Anda di halaman 1dari 8

Disusun oleh :

1. Chandra Gusriva Syahputra


2. Nurhasana
3. Silvi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA


AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIK CIKO CURUP
TAHUN 2015

A.PEMBAHASAN
Efektivitas adalah keberhasilan mencapai tujuan organisasi. organisasi

yang

efektif adalah orgnaisasi yang mencapai tujuan. efektivitas sebagai tingkat pencapaian
organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Organisasi dapat disebut efektif
ketika dapat melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi:
1.kepuasan pelanggan,
2. mencapai visi organisasi,
3. pemenuhan aspirasi,
4. menghasilkan keuntungan bagi organisasi,
5. pengembangan sumber daya manusia organisasi, dan
6. aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar
organisasi.
Menurut Bemard (1938:20) efektivitas organisasi merupakan kemahiran dalam
sasaran spesifik dari organisasi yang bersifat objektif (if it accomplished its specific
objective aim). Schein dalam bukunya organizational Psychology mendefinisikan
efektivitas organisasi sebagai kemampuan untuk bertahan, menyesuaikan diri, memelihara
diri dan juga bertumbuh, lepas dari fungsi-fungsi tertentu yang dimiliki oleh organisasi
tersebut.
Empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu:
(1) mengerjakan hal-hal yang benar, di mana sesuai dengan yang seharusnya diselesaikan
sesuai dengan rencana dan aturannya.
(2) mencapai tingkat di atas pesaing, di mana mampu menjadi yang terbaik dengan lawan
yang lain sebagai yang terbaik.
(3) membawa hasil, di mana apa yang telah dikerjakan mampu memberikan hasil yang
bermanfaat.
(4) menangani tantangan masa depan.
Jadi dapat dikatakan bahwa efektivitas selalu berkait dengan tujuan. Efektivitas
merupakan salah satu dimensi dari produktivitas (hasil) yaitu mengarah pada pencapaian
unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,
kuantitas dan waktu. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh

target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah dicapai. Di mana makin besar persentase target
yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu system dengan
sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa
melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar
terhadap pelaksanaannya. Efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam
memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang
dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang
memuaskan. Jadi, efektivitas organisasi adalah tingkat keberhasilan orgnaisasi dalam
usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Dengan demikian, pengertian efektivitas dalam
beberapa definisi di atas menunjukkan pada kualifikasi sampai seberapa jauh tercapainya
suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Dapat dikatakan bahwa efektivitas
merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang keberhasilan suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya. Jadi efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan pemakaian proses yaitu pemilihan caracara yang sesuai dengan tujuan.
Keefektifan adalah derajat di mana organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan
efektivitas adalah kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan.
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa tujuan menjadi pokok pertama dan utama dari
sebuah kegiatan dalam suatu organisasi. Dengan kata lain unsur yang penting dalam teori
efektivitas adalah pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara
maksimal. Tujuan itu tidak lain adalah harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi
tertentu yang ingin dicapai oleh serangkaian proses. Dengan demikian perumusan tujuan
dan proses mencapai tujuan itu melibatkan berbagai komponen, antara lain tenaga, sarana
dan prasarana, serta waktu.
Di atas telah dibahas tentang beberapa pendapat tentang pengertian efektivitas dalam
konteks organisasi. Pembahasan ini bermaksud menghubungkan pengertian efektivitas
dalam teori efektivitas organisasi dengan teori efektivitas pembelajaran. Inti definisi
efektivitas dalam teori efektivitas organisasi adalah tercapainya tujuan. Dalam
pembelajaran, tujuan merupakan komponen utama yang mesti dicapai sebagai ukuran
efektivitas.

Konsep efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang luas, mencakup


berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi. Konsep efektivitas ini oleh para ahli
belum ada keseragaman pandangan, dan hal tersebut dikarenakan sudut pandang yang
dilakukan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga melahirkan konsep
yang berbeda pula di dalam pengukurannya. Namun demikian, banyak juga ahli dan
peneliti yang telah mengungkapkan apa dan bagaimana mengukur efektivitas itu.
Emitai Etzioni (1982:54) mengemukakan bahwa efektivitas organisasi dapat dinyatakan
sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.
Komaruddin (1994:294) juga mengungkapkan efektivitas adalah suatu keadaan yang
menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
The Liang Gie (2000:24) juga mengemukakan efektivitas adalah keadaan atau
kemempuan suatu kerja yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan guna yang
diharapkan.
Sedangkan menurut pendapat Gibson (1984:28) mengemukakan bahwa efektivitas
adalah konteks perilaku organisasi merupakan hubungan antar produksi, kualitas, efisiensi,
fleksibilitas,sifat.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa efektivitas merupakan suatu
konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas
merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Model-Model Mengenai Efektivitas Organisasi


Menganai efektivitas organisasi terdapat beberapa kriteria pengukuran berdasarkan
model-model pendekatan yang digunakan. Quinn dan Rohrbough (Kasim ,1993)
mengusulkan empat model atau perspektif teoritis mengenai kriteria efektivitas organisasi,
yaitu (1) model tujuan rasional (rasional goal model) , (2) model hubungn manusia
(human relations model) , (3) model sistem terbuka (open system model) dan (4) model
proses internal (internal system model).
1. Model tujuan rasional menekankan kepada perumusan tujuan, perencanaan, evaluasi,
dan produktivitas. Kelebihan model tujuan rasional dalam mengevaluasi efektivitas

organisasi adalah karena penilaian keberhasilan organisasi dilakukan atas dasar


keinginan organisasi, bukan berdasarkan penilaian atas dasar kriteria pribadi (value
judgment) si penilai. Di lain pihak, pendekatan yang berdasarkan tujuan ini dilakukan
obyektivitasnya, karena kenyataan sebagian besar organisasi mempunyai tujuan-tujuan
yang saling bertentengan, dan tujuan resmi (formal) biasanya tidak jelas.
2. Model hubungn manusia lebih menekankan pada moral kariawan, kepemimpinan,
pengembangan sumber daya manusia dan aspek peranan informal dari perilaku
organisasi. kekuatan model ini yang utama adalah bahwa anggota organisasi
diperlakukan sebagai manusia. Tidak semata-mata sebagai salah satu faktor produksi.
Tapi model ini juga mempunyai kelemahan. Robeyy (1982) menyatakan bahwa model
ini cenderung mengabaikan perspektip makro ( organisasi secara keseluruhan ) dan
hampir sepenuhnya memfokuskan pada aspek manusia. Perrow (1979) meragukan
kebenaran model ini karena hanya ada sedikit bukti empiris untuk mendukung teoriteori hubungan manusia.
3. Model sistem terbuka memfokuskan pada hubungan antara organisasi dengan
lingkunganya secara teoritis, model ini lebih komprehensif daripada model-model
lainya, sebab organisasi dianggap sebagai suatu yang dinamis dalam kerangka
lingkungan yang lebih luas. Di lain pihak, pendekatan yang komprehensif tersebut tidak
mungkin direalisasikan dalam studi ynag sebenarnya karena kompleksnya model dan
hubungan antara elemen-elemenya. Kelemahan lain adalah pandangan yang
mengasumsikan bahwa organisasi dianggap bersifat reaktif semata-mata dalam
hubungannya dengan lingkungan.
4. Model proses internal , memusatkan perhatianya pada proses pengolahan informasi dan
pembuatan keputusan dalam organisasi . kekuatan model ini adalah karena
pengevaluasian efektivitas organisasi lebih berdasarkan proses daripada pengevaluasian
berdasarkan tujuan akhir ( steers ,1977 ) di lain pihak, model ini juga mempunyai
kelemahan. Habeerstron (1965) mengatakan bahwa model proses internal mempunyai
kesulitan dalam mengidentifikasikan , mengkur, dan melaporkan proses-proses internal
organisasi. Scott (1977) mengingatkan bahwa penekanan pada proses internal mungkin
bisa menjurus pada penggantian tujuan dengan cara ( alat ), tetapi tidak bisa keluar dari
kesulitan dalam memilah kriteria keberhasilan, apakah tujuan akhir yang diiginkan
atau proses yang diinginkan.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi


Berdasarkan
dikemukakan

pendekatan-pendekatan
sebelumnya

maka

dalam

dapat

efektivitas

dikatakan

organisasi

bahwa

yang

telah

faktor-faktor

yang

mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai berikut: (1) Adanya tujuan yang
jelas, (2) Struktur organisasi. (3) Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat, (4)
Adanya sistem nilai yang dianut.
Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya tujuan akan
memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya
tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi diantaranya yaitu memberikan pengarahan
dengan cara menggambarkan keadaan yang akan datang yang senantiasa dikejar dan
diwujudkan oleh organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat perhatian yang
seriuas apabila ingin mewujudkan suatu efektivitas. Di bawah ini penulis menguraikan
empat faktor yang mempengaruhi efektivitas, yang dikemukakan oleh Richard M Steers
(1985:8):
1. Karakteristik Organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti
susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. Struktur merupakan cara
yang unik menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam
struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap
yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas.
2. Karakteristik Lingkungan mencakup dua aspek. Aspek pertama adalah lingkungan
ekstern yaitu lingkungan yang berada di luar batas organisasi dan sangat berpengaruh
terhadap organisasi, terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan.
Aspek kedua adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu
lingkungan yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi.
3. Karakteristik Pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
efektivitas. Di dalam diri setiap individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi
kesadaran individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Jadi apabila suatu rganisasi menginginkan keberhasilan, organisasi tersebut
harus

dapat

mengintegrasikan

tujuan

individu

dengan

tujuan

organisasi.

4. Karakteristik Manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang


untuk mengkondisikan semua hal yang di dalam organisasi sehingga efektivitas
tercapai. Kebijakan dan praktek manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk
mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam melaksanakan
kebijakan dan praktek manajemen harus memperhatikan manusia, tidak hanya
mementingkan strategi dan mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan
tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan lingkungan
prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta adaptasi
terhadap perubahan lingkungan inovasi organisasi.
Menurut pendapat di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1) organisasi terdiri
atas berbagai unsur yang saling berkaitan, jika salah satu unsur memiliki kinerja yang
buruk, maka akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan; 2) Keefektifan
membutuhkan kesadaran dan interaksi yang baik dengan lingkungan; 3) kelangsungan
hidup organsiasi membutuhkan pergantian sumber daya secara terus menerus. Suatu
perusahaan tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
organisasi, akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya tetapi apabila suatu
perusahaan memperhatikan faktor-faktor tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dapat
lebih mudah tercapai hal itu dikarenakan efektivitas akan selalu dipengaruhi oleh
faktor-faktor tersebut.
D. Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi
Tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi perlu memperhatikan kriteria-kriteria
efektivitas sebagaimana yang dikemukakan oleh Richard M Steers (1985:46) sebagai
berikut: (1) Produktivitas. (2) Kemampuan berlaba. (3) Kesejahteraan pegawai
Secara lebih operasional, Emitai Atzoni yang dikutip oleh Indrawijaya (1989:227)
mengemukakan efektivitas organisasi akan tercapai apabila organisasi tersebut
memenuhi kriteria mampu beradaptasi, berintegrasi, memiliki motivasi, dan
melaksanakan produksi dengan baik.
Gibson

(1984:32-34)

1.Kriteria

efektivitas

2.Kriteria

efektivitas

berpendapat
jangka
jangka

3.Kriteria efektivitas jangka panjang

bahwa

pendek:
menengah:

kriteria
Produksi,
Persaingan,

efektivitas
Efisiensi,
dan

meliputi:
Kepuasan.

Pengembangan

4. Kelangsungan hidup
Sondang P Siagian (2000:32) mengungkapkan beberapa hal yang menjadi kriteria
dalam pengukuran efektivitas:
Efektivitas dapat diukur dari berbagai hal, yaitu: kejelasan tujuan yang hendak dicapai,
kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisa dan perumusan kebijakan yang
mantap, perencanaan yang matang, penyusunan program yang tepat, tersedianya sarana
dan prasarana kerja, pelaksanaan yang efektif dan efisien, sistem pengawasan dan
pengendalian yang mendidik.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Langkah terpenting dapat dilakukan untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas adalah
meningkatkan produktiftas SDM, ciptakan aturan dan mekanisme kerja yang konsisten
serta penyaluran dana/biaya operasional yang betul-betul dipergunakan demi
kepentingan kerja/kedinasan secara langsung sesuai dengan kepentingannya dan
program efisiensi dan efektifitas dilakukan secara merata pada semua lini atau bagian di
lingkup organisasi, serta efisiensi harus terus tetap dilakukan dalam kondisi apapun,
asalkan tidak menghambat kinerja organisasi .

Anda mungkin juga menyukai