(Dibuat dalam rangka memenuhi tugas Ringkasan Materi Kuliah Metodologi Penelitian Semester Genap
Tahun Ajaran 2015/2016)
Oleh :
Irene Sarrang
125020301111010
Akuntansi CB
Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya
2015
C. SKALA
Skala adalah suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan individu
dalam hal terkait variable minat yang kita pelajari. Skala atau instrument bisa
menjadi sesuatu yang mentah dalam pengertian bahwa hal tersebut hanya
akan mengategorikan individu secara luas pada variable tertentu, atau
instrument yang disetel dengan baik yang akan membedakan individu pada
variable dengan kerumitan yang bervariasi.
Ada 4 tipr skala: nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Skala Nominal: Merupakan skala yang memungkinkan peneliti untuk
menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu.
Misalnya terkait dengan variable gender, responden dapat dibagi
ke dalam dua kategori pria dan wanita. Kode tersebut bisa diberi
kode nomor 1 dan 2. Nomor tersebut berfungsi sebagai label
kategori yang sederhanda dan sesuai, tanpa nilai instrinsik
daripada menempatkan responden pada suatu atau dua ketegori
yang tidak sama, atau saling ekslusif.
Skala Ordinal: Tidak hanya mengategorikan variable-variabel untuk
menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tapi juga
mengurutkannya ke dalam beberapa cara. Dengan banyaknya
variable untuk berbagai kategori yang digunakan berdasarkan
beberapa pilihan, maka digunakanlah skala ordinal. Skala ordinal
membantu peneliti untuk menentukan presentase responden
yang menganggap interaksi dengan orang lain seabagai yang
paling penting, mereka yang menganggap menggunakan
sejumlah keterampilan berbeda sebagai yang terpenting dan
seharusnya.
Skala Interval: Skala ini memungkinkan kita melakukan operasi aritmetiks
terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala interval
tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori tertentu
dan menentukan urutan kelompok, namum juga mengukur
besaran perbedaan preferensi antarindividu.
Skala Rasio: Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubahubah pada skala interval, yaitu skala rasio memiliki titik nol
absolute yang merupakan titik pengukuran.
A.
BAB 9: PENGUKURAN
:PENSKALAAN,KEANDALAN,VALIDITAS
SKALA PERINGKAT
B. Skala Ranking
Digunakan untuk mengungkapkan preferensi antara dua atau lebih objek
atau item(bersifat ordinal). Tapi ranking semacam itu, tidak member
petunjuk yang pasti mengenai jawaban yang dicari. Metode alterative yang
bisa digunakan adalah perbandingan berpasangan, pilihan yang diharuskan,
dan skala komparatif.
Perbandingan berpasangan: Digunakan ketika di antara sejumlah kecil
objek, responden, diminta untuk memilih antara dua objek pada satu waktu.
Hal itu membantu untuk menilai preferensi. Perbandingan berpasangan
merupakan metode yang baik digunakan jika jumlah stimulus yang
diberikan sedikit.
Pilihan yang diharuskan: Memungkinkan responden untuk meranking
objek secara relative satu sama lain diantara alternative yang disediakan.
C. Ketepatan Pengukuran
Penting untuk diketahui bahwa instrument yang kita buat untuk mengukur
konsep tertentu benar-benar secara akurat mengukur variable, dan bahwa
kenyataannya, kita benar-benar mengukur konsep yang ingin kita ukur.
Penggunaan instrument yang yang lebih baik akan memastikan akurasi
yang lebih tinggi dalam hasil, dengan cara tertentu kita perlu mengukur
atau menilai ketepatan dari ukuran yang dibuat.
Analisis Item: dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrument
memang sudah seharusnya berada dalam instrument atau tidak. Tipe item
diuji kemampuannya untuk membedakan anatara subjek yang total skornya
tinggi dan yang rendah. Dalam analisis item, mean diuji untuk mennetukan
perbedaan signifikan melalui nilai-t.
