Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN&PENSKALAAN

(Dibuat dalam rangka memenuhi tugas Ringkasan Materi Kuliah Metodologi Penelitian Semester Genap
Tahun Ajaran 2015/2016)

Oleh :

Irene Sarrang
125020301111010
Akuntansi CB

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya
2015

BAB 8:PENGUKURAN VARIABEL: DEFINISI OPERASIONAL


DAN SKALA
A. Bagaimana Mengukur Variabel
Ada dua jenis variable : yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat, yang
lain lebih samar-samar dan tidak dapat diukur secara akurat karena sifatnya
yang subjektif. Meskipun isntrumen pengukuran fisik untuk mengukur jenis
yang terakhir kurang , terdapat cara-cara untuk menelusuri perasaan dan
persepsi subjektif individu. Salah satu tekniknya adalah mereduksi ide-ide
abstrak, atau konsep seperti motivasi , keterlibatan, kepuasaan, perilaku
pembeli, kegairahan pasar saham dan semacamnya. Dengan kata lain, ide-ide
abstrak diterjemahkan ke dalam karakteristik perilaku yang diamati.

B. Definisi Operasional: Dimensi dan Elemen


Operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur,
dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang
ditunjukkan pada konsep. Mendefinisikan sebuah konsep secara operasional
meliputi serangkaian tahap
Elemen Dimensi 1: Kita dapat menjelaskan seseorang yang digerakkan oleh
pekerjaan. Orang itu akan (1) akan bekerja sepanjang waktu,
(2) enggan untuk tidak masuk kerja, dan (3) tekun, bahkan
dalam menghadapi sejumlah kemunduran. Tipe perilaku
tersebut bisa diukur.
Elemen Dimensi 2:Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur
dengan mengajukan pertanyaan seperti (1) berapa sering
anda memikirkan pekerjaan ketika tidak sedang berada di
tempat kerja? (2) apa hobi anda? Dan (3) bagaimana
menghabiskan waktu ketika tidak di tempat kerja?
Elemen Dimensi 3: Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar
terhadap orang yang tidak efektif dan enggan bekerja dengan
orang lain. Sedangkan orang bermotivasi pencapaian dalam
organisasi mungkin sangat tinggi dalam kecenderungan
perilaku tersebut, tapi sebaliknya ada juga orang yang tida
seperti itu.
Elemen Dimensi 4:Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang
menentang bisa diperoleh dengan bertanya mengenai jenis
pekerjaan mereka yan dipilih
Elemen Dimensi 5: Mereka yang menginginkan umpan balik akan
mencarinya dari atasan, rekan kerja, dan bahkan terkadang
dari bawahan. Mereka ingin mengetahui
Apa yang bukan Definisi Operasional
Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Mendefinisikan sebuah
konsep secra operasional tidak meliputi penguraian alasan, latar belakang,
konsekuensi atau korelasi konsep. Sampai tingkat tertentu, hal tersebut
menjelaskan karakteristik yang dapat diamati dalam rangka mengukur konsep.

Penting untuk diingat mengoperasikan konsep secara tidak tepat atau


mengacaukannya dengan konsep lain, tidak akan memperoleh ukuran yang
valid. Berarti tidak akan mendapatkan data yang baik dan penelitian akan
menjadi tidak ilmiah.
Tujuan Definisi Operasional
Tujuan Definisi operasional adalah adalah perlu untuk mengukur konsep
abstrak seperti hal-hal yang biiasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif
perasaan dan sikap.

