BAB IV
RENCANA STRUKTUR
RUANG WILAYAH
4.1
IV- 1
GAMBAR 4.1.
DIAGRAM STRUKTUR PKW
JEMBER DAN SEKITARNYA
Sumber : RTRW Prov. Jawa Timur
IV- 2
1. Perkotaan Jember
jasa,
a. Fasilitas pemerintahan :
Kantor Kota/Kabupaten
Polres/Polresta
b. Fasilitas perdagangan :
Pengembangan pasar modern
Pengembangan pasar tradisional
Pengembangan ruko dan pertokoan
c. Fasilitas jasa :
Lembaga keuangan (Bank, koperasi)
d. Fasilitas pendidikan :
Akademi/Perguruan Tinggi (PT)
e. Fasilitas kesehatan :
Pengembangan rumah sakit pemerintah tipe B
Rumah sakit swasta
Puskesmas rawat inap
2. Perkotaan Bondowoso
jasa,
a. Fasilitas pemerintahan :
Kantor Kota/Kabupaten
Polres/Polresta
b. Fasilitas perdagangan :
Revitalisasi pasar tradisional
Pengembangan pasar umum
c. Fasilitas jasa :
Lembaga keuangan (Bank, koperasi)
d. Fasilitas pendidikan :
SMA/MA/SMK
e. Fasilitas kesehatan :
Pengembangan rumah sakit pemerintah tipe C
Rumah sakit swasta
Puskesmas rawat inap
f. Fasilitas wisata :
Pengembangan dan peningkatan fasilitas obyek
wisata
a. Fasilitas pemerintahan :
Kantor Kota/Kabupaten
Polres/Polresta
b. Fasilitas agroindustri :
Agroindustri
Pusat informasi pertanian
Fasilitas penunjang agrobis
c. Fasilitas perdagangan :
3. Perkotaan Situbondo
Jember
IV- 3
2)
3)
4)
5)
IV- 4
2)
3)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
IV- 5
IV- 6
b.
c.
Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), yaitu permukiman pusat desa yang memiliki
peran strategis bagi pengembangan desa-desa di sekitarnya dan secara hirarki
masih dibawah perkotaan kecamatan. Adapun desa-desa yang dijadikan sebagai
pusat DPP pada masing-masing kecamatan yaitu:
- Desa Botolinggo di Kecamatan Botolinggo;
- Desa Bercak di Kecamatan Cermee;
- Desa Suling Kulon di Kecamatan Cermee;
- Desa Jetis di Kecamatan Curahdami;
- Desa Grujugan Kidul di Kecamatan Grujugan;
- Desa Sumberpandan di Kecamatan Grujugan;
- Desa Sumberjeruk di Kecamatan Jambesari Darus Sholah;
- Desa Blimbing di Kecamatan Klabang;
- Desa Pakuniran di Kecamatan Maesan;
- Desa Sumberdumpyong di Kecamatan Pakem;
- Desa Sukowono di Kecamatan Pujer;
- Desa Sukorejo di Kecamatan Sumberwringin;
- Desa Kalianyar di Kecamatan Sempol;
- Desa Mengen di Kecamatan Tamanan;
- Desa Wonokusumo di Kecamatan Tapen;
- Desa Lojajar di Kecamatan Tenggarang;
- Desa Kembang di Kecamatan Tlogosari;
- Desa Lombok Kulon di Kecamatan Wonosari;
- Desa Ampelan di Kecamatan Wringin; dan
- Desa Bukor di Kecamatan Wringin.
RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031
IV- 7
e.
Pusat dusun, berupa simpul pelayanan pada satuan terkecil kawasan permukiman
perdesaan; dan
f.
Setiap pusat dusun, pusat desa dan dan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP)
dikembangkan dalam suatu sistem keterkaitan yang berorientasi pada pusat-pusat
kegiatan pada kawasan perkotaan, yang secara diagramatis seperti Gambar 4.2.
