Abstrak
Fungsi dari sensor pH adalah untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan. Pengukuran dan
pengendalian nilai pH adalah sangat penting untuk berbagai studi dalam bidang kimia dan biologi di laboratorium dan
berbagai bidang industri. Metode pengukuran pH dapat dilakukan secara konvensional yaitu dengan menggunakan
kertas lakmus dan elektroda gelas, namun hal ini memiliki tingkat akurasi hasil pengukuran yang rendah, mudah pecah
dan tidak kompatibel dengan alat ukur/sensor lain. Seiring dengan perkembangan teknologi microfabrication, saat ini
dimungkinkan untuk membuat sebuah sistem alat ukur yang dapat mendeteksi berbagai parameter secara simultan,
akurat, dan berukuran kecil. Dalam tulisan ini dibahas proses pembuatan sensor pH menggunakan teknologi thick film
(screen priting). Elektroda referensi yang digunakan adalah perak-perak klorida (Ag|AgCl) sedangkan untuk elektroda
indikator digunakan bahan antimoni (Sb). Hasil percobaan terhadap pH buffer 2, 4, 7, dan 9 menunjukkan elektroda
antimoni sensitif terhadap perubahan pH dengan response -57,2 mV/pH.
Abstract
Mikrofabrikasi Electrode Application for Detection of Concentration [H +] with Thick Film Technology. The pH
electrode is used to measure the acidity or alkalinity of solutions. Measurement and control of the value of pH is
important in numerous chemical and biological studies in the laboratories and industries. Over the past few years,
methods of measurement of pH have been based on conventional means, raging from the use of lacmus paper to glass
electrodes. Such means has been known for lack of accuracy, robustness, and compatibility with other sensing elements.
With the advancement in microfabrication technology, however, it is now possible to construct an analytical system,
which is not only capable of simultaneously detecting multiple parameters, but also small size and accurate. In this
paper, design and fabrication of pH sensor using screen printing techniques is described. Indicator electrode used was a
pressed pellet antimony electrode (Sb2O3) and the reference electrode used was a silver-silver chloride (Ag|AgCl). The
antimony (Sb) electrode showed good sensitivity to pH in the range of pH 2 to pH 9 and exhibited responses -57.2
mV/pH.
Keywords: elektroda referensi, sensor pH, screen printing, thick film
1. Pendahuluan
laboratorium, pengelolaaan lingkungan, konservasi
energi, pabrikasi, industri, kedokteran, pertambangan,
pertanian, dan sebagainya. Aplikasi sistem sensor ini
masih dan akan terus berkembang sesuai dengan
kebutuhan. Namun, sensor yang ada saat ini dipasaran
hampir semuanya adalah produksi luar negeri (import).
Oleh karena itu penguasaan teknologi sensor ini sangat
diperlukan mengingat aplikasinya yang terus
berkembang dan pemenuhan kebutuhan sensor di dalam
negeri masih diimpor.
2. Metode Penelitian
Teknologi film tebal (TFT) merupakan salah satu
bagian dari teknologi proses mikroelektronika untuk
fabrikasi komponen komponen elektronika secara
screen-printing. Sejak petengahan tahun 1960,
teknologi proses film tebal telah digunakan untuk
meminiaturisasi suatu rangkaian elektronika ke dalam
sebuah keping substrate, karena kemampuannya
menghasilkan jalur konduktor yang sangat kecil (fine
line) [9-11]. TFT telah banyak digunakan secara luas
dalam industri komponen hibrid mikroelektronika dan
diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti otomotif,
telekomunikasi, medik, dan pengembangan sensor dan
aktuator. Material utama yang digunakan dalam
teknologi film tebal adalah substrat alumina (Al2O3) dan
pasta. Substrat merupakan media tempat komponen film
tebal diimplementasikan, sedangkan pasta adalah bahan
pembentuk komponen film tebal, yang diformulasikan
sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk melalui proses
pencetakan. Proses film tebal (thick film process) terdiri
dari beberapa tahap yang meliputi pembuatan screen,
pencetakan
(printing),
pengeringan
(drying),
pembakaran (firing), trimming dan sejumlah proses
tambahan lain seperti proses pemasangan kaki (lead
frame) dan pengemasan (enkapsulasi).
