LAPORAN RESMI
INOKULASI MIKROORGANISME DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP
I. Tujuan
I.1 Inokulasi Mikroorganisme
Percobaan inokulasi mikroorganisme ini bertujuan untuk mempelajari teknik
inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.
I.2 Penggunaan Mikroskop
Percobaan penggunaan mikroskop ini bertujuan untuk:
1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, yeast, bakteri
dan beberapa mikroorganisme.
2. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme.
3. Melatih membuat preparat.
II. Pengamatan
II.1 Inokulasi Mikroorganisme
II.1.1 Menggunakan Tabung reaksi
Tabel II.1 Hasil Percobaan Inokulasi Mikroorganisme
Tabung reaksi
(24 jam)
Hasil pengamatan
Media NBA (Lactobacillus
plantarum)
Blanko
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
-Biakan
Keterangan
-Warna :
-Putih susu
-Kepekatan :
sedikit
sedikit
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
Hasil pengamatan
Media NBA (Lactobacillus
plantarum)
Blanko
Biakan
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
Keterangan
-Warna:
-Hitam
- Kepekatan:
merata
Petri Dish
(24 jam)
Hasil pengamatan
Media NBA (Lactobacillus
plantarum)
Blanko
(tampak atas)
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
-Biakan
(tampak atas)
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
Keterangan
-Warna :
-Putih susu
-Kepekatan :
-Diameter :
-7,1 cm
-7 cm
-Putih pekat
-Biakan
(tampak
samping)
Keterangan
-Warna :
area
-Kepekatan :
-Diameter :
-0,075 cm
- 0,075 cm
Petri Dish
(48 jam)
Hasil pengamatan
Media NBA (Lactobacillus
plantarum)
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
Blanko
(tampak
samping)
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
-Biakan
(tampak atas)
Keterangan
-Warna :
-Kepekatan :
-Pekat
-Diameter :
-7,5 cm
-8,5 cm
-Biakan
(tampak
samping)
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
Keterangan
-Warna:
-Putih susu
-hitam
-Kepekatan:
-Pekat, melebar
-Diameter :
-0,15 cm
-0,1 cm
Hasil percobaan
Gambar
Keterangan
e
Lactobacillus
Berkoloni,
plantarum
tidak terlihat
berbentuk
batang.
Bentuknya
seperti pipih
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
10
Aspergillus
Berkoloni,
niger
berbentuk
bulat dan
menumpuk,
berwarna
hitam
III.Pembahasan
III.I Inokulasi Mikroorganisme
Tujuan dari percobaan inokulasi mikroorganisme adalah untuk mempelajari teknik
inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.
Inokulasi merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan mikroorganisme tertentu
dari suatu medium yang lama (biakan induk), ke dalam suatu medium yang baru dengan
menggunakan teknik yang memiliki ketelitian yang sangat tinggi dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba atau
mikroorganisme lain yang tidak diinginkan (dalam keadaan murni). Sel bakteri yang di
inokulasi ke suatu media baru yang telah di pilih (tertentu), akan mengonsumsi nutrisi dari
media baru yang ditempatinya.
(Pelczar, 2007, halaman 116)
Media tempat pembiakan mikroorganisme yang baru merupakan media yang sudah
di sterilisasi terlebih dahulu, untuk menghidari adanya kontaminasi yang tidak diinginkan
dari mikroorganisme lainnya. Proses sterilisasi dari media tersebut dilakukan dengan cara
memasukan media yang berada dalam suatu wadah (dalam hal ini adalah tabung reaksi dan
petridish) ke dalam alat sterilisasi, yakni auto-clave. Proses ini berlangsung selama kurang
lebih 15 menit, pada suhu 121C. Sterilisasi merupakan suatu usaha yang bertujuan agar
membersihkan/membebaskan suatu alat-alat dan bahan-bahan dari segala macam bentuk
kehidupan (dalam hal ini mikroorganisme), sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak
terkontaminasi dengan organisme lainnya. Dengan memasukkan semua alat ke dalam
autoclave selama 15 menit dengan suhu 121oC dan tekanan 15 psi atau 0,01 mPa dapat
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
11
membunuh semua organisme sehingga alat dalam keadaan bersih dan steril dan akhirnya
tidak terdapat kontaminan yang berdampak pada pengamatan.