GAMBAR 4.2
DIAGRAM SISTEM PERDESAAN
Dusun
PPL
Desa
PPK
PKLp / PKL
TABEL 4.2
PENETAPAN SISTEM PERKOTAAN DAN PERDESAAN
KABUPATEN BONDOWOSO
NO
1
KATEGORI
KECAMATAN
PERKOTAAN
Binakal
Baratan
Bondowoso
Blindungan,
Dabasah
Badean,
Kotakulon
Nangkaan,
Tamansari
Botolinggo
Lumutan,
Botolinggo
Cermee
Suling Wetan
Cermee
Curahdami
Penambangan
Sumbersuko
Curahpoh
Grujugan
Dadapan
Taman
Kejawan
PERDESAAN
Sumbertengah
Sumberwaru
Bendelan
Gadingsari
Kembangan
Binakal
Jeruk Sok Sok
Kademangan,
Kembang,
Pejaten,
Pancoran,
Sukowiryo
Curahdami
Locare
Klekean
Lanas
Penang
Batu Salang
Kladi
Suling Wetan
Bercak
Jirek Mas
Ramban Kulon
Bajuran
Sumber Salak
Kupang
Poncogati
Selolembu
Pekauman
Dawuhan
Grujukan Kidul
Kabuaran
Gayam
Sumbercanting
Gayam Lor
Suling Kulon
Solor
Grujugan
Ramban Wetan
Batu Ampar
Palalangan
Bercak Asri
Pakuwesi
Jetis
Petung
Sumberpandan
Tegalmijih
Wanisodo
Wonosari
IV- 8
KATEGORI
KECAMATAN
PERKOTAAN
Jambesari
Pejagan
Grujugan Lor
Klabang
Besuk
Sumbersuko
Klampokan
PERDESAAN
Jambeanom
Tegalpasir
Pucanganom
Blimbing
Karanganyar
Karangsengon
Klabang
Gambangan
Pakuniran
Pujerbaru
Andungsari
Ardisaeng
Gadingsari
Jambesari Darus
Sholah
Klabang
Maesan
Maesan
Sumbersari
10
Pakem
Pakem
Patemon
11
Prajekan
Prajekan Kidul
Prajekan Lor
Bandilan
Cangkring
12
Pujer
Maskuning Kulon
Maskuning Wetan
Mangli
Alassumur
Kejayan
Mengok
Padasan
13
Sumberwringin
Sumbergading
Sumberwringin
Rejoagung
Sukorejo
14
Sempol
Kalisat
Sempol
Jampit
Kalianyar
15
Sukosari
Sukosari Lor
Kerang
16
Tamanan
Kalianyar
Tamanan
17
Taman Krocok
Taman
18
Tapen
Cindogo
Tapen
19
Tegalampel
20
Tenggarang
21
Tlogosari
Pakisan
Tlogosari
Gunosari
Jebungkidul
Jebunglor
22
Wonosari
Kapuran
Sumberkalong
Wonosari
Bendoarum
Jumpong
Lombok Kulon
Lombok Wetan
Jatisari
Wringin
Ambulu
Ampelan
Banyuputih
Banyuwuluh
Bukor
23
Wringin
Sekarputih
Tegalampel
Karanganyar
Bataan,
Tenggarang
Koncer Darulaman
Pakuniran
Penanggungan
Karangmelok
Kemirian
Mengen
Gentong
Kemuningan
Kretek
Gununganyar
Jurangsapi
Kalitapen
Koncer Kidul,
Kajar
Sumbersalam
Sumberjeruk
Pengarang
Leprak
Pandak
Wonoboyo
Wonokerto
Sumberanyar
Sumberpakem
Tanahwulan
Kupang
Petung
Sumberdumpyong
Sempol
Tarum
Walidono
Randucangkring
Sukokerto
Sukowono
Sukodono
Sukosari Kidul
Tegaljati
Kaligedang
Sumberrejo
Nogosari
Pecalongan
Sukosari
Sumberkemuning
Wonosuko
Paguan
Sumberkokap
Trebungan
Wonokusumo
Mangli Wetan
Mrawan
Ta'al
Klabang
Klabang Agung
Mandiro
Tanggulangin
Dawuhan
Gebang
Kesemek
Lojajar
Pekalangan
Tangsil Kulon
Kembang
Patemon
Sulek
Trotosari
Pasarrejo
Pelalangan
Tangsil Wetan
Traktakan
Tumpeng
Glingseran
Gubrih
Jambewungu
Jatitamban
Sumbercanting
Sumbermalang
Catatan : Perkotaan di Kecamatan Curahdami, Tegalampel dan Tenggarang merupakan bagian dari Kawasan
Perkotaan Bondowoso (Sumber : Analisis Perencanaan, 2011)
IV- 9
IV- 10
Sistem jaringan prasarana wilayah yang akan dibahas ini sangat erat kaitannya
dengan pembentukan struktur ruang wilayah Kabupaten Bondowoso yang utuh antara
pusat kegiatan dan infrastruktur yang menunjang dan dibutuhkan. Dalam sistem
prasarana wilayah ini, mencakup bukan hanya dalam lingkup kabupaten, namun salah
satunya sangat terkait dengan sistem Nasional dan Provinsi. Sistem prasarana wilayah
Kabupaten Bondowoso meliputi sistem jaringan transportasi darat dan sistem
prasarana lainnya. Secara keseluruhan pengembangan prasarana ini akan
mendukung perwujudan struktur dan pola ruang di masa yang akan datang.
Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah yang mencakup sistem prasarana
utama dan sistem prasarana lainnya dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
4.2.1. Sistem Prasarana Utama atau Jaringan Transportasi
Sistem jaringan transportasi utama di Kabupaten Bondowoso adalah sistem
transportasi darat dengan sub sistem jalan raya dan jalan rel kereta api. Sistem
jaringan jalan meliputi jaringan rencana jalan kabupaten, prasarana jalan dan
jembatan, rencana lokasi terminal, pengembangan prasarana dan sarana angkutan
umum masal wilayah. Disamping itu jaringan rel/kereta api yang terdiri dari jalur rel
kereta api, stasiun, kereta api dan fasilitas pendukung lainnya.
Sistem transportasi perairan dan udara tidak tersedia di Kabupaten Bondowoso
karena kondisi geografis yang berupa daerah pegunungan dan secara posisional tidak
memungkinkan. Demand dari masyarakat dipenuhi melalui link antara transportasi
darat dengan simpul pelabuhan udara dan pelabuhan laut regional di kabupaten lain.
Untuk meningkatkan kinerja dan keterpaduan antar moda sistem transportasi
serta meningkatkan pelayanan transportasi umum kepada masyarakat maka
dikembangkan keterpaduan sistem antar moda.
4.2.1.1. Rencana Transportasi Jalan Raya
1. Berdasarkan Kebijakan
Arah kebijakan rencana pengembangan jaringan jalan dan sistem transportasi di
Kabupaten Bondowoso, merujuk pada beberapa kebijakan, meliputi:
a. PP Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN, pada Pasal 18, menjabarkan
mengenai :
Jaringan jalan nasional terdiri atas jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan
kolektor primer, jaringan jalan strategis nasional, dan jalan tol.
IV- 11
Jaringan jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkanantarPKW dan antara PKW dan PKL.
IV- 12
Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan
strategis nasional, serta jalan tol.
Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
yang tidak termasuk jalan nasional dan propinsi yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan,
ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal,
serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta
menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
Spesifikasi jalan raya adalah jalan umum untuk lalu lintas secara menerus
dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan
median, paling sedikit 2 lajur setiap arah, lebar lajur paling sedikit 3,5 meter.
IV- 13
Spesifikasi jalan sedang adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang
dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 lajur untuk
2 arah dengan lebar jalur paling sedikit 7 meter.
Spesifikasi jalan kecil adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas
setempat, paling sedikit 2 lajur untuk 2 arah dengan lebar jalur paling sedikit
5,5 meter.
Jalan jalan strategis nasional yang merupakan jalan provinsi dan kolektor
primer, yaitu Jalan Garduatak Sukosari Paltuding (Kawah Ijen) Licin
Banyuwangi ( ruas : Garduatak-Sumbergading, Sumbergading-Sukorejo,
Sukorejo-Gunung Malang, dan Gunung Malang-Kawah Ijen)
Jalan penghubung BondowosoJember (Bondowoso-Grujugan-MaesanSuger Lor) dengan panjang jalan 32,47 Km, meliputi ruas : jalan Letjen.
Sutarman, jalan Ahmad Yani, jalan Mastrip, jalan Bondowoso Maesan,
dan jalan Maesan batas kabupaten Jember (Suger Lor);.
