Anda di halaman 1dari 24

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

LAPORAN RESMI
INOKULASI MIKROORGANISME DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

I. Tujuan
I.1 Inokulasi Mikroorganisme
Percobaan inokulasi mikroorganisme ini bertujuan untuk mempelajari teknik
inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.
I.2 Penggunaan Mikroskop
Percobaan penggunaan mikroskop ini bertujuan untuk:
1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, yeast, bakteri
dan beberapa mikroorganisme.
2. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme.
3. Melatih membuat preparat.
II. Pengamatan
II.1 Inokulasi Mikroorganisme
II.1.1 Menggunakan Tabung reaksi
Tabel II.1 Hasil Percobaan Inokulasi Mikroorganisme
Tabung reaksi
(24 jam)

Hasil pengamatan
Media NBA (Lactobacillus
plantarum)

Blanko

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Media PDA (Aspergillus niger)

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

-Biakan

Keterangan
-Warna :

-Putih susu

-Terdapat warna hitam sedikit

-Kepekatan :

-Pekat, namun bakteri hanya terlihat

-Pekat, namun jamur hanya terlihat

sedikit

sedikit

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)


Tabung reaksi
(48 jam)

Hasil pengamatan
Media NBA (Lactobacillus
plantarum)

Blanko

Biakan

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Media PDA (Aspergillus niger)

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

Keterangan
-Warna:

-Warna putih susu

-Hitam

- Kepekatan:

-Cukup pekat, bateri tumbuh merata,

-Pekat, bakteri tumbuh banyak dan

terlihat seperti kerak

merata

Petri Dish
(24 jam)

Hasil pengamatan
Media NBA (Lactobacillus
plantarum)

Blanko
(tampak atas)

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Media PDA (Aspergillus niger)

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)


Blanko
(tampak
samping)

-Biakan
(tampak atas)

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

Keterangan
-Warna :

-Putih susu

-Putih terdapat daerah yang berwarna


hitam

-Kepekatan :

-Pekat, melebar dan merata

-Pekat, warna hitam tidak merata

-Diameter :

-7,1 cm

-7 cm

-Putih pekat

-Putih terdapat hitam-hitam di salah satu

-Biakan
(tampak
samping)

Keterangan
-Warna :

area
-Kepekatan :

-Pekat, persebaran merata

-Pekat, persebaran merata

-Diameter :

-0,075 cm

- 0,075 cm

Petri Dish
(48 jam)

Hasil pengamatan
Media NBA (Lactobacillus
plantarum)

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Media PDA (Aspergillus niger)

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)


Blanko
(tampak atas)

Blanko
(tampak
samping)

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

-Biakan
(tampak atas)

Keterangan
-Warna :

-Warna putih susu

-Warna hitam menyeluruh namun masih


ada putih-putihnya

-Kepekatan :

-Pekat, lebar dan merata

-Pekat

-Diameter :

-7,5 cm

-8,5 cm

-Biakan
(tampak
samping)

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

Keterangan
-Warna:

-Putih susu

-hitam

-Kepekatan:

-Pekat, melebar

-Pekat, hitam-hitam timbul

-Diameter :

