 6B
5
4

SD Amanah

adalah perempuan. Kedua kelas tersebut mempunyai jumlah


siswa yang sama, dan kelas 6A mempunyai 8 siswa laki-laki
lebih banyak dari kelas 6B.
Berapa banyak siswa yang berada di kelas 6A?
Pada contoh 1 ini siswa dihadapkan pada tantangan untuk
memecahkan masalah pada topik pecahan.
Contoh 2
Pada awalnya, rasio uang Susan dengan uang Mary adalah 5 :
3. Setelah Susan memberikan Rp. 20.000,- pada Mary,
mereka

masing-masing

mempunyai

jumlah

uang

sama

banyak.
Berapa banyak uang yang dipunyai Mary pada awalnya?
Pada contoh 2 ini siswa dihadapkan pada tantangan untuk
memecahkan masalah pada topik rasio.
Contoh 3
2 - 18

25% dari suatu kelas dari 32 siswa adalah laki-laki. Apabila


beberapa siswa laki-laki bergabung dalam kelas tersebut,
prosentase siswa laki-laki meningkat menjadi 40%. Berapa
banyak siswa laki-laki yang bergabung di kelas tersebut?
Pada contoh 3 ini siswa dihadapkan pada tantangan untuk
memecah-kan masalah pada topik prosen.

(b) Permasalahan proses (process problem)


Kadang-kadang permasalahan proses (process problem)
dikenal sebagai masalah tidak rutin (non-routin problems).
Pada contoh 4 dan 5 di bawah menyajikan

tipe-tipe non-

routin problems, di mana para guru menggunakan dalam


peranan pengajarannya tentang pemecahan masalah.
Penekanannya adalah pada penggunaan strategi heuristik
untuk pendekatannya, dan memecahkan suatu masalah yang
tidak familier yang bukan biasanya pada berbagai topik-topik
di dalam silabus matematika. Permasalahan yang tidak
familier sering terjadi banyak kasus untuk siswa-siswa dalam
mengorganisir

dan

mempertimbang-kannya.

Siswa

memanfaatkan untuk tujuan memperlihatkan proses yang


dilibatkan

dalam

pemikirannya

dan

mengembangkan

berbagai strategi heuristik pemecahan masalah, misalnya


terka dan uji coba kembali (guess and check), melihat pola
dan bekerja mundur. Matematika berisi persyaratan tugas
seperti itu sebelumnya telah dikuasai oleh siswa. Dalam
beberapa hal, guru telah mencobanya untuk menerapkan
strategi heuristik tersebut ke dalam pemecahan masalah.
Pada masa-masa yang lalu, masalah diberikan setelah
teorinya didapatkan para siswa, sehingga para siswa hanya
belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan matematika
yang

didapat

namun

tidak

pernah

atau

sedikit

sekali
2 - 19

mendapat kesempatan untuk belajar memecahkan masalah


yang terkategori sebagai masalah proses. Padahal, para
siswa harus diberi kesempatan untuk mempelajari proses
pemecahan masalah yang terkategori sebagai masalah
proses. Para siswa dilatih dan dibiasakan untuk belajar
memecahkan masalah selama proses pembelajaran di kelas
sedang berlangsung sedemikian sehingga pemahaman suatu
konsep

atau

pengetahuan

haruslah

dibangun

sendiri

(dikonstruksi) oleh siswa.


Perhatikan contoh berikut :
Contoh 4
Pak Raden sedang menghitung itik dan kambingnya. Ia
menghitung-nya ada 10 kepala dan 26 kaki kesemuanya.
Berapa banyak itik dan kambing yang Pak Raden punyai?
Dari contoh 4 di atas, nampaknya ada beberapa strategi yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu:
a.

Penggunaan Aljabar

Misal banyaknya itik adalah b, banyaknya kambing adalah k,


maka diperoleh persamaan sebagai berikut :
b + k = 10
2b + 4k = 26
Dengan menggunakan metode substitusi atau eliminasi akan
diperoleh banyaknya itik 7 dan banyaknya kambing 3.
b.

terka dan uji coba kembali

Mencoba 5 itik dan 5 kambing, maka 10 + 20 kaki..


(terlalu
banyak)
Mencoba 6 itik dan 4 kambing, maka 12 + 16 kaki..
(terlalu
banyak)
Mencoba 7 itik dan 3 kambing, maka 14 + 12 = 26 kaki.........
(Oke)
2 - 20

Atau menyusun tabulasi


Itik

Kambin
g

Kepal
a

5x2
6x2
7x2

5x4
4x4
3x4

10
10
10

Total
kaki

Keterang
an

30
28
26

salah
salah
oke

c. Dia

gram

Jadi terdapat 7 itik dan 3 kambing.


d.
Logika penalaran
Jika semua itik , 20 kaki, maka 6 kurangnya, 3 pasang ke
kambing.
Jadi 3 kambing, 7 itik.
Contoh 5
Berapa banyak

persegi-persegi

(squares) pada papan

catur?
Petunjuk : Gunakan strategi heuristik berikut:
1.

bekerja secara sistematis

2.

melihat pola

3.

menggeneralisasi ke aturan

4.

penyederhanaan sebagai contoh

5.

pentabulasan hasil

Penyederhaan sebagai contoh


Berapa banyak persegi-persegi yang terbentuk?
Apakah Anda dapat menemukan 5?

2 - 21

Pentabulasian hasil
ukuran
persegi
2x2
3x3
4x4

8 x8

(2)

banyaknya
persegi
5
?
?
?

Masalah terbuka-tertutup (open-ended structure)


Masalah open-ended disebut juga masalah tak lengkap karena

masalah ini diformulasikan memiliki multijawaban yang benar.