D.Keandalan
Meruapkan suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias(bebas kesalahan).
Stabilitas Pengukuran: Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama
sepanjang waktu, meskipun terdapat kondisi pengujian yang tidak dapat
dikontrol. Dua uji stabilitas adalah keandalan tes ulang dan keandalan
bentuk parallel.
Keandalan Tes ulang: Koefisien yang diperoleh dengan
pengulangan ukuran yang sama pada kesempatan kedua disebut
keandalan tes ulang. Yaitu jika sebuah kuisioner mengandung
sejumlah item yang diandaikan mengukur suatu konsep diberikan
kepada sekumpulan responden saat ini, dan lagi kepada
responden yang sama, setelah beberapa minggu berlalu apakah
skor yang diperoleh dua waktu yang berbeda memiliki korelasi.
Keandalan bentuk Paralel: Bila respon terhadap dua tes
serupa yang mengungkapkan ide yang sama menunjukkan
korelasi tinggi, maka kita memperoleh keandalan bentuk parallel
Konsistensi Internal Ukuran: Merupakan indikasi homogenitas item dalam
ukuran yang mengungkap ide. Konsistensi dapat diuji melalui keandalan
antar-item dan diuji keandalan belah dua.
Keandalan
konsistensi
antar-item:
Merupakan
pengujian
konsistemsi jawaban responden atas semua item yang diukur. Sampai
tingkat mana item-item merupakan ukuran bebas dari konsep yang
sama, mereka akan berkorelasi satu sama lain.
Keandalan belah-dua: Mencerminkan korelasi antara dua bagian
instrument. Estimasi akan berbeda-beda tergantung pada bagaimana
item dalam pengukuran dibelah ke dalam dua bagian. Keandalan belah
dua bisa lebih tinggi daripada Cornbac hanya dalam keadaan di mana
terdapat lebih adri satu dimensi respon yang mendasar yang diungkap
oleh pengukur.
E. Validitas
Validitas dalam hal ini adalah validitas dari instrument pengukuran. Ada
beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan
ukuran dan penulis menggunakan istilah yang berbeda untuk
menunjukkannya. Uji validitas ini dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu
1) Validitas Isi
Memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yang
memadai dan mewakili yang mengungkap konesp. Validitas isi
merupakan fungsi seberapa baik dimensi dan elemen sebuah konsep
yang telah digambarkan. Validitas isi menunjukkan bahwa item-item
yang dimaksudkkan untuk mengukur sebuah konsep, memberikan
kesan mampu mengungkap konsep yang hendak diukur. Beberapa
peneliti tidak merasa tidak tepat waktu memberlakukan validitas
muka sebagai kompenen yang valid dari validitas isi.
2) Validitas Berdasar kriteria
Validitas berdasar kriteria terpenuhi jika pengukuran membedakan
individu menurut suatu kriteria yang diharapkan diprediksi. Hal
tersebut bisa dilakukan dengan menghasilkan validitas konkuren atau
validitas prediktif. Validitas konkuren dihasilkan jika skala
membedakan individu yang diketahui berbeda, yaitu, mereka harus
menghasilkan skor yang berbeda pada instrument. Validitas prediktif
menunjukkan
kemampuan
instrument
pengukuran
untuk
membedakan orang dengan referensi pada suatu kriteria di masa
depan.
3) Validitas Konsep
Menunjukkan seberap baik hasil yang diperoleh dari penggunaan
ukuran yang cocok dengan teori yang mendasari desain tes. Hal ini
dapat diukur dengan validitas konvergen dan validitas diskriminan.
Validitas konvergen terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua
instrument berbeda yang mengukur konsep yang sama menunjukkan
korelasi tinggi. Validitas diskriminan terpenuhi jika, berdasarkan teori,
dua variable diprediksi tidak berkorelasi, dan skor yang diperoleh
dengan mengukurnya benar-benar secara empiris membuktikan hal
tersebut.