IV- 14
Jalan penghubung BondowosoBesuki (Bondowoso-Pal 9-Wringin-Arakarak) dengan panjang jalan 30,10 Km, meliputi . jalan Diponegoro; jalan
batas kota Bondowoso - kabupaten Situbondo (Arak-arak);
IV- 15
6)
IV- 16
peningkatan jalan poros desa dan jalan menuju daerah terisolir, dengan
prioritas peningkatan perkerasan jalan dan pembangunan jembatan pada
ruas :
jalan Botolinggo-Pancur;
jalan Klabang-Wonoboyo;
jalan Cermee-Batu Ampar-Solor-Silapak,
jalan Pakem- Ardisaeng;
jalan Prajekan-Penang;
jalan Sukorejo-Poloagung;
jalan Tlogosari-Brambang; dan
jalan Wringin-Sumbercanting-Semampir Banyuwulu.
Ruang manfaat jalan (rumaja) meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan
ambang pengamannya, yang secara detail diperuntukkan bagi median,
perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar,
lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong,
perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
o
Badan jalan dilengkapi dengan ruang bebas sesuai dengan lebar badan
jalan, tinggi ruang bebas bagi jalan arteri dan jalan kolektor paling
rendah 5 (lima) meter, dan kedalaman ruang bebas bagi jalan arteri dan
jalan kolektor paling rendah 1,5 (satu koma lima) meter dari permukaan
jalan. Mengacu pada ketentuan peraturan tentang jalan, lebar badan
jalan ditetapkan minimal lebar 9 m untuk jalan kolektor, minimal 7,5 m
untuk jalan lokal dan minimal 6,5 m untuk jalan lingkungan.
IV- 17
Maka dimensi ruang manfaat jalan (rumaja) ditetapkan minimal 2 kali lebar
badan jalan, sebagaimana tabel.
-
Ruang milik jalan (rumija) meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu di luar ruang manfaat jalan, diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan,
pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta
kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. Sejalur tanah tertentu diatas
dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai
lansekap jalan. Lebar minimum ruang milik jalan sesuai spesifikasi
penyediaan prasarana jalan adalah selebar 25 meter untuk jalan raya, 15
meter untuk jalan sedang, dan 11 meter untuk jalan kecil.
Dengan asumsi jalan raya adalah jalan kolektor dan jalan sedang adalah
jalan lokal, serta jalan kecil adalah jalan lingkungan, maka ditetapkan lebar
rumija adalah minimal 25 m untuk jalan kolektor primer, 20 m untuk jalan
kolektor sekunder, lokal primer dan lokal sekunder, serta 15 m untuk jalan
lingkungan primer dan sekunder (lihat tabel).
IV- 18
TABEL 4.3
RENCANA DIMENSI JALAN DI KABUPATEN BONDOWOSO
Badan
Jalan (m)
Rumaja
(m)
Rumija
(m)
Ruwasja
(m)
> 9,0
> 9,0
> 18
> 18
> 25
> 20
> 10
>5
Total
Dimensi
(m)*
> 29,0
> 19,0
20
> 7,5
> 15
> 20
>7
> 21,5
Lokal Sekunder
10
> 7,5
> 15
> 20
>3
> 13,5
Lingkungan Primer
15
> 6,5
> 13
> 15
>5
> 16,5
Lingkungan
Sekunder
10
> 6,5
> 13
> 15
>2
> 10,5
No
Jenis Jalan
1.
2.
Kolektor Primer
Kolektor Sekunder
3.
Lokal Primer
4.
5.
6.
Min.
Kecapatan
(Km/Jam)
40
20
Keterangan :
Berdasar UU 38 Tahun 2004 dan PP No. 34 Tahun 2006 dianalisis
Di Kabupaten Bondowoso tidak terdapat jalan arteri perimer dan sekunder.
Rumaja = meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya
Rumija = terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
Ruwasja = ditentukan dari tepi badan jalan
Total dimensi adalah kebutuhan minimal ruang untuk prasarana jalan yang diasumsikan sudah mencakup
ruwasja di kiri dan kanan jalan
IV- 19
IV- 20
b.
