Anda di halaman 1dari 14

Hipotesis

1. Gangguan Afektif

a) Definisi
Afek adalah ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu. Sedangkan Mood
adalah keadaan emosi internal alam perasaan atau suasana perasaan
yang meresap dari seseorang.
b) Etiologi
- Faktor Biologik
Diduga kuat bahwa norepinephrine dan serotonin adalah dua jenis
neurotransmitter yang bertanggung jawab mengendalikan patofisiologi
ganguan alam perasaan pada manusia. Pada binatang percobaan. Pemberian
antidepressant dalam waktu sekurang kurangnya dua sampai tiga minggu,
berkaitan dengan melambatnya penurunan sensitifitas pada receptor post
synaptic beta adrenergic dan 5HT2. Temuan terakhir penelitian aminbiogenik
menunjukkan dukungan terhadap hipotesa bahwa pada gangguan alam
perasaan (mood) pada umumnya, khususnya episode depresif terjadi
kekacauan regulasi norepinephrine dan serotonin dijaringan otak yang dapat
dikoreksi oleh zat antidepressant dalam jangka waktu dua sampai tiga
minggu.
Data imaging jaringan otak yang didapat dari CT scanning, pada penderitra
gangguan depresi terdapat pembesaran ventrikel otak. Pada positron emisi
tomografi (PET) didapatkan bukti penurunan metabolisme diotak. Studi lain
menyebutkan terjadi penurunan aliran darah pada gangguan depresi
terutama di basal ganglia. Dengan mengkombinasikan data dan gejala
gangguan klinis depresi dan hasil riset biologik telah mendukung hipotesa
bahwa gangguan depresi melibatkan keadaan patologi di limbic sistem, basal
ganglia, dan hipothalamus.
Perlu dicatat bahwa terjadinya gangguan neurologik pada basal ganglia dan
limbic sistem (terutama cacat exitasi pada belahan yang tak dominan) selalu
disertai adanya gejala gangguan depresi. Limbic sistem dan basal ganglia
berhubungan sangat erat, hipotesa sekarang menyebutkan produksi alam
perasaan berupa emosi depresi dan mania merupakan peranan utama limbic
sistem.

Disfungsi hipothalamus berakibat perobahan regulasi tidur, selera makan,


dorongan seksual dan memacu perobahan biologi dalam bidang endocrine
dan imunologik.
Masalah genetik
Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) baik tipe bipolar
(adanya episode manik dan depresi) dan tipe unipolar (hanya depresi saja)
memiliki kecenderungan menurun kepada generasinya, berdasar etiologi
biologik.
Gangguan bipolar lebih kuat menurun ketimbang unipolar. 50% pasien
bipolar mimiliki satu orangtua dengan gangguan alam perasaan/gangguan
afektif, yang tersering unipolar (depresi saja). Jika seorang orang tua
mengidap gangguan bipolar maka 27% anaknya memiliki resiko mengidap
gangguan alam perasaan. Bila kedua orangtua mengidap gangguan bipolar
maka 75% anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan.
Psikososial
Peristiwa traumatic kehidupan dan lingkungan sosial dengan suasana yang
menegangkan dapat menjadi kausa gangguan neurosa depresi. Sejumlah
data yang kuat menunjukkan kehilangan orangtua sebelum usia 11 tahun
dan kehilangan pasangan hidup harmoni dapat memacu serangan awal
gangguan neurosa depresi.
c) Klasifikasi dan Gejala
i. Gangguan Depresif
Episode Depresi :
Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :

Afek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya :

Kosentrasi dan perhatian berkurang


Harga diri dan kepercayaan berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis


Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang

Episode Depresif Ringan

Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi


ditambah sekurang kurangnya 2 dari gejala lainnya. Tidak boleh
ada gejala yang berat diantaranya.
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang kurangnya sekitar
2 minggu.
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang
biasa dilakukannya.

Episode Depresif Sedang

Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi


ditambah sekurang kurangnya 3 ( dan sebaiknya 4 ) dari gejala
lainnya.
Lamanya seluruh episode berlangsung minimunm sekitar 2 minggu
Menghadapi kesulitan nyata untuk menruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.

Episode Depresif Berat Tanpa gejala Psikotik :

Semua 3 gejala utama dari depresi harus ada


Ditambah sekurang kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan
diantaranya harus berintensitas berat.
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor)
yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangnya 2
minggu, bila gejala sangat berat dan beronset sangat cepat maka
masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam waktu kurang
dari 2 minggu.
Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.

Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik :

Memenuhi kriteria eposode depresi berat

Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya


melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab akan hal itu.
Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang
menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk
Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor
Jika diperlukan, waham tau halusinasi dapat ditentukan sebagai
serasi atau tidak serasi dengan afek ( mood congruent )

Gangguan Depresif Berulang

Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari : episode


depresif ringan, episode depresif sedang, episode depresif berat.
Episode masing masing rata rata lamanya sekitar 6 bulan akan
tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan
afektif bipolar.
Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peningkatan afek dan
hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania. Namun kategori ini
tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari
peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria
hipomania segera sesudah suatu episode depresif.
Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun
sebagian kecil pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya
menetap terutama pada usia lanjut.
Episode masing masing dalam berbagai tingkat keparahan
seringkali dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress
dan trauma mental lain.

Gangguan depresif berulang episode kini ringan :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan


episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
ringan.

Gangguan depresif berulang episode kini sedang :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan


episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
sedang.

Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan


episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat tanpa gejala psikotik.

Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan


episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat dengan gejala psikotik.

Gangguan depresif berulang kini dalam remisi :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi


masa lampau tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi
kriteria untuk episode depresif dengan derajat keparahan apapun
atau gangguan lain apapun.

Pada semua episode, sekurangnya ada dua episode telah berlangsung


masing masing selama minimal 2 minggu dengan ada waktu beberapa
bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
i.

Gangguan Bipolar I

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang ( sekurang kurangnya dua


episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada
waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan
aktivitas ( mania atau hipomania ), dan pada waktu lain berupa penurunan
afek disertai pengurangan energi dan aktivitas ( depresi ) . Yang khas adalah
bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
Episode manik biasanya mulai dengan tiba tiba dan beralngsung antara 2
minggu sampai 4 5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih
lama ( rata rata sekitar 6 bulan ) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali
pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terajdi setelah
peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain ( adanya stres
tidak esensial untuk penegakan diagnosis).
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik

Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania

- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik TanpaGejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa


gejala psikotik

- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik DenganGejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhu kriteria untuk mania


dengan gejala psikotik.

- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau sedang

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode


depresif ringan ataupun sedang

- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif BeratTanpa Gejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode


depresif berat tanpa gejala psikotik

- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif BeratDengan Gejala


Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode


depresif berat dengan gejala psikotik

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran

Episode yang sekarang menunjukkan gejala gejala manik,


hipomani, dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan
cepat ( gejala mania/hipomania dan depresi sama sama mencolok
selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan
telah berlangsung sekurang kurangnya 2 minggu )

Pada semua episode harus ada sekurang kurangnya satu episode afektif
lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau.
Gangguan afektif bipolar episode kini dalam remisi :

ii.

Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama


beberapa bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurangnya 1
episode afektif dimasa lampau dan ditambah sekurangnya 1 episode
lainnya.
Gangguan Afektif Menetap

- Siklotimia :

Ciri esensial adalah ketidakstabilan menetap dari afek meliputi


banyak episode depresi ringan dan hipomania ringan diantaranya
tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi
kriteria gangguan afektif bipolar atau gangguan depresif berulang.
Setiap episode afektif tidak memenuhi kriteria untuk manapun yang
disebut dalam episode manik atau episode depresif.

Distimia :

iii.

Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama


yang tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi
kriteria gangguan depresif berulang ringan dan sedang.
Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung
sekurangnya beberapa tahun, kadang untuk jangkla waktu tidak
terbatas. Jika onsetnya pada usia lanjut gangguan ini seringkali
merupakan kelanjutan suatu episode depresif tersendiri dan
berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tampak
jelas.
Episode Manik

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan


dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai
derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal
( yang pertama ), termasuk gangguan afektif bipolar, episode manik tunggal.
Hipomania

Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi
atau berubah disertai peningkatan aktivitas,menetap selama
sekurang kurangnya beberapa hari berturut turut, pada suatu
derajat intensitas dan yangbertahan melebihi apa yang digambarkan
bagi siklotimia, dan tidak disertai halusinasi atau waham.
Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial
memang sesuai dengan diagnosis hipomania, akan tetapi bila
kakacauan itu berat atau menyeluruh, maka diagnosis mania harus
ditegakkan

Mania Tanpa Gejala Psikotik

Episode harus berlangsung sekurang kurangnya 1 minggu, dan


cukup berat sampai mengacaukan seluruh atay hampir seluruh
pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.