(Tortora, 2010, halaman 188)
Dalam percobaan teknik Inokulasi ini, metode/teknik yang digunakan adalah metode
gores yang dilakukan di dalam media agar dalam tabung reaksi dan juga petridish. Dan
dalam percobaan ini, digunakan 2 mikroorganisme, yaitu dengan menggunakan bakter dan
jamur. Untuk percobaan dengan menggunakan bakteri, digunakan bakteri Lactobacillus
plantarum. Sedangkan untuk percobaan dengan menggunakan jamur, digunakan jamur
Aspergillus niger.
Dalam percobaan inokulasi yang telah dilakukan, media yang digunakan adalah
Potato Dextrose Agar (PDA) untuk media organisme jamur (Aspergillus niger). Dan untuk
media organisme bakteri (Lactobacillus plantarum), digunakan media Nutrient Broth Agar
(NBA). PDA merupakan media yang terdiri dari kentang, yang sangat mendukung
pertumbungan mikroorganisme jenis jamur. PDA yang digunakan sebagai media baru saat
inokulasi pada mulanya berbentuk padatan yang kemudian dicairkan dengan cara
pemanasan. Namun ketika dituangkan ke dalam petridish ataupun tabung reaksi, maka
dalam beberapa menit PDA tersebut akan menjadi padatan kembali. Sedangkan NBA
merupakan media yang sangat cocok untuk mengembang-biakan bakteri, karena
mengandung nutrient yang dibutuhkan untuk di konsumsi oleh bakteri.
(Hendrianie, 2001, halaman 5)
Penggunaan media tanam mikroorganisme berupa agar memiliki berbagai alasan,
diantaranya adalah agar merupakan media yang tidak dapat diuraikan oleh hampir semua
jenis mikroorganisme yang menyebabkan lebih mudah dalam pemisahan dengan partikel
lainnya, kemudian agar memiliki bentuk padatan pada kisaran suhu inkubasi(0-80C), dan
agar tetap pada keadaan padat pada suhu 37C, lalu setelah meleleh selama proses
sterilisasi akan berwujud liquid hingga suhu mencapai 45C, yang selanjutnya dapat
dituangkan ke wadah steril yang baru.
(Madigan, 2012, halaman 17)
Langkah pertama dalam praktikum ini adalah mensterilisasi alat-alat yang
digunakan, yakni petridish sejumlah 2 (dua) buah dan tabung reaksi sejumlah 2 (dua) buah.
Tabung reaksi dan petridish terlebih dahulu dicuci yang kemudian dilanjutkan dengan
pengeringan dengan menggunakan tisu atau lap kering biasa. Lalu masukkan media agar
yang akan digunakan (PDA & NBA) ke dalam masing-masing petridish dan juga tabung
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
12
reaksi. Kemudian, untuk tabung reaksi diberikan penyumbat yang berupa kapas yang telah
digumpalkan terlebih dahulu. Dan untuk petridish dibungkus dengan menggunakan kertas
coklat yang memiliki 2 permukaan, yakni halus dan kasar. Bagian kertas yang digunakan
pada sisi luar adalah bagian yang licin. Bagian yang memiliki permukaan licin ini
mengandung lapisan lilin, yang dapat menghalangi uap air dari autoclave untuk masuk ke
dalam petridish. Media agar yang diisikan ke dalam tabung reaksi memiliki takaran yang
kurang lebihnya sekitar sepertiga volume dari tabung reaksi yang digunakan. Sedangkan
untuk media agar berupa petridish yang digunakan diisikan oleh media agar sebanyak
sepertiga volume petridish yang digunakan. Hal yang perlu diperhatikan saat pemberian
media agar adalah kapas penyumbat yang digunakan tidak diperkenankan terkena media
agar yang diisikan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, tabung reaksi dan petridish
dimasukkan ke dalam autoclave untuk menjalankan proses sterilisasi. Proses sterilisasi
dilakukan selama 15 menit dengan suhu 121C.
