Anda di halaman 1dari 2

Hidup itu seperti roda berputar. Kadang di atas kemudian ke bawah. Begitu sebaliknya.

Banyak contoh
kasus yang bisa kita jadikan ibrah dari adagium tersebut. Diantaranya kejadian yang menimpa Ahmad Dhani,
setelah sang putra bungsu terlibat kecelakaan mobil yang mengakibatkan lebih dari 5 orang meninggal dunia, dia
harus menanggung pendidikan anak-anak yang ayahnya menjadi korban kecelakaan tersebut bukan hanya
sampai lulus strata satu tapi sampai pada tingkat jenjang yang paling tinggi. Jika sebelumnya harta baca uang
yang dimiliki Ahmad Dhani hanya digunakan mencukupi kebutuhan hidupnya saja, maka sekarang sampai
beberapa tahun yang akan datang, dia baca Ahmad Dhani- harus menanggung pendidikan orang lain, belum
lagi harus menanggung biaya rumah sakit dan pengobatan korban kecelakaan yang mengalami luka.
Bukan itu saja, tentunya masih segar dalam ingatan kita bagaimana seorang professor dari salah satu
perguruan tinggi ternama di Indonesia tiba-tiba menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Bahkan banyak
juga anggota dewan kita yang terhormat harus duduk dengan lulai dengan perasaan galau ketika harus duduk di
kursi pesakitan dan berbalut baju tahanan karena telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Hukum tidak bisa di
tawar ketika seseorang ditetapkan sebagai tersangka korupsi, maka sejak saat itulah orang tersebut akan
memulai menjadi pesakitan. Padahal sebelumnya hidup serba ada. Bahkan, mungkin terbilang orang terkaya dan
memiliki kuasa.
Banyak peristiwa yang berserakan di muka bumi, yang kadang sulit untuk dimengerti jalan akhirnya. Orangorang yang berjabatan tinggi atau berada dalam lingkaran kuasa merasa segalanya serba mudah. Hidup yang
semula biasa dan bersahaja berubah total menjadi serba megah dan digdaya. Mau apa pun serba terpenuhi,
malah berlimpah ruah. Karena asyik-maksyuk dalam serba kemudahan banyak yang lupa diri, kemudian terlibat
korupsi. Ada yang berujung di terali besi, tidak sedikit pula yang bebas tetapi selalu dihujat masyarkat.
Padahal kalau mau hidup normal, barangkali sudah lebih dari cukup dan berkah. Baik kecil, sedang
maupun berlebih manakal disyukuri dan diikhtiarkan secara halal, maka hasilnya jauh lebih memberi makna dan
manfaat. Sebaliknya, sekali tergoda ingin melipatgandakan harta dengan cara yang abnormal maka mudharat
yang akan direngkuh. Seperti yang telah Allah firmankan dalam al-Qurn surat ibrahim ayat 7 : " Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Manusia memang berencana, tetapi di ujung sana terbentang takdir atau nasib yang digariskan Allah
secara niscaya. Karena hidup manusia itu memang hanya berikhtiar. Selebihnya menjadi urusan Allah karena kita
tidak tahu persis apa yang akan terjadi esok. Allah telah mengingatkan kita dalam al-Qurn: Sesungguhnya Allah,
hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman: 34).
Siapa yang tahu pasti tentang apa yang terjadi hari esok? Meski ayat tersebut membicarakan tentang Hari
Kiamat dan kematian, tetapi ada makna tersirat dalam ayat tersebut yaitu ada batas pengetahuan dan ikhtiar
manusia. Manusia yang beriman harus mengetahui keterbatasan dirinya dan berlindung pada kekuasaan Allah.
Jangan merasa dirinya digdaya. Di lain ayat Allah telah berfirman: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. Maka Maha suci (Allah) yang di
tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Yasiin: 82-83).

Semampang Allah masih memberikan kita kesempatan, maka manfaatkanlah hidup ini dengan sebaikbaiknya yang tentunya disertai dengan kewaspadaan yang tinggi. Karena waktu sering berlalu begitu saja tanpa
makna yang hakiki dan penuh arti. Boleh jadi kita terkecoh dengan waktu. Ikhtiar harus terus dilakukan dengan
optimal dalam meraih tujuan, tetapi harus tahu titik batasnya. Apa yang ingin diraih pun tidak semata-mata bersifat
duniawi, namun juga ukhrawi baca akhirat -. Seoptimal apapun usaha, sertailah dengan doa dan tawwakal agar
selalu berkah dan tumakninah. Ketika ada peluang yang secara lahiriah mengutungkan perhitungkanlah dengan
bijak dan seksama, siapa tahu di ujungnya ada masalah. Sebab, kita tidak tahu pasti apa yang terjadi di kemudian
hari. Perputaran nasib manusia memiliki jalannya sendiri sesuai iradah dan qadrah Allah.
Hidup ini sungguh berjalan begitu cepat. Detik, menit, jam, minggu, bulan dan tahun tidak terasa lewat
dalam lintasan hidup ini laksana kendaraan supercepat. Hidup ke depan seakan masih panjang. Padahal kita
tidak tahu persis sampai batas usia berapa Allah memberi anugerah hidup. Siapapun tak pernah ada yang tahu,
kecuali segenggam asa dan doa agar dipanjangkan usia dan banyak amal shalih.
Wallahu alam bish-shawab.

Anda mungkin juga menyukai