IV- 21
IV- 22
IV- 23
IV- 24
IV- 25
IV- 26
Sumber Tegangan
Distribusi Tegangan
Gardu Induk
SUTR
Konsumen
IV- 27
IV- 28
IV- 29
IV- 30
yang
menetapkan
jenis
jaringan
prasarana
IV- 31
IV- 32
IV- 33
IV- 34
IV- 35
IV- 36
IV- 37
Kode Lokasi
maesan_01
maesan_02
maesan_03
maesan_04
maesan_05
maesan_06
maesan_07
maesan_08
gjugan_01
gjugan_02
gjugan_03
gjugan_04
gjugan_05
gjugan_06
gjugan_07
tmnan_01
tmnan_02
tmnan_03
tmnan_04
tmnan_05
tmnan_06
tmnan_07
tmnan_08
tmnan_09
tmnan_10
pujer_01
pujer_02
pujer_03
pujer_04
pujer_05
pujer_06
pujer_07
tlgsari_01
tlgsari_02
tlgsari_03
tlgsari_04
tlgsari_05
tlgsari_06
tlgsari_07
tlgsari_08
sksari_01
sksari_02
sksari_03
sbwringin_01
sbwringin_02
sbwringin_03
Longitude
113.777
113.778
113.78
113.801
113.748
113.802
113.787
113.797
113.794
113.766
113.797
113.82
113.83
113.783
113.815
113.829
113.83
113.821
113.821
113.845
113.864
113.858
113.839
113.846
113.811
113.89
113.855
113.874
113.885
113.887
113.916
113.903
113.91
113.92
113.922
113.932
113.954
113.979
113.953
113.898
113.973
113.932
113.996
113.951
113.977
113.967
Lattitude
-8.03708
-8.02757
-8.01428
-8.01651
-8.03448
-8.04857
-8.00012
-8.03611
-7.9855
-7.98335
-7.97391
-7.97177
-7.95555
-7.95983
-7.98347
-7.99941
-8.01601
-8.01765
-8.0345
-8.04457
-8.00541
-7.97852
-7.98087
-8.00452
-7.9971
-7.97859
-7.95957
-7.98894
-7.94872
-8.00778
-8.01038
-7.99693
-7.97667
-7.98812
-7.9632
-7.99832
-8.00789
-8.00325
-7.97654
-7.96307
-7.92729
-7.93671
-7.95274
-7.95724
-7.97204
-7.9481
Desa/Kelurahan
Suger Lor
Gambangan
Maesan
Sumberanyar
Sucolor
Sumbersari
Pakuniran
Suger Lor
Taman
Kabuaran
Dadapan
Tegalmijin
Kejawan
Wonosari
Tegalmijin
Kalianyar
Tamanan
Sukosari
Sukosari
Mengen
Pucang Anom
Tegalpasir
Jambesari
Sumberkemuning
Wonosuko
Maskuning Kulon
Pengarang
Alassumur
Randucangkring
Sukokerto
Sukowono
Sukowono
Pakisan
Pakisan
Jebung Kidul
Tlogosari
Kembang
Gunosari
Trotosari
Patemon
Nogosari
Kerang
Nogosari
Tegaljati
Sukosari Kidul
Sumbergading
Kecamatan
MAESAN
MAESAN
MAESAN
MAESAN
MAESAN
MAESAN
MAESAN
MAESAN
GRUJUGAN
GRUJUGAN
GRUJUGAN
GRUJUGAN
GRUJUGAN
GRUJUGAN
GRUJUGAN
TAMANAN
TAMANAN
TAMANAN
TAMANAN
TAMANAN
TAMANAN
TAMANAN
TAMANAN
TAMANAN
TAMANAN
PUJER
PUJER
PUJER
PUJER
PUJER
PUJER
PUJER
TLOGOSARI
TLOGOSARI
TLOGOSARI
TLOGOSARI
TLOGOSARI
TLOGOSARI
TLOGOSARI
TLOGOSARI
SUKOSARI
SUKOSARI
SUKOSARI
SUMBERWRINGIN
SUMBERWRINGIN
SUMBERWRINGIN
IV- 38
Kode Lokasi
sbwringin_04
sbwringin_05
sbwringin_06
tapen_01
tapen_02
tapen_03
tapen_04
tapen_05
tapen_06
wnsari_01
wnsari_02
wnsari_03
wnsari_04
wnsari_05
wnsari_06
wnsari_07
tgarang_01
tgarang_02
tgarang_03
tgarang_04
tgarang_05
tgarang_06
tgarang_07
bdwoso_01
bdwoso_02
bdwoso_03
bdwoso_04
bdwoso_05
bdwoso_06
bdwoso_07