Contoh penerapan masalah open-ended adalah ketika siswa
diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang
berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan
bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. Tujuan utama siswa
dihadapkan dengan masalah open-ended adalah bukan untuk
mendapatkan jawaban, tetapi lebih menekankan pada cara
bagaimana

sampai

pada

suatu

jawaban.

Dengan

demikian

bukanlah hanya ada satu cara dalam mendapatkan jawaban,


namun beberapa atau banyak.
Masalah open-ended dibagi menjadi 3, yaitu :
(a) masalah open-ended pendek (short open-ended
problems)
Guru dapat menggunakan short open-ended problems dalam
pemecahan masalah matematika yang lebih memfokuskan
pada bagaimana mengajarkan isi atau materi matematika
(teaching

via

problem

solving)

untuk

mengembangkan

kemampuan materi matematika dan kemampuan komunikasi


2 - 22

siswa.

Karakter

dari

masalah

open-ended

adalah

memungkinkan banyak jawaban dan penyelesaian dengan


banyak cara. Masalah dalam

short open-ended problems

bukanlah masalah yang kompleks dan rumit tetapi masalah


yang memiliki struktur yang sederhana.
Contoh short open-ended problems
Pak Tono ingin menaruh 12 apel dan jeruk pada beberapa
piring. Setiap piring harus memuat buah dengan jumlah yang
sama. Tunjukkan ada berapa cara dia dapat menaruh apel dan
jeruk pada piring.
(b) aplikasi masalah kehidupan sehari-hari (applied reallife problems)
Pemecahan masalah yang dihadapi setiap individu dalam
situasi setiap saat dimulai dengan situasi masalah dalam
kehidupan sehari-hari (applied real-life problems) kemudian
mengaitkan

yang

ada

hubungannya

dalam

memahami

masalah matematika.
Contoh applied real-life problems
Pak Tono ingin mengecat seluruh tembok dan langit-langit
dalam tiga buah ruangan. Langit-langit rumahnya setinggi 4 m.
Ia mengambil satu liter cat dapat mengecat permukaan seluas
10 m 2 . Satu kaleng cat ia beli dengan harga Rp. 20.000,00.
Apa lagi yang dibutuhkan pak Tono untuk mengecat tembok?
Buatlah

rencana

dan

anggaran

belanja

untuk

melihat

kekeliruan untuk belanja alat-alat yang diperlukan pak Tono


untuk pekerjaan mengecatnya!
(c) investigasi matematika (mathematical investigations)
Umumnya

aktivitas

siswa

dalam

open-ended

adalah

menyelidiki dan memperbaiki kemampuan matematika murni


untuk kepentingan dirinya sendiri. Kebanyakan memandang
investigasi sebagai proses pemecahan masalah yang besar
2 - 23

dalam open-ended, yang dapat dikembangkan dengan cara


berbeda untuk siswa yang berbeda. Siswa diberi kesempatan
dalam

mengembangkan

penyelidikan,
membuat

perumpamaan

pentabulasian

perkiran

dan

data

untuk

melakukan

hasil

berdasarkan

melihat
uji

contoh,

coba,

serta

membenarkan perumuman yang mereka temukan. Siswa


memberanikan

diri

untuk

memikirkan

strategi

alternatif

dengan menanyakan Apakah jika dan mengamati


perubahan.
Contoh mathematical investigations
1. Investigasi bilangan : membalikkan pengurangan
membalikkan penjumlahan
Pilih 3 digit bilangan
: 123
Balikkan digitnya
: 321
Kurangkan
: 321 123 = 198
..

dan

Mulai dari jawaban


: 198
Balikkan digitnya
: 891
Jumlahkan
: 198 + 981 = 1089
.
Coba sembarang bilangan
: 609
906 609 = 297
297 + 792 = 1089
Investigasi apa yang terjadi ketika Anda memilih 3 digit
bilangan yang berbeda.
Apakah Anda selalu mendapatkan hasil 1098?
2. Investigasi tetrominoes

a. Tetrominoes mana yang dapat berpanca warna?


b. Bentuk berbeda apa yang dapat Anda buat dengan
menggunakan lima tetrominoes tersebut?
2 - 24

c. Dapatkah Anda membuat segi empat berukuran 4 x 5


dengan tetrominoes tersebut?
d. Apa lagi yang dapat Anda temukan tentang tetrominoes
tersebut?

Latihan :
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi di

atas, coba kerjakan latihan di bawah ini!


1. Apa

corak

tampilan

yang

dibutuhkan

dalam

tugas-tugas

pemecahan masalah nyata (real problems-solving)?


2. Berdasarkan penelitian Foong, tugas-tugas matematika terbagi
menjadi berapa? Jelaskan!
3. Apa perbedaan routin sums dengan problems?
4. Apa perbedaan masalah tertutup dengan masalah open-ended?
5. Berikan contoh masalah tertutup dan masalah open-ended!

Petunjuk Jawaban Latihan :

1. Tugas-tugas pemecahan masalah nyata (real problems-solving)


memiliki corak kompleks dan bukan pemikiran algoritma, analisa
batasan tugas dan menggunakan strategi heuristik serta
eksplorasi konsep-konsep matematika, proses, dan hubunganhubungannya.
2. Semua tugas-tugas matematika dapat diklasifikasikan secara
umum menjadi 2 golongan, yaitu: penghitungan rutin (routin sum)
dan permasalahan (problems).
3. Penghitungan rutin (routin sum) adalah tugas-tugas yang biasa
termuat pada buku pelajaran (textbooks) sedangkan
permasalahan (problem) mengabaikan buku latihan-latihan dalam
buku pelajaran (textbooks) tersebut.
4. Masalah tertutup diformulasikan dengan baik dengan jawaban
benar atau salah dan jawaban yang benar bersifat unik karena
2 - 25

hanya ada satu solusi sedangkan masalah open-ended


diformulasikan memiliki multijawaban yang benar.
5. Dengan menggunakan berbagai cara, hitunglah jumlah sepuluh
bilangan ganjil pertama mulai dari satu ! (masalah tertutup)
Kita hendak memperbesar sebuah persegi panjang dengan cara
mengalikan dua ukuran-ukurannya. Metode yang bagaimana yang
dapat Anda temukan untuk memperbesar persegi panjang itu?
(masalah Tugas-tugas
open-ended)pemecahan masalah nyata (real
problems-solving) menuntut tingkat proses pemikiran
(cognitive processes) yang tinggi dengan berbagai corak
tampilan yang dibutuhkan, yaitu:
kompleks dan bukan pemikiran algoritma
analisa batasan tugas dan menggunakan strategi heuristik
eksplorasi konsep-konsep matematika, proses, dan
hubungan-hubungannya
kesadaran akan situasi permasalahan dengan
ketertarikannya dan motivasi untuk membuat usaha yang
Rangkuman
terencana
untuk mendapatkan sebuah solusi.
Bersadarkan penelitian tentang pemecahan masalah
dan masalah yang digunakan dalam penelitian Foong (1990),
pengklasifikasian tipe tugas matematika yaitu:
1. penghitungan rutin (routin sum)
Penghitungan rutin (routin sum) adalah tugas-tugas yang
biasa termuat pada buku pelajaran (textbooks).
2. permasalahan (problems)
Permasalahan akan mengabaikan buku latihan-latihan
dalam buku pelajaran (textbooks).
Masalah (problems) dibagi menjadi 2, yaitu :
a. masalah tertutup (closed structure)
Masalah tertutup diformulasikan dengan baik dengan
jawaban benar atau salah dan jawaban yang benar
bersifat unik karena hanya ada satu solusi.
Masalah tertutup dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Sekumpulan tantangan (challenge sums)
Setelah mempelajari suatu topik matematika
tertentu, seorang guru memberikan sekumpulan
tantangan dalam pengajaran untuk pemecahan
masalah, dimana penekananya adalah pada
pembelajaran matematika untuk memecahkan
masalah.
2. Permasalahan proses (process problem)
Kadang-kadang permasalahan proses (process
problem) di kenal sebagai masalah tidak rutin
(non-routin problems).
Penekanannya adalah pada penggunaan strategi
heuristik
untuk
pendekatannya,
dan
2 - 26
memecahkan suatu masalah yang tidak familier
yang bukan biasanya pada berbagai topik-topik
di dalam silabus matematika.

b. masalah terbuka-tertutup (open-ended structure)


Masalah open-ended disebut juga masalah tak lengkap
karena masalah ini diformulasikan memiliki multi jawaban
yang benar.
Masalah open-ended dibagi menjadi 3, yaitu :
1. masalah open-ended pendek (short open-ended
problems)
Guru dapat menggunakan
short
open-ended
problems dalam pemecahan masalah matematika
yang
lebih
memfokuskan
pada
bagaimana
mengajarkan isi atau materi matematika (teaching
via problem solving)
untuk mengembangkan
kemampuan materi matematika dan kemampuan
komunikasi siswa.
2. aplikasi masalah kehidupan sehari-hari (applied reallife problems)
Pemecahan masalah yang dihadapi setiap individu
dalam situasi setiap saat dimulai dengan situasi
masalah dalam kehidupan sehari-hari (applied reallife problems) kemudian mengaitkan yang ada
hubungannya
dalam
memahami
masalah
matematika.
3. investigasi matematika (mathematical investigations)
investigasi sebagai proses pemecahan masalah yang

TES FORMATIF 2

Pilih satu jawaban yang paling benar dari beberapa alternatif


jawaban yang disediakan !
2 - 27

1. Tugas-tugas pemecahan masalah nyata (real problems-solving)


menuntut tingkat proses pemikiran (cognitive processes) yang
tinggi dengan berbagai corak tampilan yang dibutuhkan sebagai
berikut, kecuali
A. kompleks dan pemikiran algoritma
B. analisa batasan tugas dan menggunakan strategi heuristik
C. eksplorasi konsep-konsep matematika, proses, dan hubunganhubungannya
D. kesadaran akan situasi permasalahan dengan ketertarikannya
dan motivasi untuk membuat usaha yang terencana untuk
mendapatkan sebuah solusi
2. Bersadarkan penelitian tentang pemecahan masalah dan masalah
yang digunakan dalam penelitian Foong (1990), pengklasifikasian
tipe tugas matematika dibagi menjadi 2 yaitu
A. non-routin problem sum dan problems
B. routin sum dan problems
C. challenge sums dan process problem
D. closed structure dan open-ended peoblem
3. Tugas-tugas yang biasa termuat pada buku pelajaran (textbooks)
dimana siswa diarahkan melalui sederetan latihan yang didesain
untuk meningkatkan kefasihan dalam suatu skill baru atau
membangkitkan atau menyegarkan kembali keterampilan yang
telah dimiliki merupakan ciri dari
A. non-routin problem
B. challenge sums
C. routin sum
D. process problem
4. Closed structure dan open-ended structure

A. problems
B. process problem
C. challenge sums
D. routin sum

dikategorikan dalam

5. Ani dan Tina betugas mengelola koperasi Usaha Maju. Toko ini
buka dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 setiap hari.
Beberapa barang yang dijual di koperasi ini antara lain cat perahu
dan gulungan senar untuk menambal jarring. Harga cat adalah Rp.
5000,00 per kaleng dan gulungan senar seharga Rp. 3500.00
pergulung. Suatu hari Ani dan Tina mendapatkan uang dari kedua
barang itu senilai Rp. 22.000.00. Berapakah kaleng cat dan berapa
gulung senar terjual hari itu?
Soal di atas merupakan
A. routin sum
2 - 28