Langkah selanjutnya adalah melakukan inokulasi mikroorganisme yang dilakukan di
dalam incase. Incase yang dimaksud di sini merupakan suatu ruangan yang telah dibuat
dengan design secara tertutup untuk melakukan kegiatan inokulasi. Sehingga tidak ada
faktor dari lingkungan luar yang masuk ke dalam media inokulasi, karena sifat incase yang
tertutup. Di dalam incase terdapat beberapa alat-alat yang digunakan, diantaranya adalah
biakan induk mikroorganisme yang akan diinokulasi, api spiritus dalam suatu wadah,
kawat ose sebagai alat yang akan digunakan untuk pemindahan biakan induk dari satu
media ke media baru yang lebih steril. Sebelum memindahkan biakan induk dari media
yang lama, kawat ose terlebih dahulu dipanaskan diatas api spirtus sampai kawat ose itu
berwarna merah bara, namun jangan terlalu lama karena akan menyebabkan kawat ose
menjadi rusak (bengkok ataupun patah). Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk sterilisasi
kawat ose dari organisme yang tidak diinginkan. Kemudian membuka kapas penyumbat
dan menggoreskan kawat ose di permukaan media agar biakan induk dengan hati-hati,
karena permukaan agar yang terdapat di biakan induk tidak boleh terambil. Setelah itu,
menggoreskan kawat ose ke media yang baru, yaitu ke dalam tabung reaksi dan juga
petridish. Namun, tidak semua tabung reaksi yang digunakan, melainkan hanya salah satu
dari tiap jenis yang dipergunakan. Sedangkan lainnya dipergunakan untuk media blanko
yang berfungsi sebagai pembanding saat melakukan pengamatan nantinya (media kontrol).
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
13
Lalu kapas penyumbat ditutup kembali setelah ujung dari tabung reaksi telah di sterilisasi
dengan cara memanaskan di atas api spirtus, dan hal yang terpenting yang harus
diperhatikan adalah pada saat penutupan dengan kapas penyumbat tidak boleh tertukar.
Dalam percobaan inokulasi yang telah dilakukan, untuk jamur Aspergillus niger pada
tabung reaksi dan petridish digunakan media PDA. Sedangkan untuk bakteri Lactobacillus
plantarum digunakan media NBA. Setelah melakukan inokulasi, kawat ose disterilisasi
kembali dengan pemanasan di atas api spirtus. Selain itu, mulut tabung reaksi baik untuk
media biakan induk, maupun media tanam yang baru didekatkan dan diputar di atas api
spirtus untuk proses steriliasi.
Kemudian, hal yang dilakukan adalah melakukan inkubasi dalam inkubator. Namun,
untuk petridish dibungkus kembali dengan kertas warna coklat. Setelah itu, barulah semua
hasil inokulasi, baik dengan petridish maupun tabung reaksi dimasukkan ke dalam
inkubator bersama media blanko. Proses inkubasi dilakukan selama 24 jam pada suhu
kamar, hal ini dikarenakan pada suhu 30C
Mikrobiologi
14
blanko yang telah diinkubasi tampak tidak mengalami perubahan, namun tetap jernih. Hal
ini membuktikan bahwa media tanam yang digunakan untuk percobaan ini telah dalam
keadaan steril. Mikroorganisme secara general, biasanya setelah masa inkubasi 24 jam,
satu koloni murni dapat terdiri dari 50-72 generasi sel yang timbul dari satu sel induk
tunggal, dengan kata lain satu koloni murni terdiri dari bermilyar-milyar sel anak.
Pertumbuhan bakteri merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan ukuran sel.
Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual.
(Pelczar, 2007, halaman 145)
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
15
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
16
Mikrobiologi
17
kawat ose agar pada saat mengambil Aspergillus niger tidak terjadi kontaminasi yang tidak
diinginkan, sehingga menyebabkan kurangnya ketelitian dalam pengamatan nantinya.
