Laptut Kelompok 2
Laptut Kelompok 2
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial ini
sebagai suatu laporan atas hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan
tutorial pada Blok 9, Blok Tahap-Tahap Kehidupan
Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan
dalam menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan
dengan skenario 2 ini serta Learning Objective yang kami cari. Karena ini semua
disebabkan oleh keterbatasan kami.
Tak lupa terimakasih kami ucapkan kepada dr. Ni Kadek Wilmayani
selaku tutor kami atas masukan-masukan beliau selama proses diskusi. Kami
berharap laporan ini dapat memberi pengetahuan serta manfaat kepada para
pembaca.
( Kelompok Tutorial II )
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................2
I. Pendahuluan
1.1 Skenario 2 Blok 9.................................................................................3
1.2 Mind Map.............................................................................................4
1.3 Learning Objective...............................................................................4
II. Pembahasan
2.1 Perbedaan Bayi Normal dan Bayi Prematur..................................... ...5
2.2 Ballard Score dan APGAR Score................................................. ...12
2.3 Penyebab dan Jenis-Jenis Ikteris.............25
2.4 Resusitasi Neonatus...............................................................
...31
2.5 Pemeriksaan Fisik Head To Toe....................................................... ...35
2.6 Faktor Penyebab Infeksi Neonatus................................. .............37
2.7 Patofisiologi Asfiksia Neonatus45
III. Penutup
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... ...51
Daftar Pustaka.................................................................................................52
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Seorang bayi dikatakan prematur bila bayi tersebut lahir dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) dan dengan menghitung massa kehamilannya apakah bayi
tersbut cukup umur ataupun tidak.
Definisi:
Bayi berat lahir rendah ( BBLR) adalah: bayi yang baru lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram.
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby menjadi low
birth weight baby ( Bayi Dengan Berat Lahir Rendah = BBLR).
Untuk menentukan apakah bayi baru lahir itu prematur (Sesuai Masa
Kehamilan = SMK ), matur normal, KMK ( Kecil Untuk Masa Kehamilan )
atau besar untuk masa kehamilan ( BMK) dapat dipakai tabel growth charts of
weight against gestation.
Pada tabel ini berat bayi matur normal dan bayi prematur ( SMK) terletak di
antara 10th percentile dan 90 th percentile.
Pada bayi KMK beratnya di bawah 10th percentile . bila berat bayi di atas
90th percentile ia disebut heavy for date atau BMK.
Ciri-ciri dan masalah kedua bentuk BBLR ( SMK dan KMK) ini berbedabeda.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
2.
3.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
1. faktor ibu:
Penyakit: penyakit yan berhubungan langsung dengan kehamilan
misalnya; perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,
toksemia gravidarum, nefritis akut
Usia ibu; angka kejadian prematuritas ialah pada usia kurang dari 20
tahun, dan multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian
terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun
Keadaan sosial ekonomi: keadaan ini sangat berperanan terhdap timbulnya
prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi
rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan
pengawasan ANC yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada
bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah. Ternyata lebih tinggi jika
dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
Sebab lain: ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik
2. faktor janin: cacat bawaan, kehamilan ganda, hidraamnion, ketuban pecah dini
3. keadaan sosial ekonomi yang rendah
4. kebiasaan: pekerjaan yang melelahkan dan merokok
5. tidak diketahui
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang
belum cukup serta
otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung
(pliable thorax)
7. gangguan imunologik
daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG
gamma glubolin
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
retrolental fibroplasia
Gambaran Klinik
tampak luar dan tingkah laku bayi prematur tergantung dari tuanya umur
kehamilan. makin muda umur kehamilan makin jelas randa imaturitas.
karakteristik untuk bayi prematur adalah berat lahir sama dengan atau kurang
dari 2500 gram, panjang badan kurang atau samadari dengan 45 cm, lingkar
dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, umur kehamilan
kurang dari 37 minggu.
lemak subkutan kurang
sering tampak peristatltik usus
otot-otot masih hpotonik
reflek tonik-leher lemah dan refleks Moro positif
daya isap lemah terutama hari-hari pertama
bila tanda-tanda lapar ( menangis, gelisah dan mengerek-gerakkan tangannya)
tidak ada dalam waktu 96 jam, maka harus dicurigai akan adanya perdarahan
intraventrikuler atau infeksi
edema biasanya sudah terlihat segera setelah lahir dan main bertambah dan
makib nertambah jelas dalam 24-48 jam berikutnya.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
frekuensi nadi berkisar antara 100-140 X/menit, pada hari pertama frekuensi
pernafasan 40-50 x/menit. dan pada hari-hari berikutnya 35-45 x/menit
Penatalaksanaan
pengaturan suhu
untuk mencegah hipotermi, perlu diusaahakan lingkungan yang cukup hangat
untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi oksigen paling sedikit,
sehingga suhu tubuh bayi tetap normal.
bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk bayi dengan berat
badan 2-2,5 kg yaitu 34C, agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar
37C. kelembapan inkubator sekitar 50-60%.
suhu inkubator dapat diturunkan 1C pada bayi dengan berat 2 kg dan secar
berangsur-angsur ia dapat diletakkan di dalam tempat tidur bayi dengan suhu
lingkungan 27C-29C
bila inkubator tidak ada, naka dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol-botol hangat di dekatnnya atau dengan lampu petromaks di
dekat tempat tidur bayi.
Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi prematur belum sempurna:
lambung kecil
sedangkan kebutuhan protein 3-5 gram/ KgBB dan kalori 110 kal/KgBB sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan
menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah sehingga pemberian
minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi ferkuensi yang lebih sering. ASI
merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah yang paling dahulu
diberikan. Jika faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
gangguan
pertumbuhan
misalnya
dengan
pemeriksaan
ultrasonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi
mekonium
6. Sebaiknya tiap jam dihitung ferkuensi pernafasan dan bila frekuensi lebih dari
60 X/ menit dibuat fotothorax
Pemeriksaan diagnostik
Jumlah sel darah putih: 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai 2300024000/ mm3, hari pertama setelah lahir (menurun jika ada sepsis)
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Penjelasan
1. Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya
bersamaan dengan hilangnya bertahap lapisan pelindung, yang kaseosa vernix.
Oleh karena itu, mengental, mengering dan menjadi kusut dan / atau kulit, dan
mungkin mengembangkan ruam sebagai pematangan janin berlangsung.
Fenomena ini dapat terjadi di berbagai langkah pada janin individu tergantung
di bagian atas kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum pengembangan
epidermis dengan perusahaan stratum korneum, kulit transparan dan
mematuhi agak ke jari pemeriksa. Kemudian menghaluskan, mengental dan
menghasilkan pelumas, dengan vernix, yang menghilang menjelang akhir
kehamilan.
Pada jangka panjang dan pasca-panjang, janin dapat mengalihkan mekonium
ke dalam cairan ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk
mempercepat proses pengeringan, menyebabkan mengelupas, retak, dehidrasi,
dan menanamkan sebuah perkamen, kemudian kasar, penampilan untuk kulit.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Untuk tujuan penilaian, alun-alun yang menggambarkan kulit bayi yang paling
dekat harus dipilih.
2. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Dalam ketidakdewasaan
ekstrim, kulit tidak memiliki apapun lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar
minggu 24 sampai 25 dan biasanya berlimpah, terutama di bahu dan punggung
atas, pada minggu 28 kehamilan. Penipisan terjadi pertama di atas punggung
bawah, mengenakan pergi sebagai kurva tubuh janin maju ke posisinya
matang, tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar dari
daerah lumbo-sakral. Pada sebagian besar janin kembali tanpa lanugo, yaitu,
bagian belakang adalah sebagian besar botak. Variabilitas dalam jumlah dan
lokasi lanugo pada usia kehamilan tertentu mungkin disebabkan sebagian ciriciri keluarga atau nasional dan untuk pengaruh hormonal, metabolisme, dan
gizi tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas memiliki lanugo
berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai mendekati atau
melampaui penuh panjang kehamilan. Untuk tujuan penilaian, pemeriksa
memilih alun-alun yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif lanugo
pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi.
3. Garis Telapak Kaki
Bagian ini berhubungan dengan kaki besar lipatan di telapak kaki. Penampilan
pertama dari lipatan muncul di telapak anterior di bola kaki. ini mungkin
berhubungan dengan fleksi kaki di rahim, tetapi dikontribusikan oleh dehidrasi
kulit. Bayi non-kulit putih asal telah dilaporkan memiliki lipatan kaki sedikit
pada saat lahir. Tidak ada penjelasan yang dikenal untuk ini. Di sisi lain,
percepatan dilaporkan jatuh tempo neuromuskuler pada bayi hitam biasanya
mengkompensasi ini, mengakibatkan pembatalan efek lipatan kaki tertunda.
Oleh karena itu, biasanya tidak ada over-atau di bawah-perkiraan usia
kehamilan karena ras ketika total skor dilakukan. Bayi sangat prematur dan
sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki terdeteksi. Untuk lebih
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
membantu menentukan usia kehamilan ini bayi, mengukur panjang kaki atau
tumit-jari jarak sangat membantu. Hal ini dilakukan dengan menempatkan
kaki bayi pada pita pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke
ujung jari kaki yang besar. Untuk tumit-jari jarak kurang dari 40 mm,
mencetak dua dikurangi (-2) diberikan; bagi mereka antara 40 dan 50 mm,
skor minus satu (-1).
4. Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh
dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi
janin. pemeriksa catatan ukuran areola dan kehadiran atau tidak adanya
stippling (diciptakan oleh papila berkembang dari Montgomery). Pemeriksa
kemudian palpates jaringan payudara di bawah kulit dengan memegangnya
dengan ibu jari dan telunjuk, memperkirakan diameter dalam milimeter, dan
memilih alun-alun yang sesuai pada lembar skor. Di bawah-dan over-gizi janin
dapat mempengaruhi variasi ukuran payudara pada usia kehamilan tertentu.
Efek estrogen ibu dapat menghasilkan ginekomastia neonatus pada kedua hari
keempat kehidupan ekstrauterin.
5. Mata / Telinga
Pinna dari telinga janin perubahan itu konfigurasi dan peningkatan konten
tulang rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian meliputi palpasi untuk
ketebalan tulang rawan, kemudian melipat pinna maju ke arah wajah dan
melepaskannya. Pemeriksa mencatat kecepatan yang pinna dilipat terkunci
kembali menjauh dari wajah ketika dirilis, kemudian memilih alun-alun yang
paling dekat menggambarkan tingkat perkembangan cartilagenous.
Pada bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dirilis.
Pada bayi tersebut, pemeriksa mencatat keadaan pembangunan kelopak mata
sebagai indikator tambahan pematangan janin. Pemeriksa tempat ibu jari dan
telunjuk pada kelopak atas dan bawah, dengan lembut memindahkan mereka
terpisah untuk memisahkan mereka. Bayi yang sangat belum dewasa akan
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
memiliki kelopak mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa tidak akan dapat
memisahkan fisura palpebra baik dengan traksi lembut. Bayi sedikit lebih
dewasa akan memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau
keduanya akan sebagian dipisahkan oleh traksi cahaya ujung jari pemeriksa.
temuan ini akan memungkinkan pemeriksa untuk memilih pada lembar skor
dua dikurangi (-2) untuk sedikit menyatu, atau minus satu (-1) untuk longgar
atau kelopak mata sebagian menyatu. Pemeriksa tidak perlu heran menemukan
variasi yang luas dalam status kelopak mata fusi pada bayi individu pada usia
kehamilan tertentu, karena nilai kelopak mata un-fusi dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang terkait dengan stres intrauterin dan humoral tertentu.
6. Genitalia Pria
Testis janin mulai turun mereka dari rongga peritoneum ke dalam kantong
skrotum pada sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri kanan mendahului dan
biasanya memasuki skrotum pada minggu ke-32. Kedua testis biasanya teraba
di atas untuk menurunkan kanal inguinalis pada akhir minggu ke-33 untuk ke34 kehamilan. Bersamaan, kulit skrotum mengental dan mengembangkan
rugae lebih dalam dan lebih banyak. Testis ditemukan di dalam zona rugated
dianggap turun. Dalam prematuritas ekstrim skrotum ini datar, halus dan
muncul dibedakan seksual. Pada jangka panjang untuk pasca-panjang,
skrotum dapat menjadi terjumbai dan benar-benar dapat menyentuh kasur
ketika bayi terletak terlentang. Catatan: Dalam kriptorkismus benar, skrotum
pada sisi yang terkena tampak tidak berpenghuni, hipoplasia dan dengan rugae
terbelakang dibandingkan dengan sisi yang normal, atau, untuk kehamilan
tertentu, ketika bilateral. Dalam kasus seperti itu, sisi normal harus mencetak
gol, atau jika bilateral, skor yang serupa dengan yang diperoleh untuk kriteria
kematangan lain harus diberikan.
7. Genitalia Wanita
Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus hanya sebagian diculik,
yaitu, sekitar 45 dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. Penculikan
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
berlebihan dapat menyebabkan klitoris dan labia minora untuk tampil lebih
menonjol, sedangkan adduksi dapat menyebabkan labia majora untuk
menutupi atas mereka. Dalam prematuritas ekstrim, labia dan klitoris yang
datar sangat menonjol dan mungkin menyerupai lingga laki-laki. Sebagai
pematangan berlangsung, klitoris menjadi kurang menonjol dan labia minora
menjadi lebih menonjol. Menjelang panjang, baik klitoris dan labia minora
surut dan akhirnya diselimuti oleh labia majora memperbesar. Labia mayora
mengandung lemak dan ukuran mereka dipengaruhi oleh nutrisi intrauterin.
Lebih-gizi dapat menyebabkan labia majora besar di awal kehamilan,
sedangkan di bawah-gizi, seperti pada retardasi pertumbuhan intrauterin atau
pasca-jatuh tempo, dapat mengakibatkan labia majora kecil dengan klitoris
relatif menonjol dan labia minora larut kehamilan. Temuan ini harus
dilaporkan seperti yang diamati, karena skor yang lebih rendah pada item ini
dalam kronis stres atau pertumbuhan janin terhambat dapat diimbangi dengan
skor lebih tinggi pada neuro-otot item tertentu.
b. Maturitas Neuromuskular
Penjelasan :
1. Postur
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan
ketahanan untuk meregangkan kelompok otot individu. Sebagai pematangan
berlangsung, janin meningkat secara bertahap mengasumsikan nada fleksor
pasif yang berlangsung dalam arah sentripetal, dengan ekstremitas bawah
sedikit di depan ekstremitas atas. Bayi prematur terutama pameran dilawan
nada ekstensor pasif, sedangkan istilah bayi mendekati menunjukkan nada
fleksor semakin kurang menentang pasif. Untuk mendapatkan item postur,
bayi ditempatkan terlentang (jika ditemukan rawan) dan pemeriksa menunggu
sampai bayi mengendap dalam posisi santai atau disukai. Jika bayi ditemukan
telentang manipulasi, lembut (fleksi jika diperpanjang, memperpanjang jika
tertekuk) dari ekstremitas akan memungkinkan bayi untuk mencari posisi
dasar kenyamanan. Fleksi pinggul tanpa hasil penculikan di posisi katak-kaki
seperti yang digambarkan dalam postur persegi # 3. Fleksi hip diiringi
penculikan digambarkan oleh sudut lancip di pinggul di alun-alun postur # 4.
Sosok yang paling dekat menggambarkan postur disukai bayi dipilih.
2. Jendela pergelangan tangan
Pergelangan fleksibilitas dan / atau resistensi terhadap ekstensor peregangan
bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada pergelangan
tangan.
Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berlaku tekanan lembut pada dorsum
tangan, dekat jari-jari. Dari pra-sangat panjang untuk pasca-panjang, sudut
yang dihasilkan antara telapak tangan dan lengan bawah bayi diperkirakan; >
90 , 90 , 60 , 45 , 30 , dan 0 . Alun-alun yang tepat pada lembar skor
dipilih.
3. Gerakan lengan membalik
Manuver ini berfokus pada nada fleksor pasif otot bisep dengan mengukur
sudut mundur berikut perpanjangan sangat singkat dari ekstremitas atas.
Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa tempat satu tangan di bawah siku
bayi untuk dukungan. Mengambil tangan bayi, pemeriksa sebentar set siku
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
dalam fleksi, maka sesaat meluas lengan sebelum melepaskan tangan. Sudut
mundur yang lengan mata air kembali ke fleksi dicatat, dan alun-alun yang
sesuai dipilih pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan
menunjukkan apapun mundur lengan. # 4 persegi dipilih hanya jika ada
kontak antara kepalan bayi dan wajah. Ini terlihat dalam jangka panjang dan
bayi pasca. Perawatan harus diambil untuk tidak memegang lengan dalam
posisi diperpanjang untuk jangka waktu lama, karena hal ini menyebabkan
kelelahan fleksor dan menghasilkan skor yang palsu rendah karena untuk
mundur fleksor miskin.
4. Sudut popliteal
Manuver ini menilai pematangan nada fleksor pasif sendi lutut dengan
pengujian untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah. Dengan
berbaring telentang bayi, dan dengan popok kembali bergerak, paha
ditempatkan lembut pada perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi
telah rileks dalam posisi ini, pemeriksa lembut menggenggam kaki di sisi
dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan lainnya.
Perawatan diambil tidak untuk mengerahkan tekanan pada paha belakang,
karena hal ini dapat mengganggu fungsi mereka. Kaki diperpanjang sampai
resistensi pasti untuk ekstensi dihargai. Pada beberapa bayi, kontraksi
hamstring dapat digambarkan selama manuver ini. Pada titik ini terbentuk
pada
sudut
lutut
oleh
atas
dan
kaki
bagian
bawah
diukur.
Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti
menendang aktif sebelum memperpanjang kaki. b) Posisi terang akan
mengganggu kehamilan sungsang dengan ini manuver untuk 24 sampai 48
jam pertama usia karena kelelahan berkepanjangan fleksor intrauterin. Tes
harus diulang setelah pemulihan telah terjadi; bergantian, skor yang sama
dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat diberikan.
5. Scarf Sign (Tanda selendang)
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Manuver ini tes nada pasif fleksor tentang korset bahu. Dengan bayi terlentang
berbaring, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi untuk garis tengah dan
mendukung tangan bayi di dada bagian atas dengan satu tangan. ibu jari
tangan lain pemeriksa ditempatkan pada siku bayi.
Pemeriksa dorongan siku di dada, penebangan untuk fleksi pasif atau
resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor bahu korset posterior. Titik pada
dada yang siku bergerak dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan
dicatat. Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan kematangan adalah:
jilbab penuh di tingkat leher (-1); aksila kontralateral baris (0); baris puting
kontralateral (1); proses xyphoid (2); baris puting ipsilateral (3), dan aksila
ipsilateral baris (4).