B. problems
C. process problem
D. challenge sums
6. Open-ended structure terbagi menjadi 3 yaitu
A. open-ended problems,applied real-life problem, mathematical
investigations
B. long open-ended problems,applied problem, mathematical
investigations
C. short open-ended problems,applied abstrak problem,
investigations
D.short open-ended problems,applied real-life problem,
mathematical investigations
7. Tulis sembarang bilangan yang terdiri atas tiga digit. Kemudian,
ulangi lagi sehingga menjadi bilangan yang terdiri atas enam digit.
Suatu bilangan, misalnya 726 akan menjadi 726.726. Kemudian,
bagilah bilangan yang terdiri atas enam digit itu dengan bilangan
7, 11, 13 (dengan urutan bebas). Kamu akan memperoleh hasil
seperti pada bilangan asli yang terdiri atas tiga digit tadi. Cobalah
dengan bilangan yang terdiri atas tiga digit lainnya, dan lihatlah
hasilnya!
Permasalaham di atas termasuk ...
A. mathematical investigations
B. applied problem
C. short open-ended problem
D.routin sum
8. Dari soal-soal di bawah ini yang merupakan challenge sum adalah

A. Kamu dan empat temanmu baru saja selesai memancing. Kamu


berlima mendapatkan 44 ikan. Jika kamu sepakat untuk
membagi ikan-ikan tersebut sama banyak, berapa ikan yang
akan dibawa pulang oleh setiap anak?
B. Jumlah uang Ruben dan Fahri adalah Rp. 46.000.00. Setelah
masing-masing membelanjakan Rp. 5000.00 untuk membeli
buku komik, perbandingan uang Ruben dan Fahri adalah 1 : 3.
Berapakah uang yang dimiliki mereka masing-masing?
C. Hari ini adalah hari terakhir masuk sekolah setelah kamu belajar
selama satu tahun. Untuk menyambutnya, kelasmu akan
mengadakan pesta kebun. Kelasmu pun sudah memesan 15
roti. Setiap roti dipotong menjadi 8 irisan. Ada berapa iris roti
seluruhnya?
D.Ambil 2 : 9 hasilnya adalah 0,222, ambil saja bilangan yang
terdiri atas dua digit angka, misalnya 37, kemudian bagi dengan
99, hasilnya adalah 0,373737 , yang terakhir ambil saja
bilangan yang terdiri atas tiga digit angka, misalnya 481,
kemudian bagi dengan 999, hasilnya adalah 0,481481
2 - 29

Dapatkah kalian menentukan hasil bagi sebarang bilangan yang


terdiri atas empat digit angka dibagi dengan 9999?
9. Suatu masalah merupakan masalah open-ended apabila
A. masalah tersebut diformulasikan memiliki jawaban dengan
jawaban benar atau salah dan jawaban yang benar bersifat
unik karena hanya ada satu solusi yang benar
B. masalah tersebut diformulasikan memiliki multijawaban, lebih
menekankan pada hasil akhir saja
C. masalah tersebut diformulasikan memiliki multijawaban yang
benar, lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada
suatu jawaban.
D. masalah tersebut diformulasikan memiliki multijawaban yang
benar, lebih menekankan pada hasil bukan proses
10.Dari soal-soal berikut, yang merupakan masalah open-ended
adalah
A. Sebuah sirkus sedang melakukan pertunjukan di kotamu. Kamu
ingin
sekali
mengajak
teman-temanmu
menyaksika
pertunjukan sirkus tersebut. Kamu telah menghabiskan uang
Rp. 60.000.00. Harga tiket pertunjukan sirkus tersebut Rp.
15.000.00 per orang. Berapa orang temanmu yang dapat
melihat sirkus tersebut?
B. Sekarang adalah musim kemarau. Kamu dan temanmu
berjualan sirup di suatu sudut jalan. Pada hari pertama kamu
menjual 32 botol. Setelah satu jam berjualan, kamu hanya
mempunyai 18 botol sirup yang tersisa. Berapa botol sirup
yang telah terjual dalam waktu satu jam tersebut?
C. Kita hendak memperbesar sebuah persegi dengan cara
mengalikan dua ukuran-ukurannya. Metode yang bagaimana
yang dapat Anda temukan untuk memperbesar persegi itu?
Gambarkan sebanyak mungkin cara berbeda. Jelaskan metode
yang Anda gunakan dengan kata-kata Anda sendiri.
D. Hamzah tinggal di pinggir pantai, ia biasa mencari ikan
menggunakan perahu layarnya. Sekali waktu nelayan bisa
memperoleh kepiting, udang, ikan kakap, atau ikan cakalang.
Di pelelangan ikan tersebut satu takar udang dapat ditukar
dengan dua takar kepiting, satu takar kepiting dapat ditukar
dengan 3 ekor ikan kakap, 4 ekor ikan kakap dapat ditukar
dengan satu ekor ikan cakalang. Mana yang lebih mahal, satu
takar udang atau satu ekor cakalang? Jelaskan!

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif

2 yang terdapat pada bagian akhir BAC ini. Hitunglah jawaban Anda
2 - 30

yang

benar.

Kemudian

gunakan

rumus

di

bawah

ini

untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini.


