Anda di halaman 1dari 10

Analisis Pajak Kini dan Tangguhan

PT ACE HARDWARE Tahun 2013

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Akuntansi Perpajakan kelas A, S1 Akuntansi 2012, (31 Maret 2015)

Kelompok 15 :
1. Uswatun Hasanah
2. Gita Suksesi
3. Elvin Hanisyah P
4. Septian Adi W

(12030112130279)
(12030112130281)
(12030112130295)
(12030112140055)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
PT ACE HARDWARE Indonesia, Tbk merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang usaha produk elektrik dan elektronik, cat dan alat industri.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ACES meliputi


usaha perdagangan umum termasuk kegiatan ekspor impor serta menjalankan
usaha sebagai agen dan distributor. Saat ini kegiatan usaha ACES terutama adalah
penjualan eceran (ritel) barang-barang untuk kebutuhan rumah tangga dan
lifestyle.
Pada pembahasan kali ini, hal yang akan dibahas adalah bagaimana
menghitung beban pajak kini dan beban (manfaat) pajak tangguhan dari PT Ace
Hardware Indonesia Tbk. Serta bagaimana koreksi fiskal positif dan negatif PT
Ace Hardware Indonesia Tbk.
Definisi
a. Beban Pajak Kini
Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang
bersangkutan,

yaitu laba

yang dihitung sesuai dengan peraturan

perpajakan yang berlaku. Grup melakukan saling hapus atas aset pajak
kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, Grup:
1) Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang diakui; dan
2) Bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto atau merealisasikan
asset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan
b. Beban (Manfaat) Pajak Tangguhan
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat asset dan liabilitas
dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan. Pajak
tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Pajak
tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau
yang telah secara substantif berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan
dan yang

akan digunakan pada saat aset dipulihkan

dilunasi.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi

atau liabilitas

diakui sebagai aset pajak

tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada


masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Koreksi terhadap
liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika
mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah
ditetapkan, atau jika mengajukan banding pada saat keputusan atas
banding tersebut telah ditetapkan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus jika terdapat hak yang
dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak
kini dan liabilitas pajak kini dan aset dan liabilitas pajak tangguhan yang
terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan
yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan
adanya niat untuk menyelesaikan saldo-saldo tersebut secara neto.
Jumlah beserta perhitungan Beban pajak kini dan beban (manfaat) pajak
tangguhan PT Ace Hardware Indonesia Tbk disajikan sebagai berikut.

Beban Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
komersial dengan taksiran laba fiskal adalah sebagai berikut:

Diketahui bahwa taksiran laba kena pajak PT Ace Hardware tahun 2013
adalah sebesar Rp 677.493.250.096. jumlah ini akan dikalikan 20% untuk
mendapatkan jumlah pajak kini tahun 2013. Namun, Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 81 tahun 2007 (PP 81/2007), tanggal 28 Desember 2007, tentang
Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang
Berbentuk Perseroaan Terbuka yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2008 dan
Peraturan Keuangan No.238/PMK.03/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang
Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib
Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroaan Terbuka, perseroan
terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif 5% lebih
rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17
ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria-kriteria
yang ditentukan, yaitu perseroaan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya

tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya 40%
atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling
sedikit oleh 300 pihak, masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang
dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor.
Menurut UU No 36 Tahun 2008, tariff untuk mendapatkan pajak kini
adalah 25% dikalikan dengan laba kena pajak perusahaan. Oleh karena itu PT Ace
Hardware Indonesia Tbk mendapatkan penurunan sebesar 5%. Sehingga tarif
yang digunakan oleh PT Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebesar 20%
dikalikan dengan laba kena pajak. Hal ini dikarenakan jumlah saham PT Ace
Hardware Indonesia Tbk yang dijual di pasar adalah sebesar 40% dari total
saham.

Dan berikut ini merupakan laporan Beban (manfaat) pajak tangguhan :

Pajak tangguhan diperoleh dari penyusutan dan amortisasi, imbalan paska


kerja, pendapatan ditangguhkan dan dijumlah dengan imbalan paska kerja dari
entitas anak perusahaan.

Koreksi Fiskal Positif dan Koreksi Fiskal Negatif


Definisi
a. Koreksi Fiskal Positif
Koreksi Fiskal Positif

adalah

koreksi/penyesuaian

yang

akan

mengakibatkan meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan


membuat

PPh

Badan

Terhutangnya

juga

akan

meningkat.

Koreksi fiskal positif diantaranya:


1. Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan
2. Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang PKP
3. Biaya yang diakui lebih kecil, seperti penyusutan, amortisasi, dan biaya
yang ditangguhkan menurut WP lebih tinggi
4. Biaya yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek
pajak
5. Biaya yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final
b. Koreksi Fiskal Negatif
koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan menurunnya laba kena
pajak

yang

membuat

PPh

badan

terhutangnya

juga

akan

menurrun. Koreksi fiskal negatif diantaranya :


1. Biaya yang diakui lebih besar, seperti penyusutan menurut WP lebih
rendah, selisih amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan pengakuannya
2. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan
objek pajak

3. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh


Final
Perbedaan Koreksi Fiskal
Terdapat perbedaan dalam perlakuan penetapan pendapatan dan biaya menurut
Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000 dengan Standar Akuntansi
Keuangan sebagai akibat dari adanya beda tetap dan beda sementara; perlakuan
akuntansi terhadap perbedaan tersebut perlu dilakukan rekonsiliasi antara laporan
keuangan komersil dengan laporan keuangan fiskal; dan pengaruh perbedaan
tersebut terhadap laporan keuangan yaitu pada besarnya jumlah pajak terutang dan
jumlah laba usaha.
Beda Tetap (Permanent Difference)
Bagi perusahaan:
Semua pemasukan adalah pendapatan yang akan menambah laba kena
pajak , dan semua pengeluaran adalah beban yang akan mengurangi laba kena
pajak.
Bagi Ditjend Pajak:
Tidak semua pemasukan adalah faktor penambah laba kena pajak, ada
beberapa jenis pendapatan yang bukan merupakan faktor penambah laba kena
pajak karena pendapatan tersebut sudah dikenakan pajak bersifat final, dan tidak
semua pengeluaran adalah faktor pengurang laba kena pajak karena ada beberapa
jenis pengeluaran yang sesungguhnya bukan merupakan bagian dari kegiatan
perusahaan (sumbangan, entertain tanpa daftar normatif). Di dalam Akuntansi
Perpajakan perbedaan ini disebut dengan BEDA TETAP (Permanent Difference).
Perincian Beda Tetap Menurut SAK dan Menurut Fiskal
Jenis Perbedaan Menurut SAK Menurut Fiskal
No
Jenis Perbedaan
1
Penghasilan bunga bank
2
Penghasilan dividen

Menurut SAK
Penghasilan di luar usaha
Penghasilan di luar usaha

Menurut Fiskal
Sudah dipotong PPh final
Masuk dalam pengecualian

Biaya

Biaya (tercantum dalam

objek pajak
Tidak mengurangi

sumbangan/hadiah
Keuntungan penyertaan

laba/rugi)
Penghasilan di luar usaha

penghasilan
Tidak menambah

saham di BEI
Penghasilan dari

Penghasilan luar biasa

penghasilan
Tidak menambah

sumbangan/hibah
Tunjangan pegawai

Penghasilan (bagi

penghasilan
Tidak mengurangi

dalam bentuk natura

pegawai) dan Biaya (bagi

penghasilan

Biaya entertainment

pemberi kerja)
Dapat dimasukkan sebagai

Deductible expense, jika ada

biaya

daftar normatifnya, dan

Pengurang penghasilan

sebaliknya
Non deductible expense

Biaya denda dan bunga


pajak

Menurut Pasal 9 ayat (1) UU No. 36 tahun 2008,


Biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible expense)
adalah biaya yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung dengan
usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yangmerupakan objek pajak yang pembebanannya dapat dilakukan dalam tahun
pengeluaran atau selama masa manfaat dari pengeluaran tersebut. Contohnya
antara lain:
a. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
b. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang
dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
c. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
d. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
e. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
f. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah
industri untuk usaha pengolahan limbah industri, yang ketentuan dan syaratsyaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (non
deductible expense) meliputi pengeluaran yang sifatnya pemakaian penghasilan
atau yang jumlahnya melebihi kewajaran, yaitu:
a. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang
polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

b. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang


saham, sekutu, atau anggota, seperti:
perbaikan rumah pribadi,
biaya perjalanan,
biaya premi asuransi yang dibayar oleh perusahaan untuk kepentingan
pribadi para pemegang saham atau keluarganya.
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan
d. premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi,
kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai
penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;
e. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan
dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam
bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;
f. jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham
atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;
g. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m
serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui diIndonesia, yang diterima
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah,yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;
h. Pajak Penghasilan;
i. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib
Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;

j. gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan


komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
k. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana
berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundangundangan di
bidang perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai