Oleh:
Nama
NPM
: E1J012027
Dosen
Co.ass
: Riduan Hutabarat
LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan
sementasi
dan
hipa
yang
dihasilkan
dari
kegiatan
mikroorgnis
cepat
berkurang
kejenuhannya
dan
secara
asimtot
mendekati
keadaan
keseimbangannya, bagianbawah segera mengembangkan kadar air yang tetap stabil dengan
nilai mendekati keadaan jenuh Percobaan ini dilakukan dengan model berupa lempeng
tanah yangseragam, dimana kadar kebasahan digabungkan dengan ketebalan lempeng
dankarena itu, tidak menggambarkan perbedaan kadar kebasahan yang tegak lurusterhadap
bidang miring lereng. Produksi Polisakarida yang bersifat lekat sehingga membantu
agregasitanah
(meningkatkan
porositas
dan
infiltrasi
udara
dan
air,
serta
yang mempunyai struktur tanah yang mantap (kuat), yang berartitidak mudah hancur oleh
pukulan-pukulan air hujan, akan tahan terhadap erosi.Sebaliknya struktur tanah yang tidak
mantap, sangat mudah hancur oleh pukulanair hujan, menjadi butiran-butiran halus
sehingga menutup pori-pori tanah.Akibatnya air infiltrasi terhambat dan aliran permukaan
meningkat yang berartierosi juga akan meningkat. (Hardjowigeno, H. Sarwono. 2000)
Laju Infiltrasi dan Kapasitas Infiltrasi
Laju infiltrasi (infiltration rate) dan kapasitas infiltrasi (infiltrationcapacity) adalah
besaran kuantitas infiltrasi, dimana kapasitas infiltrasi adalah lajuinfiltrasi maksimum
unruk suatu jenis tanali tertentu sementara laju infiltrasiadalah laju infiltrasi yang nyata
pada tanah tersebut. Laju infiltrasi tergantung pada kondisi permukaan dan bawah
permukaan tanah. Faktor terpenting adalahstabilitas pori-pori pada permukaan tanali dan
laju transmisi air lewat tanah.Secara fisik, ada empat faktor yang mempengaruhi laju
infiltrasi dan kapasitasinfiltrasi tanah, (Kanisius Media.Effendi, Hefni. 2003) yaitu:
Jenis tanah
KelembapanTanah
Kepadatan tanah
Tutu
permeabilitas permukaan tanah, kondisi internal seperti ruang pori dankemerekahan koloid
tanah, serta kandungan bahan organik tanah, juga lamanya air hujan atau pemberian air
irigasi. Dalam mengukur laju kecepatan infiltrasi tanah dilapangan dapat dinyatakan
dengan.
Hal tersebut dinyatakan dalam
V= wt
w : Berat air/volume air.
V : Kecepatan air.
t : waktu kecepatan resapan air.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Bahan dan Alat
Infiltrometer
Tangki air/ember
Bantalan kayu
Pukul besi
Gelas ukur
Air
e. Melakukan hal tersebut diatas sampai seluruh waktu yang ada dalam tabel
lembar kerja terisi semua
f. Dari data yang terkumpul dalam tabel, dapat dihitung laju infiltrasi tiap
waktu tertentu. Danb apabila hasilnya digambarkan maka akan terlihat laju
infiltrasi eksponensial.
g. Apabila dikehendaki hitungan yang lebih teliti, waktu yang diperlukan
untuk mengisi kembali silinder mencapai garis batas atas perlu dicatat,
karena kenyataannya pada saat tersebut infiltrasi tidak berhenti, sehingga
jumlah infiltrasi dapat ditambahkan dengan mengambil anggapan laju
infiltrasi yang baru saja diukur.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wakt
Selisi
me
aman
asi
infiltr
( men
Wakt
air
infiltr
kumu
asi
it )
ditam
asi
latif
( cm/j
( jam
bahka
( cm )
( cm )
am )
Volu
0
0
1
1
2
1
5
3
10
5
20
10
30
20
( cm3)
0
210
20
10
6
2
2
Kedal
0
0,4
0,2
0,1
0
0
0
Infiltr
0
0,4
0,6
0,7
0,7
0,7
0,7
Laju
3.2 Pembahasan
penggunaan pukul besi untuk memasukkan silinder kedalam tanah. Selain itu, kami juga
melakukan praktikum ini setelah pada malam hari sebelum praktikum terjadi hujan. Sehingga
kami mendapatkan tanah yang memiliki infiltrasi yang rendah/bahkan tidak ada. Dimana
infiltrasi adalah aliran air yang masuk kedalam tanah. Jumlah infiltrasi yang masuk harus
berbanding dengan kemampuan tanah untuk mengikat air serta kandungan bahan organik.
