bandara (yaitu PT. Gapura), dan memperbaiki sistem kerja agar lebih efisien dan lincah
bergerak.
Contoh pada level pemerintahan. Di Indonesia pasca pemerintahan Orde Baru sungguh
menyulitkan. Pengangguran dan kemiskinan merajalela, semenraea investasi baru yang
signifikan tidak datang-datang. Untuk memperbaiki perekonomian negara membutuhkan
sumber penerimaan yang memadai. Salah satu andalannya adalah pajak. Bagi eksekutif yang
tidak paham change management, situasi ini sering tidak dapat dipahai. Merkea terus
berupaya meningkatkan penerimaan pajak dengan memburu wajib-wajib pajak baru dan
menuntut pembayaran pajak yang lebih progresif serta mengencangkan strategi pemasaran.
Padahal, Indonesia masih punya ruang gerak yang cukup besar untuk memperbaiki
perekonomiannya. Menurut cara pandang konsep turnaround, meningkatkann penerimaan
pajak pada saat daya beli sedang melemah bukanlah cara bijak, cara yang amat dianjurkan
adalah menerapkan change management birokrasi pemerintahan agar lebih efisien dalam
melakukan pengeluaran. Termasuk dalam program ini kampanye anti korupsi dan
pembentukan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan ahli.
Pada saat sedang menanjak, manusia punya kecenderungan boros. Merekrut orang lebih
banyak dari yang seharusnya. Menambah jumlah staf dan pembantu untuk hal-hal yang
belum sungguh-sungguh diperlukan.
Begitu pula dengan bisnis-bisnis baru. Orang-orang yang sedang kelebihan cashflow
selalu tergoda memasuki bidang-bidang usaha lainnya. Mereka selalu menjadi incaran orangorang yang sedang kesulitan yang menawarkan perusahaan-perusaan, pebrik, atau gedung
yang sedang sakit. Akhirnya, mereka memiliki banyak hal yang tidak sehat dan sesungguhnya
tidak begitu diperlukan.
Pada saat menurun, semua beban itu seharusnya dibersihkan. Lebih baik tak
mempunyai utang dan tidak membayar bunga daripada punya banyak hal tetapi tidak dapat
dinikmati. Dengan demikian, pada saat kondisi ekonomi menurun seorang eksekutif harus
melakukan perubahan haluan. Ia harus melakukan negosiasi pada bank yang memberikan
pinjaman. Kalau tidak bisa minta potongan (haircut), barangkali bisa diminta oengurangan
biaya bunga dan waktu pembayaran yang lebih panjang. Mengubah dari menurun menjadi
berhenti sejenak. Mulanya dengan mengurangi beban sehingga laju penurunan berkurang.
Setelah berhenti, ia harus segera beralih haluan. Memutar kembali ke atas. Perilakunya harus
berubah. Cara berpikir dan berpakaiannya tidak bisa sama dengan kemarin. Demikian pula
unit-unit usaha yang ditekuni dan cara membisniskannya. Bahkan, mungkin juga orangorangnya harus berubah. Jika berubah maka orang disekitar akan ikut berubah.
Tetapi semua ini tidak mudah. Tidak semua badan usaha dapat kembali diubah
haluannya. Maka pertama-tama kita harus mengerti betul
1.
2.
3.
4.
Meski ada beberapa kasus perusahaan yang berada dalam tahap krisis bisa kembali hidup
normal, umumnya perusahaan-peursahaan ini berakhir dengan kematian. Seperti sebuah
penyakit kanker yang berada pada stadium 3, seorang spesialis turnaround biasanya harus
bersikap realistis. Ia harus berani mengatakan kepada para kreditur dan pemegang saham
bahwa nyawa perusahaan ini sudah akan berakhir dalam waktu dekat. Kecuali mereka
berhasil melakukan langkah-langkah strategi dan mengamputasi bagian-bagian tertentu.
Ada beberapa indikator yang dapat dipakai untuk melihat seberapa jauh perusahaan
dapat diputar haluannya. Indikator-indikator tersebut antara lain:
a. Duungan yang kuat dari stakeholder, termasuk para pekerja, komunitas, dan
pemegang saham. Bila ia sebuah perusahaan besar, dibutuhkan pula dukungan dari
negara