C. SKALA
Skala adalah suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan individu
dalam hal terkait variable minat yang kita pelajari. Skala atau instrument bisa
menjadi sesuatu yang mentah dalam pengertian bahwa hal tersebut hanya
akan mengategorikan individu secara luas pada variable tertentu, atau
instrument yang disetel dengan baik yang akan membedakan individu pada
variable dengan kerumitan yang bervariasi.
Ada 4 tipr skala: nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Skala Nominal: Merupakan skala yang memungkinkan peneliti untuk
menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu.
Misalnya terkait dengan variable gender, responden dapat dibagi
ke dalam dua kategori pria dan wanita. Kode tersebut bisa diberi
kode nomor 1 dan 2. Nomor tersebut berfungsi sebagai label
kategori yang sederhanda dan sesuai, tanpa nilai instrinsik
daripada menempatkan responden pada suatu atau dua ketegori
yang tidak sama, atau saling ekslusif.
Skala Ordinal: Tidak hanya mengategorikan variable-variabel untuk
menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tapi juga
mengurutkannya ke dalam beberapa cara. Dengan banyaknya
variable untuk berbagai kategori yang digunakan berdasarkan
beberapa pilihan, maka digunakanlah skala ordinal. Skala ordinal
membantu peneliti untuk menentukan presentase responden
yang menganggap interaksi dengan orang lain seabagai yang
paling penting, mereka yang menganggap menggunakan
sejumlah keterampilan berbeda sebagai yang terpenting dan
seharusnya.
Skala Interval: Skala ini memungkinkan kita melakukan operasi aritmetiks
terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala interval
tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori tertentu
dan menentukan urutan kelompok, namum juga mengukur
besaran perbedaan preferensi antarindividu.
Skala Rasio: Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubahubah pada skala interval, yaitu skala rasio memiliki titik nol
absolute yang merupakan titik pengukuran.

A.

BAB 9: PENGUKURAN
:PENSKALAAN,KEANDALAN,VALIDITAS
SKALA PERINGKAT

Skala peringkat dapat dipakai dalam penelitian organisasional


Skala dikotomi
Skala dikotomi digunakan untuk memperoleh jawaban Ya atau Tidak
Skala kategori
Skala kategori menggunakan banyak item untuk mendapatkan
respon tunggal
Skala Likert
Skala Likert diidesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik, yaitu (sangat
tidak setuju, tidak setuju,tidak berpendapat, setuju, sangat setuju)
Skala Numerikal
Skala Numerikal mirip dengan skala diferensial semantic, dengan
perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan,
dengan kata sifat berkutub dua pada ujung keduanya.
Skala diferensial semantic
Beberapa atribut dua kutub diidentifikasikan pada skala ekstrem, dan
responden diminta untuk mrnunjukkan skala mereka pada hal yang
bisa disebut sebagai jarak semantic terhadap individu ,objek ayau
kejadian tertentu pada masing-masing atribut
Skala peringkat terperinci
Pada skala peringkat terperinci skala pada titik 5 atau 7 titik dengan
titik panduan atau jangkar sesuai keperluan,disediakan untuk tiap
item dan responden menyatakan nomor yang tetap disebelah
masing-masing item.
Skala peringkat jumlah konstan atau tetap
Responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin yang
diberikan ke berbagai item.
Skala staple
Skala staple secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap
terhadap item yang dipelajari
Skala peringkat grafik
Gambaran grafis membantu responden untuk menunjukkan pada
skala peringkat grafik jawaban mereka untuk pertanyaan tertentu
dengan menempatkan tanda pada titik yang tepat pada garis
Skala consensus

Skala ini berdasarkan consensus, di mana panel juri memilih item


tertentu, mengukur konsep yang menurut mereka relevan.

B. Skala Ranking
Digunakan untuk mengungkapkan preferensi antara dua atau lebih objek
atau item(bersifat ordinal). Tapi ranking semacam itu, tidak member
petunjuk yang pasti mengenai jawaban yang dicari. Metode alterative yang
bisa digunakan adalah perbandingan berpasangan, pilihan yang diharuskan,
dan skala komparatif.
Perbandingan berpasangan: Digunakan ketika di antara sejumlah kecil
objek, responden, diminta untuk memilih antara dua objek pada satu waktu.
Hal itu membantu untuk menilai preferensi. Perbandingan berpasangan
merupakan metode yang baik digunakan jika jumlah stimulus yang
diberikan sedikit.
Pilihan yang diharuskan: Memungkinkan responden untuk meranking
objek secara relative satu sama lain diantara alternative yang disediakan.

C. Ketepatan Pengukuran
Penting untuk diketahui bahwa instrument yang kita buat untuk mengukur
konsep tertentu benar-benar secara akurat mengukur variable, dan bahwa
kenyataannya, kita benar-benar mengukur konsep yang ingin kita ukur.
Penggunaan instrument yang yang lebih baik akan memastikan akurasi
yang lebih tinggi dalam hasil, dengan cara tertentu kita perlu mengukur
atau menilai ketepatan dari ukuran yang dibuat.
Analisis Item: dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrument
memang sudah seharusnya berada dalam instrument atau tidak. Tipe item
diuji kemampuannya untuk membedakan anatara subjek yang total skornya
tinggi dan yang rendah. Dalam analisis item, mean diuji untuk mennetukan
perbedaan signifikan melalui nilai-t.