Semakin banyak kandungan bahan organik, maka kemampuan mengikat air akan semakin
besar, infiltrasi akan semakin lambat.
Data praktikum yang ada, menunjukkkan tanah memilki infiltrasi yang sangat
lambat. Pada menit 0,1,5 dan ke 30 penambahan air tidak dilakukan karena volume tidak
berkurang sehingga laju infiltrasi nya 0, ini menunjukkan pada menit ke 0,1, 5 dan 30 tidak
terjadi infiltrasi, ini diakibatkan oleh tanah yang pada waktu itu, pori-porinya sudah terisi
penuh dengan air sehingga tidak lagi ruang untuk terjadinya infiltrasi.
dengan makin berkurangnya ruang pori. Gerak air menembus tanah pada status air di atas
kapasitas lapang terutama dikendalikanoleh potensial gravitasi, dan potensial matrik pada
status air di bawah kapasitaslapang. Konduktivitas hidraulik menurun dengan cepat, dengan
semakinmenurunnya potensial air, sehingga gerak air sangat lambat pada tanah kering
danpraktis berhenti pada potensial air sekitar 15 bar. Pada tanah yang sangat kering,air
hanya bergerak sebagai uap. Perbedaan temperatur antara permukaan tanah dengan horizon
yang lebih dalam mampu menggerakkan air (uap) ke atas padamusim dingin dan ke bawah
pada musim panas. Bila dalamnya permukaan air tanah sekitar satu meter, gerak air ke atas
cukup memadai untuk kebanyakantanaman.
Air yang dapat bergerak dalam tanah adalah air kapiler dan air gravitasi.Air
gravitasi bergerak dalam ruang tanah oleh karena gravitasi. Jika ruang-ruangitu telah jenuh
dengan air, air tersebut akan bergerak kebawah.Factor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi;1.
Tumbuh-tumbuhan. Jika permukaan tanah tertutup oleh pohon-pohon danrumput, infiltrasi
dapat dipercepat.2.Jumlah air yang teredia di permukaan tanah.3.Sifat permukaan
tanahtermasuk kelembapan tanah. Jika tanah belumlembap, infiltrasi akan melembapkan dulu
tanah dibagian atas.Pemampatan oleh curah hujan. Gaya pukulan butir-butir hujan
mengurangikapasitas infiltrasi karena akan memberi efek pemampatan pori tanah oleh
butirankecil yang terpencar akibat pukulan butiran hujan.
yangakan diambil untuk pengujian kecepatan laju infiltrasi tanah, diantara nya lokasi pada
lahan Tanah olahan (OT), dan lokasi pada lahan tanpa olah Tanah (TOT). Sampel lahan
tersebut diambil untuk perbandingan kecepatan dan kesuburan tanah. Biasanya pada tanah
olahan laju infiltrasi lebih cepat ketimbang pada lahan tanpa olah tanah. Sebelum percobaan
dimulai siapkan air sebanyak 2 liter dan ditampung didalam ember penampung air.
Selanjutnya percobaan dimulai pada lahan olahan dengan cara menancapkan Literan Besi
kedalam tanah namun diusahakan jangan sampai air yang akan dituangkan tidak bocor dan
dalam menancapkan jangan terlalu dalam kira-kira 1-2cm.
Dalam percobaan air meresap/laju infiltrasi air kedalam tanah selama 2 menit,
dan volume air dalam percobaan sebanyak 100 ml.. Dalam percobaan air meresap/laju
infiltrasi tanah selama 10 menit dan volume air dalam percobaan sebanyak 180 ml dan untuk
air meresap selama 20 menit volume air adalah 60 ml. Untuk waktu peresapan pada 5 menit
tidak terjadi laju infiltrasi demikian pula pada waktu yangg 30 menit. Hal ini menunjukkan
semakin kecil laju infiltrasi maka semakin subur tanah tersebut karena banyak mengandung
unsur hara dan pori-pori yang baik untuk tanaman pertanian khususnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a.
b.
c.
d.
4.2 Saran
beberapa faktor, salah satunya yaitu kondisi tanah. Apakah sudah jenuh air apa tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Sujadmiko,sigit,dkk.2013.Penuntun
Praktikum
Irigasi
dan
Drainase.Fakultas
Pertanian
Universitas Bengkulu.
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2014/03/pengertian-definisi-infiltrasi-dan-
Pressindo.Hardjowigeno, H.
Kanisius