k) Diare
l) Kegelisahan
m) Insomnia
n) Keletihan dan kelemahan
o) Pucat dan kemerahan
p) Mulut kering, mual, atau muntah
q) Sakit dan nyeri tubuh (khususnya dada, punggung dan leher)
r) Pusing/ mau pingsan
s) Parestesia
t) Ruam panas atau dingin
u) Anoreksia
2) Emosional
Individu menyatakan bahwa dia :
a) Ketakutan
b) Ketidakberdayaan
c) Gugup
d) Kurang percaya diri
e) Kehilangan kontrol
f) Ketegangan dan merasa dikunci
g) Tidak dapat rileks
h) Antisipasi kegagalan
Individu memperlihatkan :
a) Peka rangsang/ tidak sabar
b) Marah berlebihan
c) Menangis
d) Cennderung menyalahkan orang lain
e) Kontak mata buruk
f) Kritisme pada diri sendiri
g) Menarik diri
h) Kurang inisiatif
i) Mencela diri
j) Reaksi kaku
3) Kognitif
a) Tidak dapat berkonsentrai (ketidakmampuan untuk mengingat)
b) Kurang kesadaran tentang sekitar
c) Mudah lupa
d) Rumination
e) Orientasi pada masa lalu dari pada masa kini dan masa depan
f) Blok pikiran (tidak dapat mengingat)
g) Terlalu perhatian
h) Preokupasi
i) Penurunan kemampuan belajar
j) Konfusi
2. Berduka
a. Data Mayor
Individu melaporkan kehilangan aktual atau yang dirasakan
(orang, objek, fungsi, status, hubungan antar manusia).
b. Data Minor
a) Menyangkal
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
Rasa bersalah
Kemarahan
Keputusasaan
Perasaan tidak berharga
Pikiran bunuh diri
Menangis
Perilaku ingin tahu/ menyelidik
Delusi
Fobia
Anergia
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
Halusinasi lihat, dengar, dan taktil tentang benda atau
orang
n) Perasaan merana
3. Perubahan Proses Keluarga
a. Data Mayor
Sistem keluarga tidak dapat atau tidak :
a) Mengadaptasi krisis secara konstruktif
b) Berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota
keluarga
b. Data Minor
Sistem keluarga tidak dapat atau tidak :
a) Memenuhi kebutuhan fisik seluruh anggota keluarga
b) Memenuhi kebutuhan emosi seluruh anggota keluarga
c) Memenuhi kebutuhan spiritual seluruh anggota keluarga
d) Mengekspresikan atau menerima perasaannya dengan
terbuka
e) Mencari dan menerima bantuan dengan cepat
4. Distress Spiritual
a. Data Mayor
Mengalami suatu gangguan dalam sistem keyakinan
b. Data Minor
a) Mempertanyakan makna kehidupan, kematian,
dan
penderitaan
b) Mempertanyakan kredibelitas sistem keyakinan
c) Mendemonstrasikan keputusan atau ketidakberanian
d) Memilih untuk tidak melakukan ritual keagamaan yang
biasa dilakukan
e) Mempunyai perasaan
ambivalen
(ragu)
mengenai
keyakinan
f) Mengekspresikan bahwa dia tidak mempunyai alasan untuk
hidup
g) Merasakan kekosongan spiritual
h) Menunjukkan pelepasan emosi dari diri sendiri dan orang
lain
i) Mengekspresikan perhatian-marah, dendam ketakutanmelebihi arti kehidupan, penderitaan, kematian
a.Peningkatan
frekuensi
jantung , nadi,
napas
a.Merasa
kehilangan
b.Pikiran buduh
diri
b.Gelisah ,
gemetar
c.Menyangkal
c.Ketakutan,gug
up,Ansiet
kurang
percaya
diri
as
d.Rasa bersalah
Berduk
e.Kurang
a
konsentrasi
d.Marah
c. Tidak memenuhi
Perubahan
kebutuhan fisik,
E. Penatalaksanaan Medis
proses
emosi
1.
Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling pada spiritual,
Pasien
Terminal
keluarga
a.Mengalami
suatu gangguan
dalam sistem
keyakinan
b.Mempertanyak
an makna hidup,
kematian dan
penderitaan
c.mendemonstra
sikanDisstres
ketidakberdayaa
spiritua
n danl ketidak
branian
Tempat perawatan yang tepat untuk pasien terminal adalah perawatan intensif,
pilihan lain adalah perawatan hospice yang memungkinkan perawatan komprehensif
di rumah. Perawat harus memberikan informasi tentang pilihan ini kepada keluarga
danklien. Sebagian besar klien terminal ingin mandiri dalam melakukan aktivitasnya.
Mengizinkan pasien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi, makan,
membaca, akan meningkatkan martabat klien. Perawat tidak boleh memaksakan
partisipasi klien terutama jika ketidakmampuan secara fisik membuat partisipasi
tersebut menjadi sulit. Perawat bisa memberikan dorongan kepada keluarga untuk
membiarkan klien membuat keputusan.
3) Pencegahan Kesepian dan Isolasi
Untuk
mencegah
kesepian
dan
penyimpangan
sensori,
perawat
dan
keluarga
memberikan
ketenangan
spiritual
dengan
Dalam pelayanan rujukan, rujukan pasien harus dibuat oleh penanggung jawab
perawatan. Diluar negeri Registered nurses (RN), mempunyai kewenangan untuk
merujuk pasien ke system pelayanan yang lebih tinggi lagi. Dalam perawatan pasien di
rumah, system rujukan bisa dibuat, dimana perawatan klien oleh perawat home care
dibawah yurisdiksi Registered nurses (RN). RN membuat delegasi tugas-tugas perawatan
yang harus dilaksanakan oleh perawat pelaksana yang telah mempunyai izin (lisenced)
dari lembaga berwenang. Prinsip delegasiatau rujukan:
1) Perawat pelaksana secara hukum bertanggung jawab langsung untuk merawat
klien.
2) Perawat pelaksana bertanggung jawab untuk merujuk pasien, mengevaluasi
asuhan yang diberikan, bimbingan dan konseling pasien terminal.
3) Pemberian terapi intravena tergantung peraturan pemerintah setempat, ada yang
memberi kewenangan untuk melakukan terapi intravena oleh pelaksana perawat,
ada juga yang tidak.
4) Lembaga berwenang (Rumah sakit, binas kesehatan) memberi kan izin pada
perawat pelaksana untuk merawat dan membuat rujukan berdasarkan standar
asuhan keperawatan.
c. Langkah Perawatan Lanjut di Rumah
Perawatan lanjut di rumah ditujukan untuk memberikan perawatan fisik berupa
perawatan kebersihan diri, perawatan kulit, ambulasi, laithan dan mobilisasi, berpakaian,
kemampuan eliminasi dan lainnya. Perawatan harus memberikan kebersihan, keamanan,
kenyamanan dan lingkungan yang tenang. Inti perawatan harus bisa memberikan
kenyamanan bagi klien, peningkatan kemandirian, Pencegahan Kesepian dan Isolasi,
peningkatan ketenagan spiritual.
G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada klien dengan penyakit terminal , menggunakan pendekatan holistick
yaitu suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap klien bukan hanya terhadap penyakit dan
aspek pengobatan saja tetapi juga aspej psikososial lainnya . Salah satu metode untuk
membantu perawat dalam mengkaji psikososial pada klien terminal yaitu dengan metode:
PERSON , P ( Personal Strangh ) , yaitu kekuatan seseorang dilanjutkan dengan gaya
hidup, kegiatan atau pekerjaan . E ( Emotional Reaction ) yaitu raksi emosional yang
ditunjukan dengan klien. R ( Respon to Stress ) yaitu respon klien terhadap situasi saat ini
atau di masa lalu. S ( Support Sistem yaitu keluarga atau orang lain yang berarti. O
( Optimum Health Goal ) yaitu alas an untuk menjadi lebih baik , N ( Nexsus ).
Pengkajian yang perlu diperhatikan dengan klien penyakit terminal menggunakan
pendekatan :
a. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi respon psikologis pasien pada penyakit terminal , sistem
pendekatan bagi klien . Ras Kerud telah mengklasifikasikan pengkajian yang
dilakukan yaitu :
1. Riwayat psikososial
2. Banyaknya distress yang dialami dan respon terhadap krisis
3. Kemampuan koping
4. Tingkat perkembangananya reaksi sedih dan kehilangan
b. Faktor sosio kultur
Klien mengekspresikan sesuai tahap perkembangan , pola kultur terhadap kesehatan ,
penyakit dan kematian yang dikomunikasikan baik secara verbal maupun non verbal
c. Faktor presipitasi
1. Prognosa akhir penyakit yang menyebabkan kematian
2. Faktor transisi dari arti kehidupan menuju kematian
3. Support dari keluarga dan orang terdekat
4. Hilangnya harga diri karena kebutuhan tidak terpenuhi sehingga klien menarik
diri , cepat tersinggung dan tidak ada semangat hidup
d. Faktor perilaku
1. Respon terhadap klien
2. Respon terhadap diagnose
3. Isolasi sosial
e. Mekanisme koping
1. Denial
Adalah mekanisme koping yang berhubungan dengan penyakit fisik yang
berfungsi sebagai pelindung klien untuk memahami penyakit secara bertahap.