D.Keandalan
Meruapkan suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias(bebas kesalahan).
Stabilitas Pengukuran: Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama
sepanjang waktu, meskipun terdapat kondisi pengujian yang tidak dapat
dikontrol. Dua uji stabilitas adalah keandalan tes ulang dan keandalan
bentuk parallel.
Keandalan Tes ulang: Koefisien yang diperoleh dengan
pengulangan ukuran yang sama pada kesempatan kedua disebut
keandalan tes ulang. Yaitu jika sebuah kuisioner mengandung
sejumlah item yang diandaikan mengukur suatu konsep diberikan
kepada sekumpulan responden saat ini, dan lagi kepada
responden yang sama, setelah beberapa minggu berlalu apakah
skor yang diperoleh dua waktu yang berbeda memiliki korelasi.
Keandalan bentuk Paralel: Bila respon terhadap dua tes
serupa yang mengungkapkan ide yang sama menunjukkan
korelasi tinggi, maka kita memperoleh keandalan bentuk parallel
Konsistensi Internal Ukuran: Merupakan indikasi homogenitas item dalam
ukuran yang mengungkap ide. Konsistensi dapat diuji melalui keandalan
antar-item dan diuji keandalan belah dua.

Keandalan
konsistensi
antar-item:
Merupakan
pengujian
konsistemsi jawaban responden atas semua item yang diukur. Sampai
tingkat mana item-item merupakan ukuran bebas dari konsep yang
sama, mereka akan berkorelasi satu sama lain.
Keandalan belah-dua: Mencerminkan korelasi antara dua bagian
instrument. Estimasi akan berbeda-beda tergantung pada bagaimana
item dalam pengukuran dibelah ke dalam dua bagian. Keandalan belah
dua bisa lebih tinggi daripada Cornbac hanya dalam keadaan di mana
terdapat lebih adri satu dimensi respon yang mendasar yang diungkap
oleh pengukur.

E. Validitas
Validitas dalam hal ini adalah validitas dari instrument pengukuran. Ada
beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan
ukuran dan penulis menggunakan istilah yang berbeda untuk
menunjukkannya. Uji validitas ini dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu
1) Validitas Isi
Memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yang
memadai dan mewakili yang mengungkap konesp. Validitas isi
merupakan fungsi seberapa baik dimensi dan elemen sebuah konsep
yang telah digambarkan. Validitas isi menunjukkan bahwa item-item
yang dimaksudkkan untuk mengukur sebuah konsep, memberikan
kesan mampu mengungkap konsep yang hendak diukur. Beberapa
peneliti tidak merasa tidak tepat waktu memberlakukan validitas
muka sebagai kompenen yang valid dari validitas isi.
2) Validitas Berdasar kriteria
Validitas berdasar kriteria terpenuhi jika pengukuran membedakan
individu menurut suatu kriteria yang diharapkan diprediksi. Hal
tersebut bisa dilakukan dengan menghasilkan validitas konkuren atau
validitas prediktif. Validitas konkuren dihasilkan jika skala
membedakan individu yang diketahui berbeda, yaitu, mereka harus
menghasilkan skor yang berbeda pada instrument. Validitas prediktif
menunjukkan
kemampuan
instrument
pengukuran
untuk
membedakan orang dengan referensi pada suatu kriteria di masa
depan.
3) Validitas Konsep
Menunjukkan seberap baik hasil yang diperoleh dari penggunaan
ukuran yang cocok dengan teori yang mendasari desain tes. Hal ini
dapat diukur dengan validitas konvergen dan validitas diskriminan.
Validitas konvergen terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua
instrument berbeda yang mengukur konsep yang sama menunjukkan
korelasi tinggi. Validitas diskriminan terpenuhi jika, berdasarkan teori,
dua variable diprediksi tidak berkorelasi, dan skor yang diperoleh
dengan mengukurnya benar-benar secara empiris membuktikan hal
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai