Anda di halaman 1dari 2

Amoksisilin (Obat A)

Amoksisilin merupakan antibiotik golongan penisilin dengan spectrum luas.


Amoksisilin bersifat bakterisidal. Obat ini mengganggu sintesis dinding sel bakteri, sehingga
menyebabkan sel menjadi lisis. Amoksisilin aktif melawan bakteri Gram positif yang tidak
menghasilkan -laktamase, juga lebih mudah berdifusi ke dalam bakteri Gram negative
sehingga aktif melawan banyak strain Escherichia coli, Haemophilusinfluenzae, dan
Salmonella. Amoksisilin diinaktivasi oleh bakteri penghasil penisilinase. Organisme yang
resisten terhadap amoksisilin meliputi sebagian besar Staphylococcus aureus, 50% strain
Escherichia coli, dan sampai dengan 15% strain Haemophilusinfluenzae (Kee & Hayes,
1994; Neal, 2005).
Amoksisilin diabsorpsi dengan baik melalui saluran gastrointestinal 80% diabsorpsi
per oral, sedangkan yang berikatan pada protein sebanyak 20%. Makanan tidak mencegah
absorpsi amoksisilin, sehingga masa kerja lebih panjang. Umumnya amoksisilin jarang
menimbulkan diare karena dapat diabsorpsi dengan baik (Kee& Hayes, 1994; Udaykumar,
2007).
Setelah diabsorpsi, amoksisilin didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh.
Biotransformasi terbagi atas 2 golongan, yaitu pada hospes dan pada mikroba. Pada hospes,
proses biotransformasi tidak bermakna dan belum diketahui tempatnya yang pasti. Proses
biotransformasi pada mikroba, terutama berdasarkan enzim penisilinase dan amidase.
Pengaruh dari penisilinase terhadap pemecahan -laktam mengakibatkan aktivitas
antimikrobanya hilang. Amidase memecah rantai samping mengakibatkan penurunan potensi
antimikroba yang mencolok (Trevor et al, 2002).
Amoksisilin menurunkan ekskresi methotrexate yang merupakan obat sitotoksik,
sehingga meningkatkan toksisitas obat tersebut dan dapat menyebabkan kematian. Terapi
antibiotic juga dapat menurunkan efektivitas kontrasepsi oral dan metode kontrasepsilainnya.
Aktivitas amoksisilin diturunkan dengan tetrasiklin. Amoksisilin kadang meningkatkan
waktu protrombin ketika diberikan kepada pasien yang sedang mengonsumsi warfarin.
Probenecid

meningkatkan

waktu

paruh

amoksisilin

secara

signifikan.

Nifedipine

meningkatkan absorpsi amoksisilin namun umumnya tidak digunakan dalam kepentingan


klinis. Amiloride menurunkan absorpsi amoksisilin namun tidak begitu signifikan
(Meechan& Seymour, 2002).
Agen antiinfeksi yang paling umum digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah
amoksisilin. Amoksisilin dinilai aman untuk digunakan selama kehamilan, namun dapat
muncul pada ASI sehingga perlu perhatian terhadap gejala diare, candidiasis, dan reaksi
4

alergi pada bayi (Haveles, 2011). Amoksisilin juga menjadi pilihan pertama untuk profilaksis
infeksi lokal dan pada pasien dengan infeksi endocarditis pascaoperatif (Tripathi, 2011).

Daftar Pustaka:
Haveles EB. 2011. Applied Pharmacology for The Dental Hygienist. 6th edition. Missouri:
Mosby Elsevier. p. 305.
Kee JL, Hayes ER. 1994. Farmakologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 328330.
Meechan JG, Seymour RA. 2002. Drug Dictionary for Dentistry. Oxford: Oxford University
Press. p. 22.
Neal MJ. 2005. At A Glance Farmakologi Medis. Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Hal. 83.
Trevor AJ, Katzung BG, Masters SB. 2002. Katzung & Trevors Pharmacology: Examination
& Board Review. New York: McGraw Hill Medical.
Tripathi KD. 2011. Essentials of Pharmacology for Dentistry. 2nd edition. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publishers (P) Ltd. p. 397.
Udaykumar P. 2007.Textbook of Pharmacology for Dental and Allied Health Sciences. 2nd
edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd. p. 271.

Anda mungkin juga menyukai