a. Tahap awal ( Intial Stage )
Tahap menghadapi ancaman terhadap kehilangan saya harus
meninggal karena penyakit ini
b. Tahap kronik ( Kronik stage )
Pertujuan dengan proses penyakit , terjadi secara mendadak dan
timbul secara bertahap
c. Tahap akhir ( Finansial Stage )
Menerima kehilangan, kedamaian dalam kematian sesuai kepercayaan
2. Regresi
Mekanisme klien untuk menerima ketergantungan fungsi perannya
3. Kompensasi
Suara tindakan dimana klien tidak mampun mengatasi keterbatasan karena
penyakit yang dialami
4. Belum menyadari ( closed awereness )
5. Berpura pura ( mutual prelensa )
6. Menyadari ( open awereness )
H. Diagnosa Keperawatan
1 Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan
kondisi yang tidak dapat diperkirakan, takut akan kematian dan efek negative pada gaya
2
hidupnya.
Berduka yang berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.
Perubahan
proses
keluarga
yang
berhubungan
dengan
gangguan
kehidupan
keluarga,takut akan hasil (kematian) dengan lingkungnnya penuh dengan stres (tempat
4
perawatan)
Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi
I.
ancaman kematian
Intervensi Keperawatan
Hari/
tgl/jam
1.
Diagnosa
Tujuan dan
Kriteria hasil
Ansietas
atau Setelah
ketakutan
yang diberikan
Intervensi
a. Berikan
Rasional
teknik a. Meredakan
menenangkan
berhubungan
asuhan
dengan
mengalami
dukungan emosi.
selama
2x24
distres akut
c. Anjurkan
jam, klien tidak
b. Memberikan
keluarga untuk
menunjukan
penenangan,
selalu
ansietas
atau
penerimaan, dan
mendampingi
ketakutan
bantuan/
pasien.
dengan kriteria d. Bantu
klien
dukungan
situasi keperawatan
yang
tidak
yang
tidak
dapat
diperkirakan,
takut
akan
diri.
b. Berikan
kecemasan pada
pasien yang
untuk
selama masa
negative
mengurangi
stres
ansietasnya :
1. Berikan
c. Untuk
pada
gaya hidupnya.
1. Mengungkapk
an
ketakutannya
yang
berhubungan
kepastian dan
kenyamanan.
2. Tunjukkan
perasaan
dengan
gangguan.
2. Menceritakan
tentang
efek
tentang
pemahman
dan empati,
gangguan
jangan
pada
menghindari
normal,
fungsi
pertanyaan.
meningkatkan
keamanan dan
mengurangi
rasa takut pada
pasien.
d. Meningkatkan
kenyamananpas
ien sehingga
tidak
memperburukke
tanggungjawa
3. Dorong klien
sehatan pasien.
b, peran dan
untuk
e. Memberikan
gaya hidup
mengungkapk
kekuatan secara
an setiap
efektif.
ketakutan
f. Memperbaiki
permasalahan
konsep yang
yang
tidak benar
berhubungan
yang dimiliki
dengan
oleh keluarga
pengobatanny
a.
4. Identifikasi
dan dukung
mekanisme
koping
efektif.
e. Kaji
tingkat
ansietas klien :
rencanakan
pernyuluhan bila
tingkatnya
rendah
atau
sedang
f. Dorong keluarga
dan teman untuk
mengungkapkan
ketakutanketakutan
mereka
2.
Berduka
yang Setelah
berhubungan
dengan
terminal
kematian
dihadapi,
a. Berikan
diberikan
kesempatan
dan
keluarga
keluarga untuk
menerima
2x24
mengungkapkan
mengatasi
klien
perasaan,
situasi
dan
ketakutan/kekha
respon
mereka
penyakit asuhan
dan keperawatan
yang selama
jam,
a. Membantu klien
anggota
dan
watiran,
didiskusikan
diri
lain
dari
berduka
terhdap situasi
kehilangan
secara terbuka , b. Stategi
dan gali makna
fositif
pribadi
membantu
dari
kehilangan.
b. Berikan
penerimaan dan
pemecahan
dorongan
penggunaan
strategi koping
kan perasaan
positif
yang
yang
terbukti
yang
berkaitan
memberikan
kehilangan
keberhasilan
dan
perubahan
3. Menyatakan
kematian akan
koping
c. Meningkatkan
penerimaan diri
dan penerimaan
kematian
yang
terjadi
pada masa lalu d. Proses
masalah.
c. Berikan
berkabung
adaptif
dorongan pada
terjadi
Anggota
klien
untuk
keluarga akan
mengekpresikan
dapat
tidak
dimulai
sampai
kematian
yang
akan terjadi di
melakukan:
positif.
