elemen-elemen/unsur-unsur pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A maka
secara lengkap sebuah matriks dapat ditulis dengan A = [a ij]
dimana a = elemen matriks
i = nomor baris = 1,2,3, ... , m
j = nomor kolom = 1,2,3, ... , n
Suatu matriks biasanya ditulis dengan : A = atau A = ( ) atau A = || ||
Sehingga elemen-elemen suatu matriks secara rinci dapat ditulis :
a11
a21
A=
am1
a12
a22
am1
a1n
a 2n
amn
Elemen a11, a22 , a33 , ... , ann disebut sebagai elemen-elemen yang terletak
pada diagonal utama dari matriks A (yaitu elemen-elemen matriks dimana nomor
baris dengan nomor kolomnya sama).
Contoh :
1 0 1
5
9 8 2
A = 3 2
4
7 adalah suatu matriks A yang berordo (3x4) karena
6
2 1 , B = 2 1 , C = 2 , D = 1
A=
4 2
4 2
Disini A = B, karena matriks A dan matriks B mempunyai ordo yang sama yaitu
(2x2) dan semua elemen-elemennya juga sama, sedangkan matriks A C dan
matriks B C karena ordonya tidak sama dan matriks C D karena elemenelemennya tidak sama.
1 2
0 2
5 6
4 2
A = 3 4 , B = 3 1
1 2
0 2
1 0 2 2
1 4
5 6
4 2
5 4 6 2
9 8
maka : A + B = 3 4 + 3 1 = 3 3 4 1 = 6 5
1 2
1 2
2.1 2.2
2 4
0 2
5 6
2.5 2.6
10 12
Elemen-elemen dari hasil perkalian yaitu elemen-elemen matriks C (elemen cij) dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut :
cij = ai1 b1j + ai2 b2j + ..... + aiq bqj
q
cij = ai k bk j
k=1
1 2 , B = 2
A=
1 3
(syarat : jumlah kolom matriks A adalah 2 dan jumlah baris matriks B adalah 2,
sedangkan ordo matriks hasil perkalian adalah jumlah baris matriks A kali
jumlah kolom matriks B yaitu ordonya 2x1)
1.(2) 2.4 6
( 1).( 2) 3.4 = 14
1 2 x 2 =
maka : A x B =
1 3
Jika suatu matriks A berordo m x n maka transpose dari matriks A adalah A dimana
matriks AT berordo n x m. Atau transpose matriks A adalah mengubah baris matriks A
menjadi kolom serta mengubah kolom matriks A menjadi baris.
Contoh :
1 2
1 3 5
A = 3 4 maka AT =
2 4 6
5 6
1). (A + B) T = AT + BT
3). (AT) T = A
4). (AB) T = BT AT
dan
3 2
0
5
1 9 2
A = 1 4
0 0
O = 0 0
0 0
3
0
D=
0
0
0 0
1 0
0 2
0 0
0
0
0
4
1 0 0
I3 = 0 1 0
0 0 1
2 0 0
0 2 0
0 0 2
1 0
3
1 1
E = 2
7.
0
0
4
1 2 1
F = 0 3 7
0 0 2
1
0
G= 7
7
8
9.
0
5
4
3
2
7
4
2
5
1
7 8
3 2
5 1
1 1
1 1
yaitu matriks yang transposenya sama dengan negatif dirinya sendiri atau A = -A
, atau
suatu matriks bujursangkar yang elemen-elemen pada diagonal utamanya
bernilai 0 dan elemen-elemen diluar diagonal utamanya mempunyai hubungan
[aij] = -[aji] .
Contoh :
0
1
H = 2
4
5
1 2 4
0 1 3
1 0 1
3 1 0
2 1 4
5
2
1
4
0
maka
-1
2 1 dan B = 3 1
A =
maka :
1 2
1 3
2 1 x 3 1 = 7 5 dan BA = 3 1 x 2 1 = 7 5
AB =
1 2 1 3 5 7
1 3 1 2 5 7
maka AB = BA sehingga matriks A dan matriks B dinamakan matriks yang saling
komutatif.
12. Matriks Idempoten, Periodik dan Nilpoten.
Jika A adalah suatu matriks dan berlaku :
A2 = A maka A dinamakan matriks idempoten.
