0,012
Pengeringan)=gr/men
0,01
Duku + coating 1%
Duku + Coating 2%
0,008
0,006
0,004
N (Laju
0,002
10,5
9,9
9,3
8,7
8,1
7,5
6,9
X (Kadar Air)
Pada keadaan awal duku sangat basah, jika duku dikontakkan dengan udara yang
relatif kering, maka penguapan akan terjadi pada permukaan. Air yang menguap
di permukaan duku selalu tergantikan oleh air yang berada di dalam duku.Jumlah
air di dalam duku relatif banyak sehingga permukaan selalu basah oleh air. Duku
pada keadaan ini mengalami pengeringan konstan. Pengaruh konsentrasi kitosan
terhadap laju pengeringan dapat dilihat pada Gambar 1.
Pada Gambar 1 laju pengeringan lama kelamaan akan menurun. Laju pengeringan
yang dihasilkan dari penelitian berkisar antara 0.8 sampai dengan 0.00468 gr air
yang teruapkan/m2 jam. Duku yang tidak dicoating mengalami laju pengeringan
paling besar. Duku yang dicoating dengan konsentrasi kitosan 1 %, 1,5%, 2 %,
tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan akan tetapi untuk duku yang
dicoating 2,5% laju pengeringannya semakin lama semakin menurun.
Pengaruh suhu penyimpanan diamati dengan menggunakan duku yang telah
dicoating kitosan 2,5%, digunakan duku ini karena pada pengamatan sebelumnya
diperoleh data bahwa coating kitosan 2,5% paling baik digunakan sebagai coating
duku. Hasil pengamatan dapat kita lihat pada Gambar 2 dimana penyusutan massa
duku diamati pada suhu penyimpanan 10C, 25C dan 45C selama tujuh hari
penyimpanan.
12,55
12,5
Duku (gr)
12,45
12,4
Massa
12,35
T= 10 C
12,3
T= 25 C
T= 45 C
12,25
0
2
4
6
8
Pada kurva dapat diliha bahwa penyusutan massa paling besar terjadi pada suhu
45C ( hari pertama massa duku 12.5 gr, pada hari ke tujuh massa duku 12.29 gr)
dan terendah pada suhu 10C (hari pertama massa duku 12.5 gr, pada hari ke tujuh
massa duku 12.43 gr)
Suhu kritis penyimpanan duku pada suhu 36 - 38C.Kerusakan buah duku pada
suhu kritis ini berupa pelunakan, benyek dan busuk. Dari pengamatan suhu 10C
dan 25C masuk ke dalam kategori aman untuk penyimpanan duku sedangkan
untuk suhu 45C sudah melewati suhu kritis duku.
Massa Kitosan
Kadar
%
No.
(gram)/vol.lemak
Kolesterol
Penyerapan
50 ml
(%)
1.
0
27,87
0
2.
1
26,67
4,31
3.
2
24,90
10,66
4.
3
23,12
17,04
5.
4
21,09
24,33
6.
5
19,25
30,93
7.
7
20,09
27,92
Seperti ditunjukkan tabel 2 bahwa terjadi korelasi antara konsetrasi massa kitosan
dalam 50 ml sampel lemak (g/v) dan penyerapan kolesterol. Pengaruh massa
kitosan masing-masing sebanyak 1, 2, 3, 4, dan 5 gr berpengaruh secara positif
terhadap penyerapan kolesterol. Dengan massa 5 gr kitosan dalam 50 ml sampel
lemak (g/v) berpengaruh terhadap prosentase penyerapan kolesterol sebanyak
30,93%, namun pada massa 7 gr kitosan tidak menunjukkan korelasi yang
signifikan. Hal ini disebabkan karena larutan menjadi sangat kental sehingga
proses pengadukan menjadi tidak sempurna, akibatnya prosentase penyerapannya
menurun menjadi 27,92%.
Pengaruh waktu penyerapan terhadap kadar kolesterol ditunjukkan di tabel 3.
Tabel 2. Pengaruh waktu penyerapan terhadap kadar kolesterol
No.
Waktu
Kadar
%
Penyerapan
Kolesterol
Penyerapan
(menit)
(%)
1.
0
27,87
2.
10
19,25
30,93
3.
30
18,33
34,23
4.
45
17,02
38,93
5.
60
15,20
45,46
Waktu
Pengamatan
hari
Hari
Hari
Rendaman
ke-1
ke-2
ke-3
15 menit
Warna
8
6
4
Kekenyalan
8
6
4
Bau
8
5
3
Rasa
8
5
2
Lendir
8
5
2
30 menit
Warna
8
7
6
Kekenyalan
8
7
6
Bau
8
6
3
Rasa
8
5
2
Lendir
8
5
2
45 menit
Warna
9
7
6
Kekenyalan
9
6
5
Bau
8
6
5
Rasa
8
6
5
Lendir
8
6
4
60 menit
Warna
9
Kekenyalan
9
Bau
5
Rasa
Lendir
8
Nilai score berkisar antara 1 dan 9, score 9 untuk hasil yang paling baik dan score
1 untuk hasil yang paling jelek, sedangkan nilai ambang batas penerimaan adalah
pada score 5. Pada waktu perendaman 60 menit, aroma bau daging ayam
terpengaruhi aroma bau kitosan, dan baunya sanyat menyengat, sehingga diberi
nilai 5 karena terjadi perubahan aroma bau pada daging ayam yang diujikan.
Berdasarkan pengamatan pada Tabel 2, dapat diambil kesimpulan untuk waktu
perendaman terbaik adalah selama 45 menit.
Berdasarkan pengamatan yang disajikan pada Tabel 1, dapat diambil kesimpulan
bahwa waktu perendaman terbaik pada 45 menit. Pada pengamatan selanjutnya
dilakukan untuk perendaman 45 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Hargono, dkk. 2008. Pembuatan Kitosan dari Limbah Cangkang Udang serta
Aplikasinya dalam Mereduksi Kolesterol Lemak Kambing. Jurnal Reaktor
Vol. 12, No. 1, halaman 53-57.
Harjanti, R., S. 2014. Kitosan dari Limbah Udang sebagai Bahan Pengawet Ayam
Goreng. Jurnal Rekayasa Proses Vol. 8, No. 1, halaman 12-19.
Trisnawati, E., dkk. 2013. Pembuatan Kitosan dari Limbah Cangkang Kepiting
sebagai Bahan Pengawet Buah Duku dengan Variasi Lama Pengawetan.
Jurnal Teknik Kimia Vol. 19, No. 2, halaman 17-26.