terima
a. Mempertahan d. Bantu
klien
e. Meningkatkan
kan hubungan
mengatakan dan
kenyamanan
erat
yang
menerima
pasien
efektif, yang
kematian yang
dibuktikan
akan
terjadi,
dengan
cara
sbb:
1. Menghabisk
jawab
semua
pertanyaan
dengan jujur.
waktu e. Tingkatkan
bersama
harapan dengan
klien
perawatan
2. Memperthan
penuh
kan
kasih
perhatian,
sayang
,
an
komunikasi
menghilangkan
terbuka
ketidak
dengan klien
3. Berpartisipa
nyamanan dan
dukungan
si dalam
3.
perawatan
Perubahan proses Setelah
keluarga
yang diberikan
a. Luangkan
a. Membantu
waktu bersama
mengurangi
keluarga atau
kecemasan dan
orang terdekat
meningkatkan
kehidupan
selama
klien dan
keluarga,takut
jam, diharapkan
berhubungan
akan
asuhan
hasil klien
2x24
tidak
(kematian)
menunjukan
dengan
adanya
lingkungnnya
perubahan pada
penuh
stres
perawatan)
hasil :
Anggota kelurga
atau
kerabat
terdekat akan :
1. Mengungkapk
an
akan
kekhawatiran
tunjukkan
pengertian yang
empati
b. Izinkan
untuk
mengidentifikas
i ketakutan dan
kekhawatiran
atau orang
kemudian
terdekat untuk
merencanakan
mengekspresika
intervensi untuk
n perasaan,
ketakutan dan
kekawatiran.
c. Jelaskan
lingkungan dan
peralatan ICU
d. Jelaskan
tindakan
prognosis
keperawatan
klien.
2. Mengungkapk
dan kemajuan
postoperasi
an
yang dipikirkan
kekhawatiran
dan berikan
nya mengenai
informasi
lingkungan
spesifik tentang
perawatan.
3. Melaporkan
perawat
keluarga klien
nya mengenai
tempat
pembelajaran.
b. Memungkinkan
kemajuan klien
e. Anjurkan untuk
sering
mengatasinya.
c. Membantu
mengurangi
ansietas
d. Memberikan
informasi sesuai
fakta
e. Kunjungan dan
partisipasi yang
sering
dapat
meningakatkan
interaksi
keluarga
berkelanjutan.
f. Membantu
mempertahanka
n
fungsi
fungsi
berkunjung dan
keluarga yang
berpartisipasi
adekuat dan
dalam tindakan
kontinou
keluarga.
perawatan
f. Konsul dengan
selama
perawatan
atau berikan
rujukan
klien.
kesumber
komunitas dan
4.
Resiko
terhadap Setelah
distres
spiritual diberikan
sumber lainnya
a. Gali
apakah a. Memberikan
klien
yang
asuhan
menginginkan
yang dapat
berhubungan
keperawatan
untuk
menjadi sumber
dengan
selama
melaksanakan
kenyamanan
praktek
dan kekuatan
perpisahan
2x24
system
mengalami
pendukung
risiko
keagamaan,
spiritual dengan
atau
ritual
stres
yang
sikap tak
kurang
diinginkan bila
menilai, dapat
atau
ketidak
ada
membantu
mampuan
dalam
menghadapi
ancaman
kematian
diri
- Klien akan
mempertahan
kan praktik
spritualnuya
yang akan
yang
memberi
mengurangi
kesempatan
kesulitan klien
pada
dalam
untuk
klien
mengekspresika
melakukannya.
n keyakinan dan
mempengaruh b. Ekspesikan
prakteknya.
i penerimaan
pengertian dan
c. Privasi dan
terhadap
penerimaan
ketenangan
ancaman
anda
tentang
memberikan
kematian.
pentingnya
lingkungan
keyakinan dan
yang
praktik religius
memudahkan
atau
spiritual
refresi dan
klien
c. Berikan privasi
perenungan
ritual
memenuhi
spiritual sesuai
kebutuhan
kebutuhan klien
spritualnya
dapat
dilaksanakan.
e. Membantu klien
d. Bila
anda
mempertahanka
menginginkan
n ikatan
tawarkan untuk
spiritual dan
berdoa bersama
mempraktikkan
klien
lainnya
ritual yang
atau membaca
penting
buku
keagamaan
e. Tawarkan untuk
menghubungka
n
pemimpin
religius
atau
rohaniawan
rumah
sakit
untuk mengatur
kunjungan.
J. Referensi
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2013.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta:EGC
Nanda.2012-2014.Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta:
EGC
Potter &Perry.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 .Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Wilkinson,Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan,Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta: EGC
Mengetahui
Pembimbing Ruangan
Mahasiswa
NIP. 19800701200922006
NIM.P07120013017
Mengetahui
Pembimbing Akademik
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL
OLEH
NI PUTU ARIESTA EVA RESPATI
P07120013017