Anda di halaman 1dari 9

Yusnanda Agus Nusirwan

301065
TUGAS MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

Pendahuluan
Pertambahan penduduk dunia yang cepat dan kemajuan teknologi mendorong
meningkatnya konsumsi energi di dunia. Konsumsi dan produksi ini meningkat untuk semua
jenis bahan bakar kecuali energy nuklir. Untuk setiap bahan bakar fossil, konsumsi global
meningkat lebih cepat dibandingkan produksinya. Dari data yang ada, disebutkan bahwa
peningkatan emisi CO2 akibat penggunaan bahan bakar semakin meningkat di tahun 2013.
Apabila kita cermati, ternyata konsumsi energi di negara-negara maju lebih besar bila
dibandingkan dengan konsumsi energi di negara berkembang. Sebuah laporan yang
diterbitkan oleh perusahaan minyak BP pada tahun 2014 tentang konsumsi energi di seluruh
dunia menyebutkan bahwa peningkatan konsumsi energi primer antara tahun 2012 dan 2013
saja mencapai 2,3%. Peningkatan pada tahun 2013 itu sendiri adalah pada sektor minyak,
batubara dan tenaga nuklir. Namun pertambahan global ini masih berada di bawah rata-rata
kenaikan per 10 tahun yang sebesar 2,5%. Semua bahan bakar kecuali minyak, tenaga nuklir
dan energy terbarukan masih berada di bawah nilai rata-rata. Laporan yang disebut sebagai
Review of World Energy 2014 itu menyeebutkan bahwa total konsumsi minyak di seluruh
dunia hingga tahun 2013 telah meningkat hingga 1,4 juta barrels minyak per hari. Jumlah ini
tidak sepadan dengan produksi minyak per hari yang sebesar 550 ribu barrel.
Sebagai sebuah gambaran, tampak pada gambar 1.1 tentang perbandingan jumlah
cadangan energi yang ada dengan produksi (Reserves to Production R/P ratios) salah satu
sumber energy yang ada yaitu minyak.

Yusnanda Agus Nusirwan


301065
TUGAS MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

Gambar 1.1 Reserves-to-production (R/P) ratios pada sektor minyak di seluruh dunia
Tampak pada gambar bahwa pada tahun 2013, rasio R/P tertinggi ada pada negara-negara di
daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Sedangkan nilai R/P terendah ada pada negaranegara Asia-Pasifik. Untuk selanjutnya, akan dibahas tentang salah satu penggunaan energy
pada industri kimia.

Penggunaan Energi pada Industri Kimia


Industri proses kimia adalah industri yang mengolah bahan baku/bahan mentah
menjadi suatu hasil/produk dengan memanfaatkan proses-proses kimia. Proses-proses kimia
yang dilakukan dalam industri proses kimia adalah reaksi kimia dan peristiwa kimia fisik.
Definisi lain dari industri proses kimia adalah suatu kesatuan aktivitas manusia yang dimulai
dari pengolahan sumber daya alam, lalu mengubahnya ke dalam berbagai bahan, baik yang

Yusnanda Agus Nusirwan


301065
TUGAS MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

berupa bahan konsumsi maupun obyek untuk diolah kembali, dan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan umat manusia (Arhidayat, 2008)
Peristiwa kimia fisik antara lain :

Pencampuran molekuler bahan-bahan dengan rumus dan struktur molekul yang


berlainan.

Pengubahan fase, antara lain : penguapan, pengembunan, pengkristalan

Pemisahan campuran menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih murni

Yang termasuk ke dalam industri proses kimia adalah :


a

Industri kimia dasar yaitu industri proses kimia yang menghasilkan produk zat kimia
dasar, seperti asam sulfat (H2SO4), amoniak (NH3), etanol/alkohol, asam sulfat, asam
cuka, soda kue, soda api/NaOH, dan produk kimia dasar lainnya.

Industri pengolahan minyak bumi (petroleum refinery) yang menghasilkan produkproduk bahan bakar minyak (BBM), seperti: bensin, solar, LPG, kerosene, bahan
bakar penerbangan, solar, minyak diesel. Produk-produk selain komponen bahan
bakar minyak (non BBM) juga dihasilkan, seperti: pelumas, lilin (wax), aspal, pelarut
organik dan non organik (solvent) maupun produk petrokimia.

Industri petrokimia yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari
fraksi minyak bumi, seperti: etilen (C2H4) dan propilen (C3H6).

Industri pengolahan logam yaitu industri yang melakukan pengolahan logam.

Industri oleokimia yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari
fraksi minyak atau lemak nabati atau hewani, seperti pabrik CPO (Crude Palm Oil).

Industri agrokimia yaitu industri yang memproduksi aneka pupuk dan bahan kimia
untuk budidaya pertanian, seperti pestisida, urea, ammonium sulfat.

Industri makanan dan minuman, seperti: gula, susu, kopi, mie instan, garam, tepung
tapioka, penguat rasa, sari buah, yoghurt, tahu, kecap, minyak goreng, suplemen, dan
makanan-minuman lainnya.

Industri bahan pewarna dan pencelup yang memproduksi bahan pewarna dan
pencelup baik untuk makanan maupun tekstil

Yusnanda Agus Nusirwan


301065
TUGAS MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

Industri bahan peledak memproduksi bahan peledak yang digunakan untuk


peledakan sumber minyak, tambang batubara.

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas memproduksi bubur kertas dan kertas dari
bahan baku kayu.

Industri semen dan keramik memproduksi semen dan keramik

Industri karet, kulit dan plastik memproduksi karet, kulit dan plastik

m Industri alat-alat rumah tangga seperti gelas, ember/gayung, panci aluminium, teflon,
dan alat rumah tangga lainnya
n

Industri pembersih dan toiletries memproduksi sabun/detergen, pasta gigi, krim


pelembab, kosmetika, sampo, parfum.

Industri kemasan memproduksi botol/gelas air mineral, kantong plastik, kertas-kertas


kemasan, derigen, drum.

Industri alat-alat tulis memproduksi tinta, pulpen, penggaris plastik, lem.

Industri obat-obatan/farmasi memproduksi obat batuk, sakit kepala, saki perut, flu,
suplemen energi, dan obat-obatan lainnya.

Industri perumahan/bangunan memproduksi cat, semen, batubata, paku, besi beton,


pipa PVC.

Industri otomotif

memproduksi oli/pelumas, jok kendaraan, kerangka (body)

kendaraan, ban.
t

Industri sandang memproduksi benang sintesis, polyester, nilon, kancing baju, sol
sepatu, kulit untuk tas dan sepatu.

Industri pertanian dan perternakan memproduksi pupuk, pestisida, hormon tanaman,


pakan ternak, vaksin ternak.

Yusnanda Agus Nusirwan


301065
TUGAS MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

Berikut adalah data statistik terkait penggunaan energi pada industri kimia yang
dilakukan oleh International Council of Chemical Associations di tahun 2013.

Dari data statistic yang ada, terlihat jika penggunaan energi dan losses terbesar ada
pada industri amoniak.
Industri proses kimia juga ada yang namanya dikenal dengan industri manufaktur,
seperti salah satu produk yang sudah disebutkan di atas itu adalah gelas. Pabrik yang
membuat gelas kerjanya cuma mencetak-cetak lelehan kaca menjadi aneka bentuk gelas saja.
Sedangkan industri proses kimia adalah yang memproses bahan-bahan baku (dari alam
maupun buatan pabrik lain) untuk membuat kaca/gelas menjadi bahan baku untuk membuat
gelas siap cetak.

Yusnanda Agus Nusirwan


301065
TUGAS MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

Bahan baku membuat kaca/gelas itu adalah jenis bahan-bahan tambang seperti pasir
kwarsa/silika, dolomit, dan felspar yang ditambahkan dengan beberapa macam bahan baku
pembantu lalu diproses menjadi kaca/gelas (biasanya berupa lembaran atau bijih) melalui
aneka alat-alat proses disebut industri proses kimia. Lembaran-lembaran kaca/gelas itu
dibawa ke pabrik lain untuk dilakukan pelelehan lembaran kaca lalu mencetaknya menjadi
aneka bentuk gelas, kaca rumahan, mangkok, atau wadah-wadah kaca lainnya. Sampai batas
ini, kita bisa menyebut industri tersebut sebagai industri manufaktur. Hal yang sama juga
berlaku pada produk olahan plastik (ember, kantong plastik, kabinet, pulpen, casing hp/alatalat elektronik, penggaris, kancing baju, pipa/selang, botol, derigen), produk olahan logam
(paku beton, besi beton, drum, jarum peniti, uang logam, gunting, bodi kendaraan, panci
aluminium, kaleng, dan lainnya), produk farmasi (aneka jenis obat-obatan berbentuk
tablet/kapsul), serta produk-produk olahan karet dan serat.
Menurut makalah yang dibuat oleh Desai dkk (2006), konsumsi energy pada Chemical
Process Industries (CPI) sangat bergantung pada produk yang dibuat dan proses yang terjadi
di dalamnya. Sebagai contoh, konsumsi energi pada caustic chlorine plant berkisar antara
60% dari biaya manufaktur nya. Sedangkan untuk CPI yang biasanya, rata-rata konsumsi
energy nya berkisar antara 10-12% dari total biaya manufaktur. Dari ilustrasi tersebut, terlihat
bahwa pengurangan penggunaan energy pada CPI akan memberikan pengaruh yang sangat
besar untuk profit dari industry tersebut. Untuk mengoptimalkan penggunaan energy pada
CPI, aspek-aspek yang dapat dipertimbangkan adalah :
1. Penggunaan boiler dan steam
a. Mengoptimalkan excess air
b. Preheat combustion air dengan panas sisa
c. Recycle condensate
2. Pompa
a. Sesuaikan pompa dengan head dan flow yang dibutuhkan
b. Memotong impeller jika pompa over designed
c. Hindari throttling/ bypass
3. Proses
a. Mengurangi cycle time
b. Periksa kemungkinan pengurangan kecepatan produksi