6. Tumit ke Telinga
Manuver ini mengukur nada fleksor pasif tentang korset panggul dengan tes
fleksi pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul
posterior. Bayi ditempatkan terlentang dan tertekuk ekstremitas bawah dibawa
untuk beristirahat di kasur bersama bagasi bayi.
Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak
tangan. Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi di sisi dan tarik ke
arah telinga ipsilateral.
Para menebang pemeriksa untuk ketahanan terhadap perpanjangan fleksor
panggul korset posterior dan catatan lokasi dari tumit mana resistensi yang
signifikan adalah dihargai. Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan
kematangan termasuk resistensi terasa ketika tumit pada atau dekat: telinga (1); hidung (0); dagu tingkat (1); baris puting (2); daerah pusar (3), dan
femoralis lipatan (4).
c. Hasil Pemeriksaan
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
APGAR SCORE
Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan
nilai APGAR. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bayi asfiksia atau
tidak. Yang dinilai ialah:
A = appearance (warna kulit)
P = pulse rate (frekuensi nadi)
G = grimace (reaksi terhadap rangsangan)
A = activity (tonus otot)
R = respiration (pernapasan)
Table Nilai APGAR (NA)
Pucat
Badan
2
merah, Seluruh
NA
tubuh
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
merahan
P
Tidak ada
Tidak ada
<100
>100
Sedikit gerakan
mimik
Batuk/bersin
Ekstremitas
A
Tidak ada
dalam
fleksi
R
Tidak ada
Lemah/tidak
teratur
Baik/menangis
Jumlah
Dari table di atas, dapat diketahui:
Bila dalam dua menit tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi
karena apabila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi
gejala-gejala neurologic lanjutan di kemudian hari lebih besar. Sehingga penilaian
apgar dilakukan pada 1 dan 5 menit pertama.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Biasanya
bayi
hanya
memerlukan
tindakan
pertolongan
berupa
selimut
kering
pada
Gambaran klinis
Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaan yang
lemah
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
1. Fisik
Bayi kecil
Lanugo banyak
3. Sistem saraf
Refleks morow
4. Sistem muskuloskeletal
Tungkai abduksi
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
5. Sistem pernafasan
Komplikasi
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Bayi
Golongan darah
Coombs test
Kadar G6PD
Ibu
Golongan darah
Coombs test
Tindakan
1. Transfusi tukar darah bila telah dipenuhi syarat-syaratnya
2. Bila belum dipenuhi syaratnya, diberikan terapi sinar. Bilirubin diperiksa
setiap 8 jam.
Ikterus yang timbul sesudah 24 jam pertama
Ikterus yang timbul sesudah hari pertama, tetapi masih pada hari kedua dan
ketiga, biasanya merupakan ikterus fisiologik. Pemeriksaan bilirubin dilakukan
hanya sekali, selanjutnya dilakukan pengawasan klinik. Dalam hal ini anamnesis
kehamilan dan kelahiran yang lalu sangat menentukan tindakan selanjutnya.
Ikterus yang timbul sesudah hari keempat
Pada umumnya ikterus yang timbul pada hari ke-4 atau lebih bukan disebabkan
oleh penyakit hemolitik neonatus. Kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus, atau protozoa yang terjadi antenatal. Jadi pemeriksaan harus
ditujukan ke arah sepsis neonatorum, pielonefritis, hepatitis neonatorum,
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
IKTERUS PATOLOGIS
Dikatakan meningkat bila kadarnya lebih dari 2 mg/dl. Tetapi pada kadar
tersebut gejalanya belumlah kasat mata. Gejala baru tampak bila kadar
bilirubin di dalam darah > 5 mg/dl.
Pada sebagian besar neonatus, Ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama
kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60%
bayi cukup bulan dan pada 80% bayi kurang bulan.
KLASIFIKASI
1. IKTERUS PREHEPATIK
Disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan akibat hemolisis sel
darah merah. Kemampuan hati untuk melaksanakan konjugasi terbatas
terutama pada disfungsi hati sehingga menyebabkan bilirubin yang
tidak terkonjugasi.
2. IKTERUS HEPATIC
Disebabkan karena adanya kerusakan sel parenkim hati. Akibat kerusakan
hati maka terjadi gangguan bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke dalam
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi baru lahir dan biasanya akan sembuh
dengan sendirinya pada hari ke-7.
Biasanya disertai suhu badan yang tinggi dan berat badan tidak
bertambah.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Bayi
diletakkan telentang dengan leher sedikit tengadah dalam posisi menghidu agar
posisi farings, larings dan trakea dalam satu garis lurus yang akan mempermudah
masuknya udara. Posisi ini adalah posisi terbaik untuk melakukan ventilasi
dengan balon dan sungkup dan/atau untuk pemasangan pipa endotrakeal.