Ap = A maka A dinamakan matriks periodik dengan periode (p-1)
Ar = 0 maka A dinamakan matriks nilpoten dengan indeks r (dimana r adalah
bilangan bulat positif terkecil yang memenuhi hubungan tersebut).
Contoh :
1 3
2 6 adalah matriks nilpoten dengan indeks = 3.
2 1 3
A= 5
1 3 1 1 3 1 1 3
2 6 x 5 2 6 x 5 2 6
2 1 3 2 1 3 2 1 3
0 0 0 1 1 3 0 0 0
= 3 3 9 x 5 2 6 = 0 0 0 = O
1 1 3 2 1 3 0 0 0
karena : A3 = 5
Menukar letak elemen baris ke-i dengan baris ke-j matriks A ditulis Hij(A)
atau Hij dan menukar letak elemen kolom ke-i dengan kolom ke-j matriks A
ditulis Kij(A) atau Kij .
Contoh :
1 2 3
4 5 6
1 3 2
7 8 9
7 8 9
7 9 8
2.
Mengalikan baris ke-i dengan skalar 0 dari matriks A ditulis Hi()(A) atau
()
Hi dan mengalikan kolom ke-i dengan skalar 0 dari matriks A ditulis
Ki()(A) atau Ki()
Contoh :
1 2 3
2 4 6
1 2 3
7 8 9
7 8 9
7 8 9
3. Menambah baris ke-i dengan kali baris ke-j matriks A ditulis Hij (A) atau
()
Hij() dan menambah kolom ke-i dengan kali kolom ke-j matriks A ditulis
Kij()(A) atau Kij()
Contoh :
1 2 3
3 3 3
1 2 1
7 8 9
7 8 9
(-1)
7 8 1
Catatan :
Kadang-kadang operasi (2) dan (3) dapat dilakukan dalam satu langkah :
menambah 1 kali baris ke-i dengan 2 kali baris ke-j dari matriks A, ditulis :
Hi(1 ) j (2 )(A)
kali kolom ke-j dari matriks A, ditulis : Ki(1 ) j (2 )(A) atau Ki(1 ) j (2 ).
Contoh :
3 1 4
3 1 4
3 0 1
3 0 1
(2 )
Sedangkan : H2
(2)
3
3 8 4
(A) = 2 4 1
3 2 1
Contoh :
Misalkan B =
H31(1)(A)
2 1 0
2 1 0
(1) 1
= 4 11 2 maka A = 4 11 2 = H31
(B)
1 1 1
1 0 1
dari
suatu
matriks
menyatakan
jumlah
maksimum
vektor-vektor
2 3 1
2 3 1
2 1 2 H21(-2)
4 4 3
2 3
2 5
4 4
1
0
3
4 4 3
2 3
(-3)
H31 2 5
2 5
1
0 H32(-1)
0
2 3
2 5
0 0
1
0
0
Karena sudah terdapat baris nol maka proses berhenti dan r(A) = 3 - 1 = 2
Soal-soal Latihan
1.
1 2 3
3 1 5
4 1 1
0 2 2
A = 7 0 1 dan B = 1 0 1
Diketahui :
Tentukan :
(a)
2A - 3B
2. Diketahui :
(b) (3A - B) A
1 2 3
3 1 5
4 1 1
0 2 2
A = 7 0 1 dan B = 1 0 1
Apakah AB komutatif ?
3.
4 3 dan B = 7 7
Diketahui : A =
2 1
3 3
4.
2
Diketahui A =
2
3 1
Tentukanlah :
a). A2 dan A3
b). Kalau f(x) = x3 3x2 2x + 4I2 maka tentukanlah f(A).
5.
a b =
3
c d
6.
a b 1 + 5 b 2
5 d 1 c 4
1 2
2 1
Diketahui : A = dan B =
2 1
1 2
Tentukan :
(a). (AB)
(b). B A
7.
Tunjukkanlah bahwa A = 1 3 5
8.
0 1
adalah matriks periodik, dan berapa
1 0
periodenya !
9.
1 2 0 1
2 yang berturut-turut : H21(-3), H31(2), K21(-2), K41(1), K23, H32(-2), K42(-5),
2 3 2 5
A= 3 4 1
1
1 3 4
103 20 3
2
3
9
1
1
3
4
(a).
(b). 104 21 1 (c).
1
0
6
5
2 6 8
105 22 5
2 5 7 5