Pembakaran ose tersebut harus dilakukan di seluruh bagian kawat ose, terutama pada
bagian ujung, karena bagian ujung kawat ose merupakan bagian yang paling bersentuhan
ketika pengambilan bakteri dari mikroorganisme. Pembakaran yang dimaksud di sini
adalah hingga kawat ose tersebut berpijar dengan warna merah bara. Setelah dipijarkan
(pemanasan), kawat ose tersebut tidak langsung dimasukkan dalam tabung untuk
mengambil bakteri, karena jika suhu kawat ose terlalu tinggi, dikhawatirkan
mikroorganisme yang berada dalam tabung akan mati. Sebelum dan sesudah mengambil
bakteri dari tabung, mulut
tabung
juga
harus
dipanaskan
untuk menghindari
kawat ose yang telah disterilisasi dan digoreskan diatas object glass yang sebelumnya
ditetesi dengan 1 tetes aquadest menggunakan pipet mata yang kemudian ditutup dengan
deck glass. Tujuan dari pemberian tetesan aquadest itu adalah untuk pengenceran, sehingga
bakteri yang terambil tidak membentuk koloni (pemerataan bakteri) yang selanjutnya akan
memepermudah pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Dalam mengambil bakteri
tersebut diusahakan tidak terlalu tebal karena akan sulit jika diamati nantinya, dikarenakan
terlalu besar/padatnya koloni bakteri yang akan diamati. Setelah itu, preparat yang telah
diberi goresan jamur Aspergillus niger ditutup oleh deck glass pada bagian atasnya. Cara
dalam menutup preparat dengan deck glass-pun harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak muncul gelembung pada cairan dari aquadest yang sudah bercampurkan bakteri.
Gelembung tersebut akan menyulitkan dalam proses pengamatan karena yang akan muncul
pada lensa objektif merupakan gelembung air yang terbentuk itu. Proses pengambilan
bakteri hingga penutupannya dengan menggunakan deck glass harus dilakukan didalam
incase.
Kemudian preparat yang telah disiapkan diletakkan di atas object glass dan dijepit
dengan menggunakan penjepit yang ada pada mikroskop. Pengamatan dilakukan dengan
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
18
perbesaran total 100x, dengan rincian perbesaran okuler sebesar 10x dan perbesaran
objektif sebesar 10x. Perbesaran ini dipilih karena jamur Aspergillus niger sudah dapat
diamati dengan hasil yang optimal pada perbesaran ini. Dalam pengamatan dengan
menggunakan mikroskop, bila gambar yang terlihat pada lensa okuler belum bisa terlihat
dengan jelas, bisa diatur dengan pengatur kasar dan pengatur halus serta dengan mengatur
sumber cahaya (diafragma) yang ada pada mikroskop. Setelah pengamatan dari jamur
Aspergillus niger pada pengamatan yang telah dilakukan, maka visualisasi dari gambar
yang dilihat digambarkan kembali pada laporan sementara dengan cara mengambil foto
jamur tersebut dengan menggunakan kamera handphone, sebagai bukti dan untuk
mempermudah dalam proses penggambarannya kembali di laporan sementara. Kemudian
membandingkannya dengan gambar yang terdapat pada literatur.
Prosedur yang sama juga dilakukan untuk pengamatan bakteri Lactobacillus
plantarum yang menggunakan perbesaran total 400x, dengan rincian perbesaran okuler
sebesar 10x perbesaran, dan untuk perbesaran objektif sebesar 40x perbesaran. Setelah
selesai menggambar hasil pengamatan pada laporan sementara, semua alat yang dipakai
dalam percobaan yakni object glass dan deck glass dicuci dan hasil cucian ditampung dan
dibuang ke tempat pembuangan biakan. Langkah terakhir adalah mematikan mikroskop
dengan cara mencabut aliran listrik dari sumber listrik.
Jamur Aspergillus niger yang telah diamati (gambar III.3) dengan yang didapat dari
literatur (gambar III.5). Dapat dilihat dalam gambar III.3 bahwa bentuk dari gambar
Aspergillus niger
menggambarkan bentuk dari jamur Aspergillus niger adalah berbentuk bola (Coccus), dan
dari gambar yang didapatkan masih berbentuk koloni di satu tempat saja. Hanya saja untuk
gambar bakteri Lactobacillus plantarum masih belum terlihat seperti bentuk batang
(Bacillus) seperti pada literatur pada gambar III.2. Penyebab dari hal ini adalah kurang
meratanya pengolesan bakteri pada object glass, serta lensa pada mikroskop yang
memungkinkan masih dalam keadaan belum steril/belum bersih dari kotoran. Sel bakteri
berbentuk silinder atau seperti batang dinamakan basilus.