(c) membersihkan jalan napas sesuai keperluan Aspirasi mekoneum saat proses
persalinan dapat menyebabkan pneumonia aspirasi. Salah satu pendekatan
obstetrik yang digunakan untuk mencegah aspirasi adalah dengan
melakukan penghisapan mekoneum sebelum lahirnya bahu (intrapartum
suctioning), namun bukti penelitian dari beberapa senter menunjukkan bahwa cara
ini tidak menunjukkan efek yang bermakna dalam mencegah aspirasi
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Penghisapan
trakea
meliputi
langkah-langkah
pemasangan
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Penilaian
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
waktu
diperiksa
di
kamar
bersalin.
Keadaan
tersebut
misalnya
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Keadaan umum : melihat cacat bawaan yang jelas tampak seperti hidrosefal,
mikrosefali, anensefali, keadaan gizi dan maturitas, aktifitas, tangis, warna kulit
( pucat, biru, merah, meconium staining, perubahan vasomotor, harlequin, kutis
marmorata, kulit kering dan mengelupas, vernix caseosa, Mongolian spot,
hemangioma, limfangioma, kelainan kulit akibat trauma lahir (abrasion, ekimosis,
hematoma, petekia), milia, eritema toksium, tanda-tanda meconium staining pada
kuku, dan sikap tidur bayi.
Kepala : besar, bentuk, molding, sutura tertutup/melebar, kaput suksedanium,
hematoma-sefal, kraniotabes dan sebagainya.
Mata : perdarahan sobkonjungtiva, mata yang menonjol, katarak, dan lain-lain.
Telinga : preauricular tag, kelainan daun/bentuk telinga.
Mulut : labioskisis, labiognatopalatoskisis, tooth buds.
Leher : hematoma, sternokleidomastoideus, duktus tiroglossus, higroma koli.
Dada : bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi interkostal, subkostal,
sifoid, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi paru (sonor, vesicular,
bronchial).
Jantung : pulsasi, frekuensi bunyi, kelainan bunyi jantung.
Abdomen : membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor, asites), skafoid, tali pusat
berdarah, jumlah pembuluh darah tali pusat, warna dan besar tali
pusat, hernia di pusat atau selangkang.
Alat kelamin : hematoma, testis belum turun, fimosis, adanya perdarahan/lender
dari vagina, besar dan benyuk klitoris dan labia minora, atresia
ani.
Tulang punggung : spina bifida, pilonidal sinus atau dimple.
Anggota gerak : fokomelia, sindaktili, polidaktili, fraktur, paralisis, talipes, dan
lain-lain.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Neuromuscular : reflex moro, reflex genggam, reflex rooting, tonus otot, tremor,
jitteriness
jika bayi Anda (<3 bulan) mengalami demam (>38 oC pengukuran melalui anus),
terlihat tidak respon, tidak mau makan, kesulitan bernapas atau tampak sakit berat
segera hubungi dokter Anda.
Pada anak gejala dapat demam, tidak responsif, rewel, kebingungan, kesulitan
bernapas, ruam di kulit, tampak sakit atau mengatakan jantungnya berdebar-debar
maka Anda dapat menghubungi dokter Anda.
Sepsis timbul saat infeksi berat menyebabkan respon tubuh normal terhadap
infeksi menjadi berlebihan. Bakteri dan racun yang dihasilkan dapat
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
mengakibatkan perubahan suhu, frekuensi jantung dan tekanan darah dan dapat
mengakibatkan gangguan organ tubuh.
Tanda dan Gejala
Sepsis pada bayi baru lahir memiliki gejala yang bervariasi. Umumnya bayi
terlihat tidak seperti biasanya. Gejala sepsis pada bayi baru lahir :
suhu tubuh >38oC diukur melalui anus atau lebih rendah dari normal, suhu
tubuh tidak stabil
rewel
perubahan frekuensi jantung (cepat pada awal sepsis kemudian pelan pada
sepsis lanjutan)
ruam kemerahan
Penyebab Sepsis
Sepsis pada bayi baru lahir hampir selalu disebabkan oleh bakteri, seperti E.coli,
Listeria monocytogenes, Neisseria meningitidis, Streptokokus pneumonia,
Haemophilus influenza tipe b, Salmonella dan Streptokokus grup B adalah
penyebab sepsis pada beyi baru lahir dan bayi < 3 bulan.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Bayi prematur dalam perawatan intensif lebih rentan untuk mengalami sepsis
karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum terbentuk sempurna dan mereka
mendapat perawatan invasif, seperti infus, kateter, selang pernapasan (ventilator).
Tempat masuk infus atau kateter dapat menjadi jalan masuk bakteri yang
normalnya hidup di permukaan kulit untuk masuk ke dalam tubuh dan
menyebabkan infeksi.