-0,15 cm

-0,1 cm

II.2 Pengamatan Mikroskop


Tabel II.2 Hasil Pengamatan Penggunaan Mikroskop
Mikroorganism

Hasil percobaan

Gambar

Keterangan

e
Lactobacillus

Berkoloni,

plantarum

tidak terlihat
berbentuk
batang.
Bentuknya
seperti pipih

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

10

Aspergillus

Berkoloni,

niger

berbentuk
bulat dan
menumpuk,
berwarna
hitam

III.Pembahasan
III.I Inokulasi Mikroorganisme
Tujuan dari percobaan inokulasi mikroorganisme adalah untuk mempelajari teknik
inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.
Inokulasi merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan mikroorganisme tertentu
dari suatu medium yang lama (biakan induk), ke dalam suatu medium yang baru dengan
menggunakan teknik yang memiliki ketelitian yang sangat tinggi dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba atau
mikroorganisme lain yang tidak diinginkan (dalam keadaan murni). Sel bakteri yang di
inokulasi ke suatu media baru yang telah di pilih (tertentu), akan mengonsumsi nutrisi dari
media baru yang ditempatinya.
(Pelczar, 2007, halaman 116)
Media tempat pembiakan mikroorganisme yang baru merupakan media yang sudah
di sterilisasi terlebih dahulu, untuk menghidari adanya kontaminasi yang tidak diinginkan
dari mikroorganisme lainnya. Proses sterilisasi dari media tersebut dilakukan dengan cara
memasukan media yang berada dalam suatu wadah (dalam hal ini adalah tabung reaksi dan
petridish) ke dalam alat sterilisasi, yakni auto-clave. Proses ini berlangsung selama kurang
lebih 15 menit, pada suhu 121C. Sterilisasi merupakan suatu usaha yang bertujuan agar
membersihkan/membebaskan suatu alat-alat dan bahan-bahan dari segala macam bentuk
kehidupan (dalam hal ini mikroorganisme), sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak
terkontaminasi dengan organisme lainnya. Dengan memasukkan semua alat ke dalam
autoclave selama 15 menit dengan suhu 121oC dan tekanan 15 psi atau 0,01 mPa dapat

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

11

membunuh semua organisme sehingga alat dalam keadaan bersih dan steril dan akhirnya
tidak terdapat kontaminan yang berdampak pada pengamatan.
(Tortora, 2010, halaman 188)
Dalam percobaan teknik Inokulasi ini, metode/teknik yang digunakan adalah metode
gores yang dilakukan di dalam media agar dalam tabung reaksi dan juga petridish. Dan
dalam percobaan ini, digunakan 2 mikroorganisme, yaitu dengan menggunakan bakter dan
jamur. Untuk percobaan dengan menggunakan bakteri, digunakan bakteri Lactobacillus
plantarum. Sedangkan untuk percobaan dengan menggunakan jamur, digunakan jamur
Aspergillus niger.
Dalam percobaan inokulasi yang telah dilakukan, media yang digunakan adalah
Potato Dextrose Agar (PDA) untuk media organisme jamur (Aspergillus niger). Dan untuk
media organisme bakteri (Lactobacillus plantarum), digunakan media Nutrient Broth Agar
(NBA). PDA merupakan media yang terdiri dari kentang, yang sangat mendukung
pertumbungan mikroorganisme jenis jamur. PDA yang digunakan sebagai media baru saat
inokulasi pada mulanya berbentuk padatan yang kemudian dicairkan dengan cara
pemanasan. Namun ketika dituangkan ke dalam petridish ataupun tabung reaksi, maka
dalam beberapa menit PDA tersebut akan menjadi padatan kembali. Sedangkan NBA
merupakan media yang sangat cocok untuk mengembang-biakan bakteri, karena
mengandung nutrient yang dibutuhkan untuk di konsumsi oleh bakteri.
(Hendrianie, 2001, halaman 5)
Penggunaan media tanam mikroorganisme berupa agar memiliki berbagai alasan,
diantaranya adalah agar merupakan media yang tidak dapat diuraikan oleh hampir semua
jenis mikroorganisme yang menyebabkan lebih mudah dalam pemisahan dengan partikel
lainnya, kemudian agar memiliki bentuk padatan pada kisaran suhu inkubasi(0-80C), dan
agar tetap pada keadaan padat pada suhu 37C, lalu setelah meleleh selama proses
sterilisasi akan berwujud liquid hingga suhu mencapai 45C, yang selanjutnya dapat
dituangkan ke wadah steril yang baru.
(Madigan, 2012, halaman 17)
Langkah pertama dalam praktikum ini adalah mensterilisasi alat-alat yang
digunakan, yakni petridish sejumlah 2 (dua) buah dan tabung reaksi sejumlah 2 (dua) buah.
Tabung reaksi dan petridish terlebih dahulu dicuci yang kemudian dilanjutkan dengan
pengeringan dengan menggunakan tisu atau lap kering biasa. Lalu masukkan media agar
yang akan digunakan (PDA & NBA) ke dalam masing-masing petridish dan juga tabung