Yusnanda Agus Nusirwan


301065
TUGAS MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

Masih banyak aspek yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan energy
pada CPI. Hal yang disebutkan di atas merupakan beberapa contoh yang ada.

Green Chemical Process


Dalam perkembangannya, berbagai industri kimia yang ada saat ini telah memberikan
berbagai implikasi negatif terhadap lingkungan dan ekologi. Termasuk di dalamnya adalah
munculnya berbagai masalah yang diakibatkan oleh polusi di udara, air dan tanah, hingga
munculnya masalah yang lebih kompleks seperti efek pemanasan global(global warming)
karena penumpukan gas rumah kaca di atmosfir yang berujung pada proses perubahan iklim
(climate change), termasuk munculnya lubang pada lapisan ozon (O 3) di atmosfir, yang
menjadi pelindung bagi kehidupan di bumi dari bahaya radiasi sinar ultra-violet yang datang
dari langit.
Green chemical processes merupakan sebuah terobosan baru yang berupaya untuk
menjawab berbagai tantangan masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh berbagai aktifitas
pada industri kimia, agar keberadaan industri kimia beserta berbagai produknya akan menjadi
lebih bersahabat terhadap lingkungan dan kehidupan. Sustainability dan kelestarian alam
turut menjadi salah satu prioritas dari pengoperasian industri kimia hijau ini. Hal ini akan
menjadi bahan pertimbangan yang utuh dan matang sejak tahap perancangan proses dan
pilihan bahan kimia yang dipakai, perancangan pabrik, hingga proses pengolahan limbah.
Pemilihan bahan baku diupayakan merupakan bahan yang bersifat terbarukan
(renewable) serta dapat didaur ulang (recyclable). Dalam penggunaan energi, diupayakan
meminimalisir energi yang terbuang (heat integration), serta memanfaatkan energi terbarukan
seperti bahan bakar nabati (biofuel), atau energi terbarukan lain seperti energi matahari
misalnya. Bahkan gas buangan seperti gas CO2 pun dapat ditangkap kembali (CO2 capture)
untuk disimpan atau dipergunakan dalam proses yang berbeda.
Berdasarkan pemikiran di atas, pengoperasian industri kimia akan menjadi proses
yang dapat mendukung kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan serta ekologi dalam

Yusnanda Agus Nusirwan


301065
TUGAS MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

jangka panjang. Meskipun demikian,profitability dari industri kimia ini tetap menjadi
prioritas, agar industri kimia hijau tetap menjadi tempat yang menarik bagi para investor.
Industri yang mempergunakan prinsip green process ini misalnya:

Produksi bahan bakar nabati, termasuk bio-ethanol, biodiesel dan biogas sebagai
sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Di masa depan industri biofuel ini
akan memegang peranan penting di negara tropis dan subur seperti Indonesia.

Pembuatan plastik biopolimer yang bersifat biodegradable dengan pemanfaatan


biteknologi.

Desain pabrik yang akan menunjang penghematan energi yang optimal serta
penggunaan energi yang bersifat terbarukan (heat integration).

Pemilihan jalur proses manufaktur industri kimia yang menggunakan pelarut yang
aman serta ramah lingkungan seperti penggunaan air (H 2O) dan CO2 superkritis
sebagai pelarut (solvent) untuk menggantikan pelarut organik.

Pengembangan katalis yang mendukung proses kimia hijau

Penangkapan gas CO2 yang dihasilkan dalam proses produksi agar tidak terlepas ke
lingkungan dan memperburuk efek pemanasan global.

Pengembangan industri yang mempergunakan bahan baku dari material buangan yang
dapat didaur ulang seperti industri kertas/plastik recycle, industri biodiesel dari limbah
minyak goreng.

Industri biofuel generasi ke-2 dan ke-3 dengan bahan baku yang tidak berkompetisi
dengan bahan pangan.

Penggunaan sampah organik untuk sumber energi seperti dalam pengolahan limbah
untuk produksi biogas, hingga yang lebih canggih yaitu untuk microbial fuel cell.

Yusnanda Agus Nusirwan


301065
TUGAS MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

Anda mungkin juga menyukai