Pada bayi baru lahir, sepsis terjadi bila bakteri masuk ke dalam tubuh bayi dari ibu
selama masa kehamilan, persalinan. Beberapa komplikasi selama kehamilan yang
meningkatkan risiko sepsis pada bayi baru lahir :
bakteri seperti streptokokus grup B dapat menginfeksi bayi baru lahir dalam
proses persalinan. Sekitar 15-30% perempuan hamil membawa bakteri
streptokokus grup B di vagina atau rektum yang dapat ditransmisikan dari ibu ke
bayi selama persalinan.
Diagnosis dan Tata Laksana Sepsis
Gejala sepsis seringkali tidak khas pada bayi, maka diperlukan bantuan
pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis
sepsis :
tes darah (termasuk hitung sel darah putih) dan kultur darah untuk
menentukan apakah ada bakteri di dalam darah. Tes darah lainnya dapat
memeriksa fungsi organ tubuh seperti hati, ginjal
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Bayi yang sepsis atau dicurigai mengalami sepsis akan ditatalaksana di rumah
sakit, tempat dokter dapat memantau keadaannya dan memberikan pengobatan
untuk melawan infeksi.
Bila bayi didiagnosis sepsis maka dokter dapat memberikan cairan infus,
mengarut tekanan darah dan pernapasan dan memberikan antibiotik.
Mencegah Sepsis
Pencegahan sepsis karena streptokokus grup B dari ibu ke bayi selama persalinan
dapat dicegah dengan memeriksa ibu pada usia kehamilan antara 35 dan 37
minggu apakah terdapat bakteri tersebut pada jalan lahir.
Imunisasi dan cuci tangan adalah upaya pencegahan infeksi yang dapat mencegah
terjadinya sepsis. Orang yang dekat dengan bayi Anda sebaiknya tidak sakit dan
telah mendapat vaksinasi sebelumnya. Anak yang memakai perlengkapan medis
yang menetap dalam tubuh seperti kateter atau infus harus dipastikan untuk
memperhatikan petunjuk dokter untuk membersihkan dan merawat tempat alat
medis tersebut masuk ke tubuhnya.
Sepsis neonatorum
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Bayi berisiko
Riwayat kehamilan
Ibu dengan DM
Riwayat kelahiran
Persalinan lama
Trauma lahir
Prematuritas
Prosedur infeksi
Endotrakheal tube
Nosokomial
Faktor Resiko
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Chorioamnionitis
Kehamilan ganda
Spirochaeta : syphilis
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Infeksi intranatal
Contoh :pada kehamilan dengan KPD, partus lama sering dilakukan manipulasi
vagina, kontak langsung dengan jaringan ibu saat janin melewati jalan lahir
Infeksi postnatal
Bakteri disebut water bugs (karena mampu tumbuh dalam air) ditemukan
pada :
o
Sumber air
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Sampel darah
Sumber Infeksi
Periode perinatal
Sepsis dini (< 3 hari)
Infeksi terjadi melalui : ujung stump umbilical, kulit, selaput mukosa, hidung,
faring, telinga, sistem respirasi, sistem syaraf, sistem perkemihan, sistem slauran
pencernaan
Sepsis neonatal terjadi pada
Bayi prematur
Infeksi sistemik
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Tidak spesifik
Observasi
Hipotermi
Perubahan warna
Tonus otot
Sistem sirkulasi
Pucat, sianosis, kulit dingin, hipotensi, edema, denyut jantung abnormal
(bradikardi, takikardi, aritmia)
Sistem pernafasan
Pernafasan tidak teratur, apneu/takipneu, sianosis, dipneu, retraksi
Sistem syaraf
Kurangnya aktivitas (letargi, hiporefleksi, koma), tonus meningkat/menurun,
meningkatnya aktivitas, fontanella cembung, gerakan mata tidak normal
Sistem saluran cerna
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
risiko Faktor
antepartum
intrapartum
Primipara
Malpresentasi
Partus lama
Hipertensi
dalam
kehamilan
Prematuritas
BBLR
Pertumbuhan
janin
terhambat
Kelainan
dan traumatik
Mekoneum
dalam
ketuban
Anemia
Diabetes mellitus
Penyakit hati dan ginjal
Penyakit kolagen dan
pembuluh darah
Perdarahan antepartum
Riwayat
kematian
neonatus sebelumnya
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Penggunaan
sedasi,
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
relaksasi pembuluh darah paru. Pada saat kadar oksigen meningkat dan pembuluh
paru mengalami relaksasi, duktus arteriosus mulai menyempit. Darah yang
sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang melalui paru-paru, akan
mengambil banyak oksigen untuk dialirkan ke seluruh jaringan tubuh.
Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan menggunakan
paru-parunya untuk mendapatkan oksigen. Tangisan pertama dan tarikan napas
yang dalam akan mendorong cairan dari jalan napasnya. Oksigen dan
pengembangan paru merupakan rangsang utama relaksasi pembuluh darah paru.