Tingkat Penguasaan =

Banyaknya Jawaban yang Benar


100%
10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90

100%
80 89%
70 79%
70%

baik sekali

= baik
= cukup
= kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,


Anda dapat meneruskan dengan materi selanjutnya. Bagus !!. Tetapi
apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi subunit ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Sub Unit 3
Kesulitan-kesulitan dalam Pemecahan Masalah
Dalam sub unit ini, Anda akan mempelajari tentang kesulitankesulitan yang umumnya sering dihadapi siswa dalam memecahkan
masalah. Menurut Kaur Berinderjeet (2008), proses pemecahan
masalah matematika dapat dimodelkan dengan tahapan dan secara
hirarkinya seperti berikut :
Membaca masalah
Memahami masalah
Pikirkan cara memecahkan masalah
Terjemahkan masalah kedalam model matematika/ kalimat
matematika
Pengerjaan dengan penghitungan matematika, dst
Tiba pada solusi

2 - 31

Gambar 2.3 Pentahapan pemecahan masalah pada umumnya

Dari masing-masing proses dan pentahapan tersebut, siswa


dimungkinkan mengalami kesulitan-kesulitannya, dan diiringi dengan
penyebabnya, seperti berikut :
1. Ketidakmampuan membaca

masalah.

Hal

ini,

misalnya

disebabkan kurangnya kemampuan berbahasa siswa, kurangnya


memahami masalah dalam bentuk bahasa.
Contoh :
Enam belas tahun yang akan datang, usia Andi menjadi 3 kali
usianya sekarang. Berapa usia Andi sekarang?
Dalam soal di atas jika siswa kurangnya memahami masalah
dalam bentuk bahasa, maka siswa tersebut akan kesulitan dalam
menentukan berapa usia Andi sekarang.
2. Kurangnya pemahaman terhadap masalah yang muncul. Hal ini,
misalnya siswa mampu membaca, tetapi tidak dapat menentukan
esensi atau inti dari teksnya.
Contoh :
Diberikan dua bilangan, yaitu 2007 dan 7002. Lena memilih salah
satu bilangan dan mengalikannya dengan 2211, sedangkan Olga
memilih bilangan yang satu lagi dan mengalikannya dengan
1122. Jumlah dari kedua hasil perkalian adalah bilangan genap.
Dapatkah kalian menentukan bilangan yang dipilih Lena dan Olga
sebenarnya?
Dalam soal di atas jika siswa tidak dapat menentukan esensi atau
inti dari teksnya maka siswa akan kesulitan dalam menentukan
bilangan

yang

dipilih

Olga,

apalagi

dalam

soal

di

atas

membutuhkan kepekaan terhadap angka-angka. Jika esensi dari


soalnya saja tidak paham bagaimana mungkin siswa dapat kreatif
dalam memperhitungkan jawaban yang masuk akal atau tidak.
3. Kesalahan

dalam

mengintrepetasi

tentang

kondisi-kondisi

masalah. Hal ini, misalnya siswa telah salah mengintepretasi


kondisi masalah.
Contoh :

2 - 32

Sejumlah jeruk dapat dibagikan secara merata kepada 3, 4, 5, 6,


atau 8 anak dengan tidak ada jeruk yang tersisa. Berapakah
paling sedikit banyaknya jeruk tersebut?
Dalam soal di atas jika siswa salah mengintepretasi kondisi
masalah maka siswa akan kesulitan dalam menetukan paling
sedikit banyaknya jeruk.
4. Kurangnya pengetahuan tentang strategi. Hal ini, biasanya
ditandai siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Contoh :
Dalam persegi ajaib 3 x 3, jumlah angka pada setiap baris, kolom,
dan diagonal sama. Buatlah persegi ajaib menggunakan setiap
angka berikut dengan tidak ada angka yang berulang. -9, -5, -1, 3,
7, 11, 15, 19, 23
Dalam soal di atas jika siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan
untuk mendapatkan persegi ajaib sesuai aturan yang ditetapkan,
maka siswa tidak akan menemukan persegi ajaib yang sesuai,
namun jika siswa mengetahui strategi, misalnya terka dan uji
coba, berfikir logis maka persegi ajaib tersebut dapat ditemukan.
5. Ketidaktepatan strategi yang digunakan. Hal ini ditandai biasanya
siswa mengadopsi strategi yang salah untuk mendapatkan solusi.
Contoh :
Temukan empat bilangan bulat terbesar kurang dari 250 yang
jumlah faktornya ganjil?
Permasalahan di atas dapat dipecahkan jika siswa menggunakan
strategi menyisihkan kemungkinan, melihat pola, namun jika
siswa menggunakan strategi menuliskan persamaan siswa akan
kesulitan karena strategi tersebut tidak tepat jika digunakan
untuk memecahkan masalah di atas.
6. Ketidakmampuan

menterjemahkan

masalah

dalam

bentuk

matematika. Hal ini biasanya ditandai sulitnya memodelkan


dalam bentuk matematika.
Contoh :

2 - 33

Suatu perusahaan memproduksi obat berbentuk kapsul dan


tablet. Beberapa konsumen diwawancarai dan diperoleh data
sebagai berikut:
1
tidak menggunakan kedua jenis produk
6
2
tidak menggunakan produk kapsul
5
1
tidak menggunakan produk tablet
2

8 orang tidak menggunakan kedua jenis produk


Berapakah banyaknya konsumen yang diwawancarai?
Dalam soal di atas jika siswa tidak mampu menterjemahkan
masalah dalam bentuk matematika, maka siswa akan sulit
memodelkan dalam bentuk matematika permasalan di atas.
7. Kesalahan memformulasikan dari bentuk matematika. Misalnya
memformulasikan rumus-rumus dalam bentuk matematika.
Contoh :
Tentukan jumlah bilangan yang dihitung dari 1 sampai 49 secara
berurutan. Dengan kata lain, jika S = 1 + 2 + 3 + + 48 + 49,
berapakah nilai S?
Dalam soal di atas jika siswa salah dalam memformulasikan dari
bentuk

matematika

untuk

permasalahan

di

atas

untuk

menentukan nilai S, maka nilai S yang ditemukan bisa jadi salah.