bdwoso_08
bdwoso_09
bdwoso_10
bdwoso_11
bdwoso_12
bdwoso_13
bdwoso_14
bdwoso_15
bdwoso_16
crdami_01
crdami_02
crdami_03
crdami_04
crdami_05
bnakal_01
bnakal_02
bnakal_03
pakem_01
pakem_02
Longitude
113.996
114.055
114.019
113.934
113.921
113.92
113.95
113.946
113.936
113.897
113.88
113.895
113.914
113.875
113.897
113.909
113.866
113.852
113.851
113.84
113.857
113.86
113.875
113.843
113.833
113.833
113.822
113.815
113.82
113.816
113.813
113.813
113.809
113.806
113.825
113.824
113.799
113.856
113.825
113.809
113.797
113.79
113.785
113.802
113.789
113.78
113.771
113.766
113.752
Lattitude
-7.9834
-8.00085
-7.96615
-7.85212
-7.87121
-7.88678
-7.88838
-7.90879
-7.87679
-7.88268
-7.89223
-7.9061
-7.91186
-7.91825
-7.92729
-7.94497
-7.90335
-7.92235
-7.90876
-7.93878
-7.94369
-7.93127
-7.96238
-7.91322
-7.91272
-7.91967
-7.90902
-7.91017
-7.91636
-7.92521
-7.91643
-7.93716
-7.94832
-7.9617
-7.92757
-7.93421
-7.94327
-7.89307
-7.92038
-7.90422
-7.89703
-7.91393
-7.93437
-7.92733
-7.88734
-7.87836
-7.8975
-7.87048
-7.85946
Desa/Kelurahan
Sumbergading
Sukorejo
Sukorejo
Taal
Tapen
Gununganyar
Mangli Wetan
Wonokusumo
Kalitapen
Kapuran
Traktakan
Pasarejo
Bendoarum
Jumpong
Tumpeng
Lombok Wetan
Tangsil Kulon
Bataan
Tenggarang
Sumbersalam
Kajar
Lojajar
Kasemek
Kademangan
Dabasah
Tamansari
Badean
Badean
Badean
Nangkaan
Badean
Kembang
Pancoran
Pancoran
Nangkaan
Sukowiryo
Kembang
Pejaten
Dabasah
Curahdami
Silolembu
Curahpoh
Pakuwesi
Kupang
Sumbertengah
Sumbertengah
Binakal
Patemon
PAKEM
Kecamatan
SUMBERWRINGIN
SUMBERWRINGIN
SUMBERWRINGIN
TAPEN
TAPEN
TAPEN
TAPEN
TAPEN
TAPEN
WONOSARI
WONOSARI
WONOSARI
WONOSARI
WONOSARI
WONOSARI
WONOSARI
TENGGARANG
TENGGARANG
TENGGARANG
TENGGARANG
TENGGARANG
TENGGARANG
TENGGARANG
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
BONDOWOSO
CURAHDAMI
CURAHDAMI
CURAHDAMI
CURAHDAMI
CURAHDAMI
BINAKAL
BINAKAL
BINAKAL
PAKEM
PAKEM
IV- 39
IV- 40
PETA 4.8
RENCANA LOKASI MENARA TELEKOMUNIKASI (CELL-PLAN)
IV- 41
untuk
tujuan
IV- 42
IV- 43
IV- 44
IV- 45
IV- 46
IV- 47
IV- 48
IV- 49
IV- 50
Berdasarkan Kebijakan
Drainase merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari
daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan perkerasan
lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik berupa air
hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang
bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau
ke bangunan resapan buatan. Jaringan drainase meliputi seluruh alur air, baik
alur alam maupun alur buatan, yang bermuara di sungai atau muara di laut.
Arahan penanganan drainase suatu wilayah dapat merujuk pada Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/KPTS/M/2010 tentang SPM Bidang
Pekerjaan Umum.
2.
Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting sistem drainase di Kabupaten Bondowoso sebagian besar masih
memiliki fungsi ganda (multi fungsi), yaitu selain fungsi pembuangan air hujan,
pada umumnya juga dimanfaatkan untuk saluran pembuangan limbah cair rumah
tangga, bahkan juga menjadi satu dengan saluran irigasi. Memperhatikan hal ini
maka diperlukan koordinasi yang intensif dan keterpaduan dalam penanganan
sistem drainase.
3.
IV- 51
yang
layak
pada
kawasan
IV- 52
IV- 53
Sampah rumah tangga 125 liter per rumah tangga atau KK dengan asumsi 1
rumah terdiri 5 jiwa (25 liter/orang/hari).
2. Kondisi Eksisting
Permasalahan persampahan pada umumnya adalah semakin bertambahnya
produksi sampah yang tidak diimbangi dengan kapasitas sistem pengelolaan yang
memadai.
Jenis sampah menurut unsur bahannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
sampah organik, yaitu jenis sampah yang dapat diproses oleh alam (dapat
didaur ulang secara alami), misalnya makanan, daun-daunan dan lainnya, dan
sampah non-organik, yaitu jenis sampah yang tidak bisa didaur-ulang secara
alami, misalnya sampah plastik, besi, logam, porselin, dan lainnya.
IV- 54
Pengangkutan
Tempat Pemrosesan
Akhir
(TPA)
IV- 55
Sumber
sampah
Truk
sampah
TPA
IV- 56
IV- 57
IV- 58
IV- 59
IV- 60
IV- 61
IV- 62
Berdasarkan Kebijakan
a. Bencana Longsor
Dalam RTRW Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Bondowoso merupakan wilayah
potensi gerakan tanah, khususnya Kecamatan Maesan, Klabang dan Wringin,
dengan tingkat potensi gerakan tanah berskala menengah sampai tinggi.
Potensi menengah berarti pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah
hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah
sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Sedangkan
potensi tinggi berarti pada zona ini dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah
hujan diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
b. Bencana Banjir
Banjir adalah suatu keadaan sungai, dimana aliran sungai tidak tertampung
oleh palung sungai, sehingga terjadi limpasan dan atau genangan pada lahan
yang semestinya kering. Dalam RTRWP Jawa Timur, Kabupaten Bondowoso
termasuk dalam wilayah rawan bencana banjir, khususnya Kecamatan
Grujukan ke utara hingga Kecamatan Cermee, dengan potensi banjir pada
tingkat menengah.
Berdasarkan penyebabnya, banjir atau air yang berlebih tersebut dapat
dikategorikan menjadi :
Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran
sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan sistem
drainase buatan manusia.
Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat
pasang laut maupun meningginya gelombang laut akibat badai.
Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia
seperti bendungan, bendung, tanggul, dan bangunan pengendalian banjir.
IV- 63
Kondisi Eksisting
a. Bencana longsor
Kawasan rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Bondowoso, terdapat di 3
(tiga) zona. Zona barat meliputi Kecamatan Maesan, Grujugan, Curahdami,
Binakal, Wringin, dan Pakem. Zona timur meliputi Kecamatan Sempol,
Sumberwringin, Tlogosari, Cermee dan Botolinggo. Dan zona utara yang paling
rawan meliputi Kecamatan Tegalampel, Klabang, Taman Krocok dan Prajekan.
b. Bencana banjir
Kawasan rawan bencana banjir ujtama di Kabupaten Bondowoso, terdapat di
Kecamatan Cermee dan Prajekan, karena secara topografi berada pada posisi
terendah dan berada pada alur DAS Sampean. Kecamatan rawan banjir lainnya
adalah Grujugan, Bondowoso, Tenggarang, Wonosari, Tapen, dan Klabang.
Pda kawasan lain potensi banjir yang terjadi relatif insidental atau lokal, yang
umumnya disebabkan pendangkalan sungai-sungai kecil, dan tingginya curah
hujan pada saat tertentu. Khusus kawasan permukiman padat perkotaan,
genangan sering terjadi karena sistem drainase jalan dan kawasan permukiman
kurang terawat dan tidak berfungsi dengan baik. Salah satu penyebabnya
adalah kurang pedulinya masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase.
c. Bencana letusan gunung berapi
RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031
IV- 64
IV- 65