Pada saat oksigen masuk adekuat dalam pembuluh darah, warna kulit bayi akan
berubah dari abu-abu/biru menjadi kemerahan.
Kesulitan yang dialami bayi selama masa transisi
Bayi dapat mengalami kesulitan sebelum lahir, selama persalinan atau
setelah lahir. Kesulitan yang terjadi dalam kandungan, baik sebelum atau selama
persalinan, biasanya akan menimbulkan gangguan pada aliran darah di plasenta
atau tali pusat. Tanda klinis awal dapat berupa deselerasi frekuensi jantung janin.
Masalah yang dihadapi setelah persalinan lebih banyak berkaitan dengan jalan
nafas dan atau paru-paru, misalnya sulit menyingkirkan cairan atau benda asing
seperti mekonium dari alveolus, sehingga akan menghambat udara masuk ke
dalam paru mengakibatkan hipoksia. Bradikardia akibat hipoksia dan iskemia
akan menghambat peningkatan tekanan darah (hipotensi sistemik).
Selain itu kekurangan oksigen atau kegagalan peningkatan tekanan udara
di paru-paru akan mengakibatkan arteriol di paru-paru tetap konstriksi sehingga
terjadi penurunan aliran darah ke paru-paru dan pasokan oksigen ke jaringan.
Pada beberapa kasus, arteriol di paru-paru gagal untuk berelaksasi walaupun paruparu sudah terisi dengan udara atau oksigen (Persisten Pulmonary Hypertension
Newborn, disingkat menjadi PPHN).
Reaksi bayi terhadap kesulitan selama masa transisi normal
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
Bayi baru lahir akan melakukan usaha untuk menghirup udara ke dalam
paru-parunya yang mengakibatkan cairan paru keluar dari alveoli ke jaringan
insterstitial di paru sehingga oksigen dapat dihantarkan ke arteriol pulmonal dan
menyebabkan arteriol berelaksasi. Jika keadaan ini terganggu maka arteriol
pulmonal akan tetap kontriksi, alveoli tetap terisi cairan dan pembuluh darah arteri
sistemik tidak mendapat oksigen.
Pada saat pasokan oksigen berkurang, akan terjadi konstriksi arteriol pada
organ seperti usus, ginjal, otot dan kulit, namun demikian aliran darah ke jantung
dan otak tetap stabil atau meningkat untuk mempertahankan pasokan oksigen.
Penyesuaian distribusi aliran darah akan menolong kelangsungan fungsi organorgan vital. Walaupun demikian jika kekurangan oksigen berlangsung terus maka
terjadi kegagalan fungsi miokardium dan kegagalan peningkatan curah jantung,
penurunan tekanan darah, yang mengkibatkan aliran darah ke seluruh organ akan
berkurang. Sebagai akibat dari kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi
jaringan, akan menimbulkan kerusakan jaringan otak yang irreversible, kerusakan
organ tubuh lain, atau kematian. Keadaan bayi yang membahayakan akan
memperlihatkan satu atau lebih tanda-tanda klinis seperti tonus otot buruk karena
kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ lain; depresi pernapasan karena
otak kekurangan oksigen; bradikardia (penurunan frekuensi jantung) karena
kekurangan oksigen pada otot jantung atau sel otak; tekanan darah rendah karena
kekurangan oksigen pada otot jantung, kehilangan darah atau kekurangan aliran
darah yang kembali ke plasenta sebelum dan selama proses persalinan; takipnu
(pernapasan cepat) karena kegagalan absorbsi cairan paru-paru; dan sianosis
karena kekurangan oksigen di dalam darah.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
BAB III
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Pada bayi baru lahir, terdapat berbagai macam adaptasi dari
perubahan fisiologis terhadap berbagaisistem dalam tubuh neonatus.
Banyak masalah yang ditemukan pada bayi baru lahir, pada umumnya
adalah asfiksia dan icterus fisiologis atau patologis karena adaptasi
tersebut. Sehingga diperlukan penanganan yang baik untuk ibu hamil dan
bayinya.
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi edisi 11. Jakarta: EGC.
Satria, 2011, Faktor Yang Mempengaruhi Citra Tubuh, diakses pada 19
November
2012
<http://id.shvoong.com/medicine-and-health/diet-and-
exercise/2183446-faktor-faktor-yang-mempengaruhi
body/#ixzz2ClNQeN1T>
John P.J. Pinel, 1993 Biopsikologi ed. 2 Allyn & Bacon
Departemen Kesehatan RI 1994. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, Jakarta,
Departemen Kesehatan RI
Azwar, A. 2004, Tubuh sehat ideal dari segi kesehatan, Jakarta : FK UI
Maramis, W.F, 2009, Catatn Ilmu Kedokteran Jiwa Ed.2, Surabaya :
S k e n a r i o 2 B a y i Ya n g M a l a n g "
Page 1