Perubahan afek harus disertai dengan energiu yang bertambah


sehingga terjadi aktivitas berlabihan, percepatan dan kebanyakan
bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide ide perihal kebesaran/
grandiose ideas dan terlalu optimistik.

Mania Dengan Gejala Psikotik

Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari


mania tanpa gejala psikotik.
Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat
berkembang menjadi waham kejar ( delusion of grandeur ),
iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar ( delusion of
persecution ). Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek
tersebut ( mood congruent ).

d) Pemeriksaan Status Mental


1)

Episode Depresif :
o Deskripsi umum : Retradasi psikomotor menyeluruh merupakan
gejala yang paling umum, walaupun agitasi psikomotor juga
sering ditemukan khususnya pada pasien lansia. Secara klasik,
seorang pasien depresi memiliki postur yang membungkuk tidak
terdapat pergerakan spontan, pandangan mata yang putus asa
dan memalingkan pandangan.
o Mood, afek dan perasaan : Pasien tersebut sering kali dibawa
oleh anggota keluarganya atau teman kerjanya karena penarikan
sosial dan penurunan aktifitas secara menyeluruh.
o Bicara : Banyak pasien terdepresi menunjukkan suatu kecepatan
dan volume bicara yang menurun, berespon terhadap
pertanyaan dengan kata tunggal dan menunjukkan yang lambat
terhadap suatu pertanyaan.
o Gangguan Persepsi : Pasien terdepresi dengan waham atau
halusinasi dikatakan menderita episode depresi berat dengan ciri
psikotik. Waham sesuai mood pada pasien terdepresi adalah
waham bersalah, memalukan, tidak berguna, kemiskinan,
kegagalan, kejar, dan penyakit somatik terminal.
o Pikiran : Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan negatif
tentang dunia dan dirinya sendiri. Isi pikiran mereka sering kali
melibatkan perenungan tentang kehilangan, bersalah, bunuh diri,

dan kematian. Kira kira 10% memiliki gejala jelas gangguan


berpikir, biasanya penghambatan pikiran dan kemiskinan isi
pikiran.
o Sensorium dan Kognisi : Daya ingat, kira kira 50 70% dari
semua pasien terdepresi memiliki suatu gangguan kognitif yang
sering kali dinamakan pseudodemensia depresif, dengan keluhan
gangguan konsentrasi dan mudah lupa.
o Pengendalian Impuls : Kira kira 10 15% pasien terdepresi
melakukan bunuh diri dan kira kira dua pertiga memiliki
gagasan bunuh diri. Resiko meninggi untuk melakukan bunuh diri
saat mereka mulai membaik dan mendapatkan kembali energi
yang diperlukan untuk merencanakan dan melakukan suatu
bunuh diri (bunuh diri paradoksikal / paradoxical suicide).
o Reliabilitas : Semua informasi dari pasien terlalu menonjolkan hal
yang buruk dan menekankan yang baik.
2)