(Hang G. Schlegel, 1994, halaman 113)
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
19
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
20
IV.Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana cara mold berkembang biak?
Jawab:
Perkembang biakan jamur/kapang (mold) di klasifikasikan dengan dua cara, yaiu :
- Secara seksual dilakukan dengan pembentukan spora seksual dan peleburan gamet(sel
seksual). Ada dua tipe kelamin(mating type) dari sel seksual, yaitu tipe kelamin jantan
(+) dan tipe kelamin betina (-). Peleburan terjadi antara 2 tipe kelamin yang berbeda.
Penyatuan dua inti seperti terjadi pada eukariotik lain. Tahapan reproduksi seksual
-
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
21
anak yang ukurannya tidak merata, serta dengan cara membentuk spora aseksual. Dan juga
berkembang biak secara seksual(generatif), yakni dengan cara konjugasi(konjugasi isogami,
hterogami, dan askospora). Yeast tumbuh sebagai distinct koloni pada media agar.
5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?
Jawab:
a. Media yang digunakan sebaiknya mengandung garam, NH4+, NO3- atau sumber nitrogen
lain.
b. pH efektif adalah pada pH optimum, yaitu pH 4,0 6,0
c. Suhu 37oC adalah suhu yang baik untuk pertumbuhan yeast.
d. Air, pada umumnya yeast tumbuh pada kondisi dengan persediaan cukup air dalam
artian tidak berlebihan.
6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya!
Jawab :
A. Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuhnya:
Bakteri Kokus (bulat) :
- Streptococcus , contoh Streptococcus pyrogenes, S.thermopillus, S.lactis
- Stafilococcus , contoh Staphylococcus aureus
- Diplococcus , contoh Diplococcus pneumoniae
Bakteri Basil (batang):
- Basillus , contoh Salmonella thypi, Escherichia coli, Lactobacillus
- Streptobasil , contoh Bacillus anthracis, Azotobacter
Bakteri Vibrio (koma), contoh Vibrio cholerae
Bakteri Spirilium (spiral) , contoh Treponema pallidum
B. Penggolongan bakteri berdasarkan alat gerak flagel:
Monotrik (berflagel satu pada salah satu ujung)
Amfitrik (berflagel satu pada kedua ujung)
Peritrik (berflagel banyak pada semua sisi tubuh)
Lofotrik (berflagel banyak di satu ujung)
C. Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen:
Bakteri aerob, bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi,
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
22
Heterotrof ( memanfaatkan bahan anorganik jadi yang berasal dari organisme lain).
Termasuk bakteri heterotroph adalah bakteri saprofit, yaitu bakteri yang mendapat
Micrococcus,
Staphylococcus,
Leuconostoc,
Pediococcus,
dan
Aerococcus.
Bakteri gram-negatif
Bakteri ini dinding selnya lebih kompleks, peptidoglikan lebih sedikit. Misalnya
Eschericia, Citrobacter, Salmonella, Enterobacter, Aeromonas, dan lain-lain.
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
23
V.Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
V.1 Inokulasi Mikroorganisme
Teknik inokulasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi dan
petridish yang diisikan dengan media PDA untuk jamur (Aspergillus niger) dan NBA untuk
bakteri (Lactobacillus plantarum). Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil
koloni jamur Aspergillus niger berwarna hitam dan menyebar, sedangkan bakteri Lactobacillus
plantarum berwarna putih susu dengan tekstur berkerak dan tersebar sepanjang hasil goresan.
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi
24
Daftar Pustaka
Hendrianie, Nunik. 2001. Diktat Kuliah Mikrobiologi Industri. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Madigan, Michael dkk. 2012. Biology of Microorganism. Wageningen : Pearson Education
Inc.
Pelczar, Michael dan Chan . 2007. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Schlegel, Hang G.1994. Mikrobiologi Umum . Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Tortora, G. dkk. 2010. Microbiology : An Introduction, 10th edition. San Francisco : Pearson
Education Inc.
Laboratorium
Teknik
Mikrobiologi