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

12

reaksi. Kemudian, untuk tabung reaksi diberikan penyumbat yang berupa kapas yang telah
digumpalkan terlebih dahulu. Dan untuk petridish dibungkus dengan menggunakan kertas
coklat yang memiliki 2 permukaan, yakni halus dan kasar. Bagian kertas yang digunakan
pada sisi luar adalah bagian yang licin. Bagian yang memiliki permukaan licin ini
mengandung lapisan lilin, yang dapat menghalangi uap air dari autoclave untuk masuk ke
dalam petridish. Media agar yang diisikan ke dalam tabung reaksi memiliki takaran yang
kurang lebihnya sekitar sepertiga volume dari tabung reaksi yang digunakan. Sedangkan
untuk media agar berupa petridish yang digunakan diisikan oleh media agar sebanyak
sepertiga volume petridish yang digunakan. Hal yang perlu diperhatikan saat pemberian
media agar adalah kapas penyumbat yang digunakan tidak diperkenankan terkena media
agar yang diisikan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, tabung reaksi dan petridish
dimasukkan ke dalam autoclave untuk menjalankan proses sterilisasi. Proses sterilisasi
dilakukan selama 15 menit dengan suhu 121C.
Langkah selanjutnya adalah melakukan inokulasi mikroorganisme yang dilakukan di
dalam incase. Incase yang dimaksud di sini merupakan suatu ruangan yang telah dibuat
dengan design secara tertutup untuk melakukan kegiatan inokulasi. Sehingga tidak ada
faktor dari lingkungan luar yang masuk ke dalam media inokulasi, karena sifat incase yang
tertutup. Di dalam incase terdapat beberapa alat-alat yang digunakan, diantaranya adalah
biakan induk mikroorganisme yang akan diinokulasi, api spiritus dalam suatu wadah,
kawat ose sebagai alat yang akan digunakan untuk pemindahan biakan induk dari satu
media ke media baru yang lebih steril. Sebelum memindahkan biakan induk dari media
yang lama, kawat ose terlebih dahulu dipanaskan diatas api spirtus sampai kawat ose itu
berwarna merah bara, namun jangan terlalu lama karena akan menyebabkan kawat ose
menjadi rusak (bengkok ataupun patah). Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk sterilisasi
kawat ose dari organisme yang tidak diinginkan. Kemudian membuka kapas penyumbat
dan menggoreskan kawat ose di permukaan media agar biakan induk dengan hati-hati,
karena permukaan agar yang terdapat di biakan induk tidak boleh terambil. Setelah itu,
menggoreskan kawat ose ke media yang baru, yaitu ke dalam tabung reaksi dan juga
petridish. Namun, tidak semua tabung reaksi yang digunakan, melainkan hanya salah satu
dari tiap jenis yang dipergunakan. Sedangkan lainnya dipergunakan untuk media blanko
yang berfungsi sebagai pembanding saat melakukan pengamatan nantinya (media kontrol).

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

13

Lalu kapas penyumbat ditutup kembali setelah ujung dari tabung reaksi telah di sterilisasi
dengan cara memanaskan di atas api spirtus, dan hal yang terpenting yang harus
diperhatikan adalah pada saat penutupan dengan kapas penyumbat tidak boleh tertukar.
Dalam percobaan inokulasi yang telah dilakukan, untuk jamur Aspergillus niger pada
tabung reaksi dan petridish digunakan media PDA. Sedangkan untuk bakteri Lactobacillus
plantarum digunakan media NBA. Setelah melakukan inokulasi, kawat ose disterilisasi
kembali dengan pemanasan di atas api spirtus. Selain itu, mulut tabung reaksi baik untuk
media biakan induk, maupun media tanam yang baru didekatkan dan diputar di atas api
spirtus untuk proses steriliasi.
Kemudian, hal yang dilakukan adalah melakukan inkubasi dalam inkubator. Namun,
untuk petridish dibungkus kembali dengan kertas warna coklat. Setelah itu, barulah semua
hasil inokulasi, baik dengan petridish maupun tabung reaksi dimasukkan ke dalam
inkubator bersama media blanko. Proses inkubasi dilakukan selama 24 jam pada suhu
kamar, hal ini dikarenakan pada suhu 30C

ini merupakan suhu optimum dalam

pertumbuhan suatu mikroorganisme. Di dalam inkubator, petridish diletakkan dengan


posisi terbalik. Hal ini memiliki tujuan untuk menghindari terjadinya kondensasi dari
media di dalam petridish sehingga uap air hasil respirasi mikroorganisme turun ke media,
yang dapat menyebabkan pergerakan dari koloni di dalam media mikroorganisme yang
nantinya akan merusak bakteri juga.
(Tortora, 2010, halaman 158)
Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan pada keesokan harinya adalah untuk
melakukan pengamatan dari hasil biakan di media baru yang telah diinkubasi di dalam
inkubator. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali dalam 2 hari, yakni pada saat telah
berlalu masa inkubasi selama 24 jam serta 48 jam. Pada saat mengeluarkan semua
media dari inkubator, dapat dilihat bahwa koloni-koloni bakteri dan jamur pada media agar
yang baru (PDA & NBA). Hal ini ditunjukkan dengan gambar pada tabel pengamatan. Dari
tabel pengamatan dapat diperoleh hasil pengamatan baik pada Aspergillus niger dan juga
Lactobacillus plantarum memiliki perkembangan yang berkala, yang terus bertambah
dalam kuantitas(jumlah). Sehingga untuk media tanam yang telah digunakan, dapat
dibuktikan bahwa telah cocok. Yakni untuk media tanam NBA digunakan untuk
pengembang-biakan bakteri yaitu Lactobacillus plantarum, dan untuk media tanam PDA
digunakan untuk pengembang-biakan jamur Aspergillus niger. Sedangkan untuk media
Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

14

blanko yang telah diinkubasi tampak tidak mengalami perubahan, namun tetap jernih. Hal
ini membuktikan bahwa media tanam yang digunakan untuk percobaan ini telah dalam
keadaan steril. Mikroorganisme secara general, biasanya setelah masa inkubasi 24 jam,
satu koloni murni dapat terdiri dari 50-72 generasi sel yang timbul dari satu sel induk
tunggal, dengan kata lain satu koloni murni terdiri dari bermilyar-milyar sel anak.
Pertumbuhan bakteri merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan ukuran sel.
Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual.
(Pelczar, 2007, halaman 145)

III.2 Penggunaan Mikroskop


Percobaan penggunaan mikroskop ini bertujuan untuk melatih dalam menggunakan
mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, dan bakteri, lalu mengenal bentukbentuk mikroorganisme, dan untuk melatih membuat preparat.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, morphologi bakteri dan jamur yang diamati
adalah Lactobacillus plantarum, dan Aspergillus niger secara berurutan. Bakteri bersifat
uniselular dan tidak mengandung struktur yang terbatasi membran di dalam sitoplasmanya.
Secara khas, sel-selnya mempunyai bentuk bermacam-macam, diantaranya memiliki
bentuk bola (Coccus), batang (Bacillus) atau spiral (Helix). Bakteri yang khas berdiameter
sekitar 0,5 sampai 1,0 m. Dan panjangnya 1,5 sampai 2,5 m.
(Pelczar, 2007, halaman 46)
Sedangkan fungi atau yang kerap disebut dengan jamur/cendawan adalah
organisme yang bersifat heterotrofik (memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya). Bila
mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, maka mereka disebut saprofit.
(Pelczar, 2007, halaman 189-191)

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

15

Dalam percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan


mikroskop yang telah dirangkai. Jenis mikroskop yang digunakan merupakan mikroskop
cahaya (dengan sumber sinar berupa cahaya dari lampu). Mikroskop ini digunakan agar
dapat mengamati mikroorganisme hingga dapat dilihat hingga ukuran yang dapat diamati
oleh kasat mata, dengan cara kalibrasi perbesaran hingga didapatkan perbesaran yang
sesuai. Cahaya yang digunakan adalah cahaya lampu yang ada pada mikroskop dan
ditampilkan dari bagian diafragma mikroskop pada bagian bawah mikroskop. Setelah itu,
bersihkan bagian lensa yang digunakan yakni lensa objektif, dan juga lensa okuler dengan
menggunakan lap pembersih kacamata. Sehingga ketika menggunakan mikroskop nantinya
tidak dalam keadaan kotor lensanya, dan akan memperjelas dari proses pengamatan yang
akan dilakukan.
Fungsi dari lensa okuler adalah untuk memperbesar bayangan dari benda yang
diamati, yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan benda yang terbentuk
berkisar antara 4 - 25 kali, namun yang diketahui dari lensa yang digunakan dalam
praktikum ini adalah 10x. Lalu, lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan
pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian objek yang akan terlihat pada
bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dengan
perbesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X,
40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya
pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu
menunjukkan struktur objek yang akan diamati yang berdekatan sebagai dua benda yang
terpisah (adanya pembeda).
Pembesaran pada lensa didapatkan ketika sinar yang berasal dari sumber cahaya
yang disebut sebagai illuminator, melewati condenser, yang memiliki lensa yang langsung
mengarahkan cahaya menuju mikroorganisme yang diamati.

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

16

Gambar III.1 Mikroskop Cahaya


(Tortora, 2010, halaman 56)
Setelah menyiapkan mikroskop yakni dengan cara menyambungkan dengan sumber
listrik yang tersedia, selanjutnya menyiapkan object glass dan deck glass. Object glass
yang digunakan adalah yang sudah dicuci bersih menggunakan alkohol dan dikeringkan
dengan tisu bersih yang telah disediakan. Object glass tersebut digunakan sebagai tempat
menaruh objek pengamatan (jamur Aspergillus niger atau bakteri Lactobacillus plantarum)
yang akan diamati. Deck glass digunakan untuk menutup object glass yang telah
digoreskan mikroorganisme di atasnya, yang selanjutnya disebut preparat. Preparat tersebut
ditutup sehingga ketika objek diamati (baik jamur maupun bakteri) nantinya tidak
terkontaminasi oleh udara luar yang mengandung kontaminan.
Kemudian, langkah selanjutnya adalah melalukan percobaan pengamatan jamur
terlebih dahulu. Jamur yang diamati dalam percobaan yang telah dilakukan adalah jamur
Aspergillus niger. Jamur tersebut diambil dari biakan induk yang diletakkan dalam tabung
reaksi di dalam ruangan incase. Proses pengambilan jamur dari biakan induk terjadi di
dalam incase dengan menggunakan kawat ose yang sebelumnya dibakar di atas api spiritus
yang telah disediakan didalam incase. Tujuan dari hal tersebut, adalah untuk mensterilkan
Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

17

kawat ose agar pada saat mengambil Aspergillus niger tidak terjadi kontaminasi yang tidak
diinginkan, sehingga menyebabkan kurangnya ketelitian dalam pengamatan nantinya.
Pembakaran ose tersebut harus dilakukan di seluruh bagian kawat ose, terutama pada
bagian ujung, karena bagian ujung kawat ose merupakan bagian yang paling bersentuhan
ketika pengambilan bakteri dari mikroorganisme. Pembakaran yang dimaksud di sini
adalah hingga kawat ose tersebut berpijar dengan warna merah bara. Setelah dipijarkan
(pemanasan), kawat ose tersebut tidak langsung dimasukkan dalam tabung untuk
mengambil bakteri, karena jika suhu kawat ose terlalu tinggi, dikhawatirkan
mikroorganisme yang berada dalam tabung akan mati. Sebelum dan sesudah mengambil
bakteri dari tabung, mulut

tabung

juga

harus

dipanaskan

untuk menghindari

kontaminasi udara serta kontaminan dari luar.


(Tortora, 2010, halaman 158)
Kemudian, jamur Aspergillus niger

diambil dari tabung biakan induk dengan

kawat ose yang telah disterilisasi dan digoreskan diatas object glass yang sebelumnya
ditetesi dengan 1 tetes aquadest menggunakan pipet mata yang kemudian ditutup dengan
deck glass. Tujuan dari pemberian tetesan aquadest itu adalah untuk pengenceran, sehingga
bakteri yang terambil tidak membentuk koloni (pemerataan bakteri) yang selanjutnya akan
memepermudah pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Dalam mengambil bakteri
tersebut diusahakan tidak terlalu tebal karena akan sulit jika diamati nantinya, dikarenakan
terlalu besar/padatnya koloni bakteri yang akan diamati. Setelah itu, preparat yang telah
diberi goresan jamur Aspergillus niger ditutup oleh deck glass pada bagian atasnya. Cara
dalam menutup preparat dengan deck glass-pun harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak muncul gelembung pada cairan dari aquadest yang sudah bercampurkan bakteri.
Gelembung tersebut akan menyulitkan dalam proses pengamatan karena yang akan muncul
pada lensa objektif merupakan gelembung air yang terbentuk itu. Proses pengambilan
bakteri hingga penutupannya dengan menggunakan deck glass harus dilakukan didalam
incase.
Kemudian preparat yang telah disiapkan diletakkan di atas object glass dan dijepit
dengan menggunakan penjepit yang ada pada mikroskop. Pengamatan dilakukan dengan