Episode Manik :
o Deskriksi Umum : Pasien manik adalah tereksitasi, banyak
bicara, kadang kadang mengelikan dan sering hiperaktif. Suatu
waktu mereka jelas psikotik dan terdisorganisasi, memerlukan
pengikatan fisik dan penyuntikan intra muskular obat sedatif.
o Mood, afek dan perasaan : Pasien manik biasanya euforik dan
lekas marah. Mereka memiliki toleransi frustasi yang rendah,
yang dapat menyebabkan perasaan kemarahan dan
permusuhan. Secara emosional adalah labil, beralih dari tertawa
menjadi lekas marah menjadi depresi dalam beberapa menit
atau jam.
o Bicara : Pasien manik tidak dapat disela saat mereka bicara dan
sering kali rewel dan penganggu bagi orang orang disekitarnya.
Saat keadaan teraktifitas meningkat pembicaraan penuh
gurauan, kelucuan, sajak, permainan kata kata dan hal hal
yang tidak relefan. Saat tingkat aktifitas meningkat lagi, asosiasi
menjadi longgar, kemampuan konsentrasi menghilang,
menyebabkan gagasan yang meloncat loncat (flight of idea),
gado gado kata dan neologisme. Pada kegembiraan manik akut
pembicaraan mungkin sama sekali inkoheren dan tidak dapat
membedakan dari pembicaraan skizofrenik.
o Gangguan Persepsi : Waham ditemukan pada 75% dari semua
pasien manik. Waham sesuai mood seringkali melibatkan
kesehatan, kemampuan atau kekuatan yang luar biasa. Dapat

juga ditemukan waham dalam halusinasi aneh yang tidak sesuai


mood.
o Pikiran : Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan
kebesaran diri, sering kali perhatiannya mudah dialihkan. Fungsi
kognitif ditandai oleh aliran gagasan yang tidak terkendali cepat.
o Sensorium dan Kognisi : Secara kasar orientasi dan daya ingat
adalah intak walaupun beberapa pasien manik mungkin sangat
euforik sehingga mereka menjawab secara tidak tepat. Gejala
tersebut disebut mania delirium (delirious mania) oleh Emil
Kraepelin.
o Pengendalian Impuls : Kira kira 75% pasien manik adalah
senang menyerang atau mengancam.
o Perimbangan dan Tilikan : Gangguan pertimbangan merupakan
tanda dari pasien manik. Mereka mungkin melanggar peraturan
dengan kartu kredit, aktifitas seksual dari finansial, kadang
melibatkan keluarganya dalam kejatuhan finasial.
o Reliabilitas : Pasien manik terkenal tidak dapat dipercaya dalam
informasinya.
e. Terapi
Terapi pada penderita gangguan afektif bisa menggunakan ECT, perawatan
psikososial, maupun dengan terapi farmakologi seperti obat-obatan anti
depresan, Litium Karbonat maupun obat-obatan antipsikotik

2. GABA
GABA adalah nama singkatan salah satu jenis asam amino yang bernama
Gamma-Amino Butyric Acid atau ditulis sebagai g-asam amino. Zat ini
terdapat di dalam otak dan spinal (tulang belakang) berperan sebagai zat
neurotransmitter dan merupakan zat neurotransmitter yang bersifat
menekan/menahan. Orang-orang masa kini yang banyak hidup dalam stress,
pelepasan asam glutamate dalam otaknya semakin bertambah dan apabila
menjadi terlalu banyak maka syaraf akan selalu dalam kondisi tegang serta
dipandang membahayakan fisik. Salah satu perwujudannya adalah kenaikan
tekanan darah. GABA berperan penting dalam proses tidur. Itulah sebabnya
sebagian besar obat sedatif-hipnotik bekerja mempengaruhi reseptor GABA,
dalam hal ini reseptor subtipe A (GABAA). Barbiturat juga memfasilitasi kerja
GABA. Barbiturat meningkatkan lama pembukaan kanal ion klorida.
Selanjutnya ion-ion klorida akan masuk melewati membran sel sehingga
membuat sel dalam keadaan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitabilitas

neural. Dalam konsentrasi tinggi, Barbiturat bersifat GABA-mimetik. Tanpa


adanya molekul GABA, Barbiturat dapat mengaktifkan reseptor dan kanalkanal ion klorida secara langsung. Barbiturat bekerja secara tidak selektif.
Selain mengaktifkan reseptor GABA, Barbiturat juga mendepresi
neurotransmitter eksitatorik. GABA tidak menembus penghalang darah-otak,
melainkan disintesis di otak. Hal ini disintesis dari glutamat dekarboksilase
menggunakan L-glutamat enzim asam dan fosfat piridoksal (yang
merupakan bentuk aktif vitamin B6) sebagai kofaktor melalui jalur
metabolisme yang disebut shunt GABA. Proses ini mengubah glutamat,
neurotransmitter rangsang utama, ke neurotransmitter inhibisi utama
(GABA)