8. Kesalahan mengintepretasikan pada konsep-konsep matematika.
Contoh :
Selama bekerja, Budi diberikan bonus Rp 3.000,00 jika ia datang
pukul 08.00 dan denda Rp 500,00 jika ia datang lewat dari pukul
08.00. Budi datang tepat waktu 9 kali dari jumlah ia telat dan ia
menerima bonus Rp 79.500,00. Berapa kali Budi telat datang
bekerja?
Dari soal cerita di atas, siswa dapat menyelesaikannya dengan
benar jika menggunakan konsep operasi hitung yang tepat sesuai
dengan alur cerita di atas.
9. Kesalahan penghitungan. Hal ini, disebabkan sering kali karena
kecerobohan.
Contoh :
Agus pergi ke toko buku setiap 5 hari sekali, sedangkan Rian pergi
ke toko buku setiap 9 hari sekali. Jika mereka pergi bersama ke

2 - 34

toko buku tanggal 26 september, pada tanggal berapakah mereka


pergi bersama untuk kedua kalinya?
Jika siswa ceroboh dalam menghitung KPK dua bilangan, maka
akan diperoleh tanggal yang salah.
10. Ketidaksempurnaan tentang pengetahuan matematika.
Contoh persegi bukanlah sebuah persegi panjang.

Latihan :
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi di

atas, coba kerjakan latihan di bawah ini!


1. Jelaskan tahapan proses pemecahan masalah menurut Kaur
Berinderjeet (2008)!
2. Jelaskan

kesulitan-kesulitan

yang

dihadapi

siswa

dalam

memecahkan masalah berdasarkan tahapan proses pemecahan


masalah yang terdapat pada Gambar 2.3!
3. Jelaskan penyebab kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam
memecahkan masalah berdasarkan tahapan proses pemecahan
masalah yang terdapat pada Gambar 2.3!
4. Berikan contoh kesulitan-kesulitan siswa dalam memecahkan
masalah beserta penyebabnya!

1.

Petunjuk Jawaban Latihan :


Tahapan

proses

pemecahan

masalah

menurut

Kaur

Berinderjeet (2008) ada 7, yaitu membaca masalah, memahami


masalah,

memikirkan

cara

memecahkan

masalah,

menerjemahkan masalah kedalam model matematika/ kalimat


matematika, mengerjakan dengan penghitungan matematika,
tiba pada solusi, mengecek solusi untuk keakuratan atau untuk
membijaksanainya.

2 - 35

2.

Kesulitan yang dihadapi siswa dalam memecahkan masalah


yaitu

ketidak

mampuan

membaca

masalah,

kurangnya

pemahaman terhadap masalah yang muncul, kesalahan dalam


mengintrepetasi tentang kondisi-kondisi masalah, kurangnya
pengetahuan tentang strategi, ketidaktepatan strategi yang
digunakan, ketidakmampuan menterjemahkan masalah dalam
bentuk matematika, kesalahan memformulasaikan dari bentuk
matematika, kesalahan mengintepretasikan pada konsep-konsep
matematik,

kesalahan

penghitungan,

ketidaksempurnaan

tentang pengetahuan matematika.


3. Penyebab kesulitan siswa dalam memecahkan masalah yaitu
kurangnya kemampuan berbahasa siswa, kurangnya memahami
masalah dalam bentuk bahasa, siswa mampu membaca tetapi
tidak dapat membuat esensi atau inti dari teksnya, siswa telah
salah mengintepretasi kondisi masalah, siswa tidak tahu apa
yang harus dilakukan, siswa mengadopsi strategi yang salah
untuk mendapatkan solusi, sulitnya memodelkan dalam bentuk
matematika, sering kali karena kecerobohan.
4. Enam belas tahun yang akan datang, usia Andi menjadi 3 kali
usianya sekarang. Berapa usia Andi sekarang?
Dalam soal di atas jika siswa kurangnya memahami masalah
dalam bentuk bahasa maka siswa tersebut akan kesulitan dalam
menentukan berapa usia Andi sekarang.

Rangkuman

Tahapan proses pemecahan masalah menurut Kaur


Berinderjeet (2008) ada 7, yaitu :
1. membaca masalah
2. memahami masalah
3. memikirkan cara memecahkan masalah
4. menerjemahkan masalah kedalam model matematika/
kalimat matematika
5. mengerjakan dengan penghitungan matematika
6. tiba pada solusi
7. mengecek
solusi
untuk
keakuratan
atau
untuk
membijaksanainya
2 - 36

Dari masing-masing proses dan pentahapan tersebut,


siswa dimungkin-kan mengalami kesulitan-kesulitannya, dan
diiringi dengan penyebabnya yaitu :
1. Ketidakmampuan membaca masalah. Hal ini, misalnya
disebabkan kurangnya kemampuan berbahasa siswa,
kurangnya memahami masalah dalam bentuk bahasa.
Contoh : Enam belas tahun yang akan datang, usia Andi
menjadi 3 kali usianya sekarang. Berapa usia Andi
sekarang?
Dalam soal di atas jika siswa kurangnya memahami
masalah dalam bentuk bahasa maka siswa tersebut akan
kesulitan dalam menentukan berapa usia Andi sekarang.
2. Kurangnya pemahaman terhadap masalah yang muncul.
Hal ini, misalnya siswa mampu membaca tetapi tidak
dapat membuat esensi atau inti dari teksnya.
3. Kesalahan dalam mengintrepetasi tentang kondisi-kondisi
masalah.
Hal
ini,
misalnya
siswa
telah
salah
mengintepretasi kondisi masalah.
4. Kurangnya pengetahuan tentang strategi. Hal ini, biasanya
ditandai siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan.
5. Ketidaktepatan strategi yang digunakan. Hal ini ditandai
biasanya siswa mengadopsi strategi yang salah untuk
mendapatkan solusi.
6. Ketidakmampuan menterjemahkan masalah dalam bentuk
matematika. Hal ini biasanya ditandai sulitnya memodelkan
dalam bentuk matematika.
7. Kesalahan memformulasikan dari bentuk matematika.
Misalnya memformulasikan rumus-rumus dalam bentuk
matematika.
8. Kesalahan
mengintepretasikan
pada
konsep-konsep
matematika.
9. Kesalahan penghitungan. Hal ini, disebabkan sering kali
karena kecerobohan.
TESKetidaksempurnaan
FORMATIF 3 tentang pengetahuan matematika.
10.

