Nama
NIM
KELAS
: I komang Dharmendra
: 1491761015
: TE9101
Soal:
1. Apakah perguruan tinggi memerlukan disaster recovery plan ?. Jelaskan dengan
singkat
2. Bagaimana, kapan, dimana seorang auditor IT memerlukan atau menggunakan
teknik computer forensic?
3. Jelaskan dan berikan beberapa contoh untuk pernyataan bahwa computer forensic
investigator dan network forensic investigator memiliki level skill yang sama.
Pernyataan bahwa: Aturan atau policy yang tepat digunakan untuk network
security adalah Reverse hacking
4. Untuk pernyataan diatas, jelaskan apa yang dimaksud dengan Reverse hacking.
5. Untuk pernyataan diatas, jelaskan apakah anda setuju/ tidak setuju.
Jawaban :
1. Bagi sebuah perguruan tinggi disaster recovery plan sangat penting, karena jika
terjadi bencana pada sebuah perguruan tinggi dapat membantu meminimalisir
resiko dan kerugian yang dialami, serta perguruan tinggi tersebut tidak harus
melakukan penghentian
Contoh: pada sebuah perguruan tinggi terjadi kegagalan system akademik, dengan
disaster recovery plan yang telah disusun sebelumnya, perguruan tinggi tersebut
bisa melakukan revovery terhadap system akademik yang mengalami kegagalan
tersebut menggunakan backup system yang telah dibuat secara berkala
berdasarkan disaster recovery plan yang telah disusun sebelumnya. Sehingga
forensic
infestigator
memerlukan
keahlian
computer
forensic
5. Saya setuju dengan pernyataan yang menyatakan Aturan atau policy yang tepat
digunakan untuk network security adalah Reverse hacking, karena dengan
menggunakan Reverse hacking pada sebuah transmisi paket pada sebuah jaringan
dapat ditemukan informasi mengenai jenis paket yang dikirim atau diterima,
protocol atau port yang digunakan untuk komunikasi,
digunakan oleh penyerang ataupun ip yang dijadikan target.