Keasaman atau kebasaan dari suatu larutan ditentukan
oleh konsentrasi ion hidrogen atau persentase ion
(1)
2,303RT
1
log
F
(a H + )
(2)
dengan,
R = Konstanta gas umum (8,3145 J/(K*mol))
F = Konstanta Faraday (96485 C/mol)
E0 = Potential elektroda acuan (mV)
T = temperature (K)
Dari Pers. (2) secara jelas menunjukkan bahwa tegangan
yang diukur memiliki hubungan linier pada nilai pH.
Dalam pengukuran praktis, beda potensial E
dikonversikan kedalam nilai pH sebagai data kalibrasi.
Pengukuran nilai pH juga tergantung pada suhu dari
larutan yang diukur. Pada umumnya, konfigurasi pH
meter terdiri dari elektroda gelas, elektroda referensi,
dan sebuah penguat dc yang memiliki tahanan dalam
yang sangat besar (orde Mohm), namun ada juga yang
dilengkapi dengan sensor temperatur sebagai faktor
koreksi.
Sebagai pengganti elektroda gelas bahan tungstens
(W2O3) yang selama ini banyak digunakan, bahan
antimoni (Sb2O3) telah dipakai di laboratorium sebagai
elektroda pH [12-13]. Penggunaan elektroda antimoni
bagi pengukuran pH telah diperkenalkan oleh Nilson
dan Edwall [12]. Proses elektroda ini diformulasikan
sebagai berikut:
Sb2O3 + 6H+ + 6e- 2Sb + 3H2O
(3)
(4)
10
(a)
(b)
Gambar 5. (a) Proses Electroplating Referensi Elektroda,
(b) Hasil Pelapisan Ag|AgCl
(b)
Gambar 4. (a) Serbuk Antimoni dalam Bentuk Pellet,
(b) Jig yang Dipakai untuk Membuat Pellet
Antimoni
eav =
Vmaks Vmin
= 0,001V
2
(5)
11
eav =
Vmaks Vmin
= 0,0015 V
2
(6)
Referensi
12
Daftar Acuan
4. Simpulan
Proses desain dan pembuatan sensor pH dengan
menggunakan teknologi film tebal (thick film) telah
berhasil dilakukan. Kemudian dari hasil pengujian dapat
ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: 1) Hasil
pengujian elektroda referensi buatan terhadap elektroda
komersial memiliki tegangan yang relatif stabil (0.15
mV). Dengan demikian elektroda referensi buatan
tersebut berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
dapat digunakan dalam sensor pH; 2) Untuk elektroda
indikator, elektroda antimoni memiliki waktu transient
sebesar 5 menit sebelum mencapai keadaan steady
state. Besarnya slope kemiringan pada pengujian
elektroda antimoni Vs elektroda referensi buatan adalah
-0,0572 volt/pH dengan fluktuasi 0,0038 volt/pH.
Dalam penelitian ini masih banyak ditemui beberapa
kekurangan yang diharapkan pada penelitian
selanjutnya dapat lebih disempurnakan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan antara lain: 1) Jumlah sample
pH buffer perlu diperbanyak agar sensitifitas pH buffer
lebih jelas terlihat dan dapat menentukan besarnya
range pengukuran elektroda tertentu; 2) Seluruh
pengujian sebaiknya dilakukan pada suhu ruangan
tertentu misalnya 25 oC dan usahakan suhu tersebut
konstan hingga akhir pengujian; 3) Untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh suhu pada pengukuran pH
maka tentunya diperlukan pengujian pada suhu yang
berbeda-beda dalam larutan pH buffer tertentu.