Learning Issue
1. Apa penyebab percobaan bunuh diri?
Faktor sosial
Bunuh diri egoistic diterapkan pada mereka yang tidak terintegrasi secara
kuat ke dalam kelompok social. Tidak adanya integrasi keluarga dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa orang yang tidak menikah adalah
lebih rentan terhadap bunuh diri dibandingkan mereka yang menikah dan
mengapa pasangan dengan anak-anak adalah kelompok yang paling
terlindung dari semua kelompok. Masyarakat perkotaan memiliki lebih
banyak integrasi social dibandingkan daerah pedesaan, jadi lebih sedikit
bunuh diri. Bunuh diri alturistik dimaksudkan pada orang yang integrasi ke
dalam masyarakatnya terganggu dengan demikian menghalangi norma
perilaku yang biasanya. Anomik dapat menjelaskan mengapa mereka
dengan situasi ekonomi yang berubah secara drastis adalah lebih rentan
dibandingkan sebelum perubahan keberuntungan mereka. Anomik juga
dimaksudkan pada ketidakstabilan social dengan kehancuran standard dan
nilai-nilai masyarakat.
Faktor psikologis
Orang yang depresi mungkin berusaha bunuh diri tepat sebelum mereka
tampaknya pulih dari depresinya. Dan suatu usahabunuh diri dapat
menyebabkan hilangnya depresi yang berlangsug lama. Menurut penelitian
Aaron Beck, keputusasaan ditemukan sebagai indicator yang paling akurat
untuk resiko bunuh diri.

Neurokimia
Neurokimiawi. Defisiensi serotonin, diukursebagai penurunan metabolism 5hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA) telah ditemukan dalam kelompok pasien
depesi yang mencoba bunuh diri. Beberapa penelitian terhadap binatang dan
manusia telah menyatakan suatu hubungan antara defisiensi serotonin
sentral dan pengendalian impuls yang buruk. Beberapa peneliti telah
memandang bunuh diri sebagai salah satu tipe prilaku impulsive. Selain itu,
suatu korelasi negate yang bermakna antara kadar 5-HiAA cairan
serebrospinal dan skor agresi seumur hidup telah dilaporkan di antara pasien
dengan gangguan kepribadian.
2. Mengapa terjadi depresi
Depresi disebabkan oleh aktivitas neurologis yang rendah pada daerah
daerah otak yang berfungsi untuk mengatur kesenangan. Hal ini disebabkan
karena persediaan neurotransmiter pada sinapsis sinapsis tidak mencukupi.
Faktor penyebab dapat dibagi menjadi faktor biologis, faktor genetika, dan
faktor psikososial.
Faktor biologis. Data yang dilaporkan paling konsisten dengan gangguan
mood adalah berhubungan dengan disregulasi heterogen amin biogenik.
Amin biogenik adalah neurotransmiter yang paling dikenal dan dimengerti
karena pertama kali ditemukan, tetapi merupakan zat neurotransmiter hanya
dalam sedikit neuron. Enam neurotransmitter amin biogenik adalah
dopamin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, asetilkolin, dan histamin. Dari
amin biogenik, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmiter
yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Terdapat dua
kelompok besar reseptor epinefrin dan norepinefrin yaitu reseptor
adrenergik- dan reseptor adrenergik-. Dalam bidang biologi molekular
dibagi menjadi tiga tipe reseptor 1 (1a, 1b, 1c), tiga tipe reseptor 2
(2a, 2b, 2c), dan tiga tipe reseptor (1, 2, 3 ). Aktivasi reseptor
adrenergik 2 menyebabkan penurunan jumlah norepinefrin yang
dilepaskan. Reseptor adrenergik 2 juga berlokasi pada neuron serotonergik
dan mengatur jumlah serotonin yang dilepaskan. Penurunan serotonin dapat
mencetuskan depresi, dan beberapa pasien yang bunuh diri memiliki
konsentrasi metabolit serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah.
Aktivitas dopamin mungkin menurun pada depresi. Dua teori reakhir tentang
dopamin dan depresi adalah bahwa jalur dopamin mesolimbik mungkin
mengalami disfungsi pada depresi dan bahwa reseptor dopamin tipe 1
mungkin hipoaktif pada depresi.