Pilih satu jawaban yang paling benar dari beberapa alternatif


jawaban yang disediakan !

2 - 37

1. Tahapan proses pemecahan masalah menurut Kaur Berinderjeet


(2008) ada
A. 8
B. 7
C. 6
D.5
2. Kesulitan dan penyebab kesulitan pemecahan masal siswa
berdasarkan tahapan tersebut ada ...
A. 10
B. 8
C. 6
D.4
3. Tahapan proses pemecahan masalah menurut Kaur Berinderjeet
(2008) di antaranya adalah .
A. membuat masalah
B. menerjemahkan model matematika
C. mengerjakan dengan penghitungan matematika
D.tidak ada solusi
4. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam memecahkan masalah
seperti berikut ini, kecuali ...
A. ketidak mampuan membaca masalah
B. kesalahan mengintepretasikan pada konsep-konsep matematik
C. ketidaktepatan strategi yang digunakan
D.kemudahan dalam proses penghitungan
5. Siswa mampu membaca tetapi tidak dapat menentukan esensi
atau inti dari teksnya, hal ini akan mengakibatkan ...
A. siswa dapat menyelesaikan masalah secara benar
B. siswa tidak kesulitan dalam memecahkan masalah
C. siswa kurang memahami masalah yang muncul
D.siswa dapa memahami masalah yang muncul
6. Jika siswa tidak mampu menterjemahkan masalah dalam bentuk
matematika maka ...
A. siswa akan sulit memodelkan dalam bentuk matematika
B. siswa akan mudah memodelkan dalam bentuk matematika
C. siswa dapat dengan mudah memecahkan masalah matematika
D.siswa sempurna dalam menjawab permasalahan
7. Temukan empat bilangan bulat terbesar kurang dari 250 yang
jumlah faktornya ganjil? Dari soal ini jika siswa menggunakan
strategi
menyisihkan
kemungkinan,
melihat
pola
untuk
memecahkan masalah di tersebut, maka
A. siswa memilih strategi yang tidak tepat
B. siswa memilih strategi yang salah
C. siswa memilih strategi yang tidak baik
2 - 38

D.siswa memilih strategi yang tepat


8. Tentukan jumlah bilangan yang dihitung dari 1 sampai 49 secara
berurutan. Dengan kata lain, jika S = 1 + 2 + 3 + + 48 + 49,
berapakah nilai S?
Dari soal di atas kesalahan yang dapat dilakukan siswa adalah
A. operasi penghitungan
B. menterjemahkan masalah
C. memformulasikan rumus dalam bentuk matematika
D.memodelkan dalam bentuk matematika
9. Kecerobohan dapat mengakibatkan
A. diperoleh jawaban benar
B. kesalahan penghitungan
C. siswa mudah memecahkan masalah
D.siswa tidak kebingungan
10. Agar siswa tidak kesulitan dalam memecahkan masalah maka
A. mempunyai pengetahuan tentang berbagai strategi pemecahan
masalah
B. kurang memiliki pengetahuan tentang berbagai strategi
pemecahan masalah
C. tidak perlu mengetahui berbagai strategi pemecahan masalah
D.tidak usah menerapkan strategi pemecahan masalah yang
sesuai

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif

3 yang terdapat pada bagian akhir BAC ini. Hitunglah jawaban Anda
yang

benar.

Kemudian

gunakan

rumus

di

bawah

ini

untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini.


Banyaknya Jawaban yang Benar
100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

Tingkat Penguasaan =

90

100%
80 89%
70 79%
70%

baik sekali

= baik
= cukup
= kurang

2 - 39

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,


Anda dapat meneruskan dengan materi selanjutnya. Bagus !!. Tetapi
apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi subunit ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

DAFTAR RUJUKAN
Anderson, J. 1996. Some teachers beliefs and perceptions of
problem solving In P.C. Clarkson (Ed). Technology in
Mathematics Education (pp. 30-37). Melbourne: Mathematics
Education research Group of Australasia.
Baroody, A.J. & Niskayuna, R. T. C. 1993. Problem solving, reason
and communicating, K-8. Helping children think
mathematically . New York: Merril, an imprint of Macmillan
Publishing Company.
Branca, N.A. 1980. Problem solving as a goal, process and basic
skills. In S Krulik and R.E. reys (eds). Problem solving in
school mathematics. Washinting, DC : NCTM.
Kaur Berinderjeet. 2008. Problem Solving in the mathematics
Classroom (Secondary). National Institute of Education
Singapore & Association of Mathematics Educor Singapore.
Lovit, C&Lowe, I. 1992. Problem solving in mathematics: Chance and
data. In M. Horne and m. Supple (Eds) Mathematics Meeting the
Challenge (pp. 46-52). Mebourne; The Mathematical Association
of Victoria. 1992
McGivney, J.M. & DeFranco, T. C. 1995. Geometry proof writing: A
problem-solving approach ala Polya. The Mathematics Teacher
journal. 88(7), 552-555.
Musser, G. L. & Shaughnessy, J.M. 1980. Problem-solving strategies
in school mathematics. In S. Krulik and R.E. Reys (Eds) ,1980.
Yearbook. Problem-solving in school mathematics (pp. 136145). Virginia: NCTM.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM).1980. An
agenda for action: recommendations for school
mathematics of the 1980s. Reston, Virginia: NCTM.
Polya , G., 1985., How to Solve It: A new aspect of mathematics
method (2 nd ed). Princeton, N.J., PrincetonnUniversity Press.

2 - 40

Pui Yee. 2007. Teaching secondary School Mathematics. A Resourse


Book second Edition. Mthematics and mathematics Education
National Institute of Education Nanyang technological University
Singapore.

GLOSARIUM
adopsi
afektif
algoritma
aljabar
alternatif
analisis
analogi
anbiguitas
aplikasi
applied real-life problems
aspek
basic skill
challenge sums
closed structure
cognitive processes
conten specific routine
definisi
konsep
deskripsi
digit
dikonstruksi
drill and practice computation
eksplorasi
esensi
estimasi
evaluasi
familier
formulasi
gap
generalisasi
goal
guess and check
ide
ilmu
interpretasi
intuisi
kategori
kefasihan
ketidak konsistenan

: ambil
: sikap
: cara (penghitungan)
: struktur
: cara lain
: penghitungan
: persamaan
: makna ganda
: penerapan
: aplikasi masalah kehidupan sehari-hari
: hal
: keterampilan dasar
: sekumpulan tantangan
: masalah tertutup
: proses pemikiran
: spesifik
: ide abstrak yang membatasi suatu
: gambaran
: buah
: dibangun sendiri oleh siswa.
: latihan drill
: penyelidikan
: inti
: dugaan
: penilaian
: tidak asing
: dibuat
: kesenjangan
: perumuman
: tujuan
: terka dan uji coba kembali
: gagasan
: pengetahuan
: gambaran
: isi
: klasifikasi
: keabsahan
: ketidakajekan
2 - 41

kognitif
kompleks
konsep
konteks
kriteria
logika
masalah lengkap
mathematical investigations
minat
motivasi
multiple-step problem
on-step problem
open-ended structure
pendekatan
pengalaman
penguatan
personal
process problem
produk
prosedur
rasio
real problems
rekomendasi
rencana
routin problem sum
short open-ended problems
silabus
skor
solusi
spatial ability
strategi heuristik
symbol
tabulasi
teknik
terminologi
tetrominoes
textbooks
toleransi
topik
tugas
variabel
visualisasi
workbooks

: pengetahuan
: rumit
: ide abstrak untuk mengklasifikasikan suatu
objek
: semesta
: syarat
: nalar
: masalah tertutup
: investigasi matematika
: kemauan
: semangat
: permasalaham beberapa langkah penyelesaian
: permasalahan satu langkah penyelesaian
: masalah terbuka-tertutup
: cara
: apa yang telah dialami
: penekanan pemahaman
: orang
: permasalahan proses
: hasil
: langkah-langkah
: perbandingan
: permasalahan yang sebenarnya
: lebih di dukung
: angan-angan
: penjumlahan rutin
: masalah open-ended pendek
: rambu-rambu materi
: nilai
: penyelesaian
: kemampuan berwawasan
: strategi dengan heuristik
: kode
: dalam tabel
: cara
: kata
: jaring-jaring
: buku pelajaran
: batas kewajaran
: bab
: soal
: huruf
: gambaran
: buku kerja

2 - 42

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


TES FORMATIF I
1)

C
pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk dapat
melatih siswa dalam menerapkan bermacam strategi untuk
memecahkannya
C
proses pemecahan masalah berarti peroses menerima tantangan
B
suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna
mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat dicapai
C
teaching to problem solving
D
Utari
A
tujuan, proses, dan keterampilan
B
pengalaman, afektif, kognitif
A
membutuhkan rancangan dan penerapan sederetan langkahlangkah demi tercapainya tujuan sesuai dengan situasi yang diberikan
D
Ada berapa cara yang bisa digunakan untuk memperoleh jumlah
uang sebesar Rp. 25.000,00 dengan pecahan puluhan ribu, lima ribuan,
dan ribuan?
C
mencapai skor yang tinggi tetapi memiliki hubungan yang tidak
baik dengan siswa lain

2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)

TES FORMATIF II
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

10)

A
B
C
A
C
D

kompleks dan pemikiran algoritma


routin sum dan problems
rutin
problems
challenge sums
challenge sums
A
open-ended problems,applied real-life problem, mathematical
investigations
A
mathematical investigations
C
Jumlah uang Ruben dan Fahri adalah Rp. 46.000.00. Setelah
masing-masing membelanjakan Rp. 5000.00 untuk membeli buku
komik, perbandingan uang Ruben dan Fahri adalah 1 : 3. Berapakah
uang yang dimiliki mereka masing-masing?
C
Kita hendak memperbesar sebuah persegi dengan cara
mengalikan dua ukuran-ukurannya. Metode yang bagaimana yang dapat
2 - 43

Anda temukan untuk memperbesar persegi itu? Gambarkan sebanyak


mungkin cara berbeda. Jelaskan metode yang Anda gunakan dengan
kata-kata Anda sendiri.

TES FORMATIF III


1) B
2) A
3) C
4) D
5) C
6) A
7) D
8) C
9)
10)

7
10
mengerjakan dengan penghitungan matematika
kemudahan dalam proses penghitungan
siswa kurang memahami masalah yang muncul
siswa akan sulit memodelkan dalam bentuk matematika
siswa memilih strategi yang tepat
memformulasikan rumus dalam bentuk matematika
B
kesalahan penghitungan
A
mempunyai pengetahuan tentang berbagai strategi pemecahan
masalah

2 - 44

Anda mungkin juga menyukai