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

18

perbesaran total 100x, dengan rincian perbesaran okuler sebesar 10x dan perbesaran
objektif sebesar 10x. Perbesaran ini dipilih karena jamur Aspergillus niger sudah dapat
diamati dengan hasil yang optimal pada perbesaran ini. Dalam pengamatan dengan
menggunakan mikroskop, bila gambar yang terlihat pada lensa okuler belum bisa terlihat
dengan jelas, bisa diatur dengan pengatur kasar dan pengatur halus serta dengan mengatur
sumber cahaya (diafragma) yang ada pada mikroskop. Setelah pengamatan dari jamur
Aspergillus niger pada pengamatan yang telah dilakukan, maka visualisasi dari gambar
yang dilihat digambarkan kembali pada laporan sementara dengan cara mengambil foto
jamur tersebut dengan menggunakan kamera handphone, sebagai bukti dan untuk
mempermudah dalam proses penggambarannya kembali di laporan sementara. Kemudian
membandingkannya dengan gambar yang terdapat pada literatur.
Prosedur yang sama juga dilakukan untuk pengamatan bakteri Lactobacillus
plantarum yang menggunakan perbesaran total 400x, dengan rincian perbesaran okuler
sebesar 10x perbesaran, dan untuk perbesaran objektif sebesar 40x perbesaran. Setelah
selesai menggambar hasil pengamatan pada laporan sementara, semua alat yang dipakai
dalam percobaan yakni object glass dan deck glass dicuci dan hasil cucian ditampung dan
dibuang ke tempat pembuangan biakan. Langkah terakhir adalah mematikan mikroskop
dengan cara mencabut aliran listrik dari sumber listrik.
Jamur Aspergillus niger yang telah diamati (gambar III.3) dengan yang didapat dari
literatur (gambar III.5). Dapat dilihat dalam gambar III.3 bahwa bentuk dari gambar
Aspergillus niger

yang didapat sudah terlihat seperti yang terdapat di literatur, yang

menggambarkan bentuk dari jamur Aspergillus niger adalah berbentuk bola (Coccus), dan
dari gambar yang didapatkan masih berbentuk koloni di satu tempat saja. Hanya saja untuk
gambar bakteri Lactobacillus plantarum masih belum terlihat seperti bentuk batang
(Bacillus) seperti pada literatur pada gambar III.2. Penyebab dari hal ini adalah kurang
meratanya pengolesan bakteri pada object glass, serta lensa pada mikroskop yang
memungkinkan masih dalam keadaan belum steril/belum bersih dari kotoran. Sel bakteri
berbentuk silinder atau seperti batang dinamakan basilus.
(Hang G. Schlegel, 1994, halaman 113)

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

19

Secara morfologi, setelah pengamatan menggunakan mikroskop mendapatkan


gambar jamur Aspergillus niger pada gambar III.3 telah menyerupai literatur seperti pada
gambar III.5. Hanya saja, hasil dari pengamatan tidak sejelas dari literatur karena
kurangnya perbesaran dari mikroskop. Secara fisik, untuk mikroorganisme jamur
mempunyai ciri yaitu warna konidia hitam kelam atau kecoklatan dan berbentuk benangbenang halus.
(Hang G. Schlegel, 1994, halaman 190)

Gambar III.2 Lactobacillus plantarum

Gambar III.3 Aspergilus niger

Gambar III.4 Lactobacillus plantarum

Gambar III.5 Aspergilus niger


(http://id.wikipedia.org/)

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

20

IV.Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana cara mold berkembang biak?
Jawab:
Perkembang biakan jamur/kapang (mold) di klasifikasikan dengan dua cara, yaiu :
- Secara seksual dilakukan dengan pembentukan spora seksual dan peleburan gamet(sel
seksual). Ada dua tipe kelamin(mating type) dari sel seksual, yaitu tipe kelamin jantan
(+) dan tipe kelamin betina (-). Peleburan terjadi antara 2 tipe kelamin yang berbeda.
Penyatuan dua inti seperti terjadi pada eukariotik lain. Tahapan reproduksi seksual
-

adalah plasmogami, kariogami, dan meiosis.


Secara aseksual dilakukan melalui 2 cara. Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual
terbentuk sebagai hasil pembelahan inti berulang-ulang. Misalnya spora yang terbentuk
di dalam sporangium. Spora ini disebut sporangiospora. Selain dengan cara membentuk
spora, dapat pula dengan berkuntum atau secara fragmen. Yang tersebar paling luas dan
terdiferensiasi paling kuat yaitu pembentukan spora.

2. Sebutkan penggunaan / arti mold yang diperiksa di atas!


Jawab:
Mold atau yang biasa disebut kapang merupakan jamur (fungi) multiseluler (mempunyai inti
sel lebih dari satu) yang memiliki bentuk seperti benang-benang hifa (filamen), dan
pertumbuhannya pada substrat mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut
seperti kapas. Massa benang yang bercabang-cabang yang membentuk mold ini disebut
dengan miselium. Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benang-benang
tunggal. Badan vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen disebut dengan thallus.
3. Apa yang disebut hypha?
Jawab:
Hypha adalah struktur biologis pada bagian tubuh vegetatif fungi yang berupa benangbenang halus dengan garis tengah lima mikron yang terdapat pada talus. Hypha ini terdiri
dari dinding sel dan sitoplasma dengan benda-benda inklusi(banyak inti/soenositik).
4. Bagaimana yeast berkembang biak dan apakah hal ini sesuai dengan preparat yang diamati?
Jawab:
Sel-sel ragi (yeast) berkembang biak dengan meningkatkan ukuran sel individu dan
bereproduksi secara aseksual(vegetatif) dengan cara bertunas atau fisi untuk membentuk sel

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

21

anak yang ukurannya tidak merata, serta dengan cara membentuk spora aseksual. Dan juga
berkembang biak secara seksual(generatif), yakni dengan cara konjugasi(konjugasi isogami,
hterogami, dan askospora). Yeast tumbuh sebagai distinct koloni pada media agar.
5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?
Jawab:
a. Media yang digunakan sebaiknya mengandung garam, NH4+, NO3- atau sumber nitrogen
lain.
b. pH efektif adalah pada pH optimum, yaitu pH 4,0 6,0
c. Suhu 37oC adalah suhu yang baik untuk pertumbuhan yeast.
d. Air, pada umumnya yeast tumbuh pada kondisi dengan persediaan cukup air dalam
artian tidak berlebihan.
6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya!
Jawab :
A. Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuhnya:
Bakteri Kokus (bulat) :
- Streptococcus , contoh Streptococcus pyrogenes, S.thermopillus, S.lactis
- Stafilococcus , contoh Staphylococcus aureus
- Diplococcus , contoh Diplococcus pneumoniae
Bakteri Basil (batang):
- Basillus , contoh Salmonella thypi, Escherichia coli, Lactobacillus
- Streptobasil , contoh Bacillus anthracis, Azotobacter
Bakteri Vibrio (koma), contoh Vibrio cholerae
Bakteri Spirilium (spiral) , contoh Treponema pallidum
B. Penggolongan bakteri berdasarkan alat gerak flagel:
Monotrik (berflagel satu pada salah satu ujung)
Amfitrik (berflagel satu pada kedua ujung)
Peritrik (berflagel banyak pada semua sisi tubuh)
Lofotrik (berflagel banyak di satu ujung)
C. Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen:
Bakteri aerob, bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi,

contoh Nitrosomonas dan Nitrobacter.


Bakteri anaerob bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan

energi, contoh Nitrococcus denitrificans.


D. Penggolongan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan:
Autotrof (menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik). Berdasarkan
sumber energinya dibedakan atas: fotoautotrof (sumber energy dari cahaya) dan
kemoautotrof (sumber energy dari hasil reaksi kimia).

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

22

Heterotrof ( memanfaatkan bahan anorganik jadi yang berasal dari organisme lain).
Termasuk bakteri heterotroph adalah bakteri saprofit, yaitu bakteri yang mendapat

makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.


E. Penggolongan bakteri berdasarkan pewarnaan gram (gram strain)
Bakteri gram-positif
Bakteri ini dinding selnya lebih sederhana, banyak mengandung peptidoglikan.
Misalnya

Micrococcus,

Staphylococcus,

Leuconostoc,

Pediococcus,

dan

Aerococcus.
Bakteri gram-negatif
Bakteri ini dinding selnya lebih kompleks, peptidoglikan lebih sedikit. Misalnya
Eschericia, Citrobacter, Salmonella, Enterobacter, Aeromonas, dan lain-lain.

7. Apa tujuan pemakaian imersion oil?


Jawab:
Imersion oil digunakan untuk medium pentransmisi cahaya dan mencegah pembiasan karena
pada pembesaran indeks bias sehingga indeks bias preparat lebih besar dari indeks bias kaca
sehingga gambar obyek akan terlihat lebih jelas, mencegah pembiasan karena pembesaran
(magnification) lebih besar.
8. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri?
Jawab:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi secara aseksual dengan membelah diri(pembelahan
biner). Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan pembelahan biner, yaitu setiap sel
membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual adalah dengan melakukan
penyatuan materi genetik dengan bakteri lainnya.
9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?
Jawab:
a. Faktor biotik
Hubungan antara mikroba yang saling mempengaruhi antar mikroba yang satu dengan
mikroba yang lain. Hubungan yang terbentuk dapat bersifat mutualisme, komensalisme,
parasitisme, antagonisme, sinergisme dan kompetisi.
b. Faktor abiotik
- Konsentrasi Nutrien
Pada konsentrasi rendah, transport nutrien lebih sulit dilakukan sehingga
-

mempengaruhi ketersediaan nutrien dalam sel.


Temperatur

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

23

Temperatur mempengaruhi pertumbuhan mikroba, karena enzim yang menjalankan


metabolisme sangat peka terhadap temperatur. Berdasarkan temperatur minimum,
-

optimum dan maksimumnya.


pH
Enzim transpor elektron dan sisem transpor nutrien pada membran sel mikroba

sangat peka terhadap pH.


Tekanan Osmosis
Konsentrasi zat terlarut akan menentukan tekanan osmosis suatu larutan. Semakin
tinggi konsentrasi zat terlarut maka semakin tinggi pula tekanan osmosis larutan
tersebut, demikian pula sebaliknya. Tekanan osmosis mempengaruhi sel mikroba

karena berkaitan dengan persediaan air bagi sel mikroba.


Oksigen (O2)
Banyak mikroba yang tidak dapat tumbuh bila tidak tersedia O2 tetapi ada pula

mikroba yang mampu tumbuh apabila terdapat O2 bebas.


Senyawa Toksik
Ion ion logam berat seperti Hg, Cu, Zn, Li, Pb walaupun pada keadaan yang sangat
rendah akan bersifat toksis pada mikroba karena ion-ion tersebut akan bereaksi

dengan gugusan senyawa selnya.


Radiasi
Cahaya mempunyai daya merusak kepada sel mikroba yang tidak mempunyai
pigmen fotosinesis. Jika energi radiasi diabsorbsi oleh mikroba akan menyebabkan

terjadinya ionisasi komponen sel.


Bahan antimikroba :
ada yang memiliki spektrum luas tetapi ada pula yang memiliki spektrum sempit,
efektifitas kerja dari zat anti mikroba dipengaruhi oleh beberapa fakor antara lain :
ukuran dan volume populasi mikroba, kadar air, panas, konsentrasi antimikroba.

V.Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
V.1 Inokulasi Mikroorganisme
Teknik inokulasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi dan
petridish yang diisikan dengan media PDA untuk jamur (Aspergillus niger) dan NBA untuk
bakteri (Lactobacillus plantarum). Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil
koloni jamur Aspergillus niger berwarna hitam dan menyebar, sedangkan bakteri Lactobacillus
plantarum berwarna putih susu dengan tekstur berkerak dan tersebar sepanjang hasil goresan.
Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)

24

V.2 Penggunaan Mikroskop


1. Dengan menggunakan mikroskop yang telah terangkai, maka kita dapat melihat bentuk
morphologi dari jamur, yeast, bakteri dan beberapa mikroorganisme.
2. Dari hasil pengamatan, didapat hasil dari bentuk morphologi beberapa mikroorganisme,
diantaranya bakteri Lactobacillus plantarum yang memiliki bentuk batang (Bacillus)
atau pipih dengan menggunakan perbesaran total 400x, dan jamur Aspergillus niger yang
memiliki bentuk bulat atau elips (Coccus) dengan menggunakan perbesaran total 100x.
3. Preparat dapat dibuat dengan menggunakan beberapa alat-alat dan bahan, diantaranya
adalah object glass, aquadest, mikroorganisme yang akan diamati, yang kemudian
ditutupi dengan deck glass.

Daftar Pustaka
Hendrianie, Nunik. 2001. Diktat Kuliah Mikrobiologi Industri. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Madigan, Michael dkk. 2012. Biology of Microorganism. Wageningen : Pearson Education
Inc.
Pelczar, Michael dan Chan . 2007. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Schlegel, Hang G.1994. Mikrobiologi Umum . Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Tortora, G. dkk. 2010. Microbiology : An Introduction, 10th edition. San Francisco : Pearson
Education Inc.

Laboratorium
Teknik

Mikrobiologi

Anda mungkin juga menyukai