Faktor genetika. Faktor penting di dalam perkembangan gangguan mood


adalah genetika. Penelitian keluarga menemukan bahwa kemungkinan
menderita suatu gangguan mood menurun saat derajat hubungan
kekeluargaan melebar.
Faktor psikososial. Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu
pengamatan klinis yang telah lama yang telah direplikasi adalah bahwa
peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului
episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya. Suatu teori
yang diajukan untuk menjelaskan pengamatan tersebut adalah bahwa stres
yang menyertai episode pertama menyebabkan perubahan biologi otak yang
bertahan lama. Perubahan bertahan lama tersebut dapat menyebabkan
perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmiter dan sistem
pemberi signal intraneuronal. Perubahan mungkin termasuk hilangnya
neuron dan penurunan besar dalam kontak sinaptik. Hasil akhirnya dari
perubahan tersebut adalah menyebabkan seseorang berada pada resiko
yang lebih tinggi untuk menderita episode gangguan mood selanjutnya,
bahkan tanpa adanya stresor eksternal.
Sumber : Kaplan, H; Sadock, B. 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis Jilid I. Tangerang : Binarupa Aksara
3. Apa itu halusinasi?
Halusinasi adalah persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan
stimuli eksternal yang nyata.
Sumber : Sumber : Kaplan, H; Sadock, B. 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid I. Tangerang : Binarupa Aksara
4. Bagaimana terjadi euphoria?
5. Apa arti dari gejala hiperaktif?
Hiperaktif menunjukkan pasien sedang berada dalam episode manik. Secara
umum pasien manik tampak sangat bergairah, banyak bicara, kadang
kadang menggelikan, dan sering hiperaktif. Pasien manik biasanya euforik
tetapi dapat juga lekas marah, khususnya jika mania telah ditemukan
beberapa saat. Pasien manik mungkin secara emosional labil, beralih dari
tertawa menjadi lekas marah menjadi depresi dalam beberapa menit atau
jam.
Sumber : Kaplan, H; Sadock, B. 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis Jilid I. Tangerang : Binarupa Aksara

6. Apa hubungan dengan kepribadian premorbid dengan kasus ini?


Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului
episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya. Suatu teori
yang diajukan untuk menjelaskan pengamatan tersebut adalah bahwa stres
yang menyertai episode pertama menyebabkan perubahan biologi otak yang
bertahan lama. Perubahan bertahan lama tersebut dapat menyebabkan
perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmiter dan sistem
pemberi signal intraneuronal. Perubahan mungkin termasuk hilangnya
neuron dan penurunan besar dalam kontak sinaptik. Hasil akhirnya dari
perubahan tersebut adalah menyebabkan seseorang berada pada resiko
yang lebih tinggi untuk menderita episode gangguan mood selanjutnya,
bahkan tanpa adanya stresor eksternal. Pada kasus ini, Ny.ATW sebelum
sakit telah terdapat gangguan kepribadian emosional yang tidak stabil dan
adanya stresor dalam satu tahun terakhir terkait masalah keluarga yaitu
bentrook dengan keluarga suami, hal inilah yang menyebabkan Ny.ATW lebih
mudah mengalami gangguan afektif.
Sumber : Kaplan, H; Sadock, B. 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis Jilid I. Tangerang : Binarupa Aksara
7. Apa arti gejala hipoaktif, mutisme, sering menangis?
Gejala hipoaktif, mutisme, dan sering menangis menunjukkan bahwa pasien
sedang dalam episode depresi. Secara klasik seorang pasien depresi
memiliki postur yang membungkuk, tidak terdapat pergerakan spontan,
pandangan mata putus asa, dan memalingkan pandangan. Banyak pasien
terdepresi menunjukkan sutu kecepatan dan volume bicara yang menurun,
berespons terhadap pertanyaam dengan kata tunggal dan menunjukkan
respons yang melambat terhadap pertanyaan.
Sumber : Sumber : Kaplan, H; Sadock, B. 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid I. Tangerang : Binarupa Aksara
8. Apa yang dimaksud dengan psikotik?
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi,
waham atau perilaku kacau/aneh.
9.

Anda mungkin juga menyukai